Adian Husaini's Blog, page 2

December 18, 2013

E-Book KERUKUNAN BERAGAMA DAN PROBLEM KATA 'ALLAH' DALAM KRISTEN

Silahkan mengunduh E-Book KERUKUNAN BERAGAMA DAN PROBLEM KATA 'ALLAH' DALAM KRISTEN karya Dr Adian Husaini.



E-Book ini dijual dengan harga Rp. 20.000,-. Pembayaran melalui transfer ke Bank Syariah Mandiri No. Rek. 0677013152 an Adian Husaini.


Hasil penjualan akan dipergunakan untuk pembangunan Pesantren At Taqwa Depok.


Info pesantren: http://www.pesantrenattaqwa.com.


Selesai mengunduh silahkan baca petunjuk yang ada.


Klik di sini untuk mengunduh.


Jika ada gangguan, silahkan unduh di sini.

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on December 18, 2013 20:10

October 31, 2013

Adakah Karakter Pancasila

Pada tanggal 24 Oktober 2013 lalu, saya bersyukur mendapatkan kesempatan berbicara dalam satu seminar tentang peradaban Islam di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Seminar itu diadakan sebagai satu rangkaian kegiatan peringatan Dies Natalis ke-55 UMS. Bertindak sebagai keynote speaker adalah Prof. Malik Fadjar, mantan rektor UMS yang dikenal sebagai salah satu tokoh pendidikan di Indonesia. Pembicara lain adalah Dr. Gina Puspita, pakar aeoronotika, dosen Fakultas Teknik UMS,  yang juga pendiri “Klub Istri Taat Suami”, serta Prof Dr. Heru Kurnianto Tjahjono, pakar manajemen dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 


Tema yang diberikan kepada saya adalah “Pendidikan Islam Memben

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on October 31, 2013 19:47

October 5, 2013

Belajar dari "Napoleon"

Kondisi kebebasan nyaris tanpa batas (anarkhi) dalam negara demokrasi – menurut Socrates (469-399 SM) -- akhirnya akan memunculkan bentuk tirani (tyranny). Socrates, seperti diceritakan muridnya, Plato (427-347 SM), dalam karyanya ‘The Republic’, memandang demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang tidak ideal; lebih rendah nilainya dibandingkan ‘aristokrasi’ (negara dipimpin para pecinta hikmah/kebenaran), ‘timokrasi’ (negara dipimpin para ksatria pecinta kehormatan), dan ‘oligarchy’ (negara dipimpin oleh sedikit orang). Di negara demokrasi (pemerintahan oleh rakyat – the rule of the people), kata Socrates, semua orang ingin berbuat menurut kehendaknya sendiri, yang akhirnya menghancurkan negara mereka sendiri. Kebebasan menjadi sempurna. Ketika rakyat lelah dengan kebebasan tanpa aturan, maka mereka akan mengangkat seorang tiran untuk memulihkan aturan. (… when men tire of the lawlessness of a liberty… they appoint a strong man to restore order). (Lihat, Eric H. Warmington, (ed.), Great Dialogues of Plato, (New York: The New American Library), hal. 123).

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on October 05, 2013 06:41

October 2, 2013

Biodata

[image error]DR. ADIAN HUSAINI, M.Si., lahir di Bojonegoro, Jawa Timur, 17 Desember 1965. Mennyelesaikan program Ph.D. tahun 2009, dalam bidang Islamic Civilization di International Institute of Islamic Thought and Civilization-- Internasional Islamic University Malaysia (ISTAC-IIUM), dengan disertasi berjudul “Exclusivism and Evangelism in the Second Vatican Council”: A Critical Reading of The Second Vaticand Council Documents in the Light of the Ad Gentes and the Nostra Aetate.”


Aktitivitas saat ini adalah Ketua Program Magister dan Doktor Pendidikan Islam – di Program Pasca Sarjana Universitas Ibn Khaldun Bogor dan juga pendiri (pengasas dan peneliti) INSISTS. Beberapa karya tulisnya diantaranya, Exclusivism and Evangelism in The Second Vatican Council (Kuala Lumpur: IIUM, 2011), Wajah Peradaban Barat: Dari Hegemoni Kristen ke Dominasi Sekular-Liberal (Jakarta: Gema Insani Press, 2005) – buku ini mendapat penghargaan sebagai buku terbaik untuk kategori non-fiksi dalam Islamic Book Fair di Jakarta tahun 2006, Hegemoni Kristen-Barat dalam Studi Islam di Perguruan Tinggi (Jakarta: Gema Insani Press, 2006) – buku ini mendapat penghargaan sebagai buku terbaik kedua, dalam Islamic Book Fair tahun 2007.  

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on October 02, 2013 18:34

September 22, 2013

Puisi Menyambut Miss World di Negeri Titipan Ilahi

“DOA UNTUK NEGERI”


 


Ya Allah Ya Rabbi


Aku bersimpuh berserah diri


Mohon perkenan-Mu Ya Rabbi


Trimalah curahan hati kami 


Ini tentang masa depan negeri  


Dan anak cucu kami

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on September 22, 2013 21:31

September 15, 2013

Dialog Kyai dan Sangidi Tentang Miss World

Alkisah, di suatu waktu, di sebuah pondok pesantren, di pelosok Sukabumi, Jawa Barat, Kyai Marwan Syarifin tampak sedang terlibat dialog serius dengan seorang mantan santrinya.  Sangidi Riawan, sang mantan santri itu sengaja datang dari Jakarta menemui gurunya. Ia dilanda kegelisahan mendalam tentang situasi umat Islam akhir-akhir ini, terkait dengan isu Miss World. Di kampusnya, mahasiswa terbelah dua:  yang pro dan kontra terhadap penyelenggaraan kontes Miss World. Bahkan, di kalangan aktivis mahasiswa Islam, ada juga yang secara terbuka mendukung kontes Miss World. 

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on September 15, 2013 21:14

September 6, 2013

Miss World dan 'Mucikari' Kecantikan

“… setelah dibersihkan lalu diukur badan termasuk buah dada (badan)nya dan kemudian diperas susunya untuk dijual, tanpa menyadari bahwa dia  sebenarnya sudah dimanfaatkan, dijadikan sapi perah. Untuk kepentingan dan keuntungan siapa?” (Dr. Daoed Joesoef). 


Itulah pernyataan keras mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Dr.Daoed Joesoef,  soal kontes-kontes ratu kecantikan, seperti ditulis dalam memoarnya “Dia dan Aku: Memoar Pencari Kebenaran” (Jakarta: Kompas, 2006). 

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on September 06, 2013 21:21

September 4, 2013

August 29, 2013

Miss World: Penipuan!

Pada 5 September 2012 lalu, sebuah kontes kecantikan di Cina menuai kontroversi. Pasalnya, juri dianggap menetapkan kriteria fisik yang ‘terlalu ketat’.  Kontes yang diselenggarakan oleh “The Chinese website Model Net (mtw.cc), antara lain mensyaratkan: mulai babak semifinal dan seterusnya, jarak antara dua puting payudara harus di atas 7,8 inci (20 cm). Menurut panitia, kriteria ‘cantik’ itu berdasar pada standar Cina klasik dipadukan dengan hasil riset ilmiah modern. 


Banyak pihak mengkritik krtiteria “cantik” dalam kontes ini. Tapi, dalam kontes kecantikan,  yang dinilai dan diukur memang fisik kontestan. Mata, alis, jidat, hidung, bibir, leher, pipi, rambut, payudara, perut, pantat, dan kaki kontestan harus tampak cantik!  Semua anggota tubuh itu harus bisa dilihat dengan jelas dan bisa ‘diukur’ oleh dewan juri.  

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on August 29, 2013 23:38

Adian Husaini's Blog

Adian Husaini
Adian Husaini isn't a Goodreads Author (yet), but they do have a blog, so here are some recent posts imported from their feed.
Follow Adian Husaini's blog with rss.