Mawar Safei's Blog, page 59
September 23, 2019
Benar Sdr, al-Qur'an itu huda, rahmah dan syifa. Saat say...

Benar Sdr, al-Qur'an itu huda, rahmah dan syifa. Saat saya diuji dengan kesihatan, dan mata yang cepat penat, ubat saya adalah baris dan dengung al-Qur'an. Tiap huruf dan tanda, saya perhatikan lama. Merenung dan menatapnya sama seperti saya meneguk nikmat ubat. Mudah mudahan ia mujarab. Mudah mudahan ia penawar yang sangat sakti. Benar Sdr, saya sangat pasti.
Published on September 23, 2019 13:42
September 22, 2019
Saya bersiap-siap untuk berpergian lagi. Dalam menyusun l...

Saya bersiap-siap untuk berpergian lagi. Dalam menyusun langkah tua, saya kuatkan semangat. Dorongan Nenek Merah ternyata masih melantun-lantun. Rapikan ikat tali kasutmu. Pastikan langkah yang benar. Tidak bengkang-bengkok. Begitulah selalu nasihatnya, saat melihat saya tidak tentu hala!
Published on September 22, 2019 14:18
September 20, 2019
Allah menghantar isyarat lagi. Saya sudah tua. Saat saya ...

Allah menghantar isyarat lagi. Saya sudah tua. Saat saya kian tiba. Mata saya kian mudah lelah malah selalu strain. Bacaan tertentu dalam tubuh saya juga sudah tidak menentu. Dalam saya diserang pelbagai ketakutan, saya masih mahu mengharap. Benar Sdr, raja' dan khauf. Harap dan takut. Itu yang saya rasakan sekarang.
Published on September 20, 2019 15:21
Dalam banyak keanehan beberapa hari ini, dua buah buku ya...


Dalam banyak keanehan beberapa hari ini, dua buah buku yang aneh juga menerbitkan sebuah cerpen saya yang sama. Bertemu Lagi Perempuan si Pemetik Harpa. Ya, sequel daripada cerpen Perempuan si Pemetik Harpa. Kali ini mereka, lelaki tua itu bertemu dengan Perempuan Bulan Penuhnya, di Kota Sitti Nurbaya! (Sebenarnya penerbitan ini hanya berbeda versi negara. Ia dilancar sewaktu Pameran Buku Jakarta yang baru lalu...)
Published on September 20, 2019 00:56
September 14, 2019
Kita seperti menghuni di Negeri Kabut. Ia juga adalah jud...

Kita seperti menghuni di Negeri Kabut. Ia juga adalah judul buku Seno. Ia menyimpan banyak cerita dan pasti juga rahsianya. Ia menjadikan dia halimunan. Ia menjadikan dia ada dan sekejap membawanya pergi.
Published on September 14, 2019 16:40
September 13, 2019
Miqdad. Ternyata dia masih mengekori saya pulang. Dia men...

Miqdad. Ternyata dia masih mengekori saya pulang. Dia menyelinap, masih antara karangan laut yang cantik dan sesekali menyusup dan bersembunyi di sebalik ingatan dan harapan. Mengenang dia adalah Miqdad yang menjadi ikan. Sebelum itu pula, pernah dia berlari dengan kudanya di perbukitan Indera. Saya jadi kian mengasihi dia. Sepertinya dia sendiri, Sdr. Benar baru sekarang saya menyedarinya.
Published on September 13, 2019 14:40
September 11, 2019
Sewaktu di sekolah menengah atas, saya mempunyai guru Sej...

Sewaktu di sekolah menengah atas, saya mempunyai guru Sejarah yang kurang deria dengarnya, tapi luar biasa sekali penceritaannya tentang sejarah dunia, dari Tanah Melayu hingga ke siasah Moghul. Namun saya masih tidak memilih mata pelajaran ini, setidak-tidaknya berbanding Geografi yang akhirnya menempatkan saya diterima masuk ke jabatan tersebut di kampus Bangi ini. Akhirnya saya sedar kedua-dua bidang pengajian itu banyak mengheret saya ke ruang pemaknaan kemanusiaan, bergandingan dengan lapangan kesusasteraan yang sangat saya cintakan. Apabila diminta sahabat, MKH, menulis tentang novelnya, Celam Celum Kuala Kubu, saya menziarahi semula kelas Sejarah, Geografi dan Kesusasteraan Melayu, di sekolah dahulu. Indah sekali.
Published on September 11, 2019 13:37
September 10, 2019
Dalam banyak pertelingkahan, saat berdiri antara aneka ti...

Dalam banyak pertelingkahan, saat berdiri antara aneka tikungan, dia meminta saya merujuk cepat helaian Faathir. Benar, tentang Pencipta. Mudah mudahan saya bertemu dengan jalan penyembuhan.
Published on September 10, 2019 13:53
September 9, 2019
Cerpen terkini saya, Berdiri di Ulee Lheue, dan Miqdad Me...

Cerpen terkini saya, Berdiri di Ulee Lheue, dan Miqdad Menjadi Ikan (Berita Harian, 8 September 2019) merupakan catatan perjalanan sekali lagi untuk menyantuni anak-anak yang memerlukan perhatian. Miqdad itu adalah mereka. Kali ini Miqdad menjadi ikan, dan dia menyelinap antara arus yang merintang.
Published on September 09, 2019 14:34
September 7, 2019
Terima kasih Sdr Mohd Nazmi Yaakub, editor Berita Harian ...

Terima kasih Sdr Mohd Nazmi Yaakub, editor Berita Harian yang menyiarkan cerpen terbaru saya ini. Ia sequel dari Pada Hari Saya Bertemu Miqdad (Berita Harian, 29 Oktober 2017). Ia merupakan catatan kembara lagi. Mudah mudahan saya dapat ke sana untuk bertemu Miqdad lagi. Insya-Allah.
Published on September 07, 2019 14:38
Mawar Safei's Blog
- Mawar Safei's profile
- 15 followers
Mawar Safei isn't a Goodreads Author
(yet),
but they
do have a blog,
so here are some recent posts imported from
their feed.
