Benny Rhamdani's Blog, page 23

September 3, 2015

Polisi Ganteng Ini Berjiwa Sosial Tinggi




Beberapa waktu lalu di Cianjur, Jawa Barat,  terjadi tanah longsor hingga jatuh korban nyawa. Sejumlah titik menuju lokasi bencana di Kecamatan Cidahu terhalang  sehingga makin sulit bagi tim bantuan untuk masuk. Termasuk salah satunya adalah Bripda Andy Akhmadiputra  dari Polres Cianjur.
“Keterlibatan saya di sana karena saya anggota polisi Cianjur,  dan musibahnya di Cianjur. Jadi sudah menjadi tugas  saya sebagai polisi yang harus melindungi mengayomi dan melayani masyarakat,” kata  anggota polisi yang bergabung  di Polda Jabar sejak 1 januari 2014 ini.
Saat mendatangi wilayah longsor itulah polisi ganteng yang mirip aktor Korea ini melihat sebuah sekolah dasar yang kondisinya memprihatinkan. “Di sana kami melihat kondisi  sebuah sekolah  yang kurang layak untuk belajar, bahkan bisa dinilai mirip kandang sapi,” tutur anggota d Dit Sabhara Dalmas Polres Cianjur ini.
Keprihatin  Andy muncul saat mengetahui mereka pun ingin sekolah layaknya anak-anak di kota. “Mereka terhalang oleh tempat tinggal yang  jauh dari perkotaan.Bahkan masih jarang desa yang dialiri listrik jadi mereka belajar malam hari memakai lampu semprong,” papar penyuka kuliner Sunda dan seafood ini.
“Kami kemudian  tergerak untuk membangun sekolah  tersebut. Kami ingin melihat anak anak bersekolah  di tempat yang layak agar mereka bisa  belajar dengan nyaman. Apalagi murid-muridnya  tidak sedikit yang datang dari jauh. Mereka harus melewati beberapa desa sebelum sampai ke sekolah. Kira Kira di dalam dua sampai tiga desa, hanya ada satu sekolah  dengan jarak antar desa itu sangat jauh sekali,” kata penyuka olahraga basket dan renang ini.
Andy dan rekan-rekannya kemudian dengan membuat kotak amal . “Untuk menggalang dana bantuan, awalnya  kami membuat kotak amal di sekitar polres dengan memasang banner tentang  keadaan sekolah di sana. Bantuan lainnya kami mengumpulkan bahan bnagunan untuk sekolah entah pasir, batu,genteng, dan sebagainya. Dan kami juga memberikan perlengkapan sekolah,” kata pemilik akun instagram @KICKANDY ini.
“Lumayan lama karena untuk mengumpulkan dana yang besar,” ucap anggota Paskibraka Cihami tahun 2009 ini. Dia sendiri mengaku harus berbagi pikiran dan tenaga karena harus membantu musibah lainnya di Kabupaten Cianjur  yang sangat luas.
Proses pembangunan pascabencana  dan membangun sekolah tak hanya dilakukan Andy dan rekan-rekan kepolisian. Banyak instansi yang terlibat. Yang membuat Andy terkesan, warga yang tertimpa bencana pun ikut  membangun.
“Bahkan anak anak sekolah juga membantu dari awal pembangunan tersebut. Saat melihat melihat mereka, saya merasa terharu tapi juga terhibur dengan kepolosannya,”papar polisi yang merasa terinspirasi dengan sosok seniornya Aiptu Zaini, polisi Cianjur yang mengajar secara gratis dan mendirikan sekolah di desa terpencil.
Oleh karenanya, Andy merasa senang begitu akhirnya sekolah itu berhasil dibangun.“Masyarakat di sana sangat senang sekali. Bisa terlihat dari  dari raut mukanya. Semangat mereka pun bangkit lagi,” kenang Andy yang kini menjabat sebagai ajudan Kapolres Cianjur.
Aksi sosial Andy tak sebatas membantu korban longsor. Pernah pula dia ikut merehabilitasi rumah warga yang tidak layak huni, membuat perahu agar warga bisa menyebrang antar kecamatan lantaran arus sungai yang deras, sampai yang sangat rutin yakni donor darah.
“Sesuai tugas, saya juga memberikan pendidikan lantas ke sekolah-sekolah bagar mereka mengerti tentang lalu lintas sejak dini,” katanya tersenyum.

Wah, semoga terus bisa memberi tindak nyata untuk masyarakat ya. Biar semakin banyak yang terinspirasi untuk menolong sesama.
^-^
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on September 03, 2015 18:47

September 2, 2015

Dokter Ganteng Ini Lebih Suka Blusukan di Pedalaman Kalimantan





Sejak menyandang gelar dokter s pada tahun 2014, Yudi Pranata berkomitmen untuk menekuni profesi barunya. Padahal cowok berdarah Bangka kelahiran 20 Februari 1991 punya banyak prestasi di bidang lainnya. Yudi pernah mengikuti olimpiade ekonomi (2008), olimpiade astronomi (2009), dan Duta Wisata Bangka pada tahun 2014.
“Terakhir saya mengikuti  Ship for  Southeast Asean Youth Program (SSAYP) tahun 2014, dan itu sempat membuat saya menunda ikut program internship kedokteran selama empat bulan. Setelah SSAYP saya berkomitmen untuk menekuni profesi dulu sampai tahun depan,” tutur penggemar otomotif dan olahraga ini saat ditanya.

Yudi mengaku memilih jadi dokter karena dirinya merasa tak cocok duduk di belakang meja terus. “Saya suka berhadapan dengan berbagai macam orang biar nggak bosan. Saya juga penggemar adrenalin, dan itu bisa saya dapatkan di ruang instalasi Gawat Darurat (IGD),” ungkap vokalis band kampus yang menggemari Noah Band ini.
Tak sedikit pengalamannya ikut lomba dan duta wisata yang berguna ketika kemudian dirinya menjadi dokter. “Dengan pengalaman itu saya jadi semakin banyak ketemu dan kenal orang.  Jadi semakin tahu cara menghadapi setiap orang juga beda. Nah, pengalaman itu bisa saya pakai untuk menghadapi pasien karena tipe pasien juga berbeda-beda,” kata pria yang selanjutnya ingin mengambil spesialisasi jantung ini. 
Saking menikmati profesinya sebagai dokter, Yudi memilih blusukan ke daerah pedalaman di Kalimantan Timur sebagai program internshipnya. “Banyak kegiatan puskesmas keliling dan posyandu ke pelosok-pelosok di Kalimantan Timur. Kadang juga kampanye ke sekolah untuk edukasi reproduksi atau antirokok/napza. Sesekali ada baksos juga di sini,” jelas pemilik akun Instagram @dr_pranata ini.
Lucunya, karena masih muda dan tampan, dokter ini kerap diminta jadi menantu oleh ibu-ibu yang jadi pasiennya. “Akhirnya, daripada  pusing dan nggak enak nolak, saya mengaku sudah menikah dan punya  anak satu, hahaha,” tawanya.
Tak hanya pengalaman lucu, Yudi juga kadang mendapatkan moemen-momen yang membuat hatinya terenyuh. “Terutama saat kita tahu prognosis pasien itu buruk,  tidak ada harapan, tapi  tidak  bisa menyampaikan itu ke keluarga, karena kita bukan Tuhan,” ungkapnya. “Yah, paling saya  bilang minta keluarganya agar berdoa aja, dan sebagai  dokter saya tidak bisa bantu apa-apa lagi.”
Ihwal dokter-dokter muda yang tak seperti dirinya mau blusukan hingga ke pedalaman Indonesia, Yudi berkomentar,” Mereka yang pilih-pilih sebenarnya nggak siap keluar dari zona nyaman. Sebenarnya rugi banget, di daerah pengalaman akan lebih banyak, dapat lingkungan/keluarga baru, dan dokter di daerah relatif lebih dihargai. Tap itu hak.mereka sih. Setiap orang punya pertimbangan masing-masing.”

Dan sebagai tenaga kesehatan yang berada di daerah, Yudi berharap,” Masyarakat daerah  butuh dijangkau,  jangan dimarginalkan.Saya akui memang pembangunan kita ngggak merata dan nggak adil antara yg di kota besar dengan  yang di pelosok. Untungnya, tenaga kesehatan di sini  luar biasa dedikasinya.”
 •  1 comment  •  flag
Share on Twitter
Published on September 02, 2015 01:35

August 31, 2015

10 Tips Memilih Meeting Venue di Hotel


Saya terbilang sering ditanyai pendapat ketika kantor ataupun organisasi saya bergabung perihal meeting venue baik berskala kecil maupun lebar. Mungkin karena saya sering diundang mereview hotel dan berkunjung ke seminar maupun rapat.

Salah satu altenatif meeting venue yang mudah memang mencari dari hotel ke hotel. Namun itu pun bukan pekerjaan mudah. Kerap kita akan menemukan masing-masing punya kelebihan dan kekuarang. Kadang pula ada elemen yang tidak kita perhatikan.
Berikut adalah 10 tips memilih meeting venue di hotel yang bisa dijadikan patokan.
Aksesibilitas
 Lokasi tempat acara sangat penting untuk memaksimalkan kehadiran acara. Sebelum menentukan lokasi, pastikan transportasi yang tersedia ke tempat sehingga peserta dapat dengan mudah tiba melalui udara, kereta api atau mobil. Bahkan mungkin angkutan umum.P astikan tersedia valet parkir.
Biaya
Sesuaikan pilihan dengan anggaran yang sudah dibuat sebelumnya. Wajib menaati anggaran. Jangan tergiur karena saat survey melihat tempat yang mewah padahal di atas budget. Tidak selamanya yang low budget itu buruk kualitasnya.Yang penting meeting berjalan  produktif dan  bebas dari gangguan bebas, serta menjaga peserta rapat bebas dari dehidrasi.
Fasilitas
Selalu melihat fasilitas yang tersedia sebelummemesan. Banyak hotel mengklaim memiliki 'fasilitas rapat lengkap' tetapi kenyataannya tidak. Coba cek beberapa hal: Apakah ia memiliki ruang pertemuan? Layar proyeksi dan in-focus tersedia? Unlimited Wi-Fi gratis? Bagaimana pencahayaannya?
 Respon
Ketika telah menemukan tempat yang disuka,  pantau seberapa cepat tim marketing merespon pertanyaan kita. Ini dapat menjadi indikasi. Ini bisa menjadi indicator pelayanan mereka secara keseluruhan.

Survey Lapangan
Jangan terlalu mengandalkan informasi dari situs maupun fax, coba kunjungi ke lapangan langsung.  Perhatikan cara mereka menerima tamu, karena cara itulah tamu rapat akan diterima nantinya. APakah parkir mobilnya luas? Bagaimana jiak penuh? Apakah parkir gratis? Apakah ada tempat untuk makan siang? Jika ada, cobalah untuk makan siang di sana untuk menilai kualitas pilihan makanan dan menu. Bagaimana staf berperilaku? Jangan lupa berikan informasi kebutuhan yang diperlukan.
Jenis Pertemuan
Pastikan juga untuk mengategorikan jenis meeting. Apakah benar-benar membutuhkan ruang tertutup, setengah tertutup, atrau terbuka sama sekali. Ataukah meeting membutuhkan venue dakat udara segar atau tidak.
Makanan dan Minuman

Pastikan peserta rapat mendapatkan cukup makanan dan minuman. J ika diperlukan, lakukan sesi mencicipi makanan. Tanyakan kepada chef kemungkinan-kemungkinan pilihan menu vegetarian dan non-vegetarian, harus halal dan lain sebaginya.
Kapasitas
Tidak ada gunanya pemesanan ruang rapat untuk mengakomodasi 250 orang hanya untuk beberapa delegasi. Juga sebaliknya. Pikirkan, jangan sampai salah memilih ruangan agar peserta rapat tidak merasa diintimidasi oleh ruangan.

Biaya Parkir


Sekarang ini  semakin banyak orang membawa uang non-tunai. Coba cek kemungkinan pembayaran-pembayaran dengan nontunai untuk parkir. Jika memang idak ada, harap diberitahukan kepada peserta undangan mengenai pearkir tersebut. Entah itu gratis atau berbayar.
Akomodasi
Pastkan juga di tempat meeting tersebut jika ada peserta yang ingin menginap. Apakah kamarnya memadai fasilitasnya atau tidak, kondisi wifi, dan lainnya.
  
 Belum lama ini saya meeting di salah satu meeting room  Hotel Oria, Jalan KH Wahid Hasyim 85, Jakarta. Pesertanya sekitar 15 orang.  
Saat datang dan masuk ke lobi, saya disapa ramah oleh petugas security dengan ramah, serta informatif memandu saya ke ruang meeting yang harus naik ke lantai dua. Saya memilih tangga, dan cukup mengejutkan melihat ada café di pojokan.
Saya periksa toliletnya dulu seperti biasanya, ternyata bersih dan engsel-engsel  kunci yang tertutup baik. Air toilet  deras dan tissue juga tersedia baru.
Untuk coffee break makanan yang disediakan juga kombinasinya pas, yang manis dan gurih. Juga tersedia pilihan kopi dan the unuk mimum, selain air putih di meja.
Fasilitas wifi dan lainnya sesuai dengan yang dibutuhkan rapat. Dan tentu saja yang saya suka lokasinya strategis. Nggak susah juga mencari ojek dan taxi, karena di depannya berseliweran.
Mudah-mudahan, sekali waktu saya bisa menginap juga di sini. Tidak hanya sekadar meeting J

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on August 31, 2015 18:43

August 28, 2015

Berkah Ngeblog, Prestasi Bulan Agustus 2015




Menjadi blogger, kalau tidak ada apa-apanya mungkin nggak akan banyak yang terjun ke dalamnya. Termasuk saya. Ya, selain untuk berekspresi lewat tulisan, saya pun mengharap ngalap rejeki lewat blog.

Dan ini adalah catatan prestasi saya di bulan Agustus 2015:


Pemenang Blog Competition #BekasJadiBerkah di Kompasiana merupakan hadiah paling istimewa pada Agustus ini. Hadiahnya lumayan Rp5juta (tapi sampai hari ini belum saya terima). Semula saya nggak yakin menang juga sih. Apalagi menang juara 1. Soalnya awal tahun saya baru saja memenangkan kompetisi di KOMPASIANA juara 1 juga untuk lomba Kispray 
Di acara Twivers (foto:Susanti HJ)Jadi sewaktu membaca nama saya ada di urutan pertama, rasanya percaya nggak percaya. Bahkan sebenarnya saya lebih berharap memang dari kompetisi lain di Kompasiana. Tapi Allah telah mengatur rejeki kita, kan?


Oh iya, pada 2 Agustus ketika meliput acara Anak Kembar dari Komunitas Twin Universe di Bandung, saya juga menang lomba sosmed. Dapat amplop dan hadiah buku. Acaranya seru, makan gratis, dapat amplop pula bisa buat ngisi bensin.

Saya juga senang karena postingan blog ini juga dibaca banyak orang sampai lebih dari 15.000 viewers. Padahal saya nggak cerita soal cantik dan ganteng, yang memang biasanya tinggi trafficnya.




Masih urusan sama hadiah saat liputan ngeblog, saya juga mendapatkan hadiah. Cuman untuk kategori apa juga saya nggak mendengar jelas. maklum saat itu sedang enak-enaknya makan di atas Street Gourmet.  Hadiahnya lumayan XL Tunai yang langsung saya belikan untuk pulsa HP. Liputan ini mengundnag teman-teman Blogger Bandung makan di atas bus sambil jajal XL4G pada Kamis, 20 Agustus 2015.




Satu lagi catatan prestasi di bulan Agustus adalah menang lomba komentar di Facebook Sun Life. Ya, memanfaatkan moment lebaran gitu. Alhamdulillah ya, iseng-iseng ini mah, bisa menang.

Sebenarnya ada beberapa lagi prestasi ngeblog pada bulan Agustus ini. Mulai dari traffic yang semakin stabil, sudah bisa memenuhi target 30 postingan sebulan, juga mulai bisa mendapat orderan untuk review.

Oh iya, ada beberapa acara blogger juga yang saya datangi tapi nggak dapat doorprize, tapi semoga hadiahnya dapat. Dan yang agak menyedihkan tahun ini saya nggak bisa datang ke acara IIMS.


Penutup, saya bulan Agustus ini juga masuk 50 Finalis yang akan keliling Borneo gratis, Tapi kayaknya langkah saya cukup samapai di situ  deh. Kenapa? banyaklah alasannya. tapi saya nggak mau beralasan-beralasan.Show must go on. Kegagalan harus direspon dengan kebangkitan.


Bagaimana bulan September?
Tunggu saja yo.


 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on August 28, 2015 19:55

10 Tips Untuk Penulis Pemula





Banyak penulis baru alias newbie yang bertanya kepada saya, apakah yang sebaiknya dilakukan agar mereka bisa menjadi penulis. Saya tidak bisa menjawab secara sepsifik, karena setiap individu berbeda kebutuhannya. Ada yang butuh motivasi saja, ada yang butuh peningkatan keterampilan.Baiklah, saya coba susun setidaknya 10 hal yang harus dilakukan penulis baru agar semakin lancar proses kreatif menulisnya.
1.  Nikmati SajaSebagai penulis  kita terkadang harus siap menghabiskan waktu berjam-jam  untuk menulis, menulis ulang, dan menulis lagi. Alhasil, kita jadi kekuarangan waktu untuk melakkan ini-itu, termasuk hangout dengan teman-teman. Karena penulis memang harus menulis, jadi nikmati saja kesibukan dengan proses penulisan. Kita perlu mengorbankan sesuatu yang kita anggap tidak begitu penting di dalam skala prioritas agenda kita, kan?
2. BersabarlahCuman siluman mungkin yang bisa menulis buku dalam semalam. Menulis buku memerlukan jangka waktu yang  panjang. Karena itu [perlu pengaturan waktu yang baik. Rencanakan penulisan untuk satu buku yang akan ditulis dan buku berikutnya. Sebab penerbit saat ini, mencari penulis yang mampu menulis tidak satu buku saja. Tidak perlu tergesa-gesa menulis demi sebuah karya yang baik. Tapi jangan pula terlalu bermalas-malasan.
3. Menulis Sampai TamatIni kendala yang banyak ditemui pada enulis pemula. Menulis tapi nggak bers-beres. Ada yang baru 1-2 bab, ditinggalkan. Buatlah perencanaan yang matang sebuah cerita hingga tamat. Agar tak membuang waktu dan energi. Tidak perlu juga mengulur-ulur sebuah cerita agar terlihat setebal kamus nantinya. Jika memang sudah harus selesai, ya kasih tanda ‘tamat’ segera.
4. EditTulisan kita belum benar-benar selesai sampai mengetik ‘tamat’. Harus dibaca ulang, kalau perlu berkali-kali. Jika tidak kuat dengan layar komputer, dicetak dulu. Bacalah perlahan setiap kata yang sudah diketik. Jangan ada typo, jangan ada yang tidak logis, dan masih banyak jangan lainnya. Cobalah membaca dengan jari biar tak ada yang tertinggal. Proses mengedit mungkin bisa 1-2 minggu.

5. Buatlah Ringkasan dengan BaikBanyak penulis yang masih belum bisa membedakan synopsis dan blurb. Sinopsis cerita atau prmis ceita adalah ringkasan cerita yang kita tulis. Biasanya penerbit/editor akan membaca ringakasan ceritanya dulu sebelum membaca. Didalamnya tergambar jelas penokohan, plot, konflik, hingga endingnya. Bukan seperti blurb yang ada di belakang buku.
6. Ruang kerjaPenulis memang berhak memiliki ruang kerja. Tapi sebagi pemula, nggak perlu terlalu muluk-muluk hanya ingin menulis di sisi pantai nan biru. Menulislah di mana saja. Doronglah diri kita sendiri, bahwa kita adalah penulis yang gigih untuk menyelesaikan sebuah tulisan, dan tidak tergantung dengan tempat yang harus nyaman ono-ini.
7. PengamatBanyak mengamati keadaan untuk menangkap ide-ide segar. Penulis yang baik adalah pengamat yang baik pula.
8. Jangan Takut Gagal dan SuksesSaat masuk proses menulis, jangan berpikir dulu tentang penerbitan, tentang cek royalti, tentang ulasan di blog si anu, atau  jawabn wanacara  saat novel kita nanti masuk   dalam daftar buku terlaris.  Pikirkan itu sebelum atau nanti sesudah proses menulis. Dalam masa menyelesaikan satu tulisan untuk satu buku, fokus saja, menulis yang baik dan nyaman untuk diri kita.
9. Menulis untuk Kesenangan DiriPastikan selama menulis kita benar-benar senang, begitu juga setelahnya. Kita sebaiknya benar-benar senang dan puas dengan apa yang kita tulis, edit dan tulis ulang. Itu sebabnya perlu passion dan cinta dalam menulis.  Jika kita senang saat menulis, semoga menular kepada pembaca.
10. Mood
Jangan tergantung mood. Menulislah dengan disiplin. Kalau memang kita tergantung mood, maka kita belum bisa menjadi orang yang merdeka. 

Oke, jadi penulis baru memang bagian dari proses. Nikmati. Pada saatnya kita akan melampaui hal-hal sulit seperti kurang motivasi, tergantung mood, dan gangguan lainnya.
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on August 28, 2015 17:52

August 27, 2015

10 Hal yang Perlu Dimiliki Penulis


Kalo penulis punya alat tulis seperti laptop atau komputer itu sudah tidak aneh. Tapi ada beberapa printilan lain yang harus dimiliki kalo siapapun yang sudah memutuskan jalur penulis sebagai lahan menjala uang:

1. Kamu mungkin beranggapan hanya ingin punya rekening bank syariah karena keyakinanmu. Oke, buatlah satu. Tapi biar bagaimanapun kamu tetap harus memiliki satu nomor rekening dari bank sejuta umat. Karena biasanya perusahaan besar, penerbit, markom berharap penulis punya rekening di bank sejuta umat itu untuk memudahkan transfer dan terhindar dari biaya transfer. Nggak perlu banyak alasan. Kalau memang keukeuh nggak mau buka rekening di sana, paling nggak keluarga kamu punya (orangtua, kakak, adik, suami/isteri), jangan pakai rekening tetangga ya.

2. NPWP. arena sekarang amsalah pajak lagi getol-getolnya. Biar kamu nggak dipotong PPH yang lumayan gede nilainya, sebaiknya kamu mengurus NPWP. Kalau merasa berat, pastikan suami/isetri atau ayah/ibu punya NPWP sehingga kamu bisa nebeng. Cuman ... apa susahnya ya ngurus NPWP sendiri?


3. Alamat email. Ini juga harus punya ya. Kalo nggak punya alamat email hari gini itu keterlaluan. Siapkan pula tandatangan versi digital jika ada tandatangan kontrak melalui e-mail.


4. Akun Socmed. Ini sebaiknya kamu punya juga buat networking (jangan baca: pedekate sama editor), bisa juga buat promo, bahkan jualan kalo mau. Nggak perlu punya banyak-banyak akun socmed kalo nggak suka. Cukup satu saja, semisal facebook. Tapi kalo merasa eksis sebagian dari pintu rejeki ya buka juga akun twitter dan instagram.


5. Blog. Masa sih perlu? Ya. Saya nggak mau jelasin panjang lebar. Buat saja dulu, lalu aktif menulis setiap hari di blog, nggak usah panjang lebar. Yang pentng disiplin dulu. Rasakan manfaatnya 3-6 bulan ke depan.


6. Gadget. Minimal smartphone. Biar kamu mudah dihubungi dan menghubungi pintu rejeki. Bisa juga buat mengeksplore ide.Saya kadang bete kalau susah menghubungi penulis lewat telepon.


7. Aplikasi. Nah, ini juga harus dimiliki. Cari aplikasi buat smartphone kamu yang cocok untuk kegiatan kepenulisan. Mulai dai kamus, alat pencatat, perekam, sampai buat mendokumentasi. Hapus aplikasi game yang bikin buang waktu.


8. Kartu nama. MUngkin keberadaannya mulai disepelekan. Tapi percayalah, kita membutuhkannya. Terutama ketika ketemu potential user/buyer, menjalin networking, dan lain sebaginya. Sudah pada bikin kartu nama, kan? Bikin juga versi digitalnya.


9. Alat tulis manual. Jangan sepelekan ya mentang-mentang ada smartphone, malas membawa pulpen/bolpoin atau notes. Kita tetap membutuhkan yang alat tulis manual ini. Siapa tahu ada yang harus ditandatangani secara manual sesegera mungkin.


10. .... (isi sendiri ya, biar ikut mikir)




 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on August 27, 2015 19:19

August 26, 2015

Ke Bandung, Jangan Lupa Mampir ke Museum Sri Baduga



Banyak teman saya yang kerap ke Bandung mengaku tak tahu menahu soal Museum Sri Baduga. Padahal hampir semua obyek wisata sudah dikunjungi mereka bersama keluarganya masing-masing. Mungkin karena letaknya di Jalan BKR 185, Tegallega, yang jauh dari outlet baju dan tempat kuliner.
Saya sendiri baru datang ke Museum sri Baduga belum lama ini untuk kedua kalinya. Kali pertama lebih dari 20 tahun silam saat masih kuliah. Kedatangan saya juga karena mengantar anak saya, Akhtar, wisata edukasi dari sekolahnya.






Lumayan terkejut juga ketika masuk ke dalam museum yang dikelola oleh pemerintah provinsi Jawa Barat ini. Sangat jauh lebih baik ektimbang yang saya kunjungi pertama kali. Dari depan saya sudah melihat sentuhan modern museum yang diresmikan pada 1974 ini.
Nama museum ini sendiri diambil dari nama seorang raja Padjadjaran seperti yang ditulis di batu tulis Bogor.  Memang sedikit asing bagi kebanyakan nama tersebut karena kerajaan Padjadjaran sendiri nyaris tak ada bekasnya yang bisa dilihat.
Museum yang  terbuka untuk  umum  ini memiliki koleksi dari jenis koleksi Geologika, Biologika, Etnografika, Arkeologika, Historika, Numismatika/Heraldika, Filologika, Keramik, Seni Rupa dan Teknologi. Setidaknya 5.367 buah koleksi tercatat di sini. Yang paling banyak adalah koleksi rumpun Etnografika yang berhubungan dengan benda-benda budaya daerah. Jumlah koleksi tersebut tidak terbatas pada bentuk realia (asli), tapi dilengkapi dengan koleksi replika, miniatur, foto, dan maket. Benda-benda koleksi tersebut selain dipamerkan dalam pameran tetap, juga didokumentasikan dengan sistem komputerisasi dan disimpan di gudang penyimpanan koleksi.




Museum Negeri Sri Baduga yang berhadapan dengan Monumen Bandung Lautan Api, dirintis sejak berbentuk bangunan suhunan panjang dan rumah panggung khas Jawa Barat yang dipadukan dengan gaya arsitektur modern; adapun bangunan aslinya tetap dipertahankan dan difungsikan sebagai ruang perkantoran.
Penyajian koleksi membuat saya terkesan karena ditata dengan baik agar pengunjung dapat memperoleh gambaran tentang perjalanan sejarah alam dan budaya Jawa barat, corak dan ragamnya, serta fase-fase perkembangan serta perubahannya.
Di lantai satu saya bisa melihat perkembangan awal dari sejarah alam dan budaya Jawa Barat. Dalam tata pameran ini digambarkan sejarah alam yang melatarbelakangi sejarah Jawa Barat, antara lain dengan menampilkan benda-benda peninggalan buatan tangan dari masa Prasejarah hingga jaman Hindu-Buddha.
Di lantai kedua meliputi materi pameran budaya tradisional berupa pola kehidupan masyarakat, mata pencaharian hidup, perdagangan, dan transportasi; pengaruh budaya Islam dan Eropa, sejarah perjuangan bangsa,dan lambang-lambang daerah kabupaten dan kota se-Jawa Barat. Adapun lantai tiga, memamerkan koleksi etnografi berupa ragam bentuk dan fungsi wadah, kesenian, dan keramik asing.


Di museum ini juga ada ‘bioskop’ untuk menyaksikan sekilas tentang sejarah Jawa Barat yang berhubungan dengan koleksi di museum.
Anak-anak pasti akan suka melihat koleksi di dalam museum ini. Apalagi jika anak-anak kita tertarik dengan hal-hal bersejarah.

Bagi yang hendak berkunjung, Museum Sri Baduga dibuka pada hari Senin s/d Jum'at pukul 08.00 s/d 15.00 WIB, Sabtu dan Minggu pukul 08.00 s/d 14.00 WIB, hari libur nasional lainnya tutup.
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on August 26, 2015 18:15

August 25, 2015

Lima Novel Indonesia yang Paling Ditunggu Difilmkan



Mengangkat novel bestseller ke layar lebar sudah menjadi tradisi di Indonesia. Formula ini cukup menguntungkan bagi industri perfilman. Sebut saja Laskar Pelangi dan Ayat-Ayat Cinta. Nah, berikut ini adalah lima novel bestseller karya penulis Indonesia yang hingga saat ini dinantikan kehadirannya dalam wujud film layar lebar.
Dilan


Novel Dilan karya Pidi Baiq ini  sudah terbit dua judul dan keduanya mencatat rekor best sellers. Bercerita tentang kisah asmara masa SMA Dilan dan Milea dengan setting Bandung pada tahun 1990-an. Cukup menantang karena wajah Bandung yang dilukiskan di novel itu sudah berubah jauh.Hal menantang  lainnya adalah pemilihan pemeran tokoh Dilan dan Milea. Sosok Dilan di dalam novel tidak pernah digambarkan ganteng namun mampu menarik. Selain itu harus bisa naik motor modif dan ngetrek di jalanan.
Ayah


Novel dari penulis best bellers Andrea Hirata ini banyak diimpikan ke layar lebar karena keberhasilan sebelumnya, yakni novel ke film  Laskar Pelangi. Novel ini ber cerita tentang hubungan ayah dan anak. Sabari, seorang laki-laki yang hanya mencintai dan sangat mencintai satu perempuan, Marlena. Bahkan bersedia menjadi ayah dari anak yang jelas bukan kandung. Menyayangi Zorro sepenuh hati, membesarkannya dengan cerita dan puisi, mengajarkan kebaikan hati dan ketulusan. Sayang, Lena diceritakan sebagai perempuan yang hanya menolak dan sangat membenci Sabari. Mungkin karena rupa Sabari yang tidak enak dipandang, sedang Lena adalah perempuan dengan senyum menawan.
Sabtu Bersama Bapak


Novel Karya Aditya Mulya ini bercerita tentang seorang bapak bernama Gunawan Garnida, yang memiliki seorang istri bernama Itje dan memiliki 2 orang anak; Satya dan Cakra. Sang bapak menderita kanker ketika kedua anaknya masih berusia muda. Menyadari umurnya yang tak lama lagi, sang bapak punya ide brilian untuk tetap 'menemani' langkah hidup anak-anaknya hingga mereka dewasa tanpa kehilangan sosok seorang bapak. Maka, sebelum meninggal, beliau memutuskan untuk merekam ratusan video dirinya bermodal sebuah handycam, yang berisi pelajaran hidup dan nasihat-nasihat—dengan bantuan sang istri.
Rindu


Novel Rindu karya Tere Liye ini bercerita mengenai kerinduan penumpang kapal Blitar Holland untuk menunaikan Ibadah Haji. Cerita ini berlatar tahun 1938, sehingga naik haji pada zaman itu merupakan perjalanan berbulan-bulan penuh perjuangan mengorbankan banyak waktu, tenaga harta bahkan nyawa.
“Setiap perjalanan selalu disertai oleh pertanyaan-pertanyaan.” Maka, kisah dalam buku ini adalah tentang pertanyaan-pertanyaan itu sendiri. Terdapat lima pertanyaan yang dibawa oleh penumpang kapal Blitar Holland, yang nantinya pertanyaan-pertanyaan itu akan terjawab seiring melajunya kapal Blitar Holland
In a Blue Moon



Novel karya penulis Illana Tan ini bercerita tentangLucas Ford, pemilik sebuah restoran terkenal bernama Ramses. Pada bulan Desember yang dingin, Lucas dikejutkan oleh rencana gila kakeknya, Gordon Ford. Kakeknya ternyata telah menetapkan seorang gadis bernama Sophie Wilson untuk menjadi tunangannya. Jika saja Sophie Wilson bukan seseorang yang membencinya, tentu masalahnya tidak serumit ini. Di sisi lain, tentu saja Sophie tidak setuju ditunangkan dengan orang yang pernah membuat hidupnya susah di masa lalu. 
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on August 25, 2015 22:38

Dilmah Real High Tea Challenge Cafes & Restaurants, Antara Enid Blyton dan Tradisi Minum Teh




Pernah menjalankan tradisi  minum teh pada sore hari? Saya pernah ketika masih anak-anak malah. Saat itu saya sedang tergila-gila dengan buku-buku karya penulis Inggris Enid Blyton. Entah di seri Lima Sekawan, Sapta Siaga ataupun Pasukan Mau Tahu selalu ditulis adegan ritual minum teh sore-sore ditemani biskuit ataupun sandwich.
Gara-gara baca novel-novel detektif cilik itu, saya dan teman-teman sering melakukan duduk-duduk manis sambil minum teh dan kue. Saat itu merasa keren-keren saja bisa mengikuti tokoh-tokoh fiktif kesayangan kami. Padahal teh yang kami seduh hanyalah teh kualitas abal-abal karena lebih banyak tangkai daunnya.

Saya juga baru tahu bahwa teh yang terbaik adalah bagian dua dauh pucuknya beserta satu putik bunganya. Hal ini seperti yang dilakukan perusahaan teh asal Srilanka Dilmah Tea dalam memilih teh berkualitas untuk kemudian dijual ke seluruh dunia.
Nah, untuk kembali memasyrakatkan tradisi minum teh pada sore hari yang baik danbenar, Pendiri Dilmah Tea  Merril J. Fernando merancang sebuah kompetisi bernama Dilmah Real High Tea Challenge (RHTC) sejak 2007.     Maksudnya, agar acara minum teh sore-sore tetap terhaga ekasliannya, kreativitas, dan konektivitas dengan teh itu sendiri. Maklum deh, dulu itu the kan memang minuman raja-raja dan para bangsawan.
Mulai tahun ini kompetisi Dilmah RHTC ini mulai digelar di Indonesia. Setidaknya dua kota besar sudah siap menggelarnya, yakni Jakarta dan Surabaya. Maklum, keduanya memang terkenal dengan tempat-tempat hangout yang cocok buat ngeteh. Dilmah RHTC yang  digelar di cafe dan restoran ini juga bertujuan meningkatkan minat masyarakat berkunjung pada jam-jam High Tea disajikan, yakni pukul 15.00-18.00.
“Teh bukan sekadar baik untuk kesehatan atau mempererat hubungan dengan teman dan keluarga, teh juga dapat menawarkan kemewahan, sekaligus berpadu indah dengan seni gastronomi. Inilah yang berusaha diangkat melalui Dilmah RHTC Café and Restaurant,” ungkap putra Merril J. Fernando, Dilhan C. Fernando melalui siaran persnya.
Kompetisi Dilmah RHTC Cafes & Restaurants Indonesia akan digelar pada 31 Agustus hingga 2 September 2015 untuk Jakarta, sedangkan di Bandung pada tanggan 7 dan 8 September 2015.  Item perlombaan meliputi tiga hal yakni, hot tea pairing dish, mocktail or cacocktail pairing dish, dan tea inspire cuisine.
Dewan juri terdiri dari Eliawati Erly selaku Brand Ambassador Dilmah Indonesia sekaligus mewakili PT. David Roy Indonesia (Sole Agen Dilmah di Indonesia) dan Celebrity Chef. Pemenang akan mendapatkan uang cash dan sertifikat.

Saya tentunya akan hadir sebagai food blogger, soalnya ada kompetisinya juga untuk blogger yang menulis acara Dilmah RHTC Cafés and Restaurants 2015 ini. Tunggu ya liputan saya.
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on August 25, 2015 18:33

Dua Polisi Ganteng Ini Masuk TV Gara-gara Blogger



Sosok Bripda Anggi Trio Putra dan Handy Aziz Haekhal mendadak tenar di layar kaca. Bermula ketika seorang blogger menulis kedua polisi ganteng ini di blognya, lalu diboost oleh Viva.co.id dan situs berita lainnya.
Kekuatan blog saat ini memang sudah terbukti dalam mendongkrak prestasi seseorang ke permukaan. Anggi dan Handy semula adalah polisi biasa yang hanya terkenal di Instagram. Anggi memiliki bakat lain, yakni menyanyi, sedangkan Handy memiliki bakat sulap.
Seorang blogger kemudian mewawancarai keduanya secara tertulis, kemudian memuat di blognya. Postingan blog itu kemudian di submit ke log.viva.co.id. Ternyata kabar tentang keduanya begitu meluas hingga ke social media.
Tak pelak lagi, para kreatif televisi mengendus keduanya dan melihat mereka memiliki peluang untuk menjadi selebritis baru.
Anggi yang berasal dari Polda Sumatera Barat kemudian dipanggil ke Jakarta untuk diwawancarai di acara Hitam Putih milik Trans7. Anggi kemudian juga muncul di acara panggung dangdut MNCTV yang digawangi Julia Perez.


Sementara itu Handy yang merupakan anggota Brimob Polda Metro Jaya, hanya dalam waktu singkat langsung diajak masuk acara Seputar Indonesia milik RCTI dan malam ini akan muncul secara live di acara  music MNCTV.
Apakah nasib keduanya akan seperti Norman kamaru yang kemudian meninggalkan seragam polisinya? Kita lihat saja.

Yang jelas, blogger yang menulis mereka tetap menulis orang-orang hebat yang tidak tampak di permukaan. Karena blogger itu percaya, Internet bisa menjadi kekuatan untuk mengubah hodup seseorang yang memang memiliki prestasi. Dan blogger itu adalah saya. J






 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on August 25, 2015 00:12

Benny Rhamdani's Blog

Benny Rhamdani
Benny Rhamdani isn't a Goodreads Author (yet), but they do have a blog, so here are some recent posts imported from their feed.
Follow Benny Rhamdani's blog with rss.