Tia Setiawati's Blog, page 796
January 13, 2013
"Saya tidak pernah berniat mengomentari sesuatu yang saya tidak tahu apa-apa tentangnya. Karena diam..."
- Tia Setiawati Priatna
Saya percaya Tuhan, saya percaya cinta yang Dia anugerahkan, dan...

Saya percaya Tuhan, saya percaya cinta yang Dia anugerahkan,
dan saya percaya komitmen yang kamu ikrarkan.
Saat ini, itu sudah cukup membahagiakan.
- Tia Setiawati Priatna
"Belajar dari satu kali kegagalan, seharusnya cukup membuatmu menjadi orang yang waspada. Belajar..."
-
Jika sampai tiga kali, berarti kamu sama sekali tidak mengerti.
- Tia Setiawati Priatna
"Aku tahu, tidak ada jaminan bahwa ketika aku rindu kamu, kamu juga akan rindu aku. Tapi aku rasa,..."
- Tia Setiawati Priatna
Oh ya ampun, maafkan saya, bintangjatuhku.
Kalau yang masuk...

Oh ya ampun, maafkan saya, bintangjatuhku.
Kalau yang masuk email memang suka menumpuk. Nanti saya cek dulu ya :)
Sama-sama, manarrrina.
Saya yang seharusnya berterima kasih,...

Sama-sama, manarrrina.
Saya yang seharusnya berterima kasih, karena sudah difollow terlebih dulu.
Saya kan cerewet sekali di Twitter, hehehe :)
January 12, 2013
Janji Yang Tak Pernah Kutepati
Kau pernah begitu menyakiti hatiku.
Begitu mudah meminta maaf.
Begitu mudah pula mengulangi kesalahan yang sama.
Lalu aku selalu bertanya, ‘cinta ada di mana?’
Kau begitu merasa perkasa.
Selalu merasa kau lah tujuan segala cinta.
Aku begitu ingin mengelak dan membela.
Namun, kau benar adanya.
Kau selalu benar.
Lalu pada suatu waktu yang kita sama-sama tahu.
Aku memutuskan berpisah denganmu.
Ada tali yang tak ingin kusambung lagi.
Ada kerusakan yang akan kubiarkan saja sendiri.
Lalu.
Ada janji dalam hati, untuk tak pernah kembali.
Ada janji untuk mencari yang lebih menghargai arti cinta yang dengan tukus kuberi.
Ada janji untuk menutup pintu hati untuk kau yang selalu menyakiti diri.
Tapi ah, janji hanya tinggal janji.
Terkadang takdir memang ada di luar logika manusia.
Maka lagi-lagi kuingkari.
Janji-janji itu tak pernah kutepati.
: Aku mencintaimu sampai otakku seperti mati.
Tangerang, 13 Januari 2013
- Tia Setiawati Priatna
Kau Tahu Di Mana Menemukanku
Tuan,
saat kau sedang bersedih,
dan kau membutuhkanku untuk melepas segala perih.
Kau tahu di mana menemukanku.
Saat kau sedang berduka,
karena memang terkadang hidup penuh dengan drama.
Kau tahu di mana menemukanku.
Saat kau sedang kesepian,
aku tahu kau membutuhkan seorang teman.
Untuk diajak bicara,
untuk berbagi segala macam persoalan.
Kau tahu di mana menemukanku.
Saat kau sedang meragu akan masa depan.
Dan terkadang kau berpikir,
kau ingin berteriak sampai suaramu serak.
Kau butuh aku untuk menemani kegilaanmu.
Kau tahu di mana menemukanku.
Bahkan saat kau sedang bahagia.
Kau butuh seorang ceria untuk merayakannya bersama-sama.
Kau tahu di mana menemukanku.
Tuan,
aku tidak pernah kemana-mana.
Bahkan ketika kita sering terpisah jarak,
kita akan selalu dekat.
Aku ingat, kau selalu bosan ketika aku mengatakan :
: ‘Aku hidup di hatimu. Jangan pernah melupakan itu.’
Tangerang, 13 Januari 2013
- Tia Setiawati Priatna
Terima kasih banyak, aryo nugroho. Selamat merasa cinta dalam...
Tahukah Kau Seperti Apa Rasanya Mencintai Diam-diam - Musikalisasi Puisi
Ini adalah musikalisasi puisi berjudul :



