Tia Setiawati's Blog, page 795
January 15, 2013
Bisakah kau sedikit lebih santai?
Karena walau esok tak pasti,...

Bisakah kau sedikit lebih santai?
Karena walau esok tak pasti,
aku ingin duduk dgn tenang di sini.
Bersamamu, berdua saja; sampai esok pagi.
- Tia Setiawati Priatna
Tahukah Kau Seperti Apa Rasanya Mencintai Diam-diam - Musikalisasi Puisi
Untuk kamu yang mencintai seseorang secara diam-diam,
saya tahu kamu hebat.
Doa-doamu tidak pernah salah alamat.
Ini adalah musikalisasi puisi berjudul :
Tahukah Kau Seperti Apa Rasanya Mencintai Diam-diam
Ada Kesedihan Yang Hanya Mampu Kubagi Dengan Hujan
Untuk kamu yang merasa sendiri dan sedang bersedih, semoga kamu sedikit merasa lega. Hujan turun deras sekali beberapa pekan ini.
Musikalisasi puisi Ada Kesedihan Yang Hanya Mampu Kubagi Dengan Hujan, khusus saya buat untuk kamu.
Jangan bersedih lama-lama ya. Karena kamu tidak pernah sendiri selamanya. :’)
January 14, 2013
Assalamualaikum, minta maaf atas posting itu tidak disertakan dengan link kamu.. memang saya ambil dari blog kamu, nanti saya delete posting itu.. maaf ya :)
Waalaikumsalam. :)
Saya terkesan jika kamu berniat baik seperti itu. Terima kasih :)
January 13, 2013
Sempatkanlah
Tahukah kau?
Mataku sering sekali berkaca-kaca,
saat aku melihat sosokmu muncul dari balik pintu itu.
Pintu yang pada suatu waktu,
menjadi titik awal mata kita bertemu.
Setelah berwaktu-waktu berpisah,
aku ingin berdekatan denganmu.
Dekat, tanpa sekat.
Kau tahu,
jarak adalah serupa pupuk bagi cinta.
Kita seharusnya bersyukur ya?
Rindu seperti terus-menerus mengingatkan kita.
Ada cinta yang menunggu.
Rindu seperti memberi kita harapan.
Ada perjumpaan di hari kemudian.
Rindu seperti ingin mengatakan.
Kita tak boleh menyerah
hanya karena jarak ataupun ketidakberuntungan sementara.
Maka, saat nanti kita bertemu,
sempatkanlah untuk memelukku.
Aku ingin mau menyadari,
waktumu masih luas ketika tak bersamaku nanti.
Sempatkanlah untuk mengecup keningku.
Karena aku begitu merasa tersanjung,
saat bibirmu mendarat lembut di keningku.
Sempatkanlah untuk menggenggam jemariku.
Genggamlah dengan erat,
seperti itu adalah genggaman yang terlambat.
Aku begitu ingin merasa dekat denganmu.
Karena jarak membuat pertemuan kita menjadi begitu singkat.
Aku begitu tak sabar untuk menunggu.
Bahwa ada saatnya nanti,
aku tak perlu begitu menanti.
Karena kita senantiasa tak terpisah lagi.
: dan wajahmu akan selalu sempat kekecup,
sebelum kau melangkahkan kaki keluar istana kita nanti.
Jakarta, 14 Januari 2013
- Tia Setiawati Priatna
Untuk Kamu Yang Mencintai Puisi-puisiku
Hai.
Ini adalah surat terbuka, untuk siapa saja yang mencintai puisi, sama seperti saya mencintai puisi. Kita adalah makhluk yang beruntung kan? Karena begitu dapat memainkan kata-kata dengan jutaan rasa.
:)
Saya sangat bersyukur atas kehadiran blog ini. Juga twitter @TiaSetiawati. Kedua hal itu membuat saya banyak menghabiskan waktu-waktu kosong saya untuk berkarya. Ya betul, melalui puisi, baik itu yang pendek ataupun panjang.
Sampai akhirnya buku Karenapuisiituindah bisa terbit. Syukur pada Tuhan yang tak terkira. Alhamdulillah.
Maka, dengan ini saya meminta kesediaan teman-teman, siapapun kalian, tolong dengan sangat untuk menuliskan sumbernya jika kalian memposting sesuatu yang memang bukan karya kalian.
Seperti itulah seharusnya seseorang menghargai sebuah hasil karya. Tak akan ada karya tanpa pembuatnya. Dan dengan begitu, saya rasa memang sudah seharusnya kita saling menghargai.
Kamu menghargai dirimu dengan menghargai orang lain dan karyanya. Dan semua karya patut dihargai. Ah tentu saja, itu jika karyamu adalah karya asli.
Saya memang bukan siapa-siapa, tapi saya adalah orang yang membenci plagiarisme dan kawan-kawannya. Terlebih jika karya yang diperlakukan seperti itu adalah karya saya.
Hal ini sudah terjadi sangat sering. Sudah lebih dari belasan kali. Tentu oleh orang yang berbeda.
Apakah kamu tidak malu ketika banyak orang menyadari kamu adalah seorang plagiat? :)
Catatan :
Surat ini saya buat sudah lama sebenarnya. Hanya menunggu moment yang pas. Dan ini lah yang membuat saya akhirnya memposting tulisan ini.
Sumber : http://anginawan.tumblr.com/
Tentu kalian pun masih ingat postingan saya dua hari lalu :
Hanya orang yang menghargailah, yang layak untuk dihargai juga.
Dan satu lagi, sungguh tak perlu membela diri. Karena saya membuat semua karya dari hasil pikiran saya, saya tahu sejarahnya dan saat sedang bagaimana saya membuatnya; satu demi satu karya saya. Jadi kalau kamu bilang kebetulan saja, ah di dunia ini sungguh tak ada yang kebetulan, Tuan (atau Nona).
Mari menjadi manusia yang cerdas, menghargai diri sendiri, dan juga saling menghargai diantara sesama.
Jakarta, 14 Januari 2013
- Tia Setiawati Priatna
Pada sebuah peluk, ada rindu yang menghangat karena telah...

Pada sebuah peluk,
ada rindu yang menghangat karena telah dijenguk.
Jangan pergi terlalu lama, katanya.
- Tia Setiawati Priatna
Ketika Cintaku Hanya Untukmu
I was in love, this made me a woman, fully lived.
And all I ever did, try to do, was for you.
Dahulu kupikir,
mencintai satu orang saja adalah tidak mungkin.
Terlalu banyak mereka yang menawan,
bagaimana mungkin kita hanya mencintai satu orang?
Lalu aku bertemu kau, Tuan.
Kau memang biasa saja.
Namun kuakui,
aku begitu mengagumi senyumanmu yang rupawan.
Dan semakin kita dekat,
aku jadi tahu
cinta tak pernah membutuhkan alasan kuat.
Ia hebat dengan segala hal ajaib yang digenggamnya sendiri.
Maka selama ini,
aku menyadari aku telah mencintaimu sedalam ini.
Kau membuatku menjadi seorang wanita.
Utuh.
Penuh cinta.
Memberi tanpa dipinta.
Semua itu untukmu; untuk cintaku.
Tangerang, 14 januari 2013
- Tia Setiawati Priatna
"Berkomitmen itu tidak susah, Tuan. Sesuatu yang baik dan didasari perasaan cinta yang mendalam,..."
- Tia Setiawati Priatna
"Hati-hati ketika mengatakan ‘saya cinta kamu’. Banyak pernyataan cinta, yang malah..."
- Tia Setiawati Priatna


