Hujan Bulan Juni Quotes

Rate this book
Clear rating
Hujan Bulan Juni Hujan Bulan Juni by Sapardi Djoko Damono
4,358 ratings, 4.23 average rating, 436 reviews
Hujan Bulan Juni Quotes Showing 1-8 of 8
“Aku mencintaimu.
Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan
keselamatanmu”
Sapardi Djoko Damono, Hujan Bulan Juni
“tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu”
Sapardi Djoko Damono, Hujan Bulan Juni
“dalam diriku mengalir sungai panjang,
darah namanya;
dalam diriku menggenang telaga darah,
sukma namanya;
dalam diriku meriak gelombang sukma,
hidup namanya;
dan karena hidup itu indah,
aku menangis sepuas-puasnya”
Sapardi Djoko Damono, Hujan Bulan Juni
“barangkali hidup adalah doa yang panjang, dan sunyi adalah minuman keras. ia merasa Tuhan sedang memandangnya dengan curiga; ia pun bergegas.”
Sapardi Djoko Damono, Hujan Bulan Juni
“Kita berdua saja duduk,
Aku memesan ilalang panjang dan bunga rumput,
Kau entah memesan apa,
Aku memesan batu ditengah sungai terjal yang deras,
Kau entah memesan apa,
Tapi kita berdua saja duduk,”
Sapardi Djoko Damono, Hujan Bulan Juni
“SEMENTRA KITA SALING BERBISIK

Sementara kita saling berbisik
Untuk lebih lama tinggal
Pada debu, cinta yang tinggal berupa
Bunga kertas dan lintasan angka-angla

Ketika kita saling berbisik
Di luar semakin sengit malam hari
Memadamkan bekas-bekas telapak kaki, menyekap sisa-sisa unggun api
Sebelum fajar. Ada yang masih bersikeras abadi.

(1966)”
Sapardi Djoko Damono, Hujan Bulan Juni
tags: cinta
“DI RESTORAN

Kita berdua saja, duduk. Aku memesan
ilalang panjang dan bunga rumput --
kau entah memesan apa. Aku memesan
batu ditengah sungai terjal yang deras --

kau entah memesan apa. Tapi kita berdua
saja, duduk. Aku memesan rasa sakit
yang tak putus dan nyaring lengkingnya,
memesan rasa lapar yang asing itu.

(1989)”
Sapardi Djoko Damono, Hujan Bulan Juni
“JARAK

dan Adam turun di hutan-hutan
mengabur dalam dongengan
dan kita tiba-tiba di sini
tengadah ke langit; kosong sepi”
Sapardi Djoko Damono, Hujan Bulan Juni