Muhamad Rivai's Blog, page 3
November 21, 2014
Buku Mealova, Gratis!
Alkisah, pada suatu hari saya diajak oleh Tante Catz Link Tristan untuk berpartisipasi di proyek kumpulan cerpennya. Kali ini proyeknya memiliki tema yang unik, yaitu masakan dan cinta. Oleh karena itulah kumpulan cerpen tersebut diberi judul “Mealova” yang merupakan bentuk penggabungan dari kedua tema tersebut (tidak ada hubungannya dengan novel/film berjudul miripyang dulu pernah populer).
Awalnya saya agak ragu dengan tawaran tersebut. Sebab, melihat komposisi penulis-penulis lain yang tamp...
November 20, 2014
New High Score!
Sejak kubelikan X-Box dan Kinect sebagai kado ulang tahunnya, adikku semakin hobi bermain video game. Ia melompat-lompat dan menari-nari di depan televisi setiap pulang sekolah. Kupikir ini adalah ide bagus. Selama ini ia selalu bermain game dengan duduk di depan komputer atau tiduran di atas kasur sambil memegang ponsel. Ia jadi jarang bergerak, sementara aku khawatir berat badannya yang semakin bertambah akan membuat tubuhnya tak sehat. Dengan game jenis baru ini, setidaknya peredaran darah...
October 14, 2014
Sungguh, Tidak Ada Paksaan dalam Horor
Berhubung istri sedang tidak ingin diajak nonton film horor, akhirnya hari Minggu lalusaya iseng menonton film Annabelle sendirian di salah satu bioskop XXI. Memang, beberapa teman telah mewanti-wantibahwa film ini mengecewakan, tapi saya masih merasa penasaran.
Ada tiga orang yang duduk di sebelah saya, dua orang tampak seperti sepasang kekasih, dan satu orang lagi tampak seperti teman dari pasangan ini. Orang terakhir ini perlu dikasihani. Tidak hanya dia menjadikambing congekyang harus mene...
September 17, 2014
Perjumpaan di Tepi Sungai
Salah satu hasil bermain FL yang mengendap di hard-disk dan baru sempat di-upload. Sebenarnya ingin mencoba membuat mood yang tenang dan romantis. Judul “Perjumpaan di Tepi Sungai” baru dibuat belakangan, karena saat mendengarkannya lagi saya terbayang perjumpaan sepasang kekasih yang saling merindu. Kenapa di tepi sungai? Biar adem aja.
Gambar: mindaugasr.deviantart.com
The post Perjumpaan di Tepi Sungai appeared first on Pena Distorsi.
August 31, 2014
Kehidupan Setelah Mimpi
Ketika seseorang mati di dalam mimpimu, ke manakah ia akan pergi? Apakah ia akan pergi ke kehidupan selanjutnya, ataukah ia akan hilang menguap bersama ingatan dan kesadaranmu? Pertanyaan konyol itu tak pernah terlintas dalam benakku, kecuali setiap kali aku pulang ke kota ini dan menemukan Nurul Romayani sedang duduk di halaman rumahnya, terkadang sambil melamun, terkadang sambil menyisir rambutnya yang hitam panjang.
Nurul Romayani adalah seorang gadis dari tempat yang sangat jauh. Sejak dat...
August 6, 2014
Di Antara Kelahiran dan Kematian
Konon, ada tiga kejadian besar dalam kehidupan manusia yang selalu menjadi inspirasi para seniman dan pujangga. Tiga kejadian besar itu adalah kelahiran, kematian, dan apa yang ada di antaranya: pernikahan. Mungkin itulah sebabnya banyak orang yang mengalami kegugupan (atau bahkan ketakutan) menghadapi pernikahan. Mereka akan menerima ucapan “selamat menempuh hidup baru”, layaknya bayi yang baru mengalami kelahiran ke dunia setelah mengalami kematian terlebih dahulu. Bagi saya dan sebagian or...
June 4, 2014
Tanggung Jawab Slender Man

Dua orang gadis berumur 12 tahun mengajak seorang temannya untuk menginap di rumah mereka. Keesokan harinya mereka bermain petak umpet di sebuah hutan, dan di hutan itulah mereka memegangi dan menusuk temannya sebanyak sembilan belas kali di bagian badan, lengan, dan kaki. Ini bukan dendam atau perampokan, ini adalah sebuah persembahan untuk Slender Man yang mendatangi mimpi salah satu dari mereka. Dengan penuh luka, sang korban berhasil keluar dari hutan dan ditemukan oleh seorang pesepeda y...
April 30, 2014
Lompatan Si Komang

Dua belas tahun yang lalu, ayahku pernah meninggal. Aku masih ingat, peristiwa itu terjadi satu hari sebelum ulang tahunku yang ke sepuluh. Biasanya ba’da Maghrib ayahku pulang dengan tubuh bercucuran keringat (ia sengaja berjalan kaki dari kantor demi menghemat ongkos), lalu ia akan meminum segelas besar air putih di ruang makan dan mengajak ibuku mengobrol. Namun malam itu ia pulang dalam keadaan yang berbeda. Tubuhnya memang penuh keringat, tapi tangan kanannya tid...
April 2, 2014
[Audio] Lemari Pemakan Rambut
Saya tidak punya suara yang merdu, juga tidak memiliki peralatan dan kemampuan audio editing yang memadai. Namun karena ada yang mengusulkan untuk membuat versi audio dari cerita ini, saya mencoba membuatnya. Kualitas audionya masih buruk, memang. Apa boleh buat, terlalu mahal untu membayar pembaca dan perekam profesional. Namun kalau ada yang iseng, siapa pun boleh membaca dan merekam cerpen dalam blog ini, selama untuk tujuan non-komersial.
The post [Audio] Lemari Pemakan Rambut appeared fir...
March 19, 2014
Lemari Pemakan Rambut

Illustration By: Richt — CC BY 2.0
Widya tidak paham kenapa lemari tua itu selalu memakan rambutnya. Setiap kali ia duduk bersandar di pintu lemari, satu atau dua helai rambutnya selalu terjepit dan putus. Pagi tadi, lemari itu kembali memakan rambutnya sebagai sarapan. Saat itu Widya sedang bersolek sambil duduk membelakangi lemari, dan ketika ia bangkit berdiri, ia menjerit kesakitan karena kepalanya terasa ditarik dengan kuat. Ia menoleh. Dua helai rambut hitam panjangnya menjuntai di sela...