Mawar Safei's Blog, page 38

Selamat datang Prof Wiyatmi ke Kampus Hijau kami di Bangi!

 Selamat datang Prof Wiyatmi ke Kampus Hijau kami di Bangi!

Selamat datang Prof Wiyatmi ke Kampus Hijau kami di...

 Selamat datang Prof Wiyatmi ke Kampus Hijau kami di Bangi!

Maaf yang dalam kepada Panitia. Saya tidak dapat menerus...

 

Maaf yang dalam kepada Panitia. 

Saya tidak dapat meneruskan pembentangan kerana masih dalam hari mengenang Abah. 

Maaf yang dalam kepada Panitia. Saya tidak dap...

 

Maaf yang dalam kepada Panitia. 

Saya tidak dapat meneruskan pembentangan kerana masih dalam hari mengenang Abah. 

Abah mertua saya berpulang Isnin lalu. Kehilangan yang pa...

Abah mertua saya berpulang Isnin lalu. Kehilangan yang panjang. Al fatehah. 

Banyak yang saya belajar dari karya almarhum Pak Malim. ...

 

Banyak yang saya belajar dari karya almarhum Pak Malim. Al Fatehah....

Banyak yang saya belajar dari karya almarhum Pak Ma...

 

Banyak yang saya belajar dari karya almarhum Pak Malim. Al Fatehah....

Sejak PKP terbaru ini bermula, saya memastikan meja kerj...

 

Sejak PKP terbaru ini bermula, saya memastikan meja kerja saya di rumah rapat dekat dengan jendela. Agar saya masih merasakan saya berada di ruang rasmi seperti ruang kerja saya di kampus. Benar, Saudara ini antara isyarat keterikatan saya dengan meja kerja saya di fakulti yang sudah ditinggal lama. Sebak pastinya membayangkan taman kecil, penjuru sajadah, meja yang sering saya raikan mahasiswa datang antara waktu saya menulis atau mencari buku di tempatnya, dan ya hawa bilik yang saya kenal sekali. Jadi sepanjang bekerja di rumah, perihal yang sama cuba saya hadirkan. Sesekali ia tumbuh. Sesekali saya harus mencari arah. Kemudian ia hilang dan saya percaya tak perlu saya mendesah memeriksa mencari lagi. Saya percaya sudah menemukannya. 
 

Sejak PKP terbaru ini bermula, saya memastikan meja...

 

Sejak PKP terbaru ini bermula, saya memastikan meja kerja saya di rumah rapat dekat dengan jendela. Agar saya masih merasakan saya berada di ruang rasmi seperti ruang kerja saya di kampus. Benar, Saudara ini antara isyarat keterikatan saya dengan meja kerja saya di fakulti yang sudah ditinggal lama. Sebak pastinya membayangkan taman kecil, penjuru sajadah, meja yang sering saya raikan mahasiswa datang antara waktu saya menulis atau mencari buku di tempatnya, dan ya hawa bilik yang saya kenal sekali. Jadi sepanjang bekerja di rumah, perihal yang sama cuba saya hadirkan. Sesekali ia tumbuh. Sesekali saya harus mencari arah. Kemudian ia hilang dan saya percaya tak perlu saya mendesah memeriksa mencari lagi. Saya percaya sudah menemukannya. 
 

Beberapa minggu ini saya menelaah TAADA - Tanah, Air, Ap...

 

Beberapa minggu ini saya menelaah TAADA - Tanah, Air, Api dan Angin milik almarhum Pak Malim. Banyak yang saya pelajari. Tentang tanah. Tentang air. Tentang api dan angin. Daripada perihal hak, ecotherapy, ilmu pulau dan air, saya sangat dituntun tentang perancangan manusia dan takdir menerusi  api dan angin.  Saya terus mendoakan kesejaheteraan sasterawan ini yang ilmunya mengalir nyaman.