Mawar Safei's Blog, page 49
March 16, 2020
Hari ini hari terakhir saya di kampus sebelum perlu berdi...

Hari ini hari terakhir saya di kampus sebelum perlu berdiam di rumah bermula esok sehingga hujung bulan. Ia ternyata pengalaman baru hampir untuk semua orang. Saat mengetik ini saya sedang menunggu mahasiswa hadir secara maya lewat kuliah dalam talian. Malangnya belum ada yang muncul sejak tadi. Saya sedang fikir apa yang mengisi dua minggu nanti. Membaca. Menulis. Berlama-lama dengan al-Qur'an. Memeriksa tugasan mahasiswa. Memasak juga. Bagaimana dengan Sdr, sedang kita tidak boleh ke mana-mana...
Published on March 16, 2020 19:11
March 15, 2020
Kampus kami yang lengang. Di mana-mana sepi. Semakin suny...

Kampus kami yang lengang. Di mana-mana sepi. Semakin sunyi. Kita hanya bertemu secara maya dan ia pastinya jadi aneh lagi. Hubungan yang sedia longgar seperti kian putus. Tiada bersalaman. Tiada jemaah di musola. Kita mula mengurung keterikatan. Walau sebenarnya kita masih dekat. Bukankah selama ini kita persiakan banyak kesempatan. Selama ini kita gagal memanfaatkan keluangan. Nah, ini saat perenungan, apa yang sudah kita jalani tiap inci.
Published on March 15, 2020 16:58
Aneh, kali ini cara saya meraikan sahabat yang menerima m...

Aneh, kali ini cara saya meraikan sahabat yang menerima menantu. Saya hadir sebagai penyambut tetamu. Berdiri di pintu dan menerima kehadiran ramai dengan pensanitasi. Dalam riuh wabah, saya mengambil pendekatan mendoakan kesejahteraan mereka yang datang. Saya mahu mengambil kesempatan ini menggenapkan mohon keafiatan dan perlindungan buat semua. Mudah mudahannya kita bersama-sama keyakinan dan kepercayaan bahawa cukuplah Allah bagiku. Dia sebagai Penolong. Dia sebaik-baik Pengurus. Selamat Pengantin Baru ananda Ariff & Shahira.
Published on March 15, 2020 03:30
March 12, 2020
Buku baru SDD lagi. Saya mengharap dia masih ingat ...
Published on March 12, 2020 14:38
March 11, 2020
Dini ini saya melewati baris surah al A'raf tentang adab&...

Dini ini saya melewati baris surah al A'raf tentang adab berdoa. Antaranya, berdoa dengan rendah hati, suara yang lunak, dengan penuh takut dan menggenap harap. Saya mengenang apabila doa menjadi rutinitas. Doa sebagai tulisan di atas kertas yang diulang ulang tanpa pengertian. Doa yang mungkin sahaja tidak difahami maknanya sama sekali. Doa yang hanya dilafaz namun tidak berbekas. Apalagi doa jadi buru-buru. Doa jadi upacara sehingga hilang rima sukmanya. Doa yang tidak ada jeda, bagi merasakan hubungan erat dengan apa yang dipohon. Saya selalu melihat tangan yang mengadah sewaktu berdoa. Selalu melihat diri saya sedang mengemis. Saya mahu berdoa setulusnya, sebagai amalan dan kepercayaan bahawa saya punya tempat meminta. Satu-satunya.
Published on March 11, 2020 14:13
March 10, 2020
Saya tersihir dengan si bulan penuh tergantung di langit ...

Saya tersihir dengan si bulan penuh tergantung di langit pagi. Seperti selalu di sana tersimpan banyak rahsia. Lingkaran dan kisah yang nampaknya masih belum mahu berhenti. Semuanya lagi menyorot. Semuanya lagi mahu menghimpun cerita sejak jumpa hingga menghilang pergi.
Published on March 10, 2020 16:46
March 9, 2020
Saya dibacakan sahabat lama, Chew FP terjemahan pui...

Saya dibacakan sahabat lama, Chew FP terjemahan puisi langka China ini oleh Li Shangyin. Puisi Tanpa Tajuk. Saya pajangkan di kamar kerja, titipan Adibah dari Beijing di atas bidang selampai sutera, dua dekad sudah. Saya sunting langgam barisnya jadi begini,
Sukar sekali untuk meninggalkan, sebagaimana begitu payah saya mencarimu antara hijabBanyak kembang yang gugur dengan gemuruh angin timur, yang dihantar gelombang jauhAneka tamsilan yang didatangkan lewat serangga sutera atau kandil yang luntur cair Itu adalah pengabdianItu adalah masa yang terhindarSedang cermin pagi dan dingin malam melenyapkan usia Sedang tidak banyak jalan yang dapat dipilih menuju pergunungan PengshanSedang saat yang sama, si unggas kecil mengintai resah saya dari tepi jendela.
Published on March 09, 2020 14:07
March 8, 2020
Saya diberi kuliah bermakna ini tentang luka dan penyembu...

Saya diberi kuliah bermakna ini tentang luka dan penyembuhan. Ke manakah hala kita apabila sakit? Benar, saya akan segera mencari ubat, Sdr. Kotak first aid. Cemas dan bergegas ke klinik. Saya ternyata silap. Ustaz Iqbal menasihatkan agar saya patuhi jalan ini. Pertama, terus menuju langit. Redho melihat luka. Itu ubat yang pertama. Sebenarnya jiwa kita yang memerlukan rawatan, Sdr. Jiwa kita yang sakit. Itulah jalan yang dikatakan kita diampuni lewat sakit, kita diangkat saat terluka. Harus ada introspeksi yang cepat apa yang sudah kita perbuat sebelumnya. Lalu, kita menyimpan harap dengan kesakitan itu, semoga diganjar dengan sesuatu yang jauh lebih baik. Masya-Allah tabarakallah. Kemudian, kita menuju apa yang ada di bumi buat menyembuh pedih itu. Kita ikhtiar berjumpa tabib yang ahli. Saya menangis. Betapa saya jauh dari langit, Sdr!
Published on March 08, 2020 14:45
March 6, 2020
Pesan Ustaz ZZ lagi. Usah tidur lewat. Hukumnya makruh. S...

Pesan Ustaz ZZ lagi. Usah tidur lewat. Hukumnya makruh. Saya baru tahu. Mata tua saya memang sudah tidak tahan untuk berjaga malam. Benar, tidak seperti dahulu. Saya tidak faham orang yang boleh bertahan melebihi jam 12 malam dengan mata terus melekat di wa, sejak siang. Sdr, saya mula rasa mahu buang wa ke dasar sungai atau laut yang dalam di hujung dunia. Selain cahaya wa yang memerangkap mata dalam gelap, bagus jika Sdr ada lampu meja di tepi. Saya selalu menggunakannya sebelum tidur untuk membaca. Ya, lampu yang nanti menemani Sdr berjalan jauh dalam mimpi.
Published on March 06, 2020 13:48
March 5, 2020
Saya baru sedar. Di tempat saya bekerja, setiap kali ada ...

Saya baru sedar. Di tempat saya bekerja, setiap kali ada kolega baru yang menyertai kami, mereka diraikan dengan ucapan selamat datang. Sebaliknya, tidak ada ruang diberikan kepada mereka yang bersara atau berpindah ke tempat baru. Memang aneh. Kami hanya tahu kolega yang bersara apabila menerima emel daripada mereka sendiri. Bukankah itu tanda kurang ajarnya kita, apabila dengan mudah dan cepat, melupakan. Namun kemudiannya saya menebak, mungkin juga ketua kami sengaja enggan mengucap selamat berpisah. Selamat tinggal. Bukankah itu ungkapan yang paling nyeri. Paling pedih.
Published on March 05, 2020 13:04
Mawar Safei's Blog
- Mawar Safei's profile
- 15 followers
Mawar Safei isn't a Goodreads Author
(yet),
but they
do have a blog,
so here are some recent posts imported from
their feed.
