Eko Nurhuda's Blog, page 11

January 5, 2020

Menyusun program penurunan berat badan dengan SehatQ.com

MENURUNKAN berat badan menjadi satu dari tiga butir Resolusi 2020 seperti saya ceritakan sebelumnya. Karena bobot yang harus diturunkan terhitung banyak, yakni setidaknya 29kg, maka saya harus menyusun strategi jitu. Untuk itu saya perlu bantuan tenaga profesional nan handal. Tidak, tidak. Saya tidak pernah berpikir untuk mengikuti program diet dan membayar dokter gizi sebagai konsultan. Kondisi finansial saya tengah kurang bagus–anyway, kondisi ini justru saya syukuri–sehingga musti mengatur pengeluaran sebijak mungkin. Sepanjang masih ada opsi gratis, saya menghindari keluar uang. Termasuk untuk urusan menurunkan berat badan. Karenanya saya mencari alternatif terbaik sebagai panduan menyusun strategi penurunan berat badan saya. Jaman sekarang yang gratis-gratis nggak selalu jelek kok. Misalnya saja SehatQ.com, sebuah perusahaan rintisan di bidang kesehatan yang didirikan pada November 2018 dan diperkenalkan ke publik pada 5 September 2019. Lewat portal dan aplikasinya, SehatQ menawarkan layanan komplit bagi masyarakat yang ingin menjaga kesehatannya dengan konsep self-medication. Ada setidaknya 8.000 dokter anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan telah memiliki Surat Tanda Teregistrasi (STR) yang siap melayani kita di sini. Satu fitur unggulannya yang sudah saya coba adalah Chat Dokter. Sesuai namanya, dengan fitur ini kita dapat melakukan chat langsung dengan seorang dokter umum–dipilih secara acak oleh sistem–untuk berkonsultasi mengenai keluhan apa [...]
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on January 05, 2020 15:01

January 4, 2020

Resolusi 2020: baca satu buku sebulan, tulis 10 posting sebulan, dan berat badan turun 30kg

SORE ini, sewaktu mengawali rutinitas buka laptop dengan mengecek email, satu pesan dari Airy begitu menohok perhatian saya. Judulnya, “Udah 2020, Nih. Apa Aja Resolusimu?” Well, 2020 sudah berjalan empat hari dan saya memang belum menyusun resolusi apapun untuk tahun ini! Resolusi bagi sebagian orang adalah rencana. Yaitu apa-apa yang ingin dicapai di waktu tertentu. Dalam hal ini resolusi tahunan berarti apa-apa yang ingin dicapai dalam suatu tahun, misalnya di 2020. Karenanya orang yang telah memiliki resolusi akan menyusulnya dengan menyusun sebuah rencana agar resolusi tersebut tercapai. Siapa yang gagal menyusun rencana sama artinya merencanakan sebuah kegagalan. “He who fails to plan is planning to fail,” demikian ucapan tersohor eks Perdana Menteri Inggris, Sir Winston Leonard Spencer-Churchill. Saya bukannya tak punya resolusi. Setiap orang tentunya memiliki keinginan untuk lebih baik, bukan? Hanya saja, saya terlalu malu untuk menuliskannya di tempat-tempat yang dapat dibaca orang lain. Di blog ini, misalnya, maupun di media sosial. Saya hanya akan menyimpan target-target tersebut di dalam hati, serta mengulangnya dalam setiap sujud terakhir. Karenanya di blog ini saya lebih senang menuliskan semacam renungan, apa saja yang telah saya dapatkan atau pelajaran terbaik apa yang saya peroleh di tahun yang baru saja berlalu, alih-alih menuliskan apa [...]
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on January 04, 2020 06:21

December 31, 2019

Hal yang paling saya syukuri di tahun 2019

SAYA jarang-jarang buka notifikasi Instagram. Tapi, Sabtu (21/12/2019) lalu, entah kenapa saya tergerak untuk “melanggar” kebiasaan tersebut ketika push notification di layar iPhone 5s yang saya pegang menunjukkan sebaris kalimat “amirsilangit mention you in a comment:” dan seterusnya. Rupa-rupanya Mas Amir Mahmud, blogger langganan juara lomba blog asal Kebumen, tengah mengikuti giveaway Instagram yang diadakan sesama blogger lainnya: Mas Dedy Darmawan. Salah satu syarat mengikutinya adalah memberi komentar mengenai “hal yang paling disyukuri di tahun 2019”, lalu men-tag lima orang teman. Saya salah satu yang di-tag oleh Mas Amir. Sebagai bentuk dukungan, saya beri komentar tersebut love. Saya juga memberi komentar dan menyemangati Mas Amir. Awalnya, sama sekali tidak terpikir oleh saya untuk turut meramaikan giveaway tersebut. Tapi, setelah membaca-baca komentar peserta lain, serta melihat kok hadiah-hadiahnya lumayan menggiurkan, saya pun coba membagikan satu hal yang tengah saya alami. Satu hal yang tidak saya harapkan terjadi, saya belum siap menghadapinya. Tapi, itu tetap terjadi sehingga saya harus menerimanya. Alih-alih terus meratap, saya segera putar otak mencari solusi bagi problem tersebut. Ya, 2019 merupakan tahun berat bagi saya, yang itu ujungnya juga berefek pada keluarga: anak dan istri. Hal yang berkaitan dengan sumber pendapatan, sehingga membuat kami semua harus mengencangkan ikat [...]
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on December 31, 2019 09:00

December 30, 2019

Karena kesehatan adalah mahkota, aplikasi SehatQ jadi penjaganya

AKHIR bulan lalu anak perempuan saya sakit. Selepas mandi sore badannya terasa hangat, lalu suaranya terdengar bindeng. “Bakal flu nih,” pikir saya. Malam harinya ia panas tinggi, hampir menyentuh 39 derajat Celcius, diselingi mengigau dan beberapa kali terbangun dari tidur. Keesokan harinya segera saya bawa gadis kecil tersebut berobat ke Puskesmas. Beruntung sekali kami tinggal tak jauh dari pusat layanan kesehatan. Desa Banjardawa tempat kami tinggal merupakan sentra pemerintahan Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang. Sehingga seluruh kantor layanan publik berada di desa ini. Letak Puskesmas dari rumah sangat dekat. Cukup berjalan kaki sekitar 6-7 menit, atau kalau tak mau berpanas-panasan dapat naik sepeda motor dan beberapa menit kemudian sudah sampai. Terkadang berangkat jalan kaki pulang naik becak, ongkosnya hanya Rp5.000-Rp7.000 sampai depan rumah. Saya jadi teringat sewaktu membawa anak-anak mudik ke Sungai Bahar VI, sebuah daerah transmigrasi di Provinsi Jambi. Pemukiman di pelosok Sumatera ini sudah dirintis sejak awal 1990-an, namun hingga nyaris 30 tahun kemudian keadaannya masih terhitung memprihatinkan. Tak ubahnya wilayah “muda” di Indonesia, di pelosok pula, Sungai Bahar VI masih sangat minim fasilitas layanan umum. Termasuk fasilitas kesehatan. Puskesmas yang ada sangat minimalis sekali, baik ketersediaan obat maupun tenaga medis yang bertugas. Hanya ada satu bidan untuk melayani [...]
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on December 30, 2019 12:00

December 19, 2019

Cara saya hasilkan omset belasan juta rupiah bermodal blog gratisan + nama domain

PERNAH dengar istilah blogstore? Wajar kalau belum. Searching di Google sekalipun nggak akan ketemu definisi dari kata ini, maupun artikel yang membahas mengenai hal tersebut. Pendek kata, ini istilah yang masih tergolong asing. Namun, berkat sebuah blogstore yang dibuat dengan blog gratisan + nama Domain murah, saya (pernah) meraup omset belasan juta rupiah sebulan. Saya pertama kali mendengar istilah ini dari seorang kawan sesama blogger. Mundur jauh ke tahun 2008 saat kami masih sering berkirim SMS dan chat membahas berbagai hal seputar dunia online. Dalam satu kesempatan ia mencetuskan istilah blogstore, yang ia jelaskan secara ringkas sebagai, “toko online tapi pakai blog.” Masa itu belum banyak yang mengalih-fungsikan blog sebagai toko online. Lalu sejumlah layanan shopping cart melakukan inovasi, sehingga dapat dipasang di blog berbasis WordPress. Diikuti dengan pengembang theme menyediakan tema-tema online shop. Mulailah bermunculan situs-situs jualan yang aslinya merupakan blog berbasis WordPress. Medio 2009, saya tertarik berjualan uang lama secara online. Ketertarikan ini berawal dari seringnya saya nongkrong di Pasar Klithikan, Yogyakarta, untuk keperluan liputan di koran lokal tempat saya magang. Cerita seorang pedagang senior di sana membuat saya ingin mencicipi manisnya profit dari bisnis uang kadaluwarsa ini. “Sampeyan ambil sama saya Rp7.500 selembar, nanti dijual Rp10.000 kan [...]
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on December 19, 2019 16:30

December 18, 2019

Mau jual mobil import? Berikut dokumen yang harus kamu lengkapi

MESKI dibanderol dengan harga yang sangat mahal, pangsa pasar mobil import di tanah air rupanya masih cukup menjanjikan. Sehingga tidak heran jika sebagian orang begitu mudah jual mobil import miliknya, untuk kemudian ganti dengan model terbaru. Mobil import di sini umumnya mengacu pada mobil-mobil keluaran Eropa dan Amerika Serikat. Di mana tidak semua produsen mobil asal kedua kawasan tersebut memiliki pabrik di Indonesia. Sehingga jika ada permintaan atas mobil tersebut, mereka harus mengimpornya dari negara tempat mobil diproduksi. Mobil import juga dikesankan sebagai mobil-mobil yang tergolong mewah atau memiliki performa tinggi. Sport car. Tak jarang mobil seperti ini diproduksi secara terbatas, atau justru sudah habis dipesan bahkan sebelum produksinya selesai. Karenanya jika kamu berminat membeli mobil jenis ini, biasanya pabrikan mobil akan memberlakukan sistem indent alias pesan dahulu dan menunggu selama beberapa waktu. Ini tidak mengherankan mengingat pangsa pasar terbesar kendaraan di Indonesia sendiri sebenarnya adalah mobil-mobil golongan menengah ke atas, bukan mobil-mobil mewah. Meski begitu, bukan berarti mobil jenis ini sepi peminat. Bahkan, peminat mobil mewah di Indonesia biasanya sangat loyal pada satu merek mobil yang ia senangi. Oleh sebab itulah banyak orang menganggap melakukan bisnis jual mobil import cukup menjanjikan. Jika kamu berminat mencoba bisnis yang satu ini, [...]
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on December 18, 2019 14:11

October 24, 2019

Serunya naik kereta api Jakarta-Yogyakarta dengan KA Taksaka

KETIKA tiket pesawat melambung tinggi seperti saat ini, ada pilihan moda transportasi lain yang sangat direkomendasikan. Tak kalah nyaman, tak kalah bersih, bahkan nyaris tak pernah ada cerita delay. Ya, itulah dia kereta api dengan segala fasilitasnya yang kini tidak kalah dari pesawat. Sejak PT Kereta Api Indonesia dipimpin Ignasius Jonan (25 Februari 2009–27 Oktober 2014) banyak sekali terjadi perubahan dalam BUMN satu ini. Kereta api yang kita naiki sejak saat itu benar-benar berbeda dari kereta api di masa-masa sebelumnya. Saya masih ingat betul pernah naik KA Gaya Baru Malam Utara (kini KA Kertajaya) dari Pasar Turi ke Pasar Senen di tahun 2004. Sungguh sebuah pengalaman luar biasa mengesankan, kesan buruk tentunya, terlebih jika dibandingkan dengan kondisi kereta api saat ini. Ketika itu, sesaat setelah menaiki gerbong hidung kita akan segera disergap bau pesing. Ya, bau tak sedap dari toilet yang terletak di dekat pintu gerbong. Setelahnya, kita harus berebut tempat duduk dengan penumpang lain. PT KAI masih menggunakan tiket model Edmondson ketika itu, jadi tidak ada nomor tempat duduk di tiket. Nama kita sebagai pemegang tiket pun tidak ada dalam tiket tersebut. Bagaimana kalau tidak kebagian tempat duduk? Jangan salah, ini hal lumrah di masa lalu. Terlebih siapapun dapat [...]
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on October 24, 2019 17:35

September 13, 2019

Pergi-pulang Soekarno-Hatta jadi mudah dengan layanan bus bandara

SEBAGAI orang daerah yang kerap mudik lintas pulau, Jawa-Sumatera, memadukan aneka moda transportasi adalah sebuah keniscayaan bagi saya. Jadilah saya musti membeli tiket kereta api atau travel, tiket pesawat terbang, dan pesan bus bandara untuk sekali perjalanan. Ini dilakukan bukan demi menghemat anggaran, tapi juga memangkas waktu perjalanan. Dari Pemalang menuju rumah orang tua di Jambi terbentang jarak sejauh 1.196 km. Jika terus-menerus melewati jalan tol, jarak sejauh itu dapat ditempuh paling cepat dalam tempo 24 jam perjalanan darat. Melelahkan, bukan? Apalagi jika membawa anak-anak atau bersama orang tua. Ini tentu bukan opsi ideal. Karenanya saya lebih suka memadu-madankan berbagai pilihan moda transportasi yang tersedia. Dari Pemalang saya naik kereta api atau travel ke Jakarta, lalu dilanjut naik pesawat terbang dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta menuju Jambi. Sesampainya di Jambi tinggal memesan mobil untuk mengantar ke kampung halaman. Tidak terlalu merepotkan. Dengan cara begini selisih waktunya sangat lumayan sekali. Perjalanan Pemalang-Jakarta biasa dilakukan saat malam, jadi kami lebih banyak tidur di mobil. Tidak terasa tahu-tahu sudah sampai bandara. Kemudian menunggu 1-2 jam sampai pesawat lepas landas. Hanya sekitar 1 jam seperempat di udara, kami pun sudah sampai di Bandara Sultan Thaha. Dengan alasan kepraktisan, dulu pilihan utama saya untuk menuju Jakarta [...]
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on September 13, 2019 10:10

August 21, 2019

Belajar investasi saham di Sekolah Pasar Modal IDX Semarang

TEMA investasi saham semakin ramai dibicarakan belakangan ini. Terlebih semenjak kehadiran platform analisis saham sekaligus forum pasar modal Stockbit pada 2013. Disusul kemudian kampanye Yuk Nabung Saham yang digemakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai 2015. Di internet sendiri ramai bermunculan situs dan blog bertema saham, demikian pula kanal YouTube. Saya sendiri sudah berkenalan dengan dunia saham sejak masih bermukim di Jogja. Saya lupa tepatnya tahun berapa, namun saat itu satuan lot masih terdiri atas 500 lembar saham. Lalu untuk bertransaksi, membeli atau menjual saham, kita selaku investor masih harus datang langsung ke kantor atau menelepon sekuritas. Sayangnya, kala itu saya sebatas berkenalan saja dengan dunia saham. Sama sekali belum muncul ketertarikan pada instrumen satu ini. Informasi yang tak mudah diakses membuat saya tak punya gambaran jelas mengenai investasi saham. Ditambah lagi kesan salah bahwa saham hanya cocok untuk orang kaya, atau setidaknya yang uangnya berlebih. Kesan tersebut tidak dapat disalahkan. Sebab, ingat, masa itu jumlah lot masih terdiri atas 500 lembar saham. Lalu rerata perusahaan sekuritas memberi persyaratan dana setoran pertama sebesar minimal tertentu. Bagi saya yang ketika itu masih berstatus mahasiswa 100%, angka-angka tersebut lumayan memberatkan. Ditambah sulitnya mencari informasi mengenai suatu emiten, dunia saham bagaikan rimba raya [...]
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on August 21, 2019 07:08

August 18, 2019

Menebar manfaat dengan YouTube dan ASUS VivoBook Ultra A412DA

SUATU hari di awal 2018, Mas Abud Furqon karib saya di Pekalongan Peduli datang ke rumah. Wajahnya lesu, matanya menyiratkan kegalauan. Saya segera membatin, pasti ada sesuatu yang tidak berjalan sesuai rencana. Benar saja, salah satu “proyek amal” kami tengah bermasalah. November 2017, kami dengan nama Pekalongan Peduli merencanakan bedah rumah salah satu keluarga dhuafa di Kec. Petarukan, Pemalang. Sebelumnya Mas Furqon telah melakukan serangkaian survei, dan memutuskan rumah keluarga tersebut layak dibedah. Saya mengiyakan dan rencana pun kami susun. Hitung punya hitung, kami butuh anggaran Rp 10 juta kurang sedikit. Kami beruntung karena rumah yang akan dibedah tidak memerlukan banyak perombakan. Pondasi batunya masih oke, hanya dinding dan atapnya yang butuh direhab. Serta mempercantik kamar tidur dan dapur. Kami ajak si empunya rumah berunding, menyepakati bagian mana saja yang musti ditangani dan material apa yang sebaiknya digunakan sesuai budget. Kami pun merogoh kantong, mengedarkan proposal bantuan ke sana-sini. Alhmdulillah, dana terkumpul meski kurang sedikit dari yang dianggarkan. Dengan optimis Mas Furqon mengeksekusi proyek tersebut. Bedah rumah rumah berjalan lancar sesuai rencana. Meleset beberapa hari dari target sih, tapi kami anggap masih bisa ditoleransi. Hanya saja rupanya pengeluaran kami membengkak jauh melebihi anggaran. Dengan kata lain, kami musti nombok dan [...]
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on August 18, 2019 01:14