Feby Anggra's Blog, page 3

March 5, 2012

Intro + Review Ther Melian: Chronicle

Kalo dipikir-pikir, udah lama juga aku ga update repiu buku. Padahal udah lumayan banyak buku yang habis kubaca. Soalnya, semuanya ditulis di Goodreads, dan aku malas mindahinnya. >_<
Baiklah, kalau begitu, kali ini aku akan ngerepiu buku fikfan berseri pertama yang habis tuntas! Yeah, tentu saja. Apalagi kalau bukan Ther Melian, karya Shieny M.S! XDRepiu buku yang pertama pernah kumuat di sini, jadi untuk selanjutnya akan kutulis repiu untuk buku-buku selanjutnya. Mulai dari hari ini sampai dua hari ke depan. 
Okeh! Berikut ini adalah buku keduanya yang berjudul Chronicle. Nice story. Have one of my favorite parts.
_____________________________________________________
Chronicle (Ther Melian, #2) Chronicle by Shienny M.S.

My rating: 4 of 5 stars





Singkatnya, sesuai prediksi saya setelah selesai membaca dibandingkan dengan buku sebelumnya, kisah dalam Chronicle ini berkembang cukup pesat. Wangi-wangi RPG ala Final Fantasy, serial Tales, dsb, masih terasa walaupun sudah banyak berkurang dari sebelumnya. Eits! Tetapi menurutku tetap saja rasa RPG bukan suatu kekurangan kok, hanya aroma. Heheh....
Saya udah sempat nebak tepat sasaran untuk beberapa rahasia yang diungkapkan penulisnya. Seperti hubungan Vrey dan Laruen Agak typical. Tetapi sempat meleset dikit soal Aelwen. wkwkwk (sampe sekarang masih kerasa geli tiap kali ingat bagian itu, akibat ilustrasi-ilustrasi tokoh yang bersangkutan sebelumnya.)
Namun demikian, saya sempat beberapa kali mengernyitkan dahi membaca narasi dan dialog di beberapa bagian. Narasi agak-agak kaku di beberapa tempat dan kontras dengan perkembangan cerita. Maksudnya gini. Saya merasakan nuansa happy go lala dalam Ther Melian. Nyantai, asyik, semuanya gembira. Kaya baca komik yang penuh akan bishie. (bingung jelasinnya gimana. tapi pokoknya gitu deh) Tetapi di sisi lain, ceritanya sendiri di beberapa bagian sama sekali nggak happy go lala. Contoh, narasi menyatakan rasa sedihnya Leighton saat melihat banyak mayat berjatuhan. Tetapi saya sama sekali nggak merasakan rasa sedihnya itu.
Lalu. Dialog banyak yang errr... kerasa sekali ini penjelasan selipan dari penulis. Mungkin kuberi contoh aja biar lebih jelas.
p.134
Putri Ascha menjelaskan tentang lorong menuju Aether air pada tiga penculiknya.

--> errr... kok polos amat ya? Padahal kan ini penculik dan maksa beliau jadi pemandu. Tapi kok sang putri berlaku seperti pemandu wisata. heheh...

Hal yang sama berlaku dengan "kepolosan" Leighton.
Selain itu, karakterisasi. Nggak banyak deh komentar saya soal ini. Semua karakter yang disuguhkan sangat mudah dikenali dan mudah disayangi. Terutama Leighton. Sepertinya Chronicle benar-benar membuat Leighton lebih bersinar (saia hampir ikutan jadi bishie freak gara-gara dia.. aaa~ >o<)
Oke, sekian repiu saya. Sekarang udah ngerti kan kenapa saya menunda baca TM 2? Karena udah pasti bakalan nagih gih gih! Aaaaaaa~~ >o<
View all my reviews
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on March 05, 2012 04:31

February 24, 2012

Me Speechless: Pemain Bola

Keluarga taat KB (baca: Suami-istri, dua anak cukup) datang ke tempat praktek siang-siang
Ayah    : "Bib, anak saya sakit kakinya."

Me      : "Ooo~ Mana yang sakit, dik?"

Kakak : *tunjuk dua kaki bagian bawah.* "Ini."

Adik    : "Hihihi..."

Me      : *periksa-periksa* *ga ada kelainan* 
             "Hmm... Suka main bola ya? "

Ayah    : "Iya, Bib. Saya yang latih."

Me      : "Eeeh? Bapak yang latih? Pemain bola juga, Pak?"

Ayah    : "Iya."

Me      : "Anaknya kecapekan nih, Pak. Latihannya gimana?"

Adik    : "Main bola terus sih...!"

Ayah    : "Sejam setiap hari kok, Bib. Emang abis latihan, biasanya anaknya ga mau diem. Lari-lari terus!"

Ibu       : *mendadak ga nyambung* "Udah gitu, belajarnya males, Bib! Pe-Er ga dibuat. Lari-lari melulu!"

Me      : *nyengir kuda* "Wow. Calon timnas masa depan dong, Pak."

Ayah    : "Mudah-mudahan sih, Bib. Udah saya latih dari kecil. Maunya sih saya berentiin sekolahnya setahun. Biar konsen ke bola."

Ibu, Kakak: "Jangan!!"

Me : *garuk-garuk kepala yang ga gatel* *Dilema antara kagum dan prihatin* *akhirnya nulis resep*


Epilog
Adik : *bengong ngeliatin gue nulis*

Me : *jahil mode on* "Kenapa, dik? Mau disuntik? Ga sakit kok."

Adik : "Nggak ah."

Me : "Beneran lho. Disuntik itu ga sakit. Takut disuntik ga?"  *sekalian mengkampanyekan suntik itu ga sakit di kalangan bocah-bocah gituh.*

Adik : *kabur keluar*


Catatan: 
Suka sebal dengan ibu-ibu yang ngancem anaknya pake suntikan. =___= ;;
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on February 24, 2012 18:58

January 19, 2012

Me Speechless: Kebanggaan Seorang Bapak

Setelah saya selesai obatin anak lelakinya yang umur 9 tahun, si Bapak (keknya pemulung) entah iseng atau  apa, tau-tau ngomong begini...

Bapak: "Tabib, ini anak saya paling pertama lho. Masih ada adiknya lagi 3 di rumah."


Me: *ga konsen, secara lagi nulis resep gitu lhoo~* 
Oh, iya ya, Pak? ....
*baru nyadar*
"Eh? Anak Bapak ada 4?"


Bapak: *dengan nada bangga* "Masih ada satu lagi masih di perut ibunya."


Me: ..... *speechless sejenak* "Kok ga ikutan KB, Pak? Biaya anak kan mahal?"

Bapak: *makin bangga* "Ga usahlah, Bib. Buat saya, ga perlu ada harta, yang penting punya anak."


Me: ..... *mendadak merasa jadi orang paling suram sedunia* 
"Lho, ntar anaknya ga sekolah dong?"


Bapak: *tertawa bangga* "Ini aja belom sekolah, Bib. Ga sekolah gapapa, yang penting dia pinter ngaji."


Me:*swt*....

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on January 19, 2012 19:44

January 9, 2012

Me Speechless: Tolong!

Mbak-mbak di atas brankar digeret masuk ke ruang periksa, kek orang pingsan atau syok. Disampingnya ada ibu-ibu sama anak kecil nangis-nangis. Heboh banget deh pokoknya!


Ibu: #nyerocos "Tabibbbbb, tolongin adik saya ini, Tabibbbbb!! Tadi boncengan motor, hindarin lobang jadi jatuh! Tolongin, Bibb! Dia belom kawin, Bib!! Masih perawan!!! Tolongin dia, Bibbb!!!"

Me: (Maksudnya minta tolong gue comblangin ya?)

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on January 09, 2012 23:36

January 5, 2012

Me Speechless: Kuku Oh Kukuku

Karena selain di depan si Compy dan si Beby (BeBe maksudnya.), saya sehari-hari jadi Tabib, maka dari itu sering menemui cerita-cerita lucu sekaligus ironi dalam pekerjaan saya. Biasanya sih cuma share di status fb, tapi kemudian saya pikir, ga ada salahnya nulis di blog soal ini. Toh, ini masih nyambung dengan fokus blog ini. Heheh...
--------------------------------------------------

Menjelang natal kemarin, siang-siang datang seorang ibu. Penampilannya agak menor, jalannya diseret sambil meringis sakit. Beginilah kira-kira percakapan kami secara singkat.

Ibu: "Tabib, tolongin. Saya abis bersihin kuku kaki saya, tau-tau sakit!" TT___TT
Me: "Oh. Cantengan, Bu. Kukunya harus dicabut."
Ibu: "Aduh. Yang satu udah pernah cantengan juga. Pernah dicabut. Sakit kan, Bib! Rasanya kek dicabut nyawanya."
Me: *nahan tawa, tapi ga bisa nahan mesem-mesem* "Emang Ibu pernah dicabut nyawanya?"
Ibu: *muka polos* "Belum pernah sih. (Ya eyalah!!) Tapi saya liat ibu saya dulu sebelum meninggal teriak-teriak."
Me: ..... *GUBRAK!*


Setelah dicabut kukunya dan si ibu "meregang nyawa" ....


Me: "Udah selesai nih, Bu.  Ini kukunya." *kasih liat kuku pinggiran bengkok 90 derajat.* <-- ini beneran, ga boong.
Ibu: "Aduuhh... numbungnya lagi lama ya, Bib?"
Me: "Ya agak lama, Bu. Kenapa?"
Ibu: "Saya mau natalan, ntar kuku saya jelek dong. Tau gitu, ga usah dicabut dulu sampe selesai pesta natal ya."
Me: *swt* ......
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on January 05, 2012 01:01

December 30, 2011

Curcol on Last Day of 2011

"Every ending is a new beginning." ― Neil Gaiman

Yes. This is the last day of 2011. I'm enjoying every moment of it. And glad that I'm alive. Kalau mau melihat resolusi tahun ini, sepertinya ga semuanya terpenuhi. (Sebenarnya aku ga ingat satu-satu resolusiku sih. wkwkwk). Tapi aku cukup senang dengan apa yang kudapat dalam setahun ini. Not speaking about physical achievement from nanow, etc (kita bicara ini nanti), tetapi mentally achievement. Sebuah pengalaman yang bisa jadi pelajaran berharga yang berguna untuk mengambil sikap di kemudian hari. (Klise amat ya? XD)1. Nanowrimo, aku berhasil jadi winner. Tentu saja dengan cara curang. Mwahahaa~ Tapi aku tetap bersikeras, aku juga winner, karena akhirnya Astaria dan Fallen Sky akhirnya mendapat sedikit titik terang. (Menyelesaikan mereka, biarlah jadi resolusi tahun 2012). Masih belum selesai soal nanow, aku sempat iseng ikut sayembaranya dan berhasil menang voucher. Heheh... >w<
Hadiah dari sayembara nanowrimo dan event Agustusan kekom2. Mengenai Fantasy Fiesta. "Nanami" yang menjadi entry-ku untuk Fantasy Fiesta tahun lalu ternyata dihargai menjadi pemenang nomor 2 di lomba fiksi Indowebster. Walaupun hadiahnya hanya sebongkah GRP, tapi aku cukup senang ^^Lalu "Karya Sang Pencipta" untuk Fantasy Fiesta 2011. Memang ga jadi pemenang, tetapi ternyata "Noel" (judulnya kuubah) ditawari tempat dalam buku kumcer. Aku ga akan sok cool soal ini. Bagiku ini kejutan yang paling menyenangkan dari semuanya. (Humm... mendadak jadi ingin cerita soal asal muasal Noel... kapan-kapan saja deh. XD) Buat semuanya, bukunya udah terbit. Ayo dibeli! \(^o^)/ Ohyeah. Kalau ingin dapat gratisan, follow aja twitter @AdhikaPustaka ada kuis menanti untuk dijawab.
Cover depan Kumcer Fantasy Fiesta 2011
It really happened in a row. Dewi Fortuna lagi main-main? Mungkin. Tapi aku tetap berpendapat, ga ada keberuntungan yang tidak didahului dengan usaha. Betul? You'll never know until you try.
Lantas, apa ini akhir? Tentu saja tidak. Seperti quote dari Neil Gaiman. Ini awal yang baru. Dibilang awal, karena belum saatnya berhenti melangkah. Masih ada banyak lagi yang belum kugenggam. Seperti misalnya, menerbitkan novel dengan namaku sendiri (?)  Emang manusia itu ga pernah puas. wkwk.. Justru itulah namanya manusia. Kita hanya boleh berhenti pada tanggal 21 Desember 2012. ups.... ketika kita mati. Tetapi tentu saja, kita perlu bersyukur senantiasa. XD
Let's welcoming the new year. Cheers~
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on December 30, 2011 18:00

December 16, 2011

Sejarah Le Chateau De Phantasm Dari Sudut Pandang Seorang Anggra Part Two: Kami Cinta OOT!

Kisah sebelumnya silahkan dibaca di sini. --------------------------------------------------------------
"All paths eventually return to their origin" – Hikawa Kyoko (Kanata Kara)

Agustus 2010. Villam –salah satu kekomers senior dan juga si pengarang Akkadia- bersabda, bahwa akan ada lomba Fantasy Fiesta 2010. Saat itu kami.... WHAT! Fantasy Fiesta? Apaan tuh? Selidik punya selidik, ternyata itu adalah ajang lomba cerpen fantasi yang pernah diadakan di kekom tahun lalu. Jurinya beliau sendiri dan Mbak Dian K (saat itulah saya baru tahu ternyata penulis Zauri pun seorang kekomers XD). Pesertanya ga banyak. Hanya sekitar 16 orang dan semuanya anak-anak kekom. Kali ini ajang lomba meluas hingga komunitas VGI dan FFDN. Jadilah jumlah peserta menjadi 74 orang. Dan karya para pemenangnya, beserta beberapa cerita terbaik lainnya, dianugerahi kehormatan mengisi Kumcer Fantasy Fiesta 2010.

Mungkin kebetulan atau ada sebab lain -saya ga tahu- tetapi saya percaya berkat buku ini, penulis-penulis fantasi yang selama ini bersembunyi di semak-semak belukar, berkelana sendirian, ataupun dari negeri komunitas lain mulai bermunculan di grup Le Chateau de Phantasm dan bahkan mengganti kewarganegaraan mereka menjadi Le Chateau de Phantasm.

Sayangnya. Kebanyakan dari mereka suka sekali OOT (baca: Out Of Topic) dan ditakutkan mengacaukan diskusi serius. Sang moderator (saat ini lebih dikenal sebagai sang ratu) sempat mencak-mencak dan membuat peraturan OOT rate. Tetapi OOT is still in the house ^^;;;

Alhasil, sekitar bulan Desember 2010 beberapa orang (irene_faye, Riesling, makkie) melakukan inisiatif membuat grup cabang di mukabuku.com dan tentu saja di grup cabang ini, OOT lebih dibebaskan. Lihat aja nama grupnya. Le Chateau "OOT" de Phantasm ^^;;;

Dan perlahan-lahan, para penghuni kastil lain, pun hijrah ke cabang mukabuku.

Sekarang?

Lagi. Berkat lomba Fantasy Fiesta 2011, Le Chateau "OOT" de Phantasm semakin besar. Terakhir postingan ini dibuat, jumlah anggota (aktif dan non-aktif) telah mencapai 150-an orang. Beberapa member bahkan bukan kekomers. Syarat menjadi anggota sekarang tidak sesulit dulu. Asalkan TERTARIK PADA FANTASI, silahkan bergabung.

Saat ini status Le Chateau de Phantasm adalah secret organisation secret group. Kalau ingin bergabung, silahkan kontak salah satu admin (An An Chie, Irene Saputra, Makkie Perdana, Karina Riesling Zhang, Febz Anggra, David Ezra) dan buktikan kalian memang menyukai fantasi. Kami ga selalu ber-OOT lho. Banyak sekali diskusi menarik yang sering diangkat dan bisa mencetuskan ide-ide baru.

BUT! Hati-hati. Kecanduan terhadap grup ini berlebihan dapat menyebabkan Writer's Block. So? Enter and get your benefits as well as your own risk! >:D

Akhir kata. Jangan lupakan bahwa segalanya berawal dari kekom. Ah. Bukan. Segalanya berawal dari kecintaan kita akan kisah fantasi.



Fin~
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on December 16, 2011 19:00

December 10, 2011

Sejarah Le Chateau De Phantasm Dari Sudut Pandang Seorang Anggra Part One: Kemudian.com. Di mana segalanya berawal.

"This is where it all begins. Everything starts here, today" – David Nicholls


Bila dikatakan sebagai komunitas penulis fantasi pertama, well, saya rasa bukan. Tetapi kemungkinan besar Le Chateau De Phantasm adalah salah satu pelopor maraknya genre fantasi di jagad sastra saat ini. Artikel ini saya tulis untuk para member Le Chateau De Phantasm yang ingin tahu asal muasal komunitas ini terbentuk. Namun demikian, yang akan saya paparkan di sini dibuat dalam versi saya. Mungkin akan berbeda di mata rekan yang lain.


Bertahun-tahun yang lalu, saya selalu mengira penggemar fantasi di negara ini cuma saya sendiri. (Serius. Ga boong >.<) Tapi suatu hari pas jalan-jalan di Gramedia, saya nemu novel fantasi karya anak bangsa. Kalau ga salah, waktu itu antara novel Ledgard atau Zauri. Sejak saat itulah saya seakan terobsesi memburu novel fantasi lokal. Mata ini selalu menyisir toko buku untuk menemukan target yang dicari. Selain untuk referensi nulis dan senang karena ternyata di tanah air ini ada orang yang memiliki kesamaan dengan saya.

FYI, awalnya saya menulis karena suka dan ga ada niatan untuk jadi penulis. (Walaupun masuk sekolah tabib salah satunya karena terinspirasi dengan seorang penulis senior). Menulis kisah fantasi pun hanya untuk dibaca diri sendiri. Tetapi lama kelamaan, muncul keinginan untuk menjadikan hobi sebagai profesi.

Diawali karena membeli novel Akkadia dan Villam, sang pengarang menyebutkan kemudian.com sebagai salah satu background komunitasnya. Jadilah saya join kemudian.com pada bulan Februari 2010, demi mencari proofreader buat karya-karya yang selama ini nyaris busuk dalam folder komputer. Waktu itu fantasi udah meredup di kemudian.com, dan saya akhirnya memberanikan diri memposting remake proyek fantasi lama. Tidak terlalu banyak sih yang mengomentari. Tetapi seiiring dengan berjalannya waktu, mulai bermunculan teman-teman penulis yang punya passion di fantasi, yaitu Chie_chan, Alfare, alcyon, smith61, Aussey, icchan_chan, heinz, Jumirdan, dsb (maaf buat yang kelewat ya ^^;). Sekitar pertengahan Juni 2010, kami memutuskan untuk mendirikan grup fantasi di bawah bendera kekom (kemudian.com) yang baru dan lebih solid. Le Chateau de Phantasm dipilih menjadi namanya (meaning: kastil fantasi). Syarat menjadi anggota, tentu saja anggota kekom dan sedikitnya telah memposting satu cerita fantasi.

Pembicaraan awal mengenai pembentukan LCDP awal
Sejak itu tag fantasi jadi lebih ramai di kemudian.com. :D Para penulis fantasi lain pun mulai bermunculan satu persatu dan join grup kami. Bahkan para penulis senior yang udah lama menghilang pun bermunculan satu-persatu (walaupun terus ngilang lagi XD) dan membagikan ilmu mereka pada kami.

Jikalau ada yang ingin berkunjung ke kastil lama, silahkan tengok di sini. Diskusi-diskusi di sini cukup bagus, lumayanlah buat yang ingin belajar nulis fantasi ;)

To Be Continued Till Next Week
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on December 10, 2011 00:27

December 6, 2011

Laporan Pandangan Mata Gathering Kastil Fantasi: Jakarta, 4 Desember 2011

Usai sudah ajang Fantasy Fiesta 2011. Pemenang sudah diumumkan, bahkan Kumcer Fantasy Fiesta 2011 pun sudah direncanakan beredar dalam waktu dekat. Belum ada pemberitahuan sih, cerpen mana yang dipilih. Tetapi anda sekalian dapat menebaknya bila berkunjung ke kastilfantasi.com dan membuka satu-persatu cerpen yang ada. B)

Singkat cerita. Bertujuan mengembangkan dan memperkenalkan genre fantasi di dunia kepenulisan nasional, Kastil Fantasi memutuskan untuk membuka lapak di acara Goodreads Indonesia: Festival Pembaca Indonesia yang diadakan pada tanggal 4 Desember 2011 di Pasar Festival, Jakarta Selatan. Dan yeah. Tanggapan rekan-rekan penulis sealiran cukup positif tentang hal ini. Bahkan anak-anak Le Chateau "OOT" de Phantasm berencana kopdar di event ini dengan meeting spot, lapak Kastil Fantasi.
Saya sendiri pun merasa sangat beruntung dan juga bersyukur bela-belain hadir. Walaupun harus ngemis sana-sini cari orang untuk gantiin tugas satpam (baca: Dinas Malam). Susah banget. Ga banyak yang bersedia gantiin hari libur >.< 

Baiklah. Berikut ini laporan POV Anggra.
 
Datang ke pasar festival hampir tanpa nyasar (God bless you, google map maker :* ), markir mobil di ujung berlawanan dengan lokasi FPI. Alhasil dapat kesempatan olahraga memperbesar betis sampe ke TKP. Saya (in grogi-setengah-mampus mode) disambut oleh Villam, lalu diperkenalkan ke rekan-rekan penulis dari FFDN Goodreads (Fred, Dian, Andry, Luz, Calvin, Shiki, Katherin, Saku, Panda, Boni, Fachrul, Kuro, etc). Lalu duduk bersama mereka, ngobrol tentang buku, dsb. XD 


Koleksi fikfan lokal Om Pur. Satu tas gede!
Eh, rupanya keasikan sampe-sampe ga nyadar dipanggil rekan-rekan LCDP. Dengan santainya ikut Shiki, dkk, ngeloyor dan nongkrong ke Seven Eleven cari oase. Maafkan saya! Cuaca saat itu benar-benar panas! Saya kehausan. Bagaikan onta punuk kurus. *ditendanglagikarenalebay* Apalagi setelah makan kue Italia 80 cal/each-nya Luz yang uenak bin manis, tapi bikin tambah haus. XD 

Kaget banget waktu balik ke lapak Kastil Fantasi, langsung dikerubutin anak-anak LCDP (Chie, Gie, Riesling, Rea, Jangseng, Ivan, Alfare, Bing, Rendy, Zoel, etc). Sebenarnya saya terus ngeliatin HP, buka-buka mukabuku. Kali aja ada yang online dan bisa ditanyain udah datang ke lokasi atau belum (Maklum. Ga punya nomor kontak >_<) Ternyata mereka semua sudah nungguin saya. XD 


Habis itu, sempat foto-foto bareng, ber-OOT-ria, berburu "celana dalem kembang-kembang" dan six pack yang hilang, mengintip cabe on spot ala Om Pur. Sayang banget saya ga bisa ikutan sampe akhir acara. Rumah men-summon tepat pukul dua... =_____=" 

Perburuan "celana dalem kembang-kembang" + six pack yang hilang XD
Kesan? 

Baiklah. Ini pengalaman pertama saya kopdar. Secara garis besar, tidak terlalu jauh beda dari di dunia maya. Inilah kesan kasar saya: (Maaf ga bisa sebut semua. Terlalu banyak!)


· Chie lebih mungil dari bayangan saya.
· Sudah kuduga senyuman Gie memang manis >w< (apel.com).
· Shiki orang aslinya lebih asik. (*peluk mokona bag)
· Bang Alfare ternyata orangnya lucu.
· Rea ga seplayboy di dunia maya.
· Luz... ga sesinis waktu ngerepiu. (Ya eyalah! *plak)
· Bing... salut dengan kekonsistenan merahasiakan wujud.
· Ivan eh... pendiam?
· Bang Zoel... ga ada tampang gampang dibully lho. :3
· Ivon, monjerpnya mana? (apasih.net)
· Panda Juu ga bersuara seperti panda. (WWF! WTF! Komen macam apa ini?!!!!) 

All LCDP



Anyway. It's a great experience. Never have a single thought that writing fantasy brings me so many new friends. Hope we have another chance to meet each other again soon. \(^o^)/ 


Wajah-wajah penulis fantasi Indonesia.PS:
Event ini bikin saya jadi bernostalgila. Minggu depan, saya akan posting sedikit asal mula Komunitas Penulis Fantasi Le Chateau "OOT" de Phantasm yang berlokasi di mukabuku.com. Untuk para member yang ingin tahu.
----------------------------------------------------------------------------------
Edited:
Untuk foto-foto, credited to Luz, Dian, Arief.
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on December 06, 2011 00:45

November 14, 2011

Lomba Surga Buku: MAKANAN LEZAT

Diberitahu teman bahwa ada lagi lomba cerpen. Heheh... Tanpa mikir panjang saya ikut. Ingin dapat Paket A-nya. Kayanya ceritanya asyik :D*lempar nanow ke ujung berung*  Temanya adalah "Seperti apa sih surga buku bagimu?" Dan inilah dia, surga buku bagi saya :)  Nah. Kalau ada yang mau ikutan juga. Silahkan lihat di mari. Selamat Ulang Tahun, Surga Buku! :D------------------------------------------------------------------------------------

"Sedikit lagi, Kak! Ayo!"
"Iya. Iya."
Kukayuhkan kakiku lebih cepat lagi. Adikku sudah jauh di sana. Kakinya memang diciptakan lebih gesit dariku. Aku tahu ia sudah tak sabar lagi tiba di Gerbang Raksasa Kayu. Tujuan kami.

Adalah impian kami menemukan tempat berlimpah ruah makanan lezat. Sebab rumah kami sudah kehabisan makanan lezat sejak lama. Yang tersisa hanyalah kayu-kayu rapuh busuk dan berair. Semenjak kecil kami dibuai oleh dongeng Ibu, tentang legenda Gerbang Raksasa Kayu yang isinya dipenuhi makanan lezat. Letaknya berada di dunia atas. Melintasi Padang Keramik Putih nan luas. Jauh. Tetapi kami tidak peduli. Sebelum mati, kami ingin mewujudkan impian. Berdua, kami pun memutuskan melakukan perjalanan ini.
"Awas, Kak!"
Bayangan raksasa melintas persis di depanku. Sial! Rupanya aku melamun. Padang Keramik Putih ini memang terkenal penuh bahaya. Banyak anggota klan kami yang kehilangan nyawanya di tempat ini. Untung saja aku berhenti tepat setelah teriakan adikku. Masih dalam keadaan syok, aku diseretnya bersembunyi di belakang salah satu dari empat tiang besi raksasa, yang menopang tenda berbentuk segiempat.
"Tadi itu bahaya sekali," katanya.
Aku mengangguk setuju. Tetapi belum sempat kami banyak-banyak mengambil nafas, bahaya kembali menghadang. Tiang-tiang besi itu bergeser bersamaan. Lagi-lagi kami beruntung, karena arah geserannya bukan ke arah di mana kami sembunyi.
Secepat kilat, kami berlari menuju sesuatu berwarna cokelat yang terdekat. Seperti yang telah kami sepakati sebelumnya. Karena tempat yang kami cari bernama Gerbang Raksasa Kayu, kami berasumsi, warnanya cokelat.
Salakan keras tiba-tiba terdengar dari sisi kanan. Adikku spontan menjerit. Monster berbulu muncul. Hampir saja kami terinjak. Bulu-bulunya yang berkibar berkali-kali hampir membuat kami terlempar. Taring menjuntai dari moncong besar. Matanya hitam mengerikan menatap kami tertarik. Kuduk kami lantas dingin. Tubuh mengkaku. Sekilas aku teringat wewejangan Ayah bila kami bertemu monster. Pura-pura mati.
"Tahan nafasmu, Dik," bisikku. "Jangan bergerak."
Adikku tak menjawab. Tetapi aku tahu ia mendengar. Samar-samar terdengar suara tercekik dari arahnya. Ia menelan ludah ketakutan. Aku dapat merasakan tangannya meraba tanganku, lalu menggenggamnya erat. 

Beberapa detik berlalu bagai neraka. Namun semuanya terbayar. Makhluk itu pun berlalu tanpa menyentuh kami. Usaha kami berhasil. Begitu ia tak terlihat lagi, giliran aku yang menarik tangan adikku sekuat tenaga. Lari.
Bayangan-bayangan kembali melintas. Cepat. Bila tak hati-hati, kami bisa ditabrak. Adikku menjaga kecepatan larinya sesuai denganku. Dengan tangan-tangan kami yang saling menggenggam. Kami saudara. Kami teman seperjalanan. Kami akan hidup dan mati bersama.
Namun berlari seperti ini membuatku lelah bukan kepalang. Tepat saat aku hendak berseru meminta adikku berhenti barang sejenak, kudengar ia berkata,
"Kakak, lihat!"
Kubuka mataku. Terperangah tak percaya. Ternyata kami telah tiba pada Gerbang Raksasa Kayu. Seperti dugaan. Di hadapan kami nampak deretan lemari dengan deretan buku. Makanan lezat.
"Surga." Tanpa sadar ucapku.
Ah, kami kutu-kutu yang bahagia.*** 
(Lomba dari: http://surgabukuku.wordpress.com/2011/11/01/1st-birthday-giveaway/)
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on November 14, 2011 02:41