Benny Rhamdani's Blog, page 22
September 21, 2015
Hijaber Cantik Ini Ternyata Montir Pesawat

Hijaber cantik ini sama sekali tak seperti seorang mekanik, apalagi mekanik pesawat modern. Neni Anggraeni tampak seperti kebanyakan perempuan seusianya yang fashionable. Tapi ternyata mojang Karawang kelahiran 20 Agustus 1993 ini bekerja di lingkungan kerja yang di dominasi pria. Mnegapa ya?
“Saya dulu sekolah SMA jurusan IPA lalu melanjutkan kuliah di Universitas Nurtanio Bandung, Jurusan Rangka Pesawat, sampai memiliki gelar A.Md sekaligus memiliki general lisensi a1 dan A4 (airframe powerplant),” tutur pemilik nama panggilan Anggra ini.
“Sekarang saya bekerja di maskapai Batam Aero Teknik di Batam . Kerja yang saya tekuni, Alhamdulillah sesuai dengan apa yang saya cita-citakan yaitu memaintenance pesawat . Dan insyaAllah ke depannya karirnya akan bagus, ketika kelak menjadi enginer. Ini adalah langkah awal saya di dunia kerja, dan masih banyak tahap yang harus saya lewati ,” ucap Anggra yang mulai bekerja sejak 1 April 2014.

Bekerja di lingkungan yang didominasi lelaki teryata tetap membuat Anggra merasa asik. “Komentar rekan kerja saya, Alhamdulillah selalu positif karena mereka yakin wanita pun bisa mengerjakan apa yang laki-laki kerjakan dan buktinya saya bisa . Dari keluarga juga Alhamdulillah mendukung,” ujar penggemar traveling ini.
“Cuma kalau masyarakat sekitar karena mungkin orang awam jadi mereka masih meragukan kemampuan saya dan banyak bertanya-tanya kok bisa sih jadi mekanik, nggak takut item, nggak takut kukunya rusak, nggak takut tangannya kasar. Kenapa nggak jadi pramugari aja sebagian bilang seperti itu,” lanjut Anggra.
Tentang pemakaian hijab, Anggra mengaku baru dua bulan melakoninya. “Manfaatnya ternyata banyak sekal. Dulu biasanya kalau ngomong suka ceplas-ceplos, kadang teman-teman cowk saya juga kalau bercandain saya suka kelewatan. Tapi kraena saya berhijab mereka sekarang lebrh menghargai saya . Dan saya dalam bersikap dan bertutur kata juga harus lebih bisa ngerem, "sambungnya.
Semula Anggra merasa nggak pede berjilbab. “Tadinya saya tidak pede karena takut terlihat jelek, katro dan cupu kalau berhijab. Ternyata saya malah lebih pede dengan hijab, walau terkadang suka kepanasan. Dngan berhijab smakin banyak sekali yang mendekati saya. Malah banyak yang mau lamar saya hahaha … maaf maaf sedikit curcol,” tawa pemilik akun Instagram @anggra200893 ini.
Pernah tertarik dengan cowok-cowok di lingkungan kerja?
“Nggak ada cinta lokasi. Saya tahu bagaimana mereka sampai keringat-keringatnya, jadi nggak pernah muncul perasaan macam-macam,” kata Anggra menutup pembicaraan. Nah, siapa yang tertarik?
Published on September 21, 2015 03:19
September 20, 2015
Mereka Adalah ‘Pahlawan Asap’ di Kalimantan

Kebakaran hutan dan lahan yang melanda di enam provinsi di Indonesia, menjadi sorotan pemberitaan karena dampak yang ditimbulkan. Bahkan asap yang ditimbulkan sampai juga ke negara tetangga, Malaysia. Ada yang hanya teriak-teriak saja menyalahkan pemerintah, tak sedikit pula yang beraksi membantu menanggulangi kebakaran hutan dan lahan.
Di Kalimantan, sejumlah polisi turun langsung memadamkan kebakaran hutan dan lahan, juga mengantisipasi dampak buruk asap kepada masyarakat. Saya berhasil mewawancarai tiga polisi yang aktif di lapangan tersebut. Saya menyebut mereka sebagai ‘Pahlawan Asap’ Indonesia.
Briptu Andika Putra

Polisi dari Satuan Lalu LIntas Polres Ketapang Kalimantan Barat ini semestinya bertugas di jalan raya. Namun sebuah program yang dinamakan Satgas Karhutla melibatkannya mengantisipasi kebakaran hutan di Ketapang. “Satgas ini di bentuk guna mengantisipasi membesarnya kebakaran lahan yang terjadi di daerah Ketapang,” jelas Andika Putra yang biasa disapa Dika.
Pria yang menjadi polisi sejak tahu 2007 ini menyebutkan operasi yang membuatnya harus ikut memadamkan api sudah dilakukan sejak awal bulan September. “Saya tak sendirian. Operasi ini melibatkan sekitar 200an anggota Polres Ketapang termasuk juga Kapolres. Batas waktunya tidak bisa ditentukan. Kapan pun terjadi kebakaran lahan kami langsung turun membantu warga memadamkan api,” kata pria kelahiran 24 Juli 1989 ini.


“Bencana kebakaran di Kalimantan hampir setiap tahun terjadi di saat musim kemarau seperti ini. Sampai-sampai penerbangan di daerah Ketapang dua hari ditiadakan. Korbanya ya kita semua warga Indonesia,” jelas pemilik akun instagram @dika_ntd ini menjelaskan.
Tak hanya mengatasi kebakaran, Dika pun turut ke sekolah-sekolah membagikan masker gratis untuk murid-murid di Ketapang. “Mereka kelihatan senang bisa mendapatkan masker gratis. Kasihan kalau mereka sekolah tak pakai masker,” ucap Dika prihatin.
Bripda Rizky W. Kusumayudha

Polisi bernama Rizky Wahyu Kusuma Yudha ini juga aktif ke lapangan memadamkan lahan yang terbakar di daerah Kalimantan Selatan. “Setiap tahun rutin terjadi karena musim krmarau . Ada dua kemungkinan, yaitu faktor alam dan unsur ke sengajaan manusia yang ingin membuka lahan dengan modal yg murah,” papar pria kelahiran 3 Agustus 1994 ini.
“Banyak kerugian yg terjadi akibat kebakaran. Salah satunya penyakit ispa yangg mulai terjangkit kepada masyarakat akibat asap yg ditimbulkan dari kebakaran lahan ini,” tutur lulusan Pendidikan Brimob pada tanggal 28 februari 2013 dan kini dinas di satuan brimob Polda Kalimantan Selatan ini.

Bripda yang memiliki akun instagram @rizkywahyukusuma ini sangat menyayangkan oknum-oknum tertentu yang membakar hutan. “ Indonesia merupakan paru-paru dunia. Para pembakar lahan tidak berpikir panjang akibat dari tindakan yang mereka lakukan. Mereka hanya berpikir tentang keuntungan dari membuka lahan dengan cara membakar hutan yang tidak membutuhkan energi dan modal yang besar,” ujar Rizky.
"Kami dari pihak kepolisian bersama dengan TNI dan Damkar selalu melaksanakan patroli ke titik rawan api dan dengan sigap memadamkan api sebelm terjadi semakin besar," katanya menyatakan kesigapannya.
Bripda Nonrya Hakim

Kebakaran hutan dan lahan berdampak menjadi kabut asap yang menyelimuti Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Kondisi ini membuat anggota Polres Kapuas Hulu melakukan aksi sosial bagi-bagi masker dan mengingatkan pengendara untuk tetap menyalakan lampu kendaraan guna antisipasi kecelakaan lalulintas. Termasuk Bripda Nonrya Hakim yang di jejaring sosial terkenal karena aksi dubsmash lucunya.
“Kami melaksanakan kegiatan bagi masker dengan turun ke lapangan, khususnya jalan raya pada waktu warga pulang kantor dan pulang sekolah,” jelas jelas pemilik akun instagram @nonrya_hakim ini. Dalam sehari, Nonrya bersama rekan-rekannya membagikan lebih dari 100 kotak masker.

Bagaimana komentarnya tentang kebakaran lahan dan hutan di Kalimantan?
“Menurut saya kejadian ini seperti teguran kepada kita agar berhati hati dalam pembakaran hutan atau lahan karena akibatnya merugikan banyak orang. Ya, seperti timbulnya asap kabut akhir-akhir ini yang menelan korban, juga membahayakan kesehatan, juga menghambat penerbangan pesawat maupun rutinitas masyarakat yang lain,” katanya.
Published on September 20, 2015 18:20
September 17, 2015
Mencicipi Menu Eropa yang Sehat dan Halal ala Velbel Project

Kota Bandung memang dikenal memiliki warga yang sangat kreatif, termasuk di bidang kuliner. Salah satunya adalah kelompok anak muda yang terdiri dari orang gila masak dan gila makan dalam wadah Velbel Project, sebuah layanan lunchbox delivery di Bandung. Mereka menjami 100% jaminan kualitas, halal, kebersihan, dan kesegaran makanannya. By the way, Velbel sendiri berasal dari kata VEGETABLES atau sayuran dan BELLA yang artinya cantik dalam bahasa Perancis.
Malam itu saya diundang mencicipi hidangan Velbel Project, dan saya memang dalam kondisi lapar setelah mengikuti berharo-hari mengikuti acara pelatihan dari kantor yang makanannya, sorry to say … nggak gue banget. Setelah sedikit ngubek-ngubek akhirnya ketemu juga markas Velbel Project di Jalan Bagusrangin.
Saya menempati satu kursi yang tersisa, dan terlambat. Tapi saya beruntung karena hidangan pertama memang belum disajikan. Dan voila! Rasanya saya beruntung duduk di kursi itu, karena setiap kali Chef Mella Putri Susantika presentasi selalu di sebelah saya. Tring!
Okay, saya ingin mencicipi dulu ya …

Pertama, appetizer yang membuka malam ini bernama Flat Bread Topped with Smoked Salmon, Sour Cream and Fennel. Agak ribeut ya namanya walaupun bentuknya imut. Sebenarnya roti yang dikasih topping ikan begini adalah favorit saya semenjak pernah jalan-jalan ke Eropa. Soalnya, cara mencari makanan halal paling mudah adalah roti sama ikan begini.
Menurut Chef Mella sih, appetizer ini sebenarnya hidangan Prancis, tapi krimnya sudah disesuaikan. “Terutama cream-nya. Biasanya di sana pakai cheese,” jelasnya detail.
Well, saya suka salmonnya. Enyak. Apalagi ketika krimnya meleleh di lidah. BIkin segar-segar gimana gitu. Yang jelas, rasa gurihnya pas. Nggak keasinan di lidah saya seperti kebanyakan makanan pembuka Eropa kebanyakan.



Kedua, Medium Tenderloin Steak Sheared with Fresh Herbs and Carrots Puree yang masuk kategori main course. Cheff Mella mempresentasikan lebih dulu cara bikin slice tenderloin yang pas, termasuk platingnya di atas carrots puree yang kental. Berasa deh punya chef pribadi.
Di sini saya jadi belajar juga mengenali steak dengan tingkat kematangan yang medium. Warnanya masih terlihat merah muda dan bikin gemesss. Rasanya? Entah karena beefnya yang katanya import, bumbu herbanya yang pas, atau mulut saya yang manis … hehehehe pokoknya endeusss taurina. Dan sebagai penggemar wortel, saya suka puree-nya. Udah enak, sehat, apalagi coba?

Ketiga, yang ini hidangan penutup yang mungkin agak ribeut menyebutkannya Flat Bread with Whole Wheat Flour, Cashew and Mint Cream, Coconut Oil,Strawberry Coated with Dark Chocolate. Tolong hapalkan ya. Besok ulangan keluar.
Terus terang ya, sejak datang saya sudah ngebet banget memakannya. Tapi lantaran baru saya yang disodori pertama kali, jadinya harus berbagi dengan tetangga untuk foto-foto. Saya suka stroberinya yang masih masam karena bikin sensasi pemberontakan melawan rasa cokelat yang kuat. Krimnya agak kurang berasa cashewnya karena coconut oilnya lebih strong. Tapi ketika diblend memasukkannya ke mulut barengan stroberi dan cokelat… jadinya sempurna!

Oh iya, saya lupa menyebutkan minumannya. Namanya Iced Mojito yang terdiri dari air soda, daun mint dan jeruk nipis. Rasanya segar walaupun sebenarnya saya kurang suka soda.
Acara malam itu memang nggak sempurna banget sih. Masih ada kekurangan di urusan konsistensi, misalnya penyajian. Saya lihat bentuk iced mojito saya beda dengan yang lain. Begitu pula Strawberry Chocolate saya yang tidak terselimuti sempurna, sementara yang lain stroberinya ngumpet seriusan. Tapi karena Velbel Project konsentrasinya bukan di resto, sah-sah aja.
Apalagi Chef Mella bikin confession bahwa dia tidak punya bala bantuan di dapur. “Jadi maaf ya kalau ada kekurangan,” katanya.
Hehehe, iya dimaafin kok. Terima kasih lho sudah ngundang saya. Buat yang pengen pesan makanan antaran, langsung aja masuk ke website mereka velbelproject dot com.
Published on September 17, 2015 17:59
September 16, 2015
Tiga Mitos Seks Pria Berotot Kekar

Tidak bisa ditampik, orang awam masih banyak yang beranggapan bahwa pria-pria berotot kekar punya masalah dengan kehidupan seksnya. Setidaknya ada tiga hal yang masih dipercayai.
Pertama, makin berotot seorang pria, makin kecil ukuran alat kelaminnya. Kedua, para pria berotot tidak bisa bereksi keras karena terkonsentrasi kepada otot-otot tubuhnya. Ketiga, pria-pria kekar dianggap tidak bisa tahan lama dalam melakukan aktivitas seks dengan pasangannya.
Saya akhirnya bertanya langsung kepada salah seorang pegiat olahotot, yang juga seorang polisi dan menjadi salah seorang penilai kegiatan pemilihan pria-pria berotot di Lampung, yakni Rudi Antoni. Sebagai seorang pria yang sudah berumahtangga tentunya punya pengalaman langsung dengan mitos tersebut.
“Secara medis bahwa asumsi-asumsi kemampuan seks menurun dan pada laki laki alat kelaminya mengecil akibat menjadi binaragawan jelas tidak tepat. Itu hanya anggapan yangg dibesar-besarkan. Karena mungkin badannya membesar membuat alat kelamin jad seolah tampak lebih kecil,” jelas ayah satu anak ini.

Rudi menjelaskan, bila diteliti di tubuh manusia terdapat serat-serat otot, sementara di alat kelamin pria tidak ada. "Yang ada seperti karet busa, darah mengalir sehingga penis menjadi kencang dan di penis tidak ada otot, jadi tidak ikutan membesar. Dengan berolahraga maka metabolisme tubuh semakin bagus dan meningkat , begitu pula aliran darah termasuk ke alat vital. Justru dengan latihan beban yang baik dan nutrisi yang memadai maka kemampuan seks semakin besar,” jelasnya.
Pemilik akun Instagram @rudi.antoni ini menganjurkan bagi yang tidak rajin berolahraga jutru dianjurkan melakukan latihan beban agar kemampuan seksnya meningkat. “Saya sendiri merasakan kehidupan seks lebih bergairah dan semakin ganas karena metabolisme lancar. Jadi lebih kuat di ranjang,” lanjutnya.

Meskipun asumsi yang berkembang di masyarakat bahwa binaragawan sulit mendapatkan keturunan, memperkecil kepala, hidung ,telinga dan lain-lainnya. bisa jadi benar seandainya sang binaraga menggunakan doping/steroid. “Tapi di indonesia relatif tidak ada masalah karena kondisinya berbeda dengan binaragawan di luar negri. Mereka banyak menggunakan dopping dan steroid yang berakibat tidak baik untuk tubuh,” kata anggota kepolisian Polda Lampung ini.
Published on September 16, 2015 19:13
Menikmati Sensasi Bukan Teh Biasa ala Porto di Dilmah RHTC Cafes and Restaurants 2015

Jalan Setiabudi Bandung tak pernah sepi menjelang siang. Saya jarang melewati jalan ini jika tidak karena harus menyambangi Porto Restaurant. Ya, di sinilah acara Dilmah Real High Tea Challenge Cafés and Restaurants untuk kota Bandung dimulai.
Memasuki Porto, saya langsung bertanya-tanya alasan disimpannya sebuah miniatur kapal layar di meja lobi. Bahkan ketika masuk, saya melihat beberapa miniatur perahu dan juga peta penjelajahan. Saya pikir berhubungan dengan dekorasi untuk acara Real High Tea Challenge (RHTC).

Real High Tea Challenge Cafes and Restaurant 2015 di Bandung.
“Porto itu artinya pelabuhan. Jadi bisa disimbolkan dengan perahu yang berlayar dari satu pelabuhan ke pelabuhan berikutnya,” jelas Manajer Porto Restaurant, Stephanie Yansen Theniko. Filosopi itulah yang juga dijadikan untuk Porto berganti tema secara berkala mengganti menunya sesuai dengan perjalanan kapal tersebut.
“Jika sedang berlabuh di Rusia, kami sediakan menu khas Rusia. Saat ini kami sedang berlayar menuju ke Amerika,” tambah Stephanie.
Hmm, kira-kira seperti apa ya menu yang disiapkan dengan tema seperti itu di ajang Dilmah Real High Tea Challenge ini?
Tiga Tahap
Sayap kanan restoran rupanya sudah disiapkan sebagai ruangan presentasi menu andalan Porto. Karena terdiri dari tiga menu berbeda, ruangan pun disekat menjadi tiga bagian. Masing-masing ruangan tampak didesain apik, detail dan sedikit berbeda. Saya melihatnya seperti tiga jenis kamar keluarga yang berbeda.
Dua juri utama RHTC pun duduk mengambil kursi di uang pertama. Mereka adalah Eliawati Erly selaku Brand Ambassador Dilmah Indonesia sekaligus mewakili PT. David Roy Indonesia (Sole Agen Dilmah di Indonesia) dan Oxone Battle Chef 1st Winner, Chef Nanda.
Presentasi Porto diwakilkan kepada Chef Eric Lowell yang tampak masih muda. Pada awal presentasi, Chef Eric menjelaskan garis besar konsep sajiannya yang terkait dengan kelahiran, menikah dan masa ulangtahun pernikahan.

Sajian pertama yang membuat mata saya saya terbelalak adalah Cocotte de Saumon. Tadinya saya pikir merupakan sajian telur ayam. Ternyata cangkang telur ayam dipakai hanya untuk wadah yang diisi oleh salmon tartar, roti kering, kecambah lobak kering, dan lelehan telur setengah matang dengan caviar di puncaknya. Pasangan untuk menikmatinya adalah Dilmah Lapsang Souchong Tea.
Telur sengaja dipilih karena terkait dengan tahap kehidupan manusia yakni melahirkan. Bahkan penyajiannya pun sengaja dibuat seperti telur yang menetas di atas jerami. Hahaha, sebanarnya sayang kalau dimakan. Jadi pajangan saja keren kok. But no! Ini kan acara makan-makan bukan pajang-pajangan.

Dari bentuknya yang imut dan lucu saya membayangkan rasanya gurih-gurih asyik di lidah. Apalagi ada taburan caviar di atasnya. Dan ternyata … perkiraan saya benar. Sensasi yang ditimbulkan seperti sedang melahap makanan pembuka ala bangsawan Prancis. Hanya mungkin karena saya kurang suka dengan telur setengah matang, jadinya saya tidak menghabiskannya.
Presentasi kedua yang dilakukan di ruangan tengah lebih unik karena merupakan tahap pernikahan. Porto Restaurant rupanya sangat serius di tantangan ini karena terlihat dalam persiapan konsepnya. Bahkan sepasang model pengantin dilibatkan dalam prenestasi pada sesi kedua ini.
Nama sajiannya adalah Almond Lava Cake dan cocktail Pepper Mint Hopper. Ukuran bentuk Almond Lava Cake sebesar telur ayam, sehingga dalam penyajiannya diletakkan di puncak kue pengantin. Jenis cake ini memang masih tren di Bandung, entah dengan nama Lava maupun Vulcano. Saya sendiri adalah salah satu penggemarnya.

dan cocktail Pepper Mint Hopper.
Saat mencicpi cake. saya merasa cake dengan bahan cokelat belgia ini seperti yang lebih keras ketimbang lava yang biasanya saya makan. Tidak ada kesan lelehan cokelat di dalamnya. By the way, karena saya suka cokelat, ya habis juga. Walaupun dari dark chocolate, rasanya manis bingit. Saat memasukkan cokelatnya ke mulut, saya sempat mencari-cari rasa teh. Katanya, cake ini diinfussed juga dengan Italian Almond Tea.
Hmm, mungkin karena cokelatnya sangat strong agak lama saya bisa merasakan rasa tehnya. Voila! Pengen lagi!
Tentang cocktail yang disajikan bareng, sepertinya saya hanya bisa pinjam mulut teman-teman deh. Rada khawatir dengan campurannya. Tapi saya sih yakin rasanya pasti bisa bikin lidah goyang dan tenggorokan mengalami sensasi melayang. Oh iya, cocktailnya ini terdiri dari krim teh peppermint dingin dengan liquir, dan cokelat putih.
Konsep hidangan kedua adalah tahap pernikahan. Rasa manis yang kuat dari menu yang disajikan merupakan harapan agar pernikahan kemudian diberkahi cinta dan kehidupan yang manis selamanya. Aamin. Saya juga mau didoaian begitu walaupun nggak minum cocktailnya.


Sajian terakhir yang disajikan adalah Cod Imperica yang merupakan signature dari Chef Eric. Sekilas saya ingat ketika ke Venesia, Italia, saya sempat makan brucheta dengan toping ikan laut Adrian. Nah, kalau ini di atas roti kering diberia ikan cod dan caviar. Rasanya? Sensai asin siap mampir di lidah. Tapi itulah fungsinya teh yang menyertai makanan ini. Agar lidah bisa segera ditawarkan dengan rasa-rasa yang amat kuat.
By the way, saya suka Cod Imperica ini. Dan kalau melihat Chef Eric mendemokan cara memasaknya, sepertinya saya juga bisa kok. Paling nggak mendekatilah.

Di sela-sela acara saya sempat bertanya kepada Eliawati Erly ihwal acara Dilmah RHTC 2015 ini. "Ini merupakan kali pertama digelar di Indonesia untuk kategori cafe dan restaurat. Sebelumnya pernah dilakukan untuk kategori hotel," jelas Brand Ambassador Dilmah Indonesia ini.

Karena biasanya kelas cafe dan restaurant berbeda dengan hotel jelas ada penilaiannya. "Di hotel mereka menyiapkan dalam jumlah banyak, sementara di cafe biasanya lebih sedikit. Jadi persiapan dan pengolahannya bisa lebih serius," jelas Chef Nanda

Lantas apa hal penting dalam penilaian kali ini?
"Kalau saya sih cara yang paling gampang, terutama yang memakai campuran teh, adalah dengan merasakan langsung tehnya. Kalau kita tidak terlalu lama susah-susah mencari rasa tehnya, itu berhasil," jelas Chef Nanda.
Kedua juri ini selain menilai di Porto Restaurant juga menilai di beberapa tempat di Bandung, seperti Javana Bristo. The Peak, Cocorico Cafe, dan juga OZT Cafe Steak House. Pemanang ajang ini akan mendapat uang cash dan sertifikat. Duh, jadi penasaran ...
(Foto-foto: Benny Rhamdani)
Published on September 16, 2015 02:14
September 15, 2015
Sarjana Ganteng Ini Peduli Masalah Asap di Riau

Namanya Muhammad Mirza. Pria kelahiran Aceh 31 maret 1993 ini baru saja menyelesaikan kuliahnya di jurusan keperawatan di kota Pekanbaru, Riau. Lantaran memiliki latar ilmu kesehatan, Mirza begitu peduli dengan masalah asap yang tengah dialami masyarakat di tempat tinggalnya.
“Asap itu dapat mengganggu saluran pernapasan dan sesak napas jika berkelanjutan. Saya prihatin karena bisa menggangu kesehatan masyarakat, dan paling miris terutama balita,” tutur Juara 2 Duta Mahasiswa GenRe (Generasi Berencana) yang diadakan oleh BKKBN Provinsi Riau tahun 2012 ini.

Itu pula yang membuat pemilik akun instagram @mirzamuhamad_asadel ini melakukan gerakan secara pribadi untuk nimbrung melakukan aksi sosial secara personal. “Untuk saat ini saya belum ikut aksi sosial bersama masyarakat tetapi saya melakukannya secara pribadi melalui media sosial yang saya miliki. Saya sebarkan di media sosial agar masyarakat memperhatikan kesehatan mereka. Saya juga berbagi tips kesehatan menghadapi kepungan asap,” jelas Duta BNN Provinsi Riau tahun 2013 ini.
Apa saja tipsnya? “Sedikit tips dari saya, agar masyarakat di kawasan berasap mengkonsumsi air putih lebih banyak dan konsumsi vitamin c untuk menjaga kesehatan tubuh,” papar Finalis On Mipa Provinsi Riau 2014 ini.
Di saat seperti inilah, Mirza merasa ilmu yang dimilikinya di bangku kuliah sangat berguna. “Di era modern ini ilmu kesehatan sangat vital dalam membantu dan melayani kesehatan masyarakat,” jelas Top 40 besar coverboy 2013 ini.

Apakah ini berarti akan bekerja juga di bidang medis?
“Jujur saya ingin memilih dibidang modelling dan entertainment tetapi semuanya saya serahkan sama Allah Swt. Kerja di manapun nantinya saya ingin sukses,” ujar Finalis Pemilihan Model Bintang Sinetron 2013 ini menutup percakapan.
Published on September 15, 2015 18:49
September 13, 2015
Polisi Ganteng Ini Koleksi Merchandise Superman

Superman dan polisi punya banyak kemiripan. Salah satunya adalah bertugas membela kebenaran dan mengayomi masyarakat. Namun jarang-jarang lho, ada polisi ganteng yang mengakui ngefans banget dengan sosok superhero asal Amerika itu. Salah satunya adalah Sujatmiko Try Mardiantorra yang bertugas di Polda Kalimantan Tengah.
Pria kelahiran 28 Spetember 1980 ini mengaku menyukai Superman karena dua sebab. "Superman merupakan sosok pahlawan pembela kebenaran. Dan saya warna khas logo Superman," jelas pemilik akun instagram @rikotoro ini.
Itu sebabnya sejak dua tahun lalu polisi berapangkat Bripka ini mulai mengoleksi pernak-pernik yang berhubungan dengan Superman."Dua benda yang yang saya koleksi pertama kali adalah gantungan kunci dan kaos Superman, "jelas anggota Dit Intelkam ini.

Sekarang koleksinya bertambah hingga ke topi, jam tangan dan parfum. Apalagi sejak penggemar traveling ini bergabung dengan komunitas Superman Fans of Indonesia, hobinya makin mendalam karena di komunitas tersebut bisa saling tukar informasi, termasuk koleksi merchandise Superman.

Polisi yang biasa di panggil Torra atau Torro ini mengaku tak mendapat nyinyiran dari keluarga maupun di lingkungan kerjanya. "Mereka support kok. Malah di lingkungan kerja bisa memberi inspirasi buat teman-teman," katanya. Maksudnya, inspirasi untuk mebela kebenaran seperti Superman.
Nah, buat yang punya hobi sama dengan plisi ganteng ini, silakan saja kontak. Siapa tahu bisa saling tukar koleksi.
Published on September 13, 2015 18:20
September 10, 2015
Di Urband Cafe Bandung, Lima Kuliner Ini Bikin Ketagihan

Waktu makan siang tiba, saya membelokkan mobil yang saya kemudikan ke jalan Diponegoro 25, Bandung. Di sana berdiri bangunan dua lantai dengan papan nama bertuliskan Urband Bandung. Isteri dan anak saya merasa senang karena kami sering melewati café itu tapi belum pernah singgah.
Kami langsung naik ke lantai dua, karena lantai bawah sudah direserved sehingga dipenuhi puluhan penunjung. Anak dan isetri saya mengambil tempat di pojok kanan, sementara saya menyapa teman-teman Blogger Bandung yang siang ini diundang oleh Mas Tono. Admin social media dari Urband café.
Bagi mereka pecinta sinetron Preman Pensiun tentu tidak akan merasa aneh dengan venue café ini lantaran sudah beberapa kali dijadikan latar lokasi syuting.
Setelah obrolan ke sana-sini dengan Mas Tono yang ramah dan bercerita banyak tentang Urband café, akhirnya muncul juga salah satu menu baru mancanegara yang menjadi andalan Urband Café mulai September ini. Setiap tiga bulan sekali, café yang berdiri 20 Maret 2015 ini memang senantiasa mengevalausi menunya.
“Yang peminatnya kurang kami ganti dengan menu yang baru,” jelas Mas Tono yang penampilannya sekilas mirip Presiden Jokowi.
Menu baru pertama yang saya cicipi bernama Korean Beef Barbeque. Sapi panggang ini disajikan bersama nasi putih dan tentu saja potongan kimchi. Yang bikin lezat adalah Beef Korean Sauce yang sangat khas memeuhi citarasa di lidah.

Menurut saya sih, untuk makanan seharga Rp54.000,- nggak mahal-mahal amat sih. Walaupun mungkin bagi kalangan tertentu terbilang nggak murah juga. Bisa dimaklumi, karena Urband café memang dikonsep untuk menyasar segemen masyrakat menengah ke atas.
“Saya memang mengonsep café ini untuk kalangan menengah ke atas,” ujar Akhmad Yani, owner Urband Café yang saya temyi di sela-sela mencicipin makan siang.
Makanan berikutnya yang saya cicipi merupakan ala-ala western, yakni Grilled Chic Cheese Gratin. Saya suka kelembutan daging Grilled Chicken yang disajikan bersama French Fries ini. Apalagi di sudut piring kita bisa menemukan salad yang bikin mata langsung lapar, yakni Tropical Fruit Salad with Orange Dressing.

Bagi penggemar keju, jangan khawtir ayamnya juga bisa dilapisi dulu oleh Mozarella Cheese dan Creamy Mushroom Sauce yang disediakan. Rasanya, bikin lidah dari ujung ke ujung ingin menari-nari. Yummmieeee. Dan saya nggak nyangka ketika tahu harganya hanya Rp34.000. Bisa sering mampir ke sini kalo udah tahu gini.
Selanjutnya saya mencoba mencicipi makanan sejuta umat asal Korea, yakni Beef Ramen. Sebenarnya sih nggak istimewa-istimewa amat. Tapi sebagai penggemar ramen saya tetap penasaran.

Bahan utamanya adalah Ramen Nodles diberi tambahan Grilled Beef Korean dan kerupuk Nori. Yang bikin ramen ini bebeda adalah kuahnya nggak Korea banget karena memakai Kuah Pedas ala Zhe Chuan yang lebih ke makanan Tiongkok. Tapi tetap enak kok. Harga ramen semangkuk yang saya cicipi ini hanya Rp24.000
Nah, berikutnya saya menyantap menu andalah Urband Café yakni, Surabi Pizza. Kuliner ini merupakan varian surabi Bandung. Cuman toppingnya mirip pizza, yakni ditaburi Smoke Beef & Paprika. Sebenarnya awal-awal saya ragu dengan kelezatannya karena hampir seperti makanan eksperimen. Tapi ketika surabi dilumuri Bolognese Sauce dan Cream Cheese, lalu amsuk ke mulut, rasanya saya ingin minta satu porsi lagi untuk dibawa pulang.

Harga surabi unik ini juga menurut saya nggak terilang mahal karena hampir sama dengan surabi-surabi kreatif lainnya, yakni Rp22.000
Tapi buat saya pribadi, paling juara adalah makanan asal Thailang, yakni Tom Yam Sea Food. Jujur saja, sejak makan tom yam langsung di Bangkok dua tahun lalu, saya punya standar untuk rasa tom yam. Rada susah nyari yang benar-benar pas di lidah.

(foto:Benny rhamdani)
Nah, di Urbang Café ini saya menemukan tom yam yang meskipun rasanya nggak sama dengan asli Bangkok, tapi bikin saya merem melek saat menyeruput kuahnya. Apalagi saat menggigit cumi dan udang yang ukurannya nggak pelit sepetri di kebanyakan café di Bandung. Campuran lainnya seperti Champignon, Cabe Rawit, dan Tofu Udang membuat cita rasa tom yam ini semakin kaya.
Yang bikin saya kaget, tom yam seenak ini bisa dibeli hanya dengan harga Rp40.000. Wow, bisa banget untuk menjamu relasi ke sini makan tom yam lezat bareng-bareng.
Venue nan Cerah



Meskipun café ini menyasar kalangan menengah ke atas, menurut saya venue yang terlihat sangat ramah. Tidak berkesan arogan sepetri kebanyak café untuk menengah ke atas, yang membuat tamu ragu untuk memasukinya.
Terdapat dua lantai yang bisa dipilih. Saran saya, kalau datang malam hari, cobalah ambil tempat di balkon.
Warna café pun cenderung cerah tak seperti umumnya yang redup. “ Saya sengaja meminta café ini agar berwarna cerah biar berbeda dengan yang lain,” kata Akhmad Yani yang biasa disapa Kang Yani.
Café ini ternyata juga menjadi favorit para pejabat di lingkungan kantir Gubernur jawa Barat. Terutama Wagub Jabar, Deddy Mizwar. “Beliau kalau ke sini biasanya justru memesan comro. BUkan makanan berat,” jelas Kang Yani.
Oh iya, saya mencicipi juga comro di Urband café ini. Rasanya? Bikin nagih!

Foto-foto: Benny Rhamdani.
Published on September 10, 2015 06:43
Lima Kuliner Ini Bikin Ketagihan

Waktu makan siang tiba, saya membelokkan mobil yang saya kemudikan ke jalan Diponegoro 25, Bandung. Di sana berdiri bangunan dua lantai dengan papan nama bertuliskan Urband Bandung. Isteri dan anak saya merasa senang karena kami sering melewati café itu tapi belum pernah singgah.
Kami langsung naik ke lantai dua, karena lantai bawah sudah direserved sehingga dipenuhi puluhan penunjung. Anak dan isetri saya mengambil tempat di pojok kanan, sementara saya menyapa teman-teman Blogger Bandung yang siang ini diundang oleh Mas Tono. Admin social media dari Urband café.
Bagi mereka pecinta sinetron Preman Pensiun tentu tidak akan merasa aneh dengan venue café ini lantaran sudah beberapa kali dijadikan latar lokasi syuting.
Setelah obrolan ke sana-sini dengan Mas Tono yang ramah dan bercerita banyak tentang Urband café, akhirnya muncul juga salah satu menu baru mancanegara yang menjadi andalan Urband Café mulai September ini. Setiap tiga bulan sekali, café yang berdiri 20 Maret 2015 ini memang senantiasa mengevalausi menunya.
“Yang peminatnya kurang kami ganti dengan menu yang baru,” jelas Mas Tono yang penampilannya sekilas mirip Presiden Jokowi.
Menu baru pertama yang saya cicipi bernama Korean Beef Barbeque. Sapi panggang ini disajikan bersama nasi putih dan tentu saja potongan kimchi. Yang bikin lezat adalah Beef Korean Sauce yang sangat khas memeuhi citarasa di lidah.

Menurut saya sih, untuk makanan seharga Rp54.000,- nggak mahal-mahal amat sih. Walaupun mungkin bagi kalangan tertentu terbilang nggak murah juga. Bisa dimaklumi, karena Urband café memang dikonsep untuk menyasar segemen masyrakat menengah ke atas.
“Saya memang mengonsep café ini untuk kalangan menengah ke atas,” ujar Akhmad Yani, owner Urband Café yang saya temyi di sela-sela mencicipin makan siang.
Makanan berikutnya yang saya cicipi merupakan ala-ala western, yakni Grilled Chic Cheese Gratin. Saya suka kelembutan daging Grilled Chicken yang disajikan bersama French Fries ini. Apalagi di sudut piring kita bisa menemukan salad yang bikin mata langsung lapar, yakni Tropical Fruit Salad with Orange Dressing.

Bagi penggemar keju, jangan khawtir ayamnya juga bisa dilapisi dulu oleh Mozarella Cheese dan Creamy Mushroom Sauce yang disediakan. Rasanya, bikin lidah dari ujung ke ujung ingin menari-nari. Yummmieeee. Dan saya nggak nyangka ketika tahu harganya hanya Rp34.000. Bisa sering mampir ke sini kalo udah tahu gini.
Selanjutnya saya mencoba mencicipi makanan sejuta umat asal Korea, yakni Beef Ramen. Sebenarnya sih nggak istimewa-istimewa amat. Tapi sebagai penggemar ramen saya tetap penasaran.

Bahan utamanya adalah Ramen Nodles diberi tambahan Grilled Beef Korean dan kerupuk Nori. Yang bikin ramen ini bebeda adalah kuahnya nggak Korea banget karena memakai Kuah Pedas ala Zhe Chuan yang lebih ke makanan Tiongkok. Tapi tetap enak kok. Harga ramen semangkuk yang saya cicipi ini hanya Rp24.000
Nah, berikutnya saya menyantap menu andalah Urband Café yakni, Surabi Pizza. Kuliner ini merupakan varian surabi Bandung. Cuman toppingnya mirip pizza, yakni ditaburi Smoke Beef & Paprika. Sebenarnya awal-awal saya ragu dengan kelezatannya karena hampir seperti makanan eksperimen. Tapi ketika surabi dilumuri Bolognese Sauce dan Cream Cheese, lalu amsuk ke mulut, rasanya saya ingin minta satu porsi lagi untuk dibawa pulang.

Harga surabi unik ini juga menurut saya nggak terilang mahal karena hampir sama dengan surabi-surabi kreatif lainnya, yakni Rp22.000
Tapi buat saya pribadi, paling juara adalah makanan asal Thailang, yakni Tom Yam Sea Food. Jujur saja, sejak makan tom yam langsung di Bangkok dua tahun lalu, saya punya standar untuk rasa tom yam. Rada susah nyari yang benar-benar pas di lidah.

(foto:Benny rhamdani)
Nah, di Urbang Café ini saya menemukan tom yam yang meskipun rasanya nggak sama dengan asli Bangkok, tapi bikin saya merem melek saat menyeruput kuahnya. Apalagi saat menggigit cumi dan udang yang ukurannya nggak pelit sepetri di kebanyakan café di Bandung. Campuran lainnya seperti Champignon, Cabe Rawit, dan Tofu Udang membuat cita rasa tom yam ini semakin kaya.
Yang bikin saya kaget, tom yam seenak ini bisa dibeli hanya dengan harga Rp40.000. Wow, bisa banget untuk menjamu relasi ke sini makan tom yam lezat bareng-bareng.
Venue nan Cerah



Meskipun café ini menyasar kalangan menengah ke atas, menurut saya venue yang terlihat sangat ramah. Tidak berkesan arogan sepetri kebanyak café untuk menengah ke atas, yang membuat tamu ragu untuk memasukinya.
Terdapat dua lantai yang bisa dipilih. Saran saya, kalau datang malam hari, cobalah ambil tempat di balkon.
Warna café pun cenderung cerah tak seperti umumnya yang redup. “ Saya sengaja meminta café ini agar berwarna cerah biar berbeda dengan yang lain,” kata Akhmad Yani yang biasa disapa Kang Yani.
Café ini ternyata juga menjadi favorit para pejabat di lingkungan kantir Gubernur jawa Barat. Terutama Wagub Jabar, Deddy Mizwar. “Beliau kalau ke sini biasanya justru memesan comro. BUkan makanan berat,” jelas Kang Yani.
Oh iya, saya mencicipi juga comro di Urband café ini. Rasanya? Bikin nagih!

Foto-foto: Benny Rhamdani.
Published on September 10, 2015 06:43
September 7, 2015
Rahasia Kuliner Kalimantan nan Menawan Lidah

Tak sekalipun saya menginjak tanah Kalimantan. Masih sebuah mimpi yang entah kapan bisa terwujud. Namun pekan lalu saya beruntung, bisa mencicipi kuliner khas Tanah Dayak itu di Restaurant Signature, Kempinski Hotel, Jakarta.
Siang itu saya sungguh sudah sangat lapar untuk makan siang setelah mengikuti sebuah agenda pertemuan yang melelahkan. Tiba di lobby Hotel Kempinski saya langsung bertanya kepada petugas security letak Signature Retaurant. Tidak hanya ditunjukkan, bahkan saya diantar dengan ramah hingga ke sayap kanan lobby.
Front officer langsung mempersilakan saya masuk dan memilih meja karena nama saya sudah dicatat di list reservasi. Setelah menyimpan tas di salah satu kursi, saya beranjak kembali mengitari venue yang tampak luas. Kaki pun melangkah ke pojokan karena ada pemandangan yang menarik perhatian, yakni demo seorang chef.
Demo by Chef Meliana Christanty

Chef Meliana Christanty menjelaskan yang dilakukannya merupakan bagian dari pembuatan Dadah Belasan yang merupakan sambal khas Dayak, Kalimantan Tengah.
"Biasanya tidak menggunakan blow torch, tapi dipanggang," jelas chef yang menekuni dunia dapur dengan serius sejak 1996 ini.
Bahan utama sambal ini adalah serai, cabe, terasi, bawang merah, dan kemiri yang kemudian diulek sampai halus sebelum dibakar.
Chef Meliana kemudian beralih menjelaskan ihwal Sate Melayu yang kali ini berbahan dasar ayam. "Sebenarnya bisa daging sapi atau ayam," jelas perempuan yang menekuni kuliner dan bahan alam Kalimantan sejak 2003 ini.

(Foto:Benny Rhamdani)
Salah satu kekhasan kuliner khas Melayu Pontianak, Kalimantan Barat ini adalah penggunaan kuah kaldu dalam penyajiannya. Tak lupa diberi perasan air jeruk sambal khas Kalimantan yang biasa disebut jeruk kit kia.
Saya merasa beruntung Chef Meliana bersedia menyajikan satu porsi di atas mangkuk untuk saya. "Satenya mau berapa tusuk?" tanya chef yang datang dari Pangkalan Bun, Kalimanten Selatan ini.
"Dua saja," jawab saya, malu-malu. Nanti ketahuan kemaruknya kalau minta sepuluh tusuk seperti biasanya di warung sate.
Oh iya, Chef Meliana juga menyajikannya dengan potongan ketupat. "Terganung selera sebenarnya, ada yang suka pakai ketupat, ada juga yang pilih nasi," jelasnya.

(Foto: Benny Rhamdani)Sebelum beranjak ke meja makan, saya pun minta rekomendasi desert khas Kalimantan kepada sarajana ekonomi dari sebuah perguruan tinggi di Yogyakarta. Chef Meliana mengajak saya ke display lainnya.
Chef Meliana memberi dua pilihan, antara Es Sarang Burung dan Bubur Gunting. Chef meliana kemudian meyakinkan saya untuk mencicipi Bubur GUnting yang benar-benar khas. Hehehe, sebenarnya saya memang mau pilih itu.
Bubur Gunting bukan gunting yang dibubur. susah atuh makannya. Bubur asli Singkawang, Kalimantan Selatan, biasa disebut lek tau swan di Pontianak, Kalimantan Barat. "Kedekatan Pontianak dan Singkawang membuat kuliner keduanya banyak yang serupa," jelas Chef Meliana.
Bahan utama bubur adalah kacangijo tanpa kulit, lalu diberi cakwe yang dipotong-potong kecil menggunakan gunting. Bubur gunting ini bisa disantap hangat maupun dingin.
My Lunch

Bebek masak Lo (Peranakan Pontianak), dan Ayam Cincane (Samarinda, Kalimantan Timur).
(Foto:Benny Rhamdani)
Saya tidak bisa terus ditemani Chef Meliana yang sepertinya harus memanfaatkan jam istirahatnya. Akhirnya saya browsing sendirian hidangan Kalimantan di Signature Restaurant dan menemukan Telur Masak Habang. Agak penasaran juga sih, mengapa banyak nama 'Habang' di kuliner kalimantan. Ternyata habang yang dimaksud adalah karena maskanya menggunakan cabe habang atau cabe merah besar kering.
Kuliner habang biasanya untuk makanan jenis protein hewani, seperti sapi, ayam, itik, bebek, telur, ikan haruan atau gabus. Masakan habang biasa dikenal di Banjar, Kalimantan Selatan.
Saya juga menemukan masakan lain yang juga bikin saya meneteskan air liur, seperti Bebek Masak Lo dan Ayam Cincane. Tapi entah mengapa akhirnya saya memilih Iwak Baubar dan Iga Sapi Masak Habang, keduanya dari Banjar, Kalimantan Selatan.
Saya pilih Iwak Baubar karena saya adalah penggila makanan berbahan dasar ikan. Sementara iga spi saya pilih karena penasaran dengan 'habang'nya. Sebagai pelengkap saya ambil juga Dadah Belasan yang tadi disiapkan Chef Meliana.

oleh Chef Meliana. (Foto: Benny Rhamdani)Untuk menteralisir daging-dagingan, saya memilih tumis mentimun. Walaupun baru melihat bentuknya, tapi saya tergiur untuk mencicipinya.
Sate ayam yang saya cicipi kali ini benar-benar berbeda rasanya karena ada rasa masamnya. Tapi itu bisa diatur seberapa banyak air yang diperas dari jeruk. Kalau saya sih malah suka yang kecut-kecut. Tapi kalau terlalu banyak, sayang juga dengan kaldunya yang nikmat.
Sensasi kaldunya yang juga meresap ke dalam ketupat dan sate membuat saya ingin nambah lagi menu ini. Tapi malu ah.
Saya kemudian menyantap protein lainnya, yakni iga sapi habang. Saat menggigit dagingnya yang bertekstur lembut. Bumbu dasar seperti kunyit, bawang dan juga asam terasa menyatu di dalam daging tersebut. Tapi saya mencoba sensasi lainnya, yakni mencocolnya dengan sambal khas Dayak. Dan ternyata ini sangat mantap. Menurut saya sih, rahasianya adalah pada kombinasi bahan utama dengan bumbu tradisional yang tepat, terutama bumbu dari Kalimantan.

Tapi ternyata oke kok. (foto: Benny Rhamdani)Hal yang sama juga saya dapatkan ketika menyantap Iwak Baubar (ikan bakar). Saya cocol juga ke dadah belasan, dan rasanya langsung berubah. Padahal biasanya saya kurang begitu suka dengna sambal yang pakai terasi. Tapi kali ini memang berbeda.
Chef Meliana mengatakan, ada sambal lain sebenarnya yang khas kalimantan jika tak suka terasi. "Namanya Sambal Bawang Limau Wangkang dari Kalimantan Selatan," jelasnya.
Oh iya, sebagai penyeimbang, saya juga menyantap sayur khas Kalimantan Barat, yakni Tumis Mentimun. "Tumis ini merupakan sajian sederhana untuk sajian makan sehari-hari keluarga," begitu penuturan Chef Meliana yang saya tanya seusai makan.
Penutup acara makan siang kali ini saya mencicipi untuk pertama kalinya Bubur Gunting yang menurut saya rasanya enakeun pisan alias enak banget rasanya segar banget apalagi membayangkan di luar nanti saya harus melewati udara yang panas. yang membuat saya bingung, itu bagaimana caranya membuka kulit kacang hijau sambai warnanya berubah begitu. Tadi saya nggak menyangka butiran di dalam bubur adalah kacang hijau.
Potongan cakwe yang berenang di atas bubur juga membuat makanan penutup ini jadi lebih mengenyangkan. Mungkin memang itulah tujuannya.
Yang pasti, saya nggak menyesal jauh-jauh dari Bandung, akhirnya bisa menikmati kuliner spesial seperti ini. Sayangnya, waktu saya tak banyak untuk mengeksplorasi lidah saya. Ada agenda pertemuan lain yang menunggu. Padahal banyak varian kuliner Kalimantan yang ingin saya cicipi. Eits, tapi kan saya sedang dieeeet! Yang diuraikan di atas saja sudah membuat saya khawatir menambah berat badan ... hehehe.
Satu-satunya racun yang saya rasakan setelah dari Signature Restaurant adalah hasrat saya untuk terbang ke Kalimantan makin besar. Aduh, gawat banget, kan?
Venue nan Bersahabat

Satu hal yang membuat saya tidak ingin terburu-buru meninggalkan Signature Restaurant adalah atmosfirnya yang tenang dan ramah. Meskipun terlihat shopisticated, tapi saya tidak merasa terintimidasi di dalamnya. Seperti yang saya tangkap di beberapa meja pengunjung, mereka tampak santai melakukan aktivitas ngobrol atau berfoto ria.
Pengunjung Signature juga bebas memilih tempat yang diinginkan, antara di dalam ruangan ataupun di luar. Tapi makan di luar pun tetap tidak akan terasa panas banget kok. Saya sempat menjajalnya, dan masih okay untuk yang lebih suka makan di ruang terbuka.
Tata letak display makanan pun dibuat dengan suasana berbeda dengan ruang makan. Terutama dari penataan cahayanya. Saya bisa merasakan pula bahwa sedang ada program tematik dengan melihat dekorasinya.
Suatu saat nanti, saya pasti akan kembali ke sini. Menikmati santapan lainnya yang menantang. Terutama masakan Indonesia.
^_^
Published on September 07, 2015 01:45
Benny Rhamdani's Blog
- Benny Rhamdani's profile
- 7 followers
Benny Rhamdani isn't a Goodreads Author
(yet),
but they
do have a blog,
so here are some recent posts imported from
their feed.
