Muhamad Rivai's Blog, page 4

March 14, 2014

Hari Ini Saya Tidak Mengantuk

By: WaithamaiCC BY 2.0



Seharian ini mata saya terasa jernih dan mulut saya hampir tidak menguap sama sekali, padahal saya yakin bahwa semalam saya kurang tidur. Sangat kurang. Kira-kira pukul setengah satu dini hari saya baru naik ke tempat tidur karena baru saja selesai mengetik di laptop. Sebelumnya saya sempat memeriksa kolong lemari karena ada seekor tikus kecil yang masuk beberapa jam lalu. Ada perasaan menyesal mengapa saya tidur selarut itu.


Posisi tidur sudah nyaman dan semua lampu d...

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on March 14, 2014 03:08

March 2, 2014

Lelaki yang Menunggu Bayi

By: Jorge GobbiCC BY 2.0


Menara listrik di tepi jalan terlihat seperti sepasang tanduk iblis yang sedang memintal benang. Telunjukku gelisah mengetuk-ngetuk setir mobil, sementara kakiku pegal menginjak kopling untuk menghadapi kemacetan tanpa ujung. Ketika aku berhasil melewati sumber kemacetan itu, aku melihat sebuah truk terguling di pinggir jalan. Di bagian belakang truk itu terdapat lukisan perempuan bahenol dengan huruf-huruf yang ditulis menggunakan cat merah: DEMI ISTRI RELA MATI.


In...

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on March 02, 2014 18:35

February 6, 2014

Maujud: Mimpi Buruk Paket Komplit

Buku, poster, CD, dan tautan komik
Package bagian belakang
Package bagian depan
Bungkusan dari paket pengiriman
Bagian dalam buku

Saya tidak pernah membeli buku kumpulan cerpen indie dan merasa berdebar-debar saat membuka bungkusnya, kecuali saat membeli Maujud. “Betapa eksklusif!” pikir saya ketika membuka kemasan berwarna hitam yang terekat rapi dengan tulisan putih “Adit Bujbunen Al Buse, Palung Mimpi Buruk Maujud, Sebuah Antologi” di bagian depannya, serta siluet sosok monster di bagian belakangnya.


Keterpukauan saya semakin memuncak dan nyaris mencapai klimaks ketika di dalam kemasan itu saya menemukan empat buah ob...

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on February 06, 2014 07:22

January 30, 2014

Toilet

1-1242736074LgREPsykopainted


Mulanya cuma keran wastafel yang terbuka sendiri. Air mengucur deras tiba-tiba; seorang karyawan yang sedang mengeringkan tangan melompat kaget. Ia segera keluar dari toilet kantor dengan tubuh merinding dan lutut lemas. Sambil setengah berlari, ia masuk kembali ke dalam ruang kerja, kembali bersama kami yang sedang bekerja lembur mengejar tenggat.


Ketika ia menceritakan pengalamannya dengan terbata-bata, aku tak menganggap serius. Ketakutan dalam diri seseorang bisa membuat segala hal di dala...

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on January 30, 2014 17:36

January 27, 2014

Horor yang Menghukum dan Mengendalikan

By: Raíssa RuschelCC BY 2.0


Seorang teman pernah berkata bahwa baginya dalam cerita horor selalu ada tokoh yang dihukum karena berbuat salah. Ia mungkin bukan fans horor, tapi pendapatnya mencerminkan pesan yang ditangkap kebanyakan orang dari cerita horor: sekolompok turis yang nekat masuk ke hutan terlarang akhirnya kesurupan, anak muda yang tidak peduli dengan tradisi leluhur dihantui suara gamelan, lelaki pemerkosa dikejar-kejar hantu korbannya. Inti cerita horor bisa disederhanakan dal...

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on January 27, 2014 02:17

January 15, 2014

Mencoba Menerjemahkan: On the River

Setiap membaca novel-novel terjemahan, saya sering merasa kesulitan hingga harus mencari tulisan dalam bahasa aslinya (maksudnya: bahasa Inggris) terlebih dahulu. Meski membaca buku terjemahan (apalagi yang diterjemahkan dengan buruk) adalah hal yang menyebalkan, tapi saya sadar bahwa menerjemahkan tulisan bukanlah hal yang mudah. Beberapa kali saya mencobanya, dan biasanya gagal.


Siang tadi, dari sebuah grup literatur horor, secara tidak sengaja saya menemukan sebuah cerpen yang lumayan menar...

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on January 15, 2014 03:39

November 20, 2013

Carrie dan Bullying

Carrie


Beberapa minggu lalu saya baru saja selesai membaca novel Carrie. Saya tahu, saya benar-benar telat. Sebenarnya sudah sangat lama saya ingin membaca novel “klasik” karya pertama Stephen King ini, tapi baru teringat lagi ketika film remake-nya ditayangkan di bioskop. Novel yang singkat ini membuat saya mencari tahu mengenai kasusbullyingremaja (saya tidak tahu padanan bahasa Indonesia-nya yang tepat), sekaligus mengingat-ingat apa yang saya maupun teman-teman saya pernah alami.


Entah mengapa, k...

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on November 20, 2013 08:27

November 16, 2013

#5BukuDalamHidupku | Kerang Biru

Buku terakhir yang saya pilih untuk #5BukuDalamHidupku ini lagi-lagi adalah buku yang saya tulis sendiri. Bila buku ketiga yang saya pilih adalah sebuah novel, kali ini buku yang akan saya ceritakan adalah sebuah buku kumpulan puisi.



Kelas satu SMA, saya benar-benar duduk di pojok dunia. Ruang kelas saya berada di pojok sekolah (bersebelahan dengan gudang kecil yang jarang dipakai) dan saya duduk di kursi paling pojok di baris paling belakang yang agak gelap. Menurut sebuah penelitian, suasana...

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on November 16, 2013 07:32

November 15, 2013

#5BukuDalamHidupku | Bag of Bones: Stephen King dan Tanda Kurung

Sebenarnya saya merasa sangat bimbang untuk menentukan buku keempat ini. Ada banyak kandidat, mulai dari Perang (novel Putu Wijaya yang pernah saya baca saat SMA), Kumpulan Budak Setan (buku horor lokal favorit saya), hingga Bumi Manusia (ini pasti pilihan yang sangatmainstream). Namun saya kembali teringat bahwa buku yang saya pilih haruslah buku yang paling berpengaruh, bukan yang paling bagus atau keren. Oleh karena itu pada akhirnya saya memilih Bag of Bones, novel Stephen King pertama ya...

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on November 15, 2013 07:27

November 14, 2013

#5BukuDalamHidupku | Peri Sayap Kupu-Kupu, Novel Pertama

Alkisah di zaman dahulu kala sebelum manusia memiliki peradaban modern dan ketika dewa-dewi kahyangan masih bertahta, saya pernah menyelesaikan sebuah novel. Utuh. Sampai ending. Tanpa bantuan Nanowrimo atau himpitan deadline. Novel legendaris itu berjudul “Peri Sayap Kupu-Kupu”.


Ketika itu saya masih kelas satu SMA dan baru mengenal cinta. Tidak ada forum kepenulisan yang saya ikuti, tidak ada lomba menulis yang saya ketahui, tidak ada software khusus untuk menulis novel, juga tidak ada inter...

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on November 14, 2013 01:24