Matahari Itu Jauh Quotes
Matahari Itu Jauh
by
Rosli K. Matari33 ratings, 4.27 average rating, 13 reviews
Matahari Itu Jauh Quotes
Showing 1-13 of 13
“Justeru, aku manusia
jiwa ini
tidak akan cukup
dengan bulan, terisi di kolam.
Aku ingin juga
menatap bintang
di tempat lain.
(Dunia Ini Panjang, Jauh)”
― Matahari Itu Jauh
jiwa ini
tidak akan cukup
dengan bulan, terisi di kolam.
Aku ingin juga
menatap bintang
di tempat lain.
(Dunia Ini Panjang, Jauh)”
― Matahari Itu Jauh
“Usiaku sudah jauh
Bagai ke seberang sana.
Apa guna lagi berdayung cinta
Karam perahu, tenggelamlah aku.
(Bertemu Danau Ini)”
― Matahari Itu Jauh
Bagai ke seberang sana.
Apa guna lagi berdayung cinta
Karam perahu, tenggelamlah aku.
(Bertemu Danau Ini)”
― Matahari Itu Jauh
“Kita serumpun bertanam buluh.
Buluh akan patah, diserbu ribut, jika hidup sebatang.
Di belakang kita masih ada seribu rebung,
Kelak, semuanya boleh menjunjung langit.
(Ekspresionisme di Sibolangit)”
― Matahari Itu Jauh
Buluh akan patah, diserbu ribut, jika hidup sebatang.
Di belakang kita masih ada seribu rebung,
Kelak, semuanya boleh menjunjung langit.
(Ekspresionisme di Sibolangit)”
― Matahari Itu Jauh
“Sekian lama,
aku sering lupa pada
jalan yang tidak akan berkelok,
tidak akan bersimpang lagi,
Terus lurus ke kubur,
di sanalah aku akan berhenti.
(Ke Mana Aku Akan Pergi)”
― Matahari Itu Jauh
aku sering lupa pada
jalan yang tidak akan berkelok,
tidak akan bersimpang lagi,
Terus lurus ke kubur,
di sanalah aku akan berhenti.
(Ke Mana Aku Akan Pergi)”
― Matahari Itu Jauh
“Kauberikan aku,
jalan panjang, sayup-sayup
samar-samar hujungnya
ke baris akhir puisi.
Menelusur jalan berliku
menjadi
berkelok makna.
Kauberikan
gunung, kabus
menjadi huruf-huruf.
(Selamat Tinggal, Indonesia)”
― Matahari Itu Jauh
jalan panjang, sayup-sayup
samar-samar hujungnya
ke baris akhir puisi.
Menelusur jalan berliku
menjadi
berkelok makna.
Kauberikan
gunung, kabus
menjadi huruf-huruf.
(Selamat Tinggal, Indonesia)”
― Matahari Itu Jauh
“Perjalanan, memang akan seperti ini
titik ke titik, berjeda tengah henti.
(Matahari Sudah Hampir Jatuh)”
― Matahari Itu Jauh
titik ke titik, berjeda tengah henti.
(Matahari Sudah Hampir Jatuh)”
― Matahari Itu Jauh
“Segala yang berdosa itu
menyelit dalam samar,
berselindung di sebalik kelam,
tersembunyi dalam pekat hitam.
(Malam)”
― Matahari Itu Jauh
menyelit dalam samar,
berselindung di sebalik kelam,
tersembunyi dalam pekat hitam.
(Malam)”
― Matahari Itu Jauh
“Aku tahu, di sana
aku akan mudah luluh
cair seperti lilin menyala.
Cukup untuk terbakar,
walau oleh sepatah huruf
daripada kata-kata rayu, cumbuan.”
― Matahari Itu Jauh
aku akan mudah luluh
cair seperti lilin menyala.
Cukup untuk terbakar,
walau oleh sepatah huruf
daripada kata-kata rayu, cumbuan.”
― Matahari Itu Jauh
“Bahkan,bunga
mungkin ada
wangi lain,
sekalipun daun
tetap gugur.
(Aku Harus Pergi)”
― Matahari Itu Jauh
mungkin ada
wangi lain,
sekalipun daun
tetap gugur.
(Aku Harus Pergi)”
― Matahari Itu Jauh
“Saudara, kalau aku tertidur dan terdengar
bunyi aku patah, tolong kejutkan aku,"
mungkin begitu pesan ranting.
(Mungkin)”
― Matahari Itu Jauh
bunyi aku patah, tolong kejutkan aku,"
mungkin begitu pesan ranting.
(Mungkin)”
― Matahari Itu Jauh
“Mengapa alam yang hijau
Akan selalu berakhir
Dengan warna merah?
(Gunung Akan Menggelongsor)”
― Matahari Itu Jauh
Akan selalu berakhir
Dengan warna merah?
(Gunung Akan Menggelongsor)”
― Matahari Itu Jauh
“Selebihnya lagi,
sejumlah besar, tebal
halaman sejarah penjajah
yang sudah berdebu.
Yang tidak boleh dipinda, dibaiki
apa-apa lagi,
termasuk koma dan noktah.
(Istana Maimon)”
― Matahari Itu Jauh
sejumlah besar, tebal
halaman sejarah penjajah
yang sudah berdebu.
Yang tidak boleh dipinda, dibaiki
apa-apa lagi,
termasuk koma dan noktah.
(Istana Maimon)”
― Matahari Itu Jauh
“Tangga,
apakah harus kukatakan
padamu?
Kautahu, usahkan sebelah sepatu
aku pun boleh tercicir
di tengah jalan.
(Catatan Hujung Dinihari)”
― Matahari Itu Jauh
apakah harus kukatakan
padamu?
Kautahu, usahkan sebelah sepatu
aku pun boleh tercicir
di tengah jalan.
(Catatan Hujung Dinihari)”
― Matahari Itu Jauh
