Syed Ahmad Fathi's Blog, page 5
January 10, 2024
Dalam Kekuasaan: Tak Jarang Yang Hilang Adalah Kemanusiaan

Oleh: Muhammad Syarif Hidayatullah, S.Hum.
Tarik-Menarik Kepentingan Pilpres terhadap Asas The Bangalore Principles.
Dalam esai ini saya akan menjelaskan tugas pokok dan fungsi bagaimana mesin kekuasaan dalam bidang kepemimpinan itu selayaknya bekerja. Dengan berbagai analogi dan eksplanasi yang dibutuhkan, agar mata hati setiap kita kembali kepada kesadaran, keluasan hati, sehingga tercipta kemanusiaan. Sehingga keluasan hati tidak diartikan sebagai keluasan kemauan yang melampaui kepantasan.
Mengutip buku Sapta Karsa Hutama yang ditulis oleh Mahkamah Konstitusi (MK), bahwa “The Bangalore Principles” yang menetapkan prinsip independensi (independence), ketakberpihakan (impartiality), integritas (integrity), kepantasan dan kesopanan (propriety), kesetaraan (equality), kecakapan dan keaksamaan (competence and diligence), serta nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat Indonesia, yaitu prinsip kearifan dan kebijaksanaan (wisdom) sebagai kode etik hakim konstitusi dan menurut saya prinsip Bangalore Principles ini mesti didawamkan kepada seluruh pejabat dan pemangku kekuasaan di bumi Inoensia ini. Beserta penerapannya, digunakan sebagai rujukan dan tolok ukur dalam menilai perilaku, guna mengedepankan kejujuran, amanah, keteladanan, kekesatriaan, sportivitas, kedisiplinan, kerja keras, kemandirian, rasa malu, tanggung jawab, kehormatan, serta martabat diri sebagai warga negara yang pantas dan tentu wajib dimiliki oleh seluruh pemimpin yang ada di setiap lembaga tanah air ini, baik pemerintah atau lembaga non-pemerintah.
Adalah bentuk kejumudan (kemunduran) ketika seorang yang diberi titipan kuasa untuk memegang dan menjalankan kekuasaan diberikan padanya namun sang pemimpin itu hanya memiliki satu atau dua saja kualitas diri selama dititipi menjadi pemimpin. Sebab, menjadi pemimpin adalah tugas terberat yang secara kontekstual dalam berbagai profesi dan situasinya menuntut kematangan psikologis, moral, sosial, dan intelektual, sekurang-kurangnya demikian.
Tidak bisa tidak, menuntut proses life-long learning, dan kepekaan. Sebagai contoh, dalam sebuah kerja organisasi atau perusahaan seorang pemimpin amat diharapkan tidak memakai kacamata kuda selama ia mengendalikan untuk memberikan perintah, isyarat saat situasi itu mesti butuh belokan, memperlambat kecepatan, meminta berhenti atau menginstruksikan agar menambah laju kecepatan kepada kuda organisasi atau kelompok. Nah, kualitas atau ciri-ciri yang disebutkan di awal tadi mesti bersenyawa ketika memegang tali kekang (horse riding rein) organisasi. Sebab, menjadi layak disebut pemimpin tidak sekadar hanya mempunyai sifat-sifat tertentu seperti karakteristik khas secara fisik, mental, dan kepribadian saja. Selanjutnya karakter sifat tadi sehingga dihubungkan dengan kesuksesan. Akan tetapi, melampaui itu pemimpin diharapkan memiliki pribadi-perilaku yang “mempengaruhi” sehingga diterapkan kepada pengikut serta memiliki kemampuan membaca situasi dan mendiagnostik perilaku manusia atau pengikutnya.
Tidak jarang begitu juga banyak jenis pemimpin seperti di dalam penelitian Pusat Riset dan Survei oleh Universitas Michigan yang berorientasi job-centered secara relatif kaku dan penuh tekanan hanya berfokus pada tugas yang ketat. Dibanding ketika pemimpin yang menerapkan employee-centered sebagai bentuk gaya perilaku seorang pemimpin yang berorientasi pada karyawan; cenderung memperhatikan pertumbuhan, kemajuan dan prestasi pengikut.
Begitu juga temuan dari Fleishman dari Ohio State University (mengutip jurnal Encep Syarifudin) yang meneliti perilaku pemimpin yang mampu membentuk struktur yaitu upaya menjelaskan seluruh cara kerja organisasi bagi pengikut, dan konsiderasi, yaitu mampu menerapkan atmosfir organisasi yang terbuka dan partisipatif bagi pengikut-pengikutnya.
Di dunia organisasi dan perusahaan tidak jarang ditemukan bahwa hampir sering nampak kepemimpinan yang cenderung hanya kepada job-centered yang dalam pendekatan terbaru mengenai penelitian kepemimpinan disebut sebagai gaya kepemimpinan transaksional. Sehingga kadang sukses mencapai program kerja organisasi namun meninggalkan ruang hampa, kering, dan ketidaknyamanan anggota sehingga tidak menutup kemungkinan organisasi akan menemukan “titik jenuh” hingga patah tiba-tiba menemui kemunduran, akhirnya berlanjut pada kegagalan.
Dalam penjelasan yang lain, pemimpin sering tanpa sadar terpaku untuk hanya membentuk dan mempertahankan struktur yang ada, namun kemudian sedikit menerapkan perilaku faktor employee-centered dan membentuk konsiderasi bagi atmosfir organisasi.
Adapun menerapkan faktor-faktor di atas dibutuhkan konsistensi dan kepekaan barak pimpinan, sehingga ruang-ruang partisipatif dan diskusi untuk memecahkan masalah bisa ditemukan bersama.
Karena di satu sisi, organisasi bukanlah teknologi mesin yang mati, namun di dalamnya ada entitas dan divisi makhluk hidup yang butuh dimanusiakan demi kemanusiaan, yang pada dasar dan akhirnya demi mencapai tujuan organisasi.
Itulah mengapa menjadi pemimpin tidak boleh untuk menghindari menyebut “tiada pernah sukses hanya dengan mencukupkan diri pada satu atau dua kemampuan sebagai kualitas saja”. Selain mesti wajib mampu mendiagnosa sifat peribadi dan perilaku diri sendiri, pengikut dan situasi yang tepat untuk diaplikasikan. Di sisi yang sama, karena di zaman era mega narasi disrupsi ini memungkinkan seluruh tatanan sistem kehidupan diberi kesempatan. Organisasi atau perusahaan awalnya kecil bisa maju mengalahkan organisasi yang telah mapan dan memiliki nama besar. Disebabkan teknologi dan informasi menyediakan kesempatan yang sama kepada seluruh masyarakat industri seperti saat ini. Manusia dituntut menjadi semakin cepat dan efisien, kadang menyembelih kemanusiaan demi alasan untuk merealisasikan kecepatan dan efisiensi tadi.
Kekuasaan kemudian menemui titik persaingan di depan gelanggang kecepatan. Ketika seseorang sedang semangat dan ambisius tanpa jeda berlari maraton di medan laga, tidak jarang ia akan lupa kepada batasan, dan kawannya, apalagi kepada orang-orang yang dianggap lawan. Di situlah, kekuasaan menawarkan kenyamanan dan ke-melarut-an tiada henti, hingga sebenarnya kita sadar bahwa apa yang sedang kita cari tak lebih membentuk menjadi lingkaran; mencari untuk mencari. Menemukan kebenaran tak lebih penting dibanding mencari kebenaran. Perjalanan tiada henti, yang ada hanya letih dan dahaga kekeringan, dan kekasaran pada jiwa. Ketika kita hanya mendapatkan kepuasan fisikal-ragawi. Tidak terpenuhi dua-duanya.
Olehnya kepemimpinan adalah suatu proses. Tidak pakem dan tetap dalam pendekatan dan metodenya untuk semua situasi, setiap zaman akan membutuhkan pendekatan demi pendekatan lainnya sendiri yang sesuai dan tepat bagi konteksnya, terlebih dahulu pemimpinnya memiliki kapasitas dan kapabilitas kematangan psikologis, moral-spiritual, emosional, memiliki kepekaan sosial dan tak lupa mempunyai intelektual, untuk menyebutnya dalam istilah lain sebagai pemimpin transformasional. Seorang pemimpin yang tidak hanya memiliki dirinya sendiri, namun mempertimbangkan juga memberikan stimulus intelektual kepada para pengikutnya. Tidak lupa, seorang pemimpin harus bisa melihat kepatutan, mana aspek-aspek yang sensitif dan jelas dilarang oleh undang-undang dan mana hal-hal yang jelas dan dilegitimasi oleh aturan juga undang-undang di tanah air ini.
Pilpres tinggal menghitung hari. Sedang tarik-menarik kepentingan dan buzzers setiap paslon kiat tajam nan terkadang di luar akal sehat yang patut. Saling curiga, saling salah menyalahkan, hingga saling lapor hingga mempidanakan satu sama lain. Padahal setiap calon pemimpin, biasanya adalah cermin rakyatnya dan lingkungannya. Jika pilpres nanti akhirnya menghasilkan penguasa yang cenderung hanya menguntungkan diri, kelompok bahkan keluarganya sendiri, maka kita jauh dari cita-cita bangsa ini untuk dapat menemukan penguasa yang bertubuh dan berpikiran Sapta Karsa Hutama. Media sosial dibanjiri, fakta dan emosi. Kita tidak bisa hanya mencari data dengan hanya melalui satu sumber tertentu, sebab sekarang ini ujaran kebencian dan tarik menarik kepentingan sedang berlangsung dengan tajam dan Nampak jelas. Maka, dalam pilpres kita mengharapkan terpilihnya seorang pemimpin yang dalam pahit walaupun merugikan dirinya sendiri, namun ia akan tetap terus mementingkan kepentingan jutaan rakyatnya sendiri.
Akhirnya, selalu saja di atas organisasi atau perusahaan, bahkan negara mesti selalu berdiri di atas asas kemanusiaan; tak boleh hilang atau sengaja tidak diberikan, apalagi pura-pura lupa agar dihilang-hilangkan, pun atau lupa diri setelah duduk di kursi kekuasaan yang hanya punya periode atau sementara saja.
Tentang Penulis
Muhammad Syarif Hidayatullah, S.Hum. merupakan penyair sehimpun opus puisi bertajuk “Secarik Rindu untuk Tuhan” (2019), Esais, lulusan Summa Cumlaude di jurusan Bahasa & Sastra Inggris, UIN Alauddin Makassar. Beliau juga adalah Direktur Eksekutif @salajapustaka Institute.
The post Dalam Kekuasaan: Tak Jarang Yang Hilang Adalah Kemanusiaan appeared first on The Independent Insight.
December 24, 2023
Bibit-Bibit Kekalahan Israel Dalam Perang Taufan Al-Aqsa

Artikel ini merupakan siri artikel yang bertujuan untuk merekodkan situasi perang antara Israel dan pejuang kemerdekaan Palestin yang bermula pada 07 Oktober 2023. Perang yang bermula pada bulan Oktober 2023 ini digelar sebagai “Taufan Al-Aqsa” oleh pejuang kemerdekaan Palestin manakala pasukan penjajah zionis Israel memanggil operasi mereka sebagai “Operation Iron Swords”. Antara tulisan pertama saya dalam siri ini adalah sebuah transkrip perihal pandangan John Mearsheimer, yang merupakan seorang professor sains politik berfahaman realis, bahawa Israel tidak mungkin akan berjaya menghapuskan Hamas.[1] Kedua adalah transkrip kepada apa yang dibicarakan oleh Josh Paul yang merupakan bekas pengarah dalam kerajaan Amerika Syarikat bagi bantuan persenjataan untuk negara luar. Josh Paul meletak jawatan kerana tidak bersetuju dengan polisi Amerika Syarikat membekalkan senjata kepada Israel.[2]
Kedua-dua artikel transkrip ini dihasilkan pada permulaan perang pada bulan Oktober 2023. Apabila perang berkembang, saya telah melakukan kajian lanjutan dengan mengkaji kesan perang ini bagi Israel pada hubungan diplomatiknya dengan negara-negara lain. Kajian pada bulan November 2023 ini memperincikan negara-negara yang telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel sebagai tanda protes terhadap kekejaman perang yang dilakukan.[3] Akhir sekali, satu kajian tinjauan telah dilakukan pada awal Disember 2023 untuk melihat bagaimana perang ini mengubah dinamik politik domestik di Amerika Syarikat. Analisis ini penting kerana tanpa bantuan Amerika Syarikat, Israel tidak mampu melancarkan jenayah perangnya.[4]
Bukti-Bukti Kekalahan Israel
Menuju akhir Disember 2023, satu artikel penting telah diterbitkan oleh akhbar The Guardian hasil tulisan Paul Rogers yang merupakan profesor emeritus dalam kajian keamanan di Universiti Bradford.[5] Rogers berpandangan bahawa Israel sedang menghadapi kekalahan teruk walaupun kerajaan Netanyahu tidak mahu mengakuinya. Apakah buktinya?
Israel telah membunuh 20,000 warga awam Palestin kebanyakannya wanita dan kanak-kanak dalam siri pengeboman udaranya, manakala 50,000 warga awam dilaporkan cedera. Namun ini bukanlah boleh dikatakan sebagai kejayaan ketenteraan kerana yang dibunuh adalah warga awam. Dari sudut ketenteraan, hal ini tidak memberikan kelebihan. Pejuang kemerdekaan Palestin yang diketuai Hamas mempunyai sistem terowong moden berteknologi tinggi. Sistem ini jauh dibina di bawah tanah dan tidak terkesan dari siri pengeboman udara. Tentera Penjajah Israel (TPI) beberapa kali mengumumkan bahawa mereka telah berjaya menguasai Utara Gaza. Contohnya pada 08 November 2023, jurucakap TPI, Daniel Hagari berkata Hamas telah hilang kawalan terhadap bahagian Utara Gaza.[6]
Namun menurut Paul Rogers, pada 12 Disember 2023, Hamas berjaya melakukan serang hendap terhadap TPI di kawasan yang kononnya sudah dikuasai. Malah pasukan TPI yang datang untuk menyelamatkan pasukan yang diserang hendap juga telah diserang hendap. Bagi Rogers, serangan seperti ini sangat signifikan kerana ia berjaya membunuh tentera penjajah yang berpangkat tinggi seperti Kolonel dan Mejar. Jika Hamas sudah hilang kawalan, mustahil serangan seperti ini dapat dilakukan menurut Paul Rogers.
Jika kita meneliti sumber yang dikeluarkan oleh Hamas sendiri, kita akan mendapati bahawa hampir setiap hari mereka mengeluarkan laporan operasi ketenteraan mereka beserta dengan bukti video. Contohnya pada 23 Disember 2023, jam 09.35 malam waktu Malaysia, Hamas mengeluarkan laporan berikut melalui saluran Telegram:
“Mujahidin Al-Qassam dapat memerangkap 4 jip komando musuh ke dalam serangan hendap di kawasan Juhr al-Dik di tengah Semenanjung Gaza, di mana mereka meletupkan kawasan tersebut menggunakan alat anti-personal dan anti-perisai, yang membawa kepada kehancuran pasukan musuh dan membunuh semua anggotanya. Sebuah kereta kebal zionis yang bergegas ke kawasan tersebut juga dimusnahkan dengan peluru “Yassin 105″. Pasukan penyelamat musuh di kawasan operasi juga telah diserang dengan sistem peluru berpandu “Rajum” dan peluru mortar berkaliber berat. Pesawat dan ambulans zionis kemudian dilihat mengangkut orang mati dari tempat kejadian.”[7]

Jika kita meneliti peta Gaza, kawasan Juhr al-Dik yang berada ditengah Gaza ini merupakan kawasan sempadan dengan Israel. Bermaksud ia adalah kawasan pinggiran Gaza. Di sini kita melihat, selepas 78 hari bertempur, TPI masih belum berjaya menguasai pinggir Gaza, iaitu kawasan yang berdekatan dengan sempadan Israel.
Menurut Rogers lagi, TPI tidak mengeluarkan statistik sebenar askarnya yang terbunuh dan cedera. Contohnya angka rasmi mengatakan hanya 1,900 tentera yang tercedera sementara 460 terbunuh. Namun sumber dari pusat kesihatan di Israel memaklumkan bahawa 2,000 tentera TPI cedera dan dikatakan sebagai cacat kekal. Jika kita meneliti sumber Israel sendiri, kita akan mendapati, mereka juga tidak mempercayai penipuan yang sering diungkapkan oleh jurucakap TPI seperti Hagari. Chaim Levinson menerusi akhbar Haaretz mengatakan bahawa jurucakap tentera berbohong kononnya Israel sedang memenangi perang bagi memastikan ia mendapat sokongan domestik. Levinson mengungkapkan bahawa apa yang dikatakan oleh jurucakap TPI sebagai “lipstick on nonsense”.[8]
Pengunduran Golani “Tiktok” Brigade
Kenyataan Chaim Levinson bahawa penipuan jurucakap seperti Hagari sebagai lipstick on nonsense sebenarnya tidaklah jauh dari realiti. Kerana pada hari yang sama, keluar laporan bahawa TPI mengumumkan pengunduran brigade elit Israel yang dipanggil sebagai Golani Brigade. Pengunduran ini adalah kerana brigade ini telah mengalami kehancuran yang teruk setelah bertarung di medan selama 60 hari. Brigade yang sama berjaya dikalahkan di Shejaiya, Gaza pada tahun 2014.[9]
Antara kehilangan signifikan brigade ini adalah kematian komandernya iaitu Tomer Grinberg pada 12 Disember 2023. Beberapa hari sebelum beliau terbunuh, beliau dengan angkuhnya direkodkan dalam sebuah video menjanjikan kemenangan buat Israel. Beliau terbunuh dalam satu operasi serang hendap hebat oleh pejuang kebebasan Palestin di Shejaiya. Dalam operasi tersebut 10 tentera penjajah dalam Golani Brigade berjaya dihapuskan oleh pejuang pembebasan Palestin termasuklah Tomer Grinberg dan juga Kolonel Itzhak Ben Basat. Menurut Jeneral Moshe Kaplinsky, Golani sudah kehilangan 88 anggotanya, 72 terbunuh pada hari pertama, bermaksud pada hari pertama, Golani sudah kehilangan satu perempat dari kekuatannya.[10]
Pada pandangan saya, jika pada hari pertama sudah hilang satu perempat kekuatan, brigade ini bukanlah sebuah brigade elit seperti yang digembar-gemburkan. TPI sering memuat naik video askarnya menari di applikasi Tiktok. Kekalahan yang memalukan hanya selepas 60 hari bertempur ini bagi saya membuktikan bahawa brigade ini perlu diberi nama baharu iaitu “Golani Tiktok Brigade”, mereka seharusnya fokus kepada medan perjuangan mereka yang sebenar iaitu menari di dalam applikasi Tiktok berbanding bertempur di medan perang. Kerana mereka langsung tidak efektif dalam modern urban warfare.
Operasi Genocide Guardian
Apabila Israel memulakan perang pembersihan etnik di Gaza pada Oktober 2023. Situasi ini telah menimbulkan ketidakstabilan serantau. Hezbollah di Lubnan telah melancarkan siri serangan di utara Israel bagi membantu meringankan serangan di Gaza. Selain itu, tentera Houtis di Yaman juga telah bertindak menyerang kapal-kapal komersial yang mempunyai kaitan dengan Israel. Serangan oleh Houtis di Yaman ini telah mengakibatkan Israel rugi besar, pelabuhan Eilat di Israel mengalami penurunan aktiviti sebanyak 85 peratus.[11]
Amerika Syarikat yang berlagak seperti polis dunia telah mengumumkan bahawa mereka akan membantu rakan jenayah mereka iaitu Israel. Setiausaha pertahanan Amerika Syarikat, Lloyd J. Austin telah mengumumkan pada 18 Disember 2023 operasi yang dipanggil sebagai Operation Prosperity Guardian untuk mengawal situasi di Laut Merah dan mempertahankan kapal-kapal Israel dari serangan Houtis. Antara negara yang dikatakan akan menyertai pasukan ini adalah Britain, Bahrain, Kanada, Perancis, Itali, Belanda, Norway, Seychelles dan Sepanyol.[12]
Operasi Amerika Syarikat ini sebenarnya mahu melindungi jenayah perang Israel, oleh itu nama yang lebih sesuai adalah Operation Genocide Guardian. Walaubagaimanapun, operasi ini masih belum kelihatan mampu melakukan apa-apa. Malah Sepanyol, Itali, dan Perancis menyatakan kemudiannya bahawa mereka tidak akan menyertai Operation Genocide Guardian yang dipimpin oleh Amerika Syarikat ini.[13] Selain tidak ada pasukan yang betul-betul mampu bergerak mengawal Laut Merah. Rancangan Amerika Syarikat ini juga dilihat tidak akan pergi ke mana-mana. Terbaru, sebuah kapal yang mempunyai hubungan dengan Israel iaitu Chem Pluto telah diserang oleh dron di Laut Arab meyebabkan berlaku letupan dan kebakaran.[14] Ini menunjukkan bahawa serangan boleh berlaku bukan sahaja di Laut Merah, tetapi kawasan yang lebih luas. Untuk mengawal semua laut-laut ini adalah satu kemustahilan dan Israel dijangka akan mengalami kerugian ekonomi berterusan.
Kesimpulan
Selepas 78 hari berperang, ternyata Tentera Penjajah Israel tidak berjaya mencapai 2 objektif utamanya iaitu menghapuskan Hamas dan juga membebaskan tawanan perang mereka. Kemampuan mereka adalah setakat membunuh orang awam melalui pengeboman udara. Dari analisa Paul Rogers, dapatlah kita ketahui bahawa Israel sedang mengalami kekalahan bukannya kemenangan. Hal ini diakui sendiri oleh tulisan-tulisan dari Israel seperti tulisan Chaim Levinson yang telah kita bahaskan. Pengunduran awal Golani Tiktok Brigade juga merupakan indikasi kuat untuk meyakinkan kita bahawa kempen jenayah Netanyahu ini akan menemui kegagalan. Tekanan dari Hezbollah dan juga Houtis juga menambah mimpi ngeri buat Israel. Dengan latar tekanan antarabangsa, juga merosotnya sokongan domestik Amerika Syarikat, kesimpulan yang boleh dibuat adalah kempen ini tidak akan bergerak seperti yang dijangkakan oleh penjajah Israel. Walaupun mereka tidak mengakuinya secara rasmi, bukti-bukti kekalahan mereka sudah terpampang untuk dilihat oleh dunia. Benarlah analisa Paul Rogers setakat ini bahawa Israel sebenarnya menuju kekalahan.
Nota : Artikel ini diterbitkan pada 24 Disember 2023, statistik kematian awam dan juga kematian tentera mengambarkan situasi semasa ia ditulis. Oleh kerana perang ini masih berterusan, angka-angka ini dijangka akan terus meningkat dari masa ke semasa.
Bibliografi2023. ” Golani Units Pulling out from Gaza – What It Means.” The Palestine Chronicle. December 21. https://www.palestinechronicle.com/go... .
Austin, Lloyd J. 2023. “Statement from Secretary of Defense Lloyd J. Austin III on Ensuring Freedom of Navigation in the Red Sea.” U.S. Department of Defense. December 18. https://www.defense.gov/News/Releases....
Dutta, Amrita Nayak. 2023. “Drone strikes ship with 21 Indians on board in Arabian Sea; Navy sends aircraft, warship.” The Indian Express. December 23. https://indianexpress.com/article/wor....
2023. “Israel’s Elite Golani Brigade Withdrawn After Severe Setback in Gaza.” Defence Security Asia. Disember 23. https://defencesecurityasia.com/en/go... .
Levinson, Chaim. 2023. “Israelis Need the Army Spokesman’s Lies to Keep Believing We’re Winning.” Haaretz. December 21. https://www.haaretz.com/israel-news/2... .
Rabinovitch, Ari. 2023. “Israel’s Eilat Port sees 85% drop in activity amid Red Sea Houthi attacks.” Reuters. Disember 21. https://www.reuters.com/world/middle-....
Rogers, Paul. 2023. “Israel is losing the war against Hamas – but Netanyahu and his government will never admit it.” The Guardian. December 21. https://www.theguardian.com/commentis....
Sinmaz, Emine. 2023. “Northern Gaza exodus accelerating, says Israel, as WHO warns of disease risk.” The Guardian. November 9. https://www.theguardian.com/world/202... .
Syed Ahmad Fathi. 2023. “Israel Tidak Mungkin Akan Berjaya Menghapuskan Hamas Melalui Perang Darat Menurut John Mearsheimer.” Isu Semasa.
Syed Ahmad Fathi. 2023. “Josh Paul Meletakkan Jawatan Kerana Tidak Mahu Amerika Syarikat Menghantar Senjata Ke Israel Bagi Membunuh Rakyat Gaza.” Isu Semasa.
Syed Ahmad Fathi. 2023. “Kesan Jenayah Yang Dilakukan Oleh Israel Pada Perang Oktober 2023 Di Gaza Terhadap Hubungan Diplomatiknya Dengan Negara-Negara Lain.” Kajian Hubungan Antarabangsa.
Syed Ahmad Fathi. 2023. “Kesan Perang Pembersihan Etnik Di Gaza Pada Oktober 2023 Terhadap Sokongan Kepada Israel Dalam Politik Domestik Di Amerika Syarikat.” Kajian Hubungan Antarabangsa.
Zhdannikov, Dmitry. 2023. “Spain, Italy, France Decline US Command Of Red Sea Operation Prosperity Guardian.” Gcaptain. Disember 22. https://gcaptain.com/spain-italy-fran... .
[1] Syed Ahmad Fathi. “Israel Tidak Mungkin Akan Berjaya Menghapuskan Hamas Melalui Perang Darat Menurut John Mearsheimer.” Isu Semasa, 2023.
[2] Syed Ahmad Fathi. “Josh Paul Meletakkan Jawatan Kerana Tidak Mahu Amerika Syarikat Menghantar Senjata Ke Israel Bagi Membunuh Rakyat Gaza.” Isu Semasa, 2023.
[3] Syed Ahmad Fathi. “Kesan Jenayah Yang Dilakukan Oleh Israel Pada Perang Oktober 2023 Di Gaza Terhadap Hubungan Diplomatiknya Dengan Negara-Negara Lain.” Kajian Hubungan Antarabangsa, 2023.
[4] Syed Ahmad Fathi. “Kesan Perang Pembersihan Etnik Di Gaza Pada Oktober 2023 Terhadap Sokongan Kepada Israel Dalam Politik Domestik Di Amerika Syarikat.” Kajian Hubungan Antarabangsa, 2023.
[5] Paul Rogers. “Israel is losing the war against Hamas – but Netanyahu and his government will never admit it”. The Guardian, 21 Disember 2023. Pautan: https://www.theguardian.com/commentisfree/2023/dec/21/israel-losing-war-against-hamas-netanyahu-idf
[6] Emine Sinmaz. “Northern Gaza exodus accelerating, says Israel, as WHO warns of disease risk”. The Guardian, 09 November 2023. Pautan: https://www.theguardian.com/world/2023/nov/09/israel-hamas-war-tens-thousands-palestinians-flee-gaza-military-who-disease-risk
[7] Sumber rasmi Hamas dari applikasi Telegram pada 23 Disember 2023.
[8] Chaim Levinson. Israelis Need the Army Spokesman’s Lies to Keep Believing We’re Winning. Haaretz, 21 Disember 2023. Pautan: https://www.haaretz.com/israel-news/2023-12-21/ty-article/.premium/israelis-need-the-army-spokesmans-lies-to-keep-believing-were-winning/0000018c-8cdb-da31-adff-8edb0f430000
[9] Golani Units Pulling out from Gaza – What It Means. The Palestine Chronicle, 21 Disember 2023. Pautan: https://www.palestinechronicle.com/golani-units-pulling-out-from-gaza-what-it-means/
[10] Israel’s Elite Golani Brigade Withdrawn After Severe Setback in Gaza. Defence Security Asia, 23 Disember 2023. Pautan: https://defencesecurityasia.com/en/golani-israel-setback-withdraw/
[11] Ari Rabinovitch. Israel’s Eilat Port sees 85% drop in activity amid Red Sea Houthi attacks. Reuters, 21 Disember 2023. Pautan: https://www.reuters.com/world/middle-east/israels-eilat-port-sees-85-drop-activity-amid-red-sea-houthi-attacks-2023-12-21/
[12] Statement from Secretary of Defense Lloyd J. Austin III on Ensuring Freedom of Navigation in the Red Sea. U.S. Department of Defense, 18 Disember 2023. Pautan: https://www.defense.gov/News/Releases/Release/Article/3621110/statement-from-secretary-of-defense-lloyd-j-austin-iii-on-ensuring-freedom-of-n/
[13] Dmitry Zhdannikov. Spain, Italy, France Decline US Command Of Red Sea Operation Prosperity Guardian. Gcaptain, 22 Disember 2023. Pautan: https://gcaptain.com/spain-italy-france-decline-us-command-of-red-sea-operation-prosperity-guardian/
[14] Amrita Nayak Dutta. Drone strikes ship with 21 Indians on board in Arabian Sea; Navy sends aircraft, warship. The Indian Express, 23 Disember 2023. Pautan: https://indianexpress.com/article/world/israel-merchant-vessel-hit-aerial-vehicle-india-uk-9080225/
Bibit-Bibit-Kekalahan-Israel-Dalam-Perang-Taufan-Al-AqsaDownloadThe post Bibit-Bibit Kekalahan Israel Dalam Perang Taufan Al-Aqsa appeared first on The Independent Insight.
Bibik-Bibik Kekalahan Israel Dalam Perang Taufan Al-Aqsa

Artikel ini merupakan siri artikel yang bertujuan untuk merekodkan situasi perang antara Israel dan pejuang kemerdekaan Palestin yang bermula pada 07 Oktober 2023. Perang yang bermula pada bulan Oktober 2023 ini digelar sebagai “Taufan Al-Aqsa” oleh pejuang kemerdekaan Palestin manakala pasukan penjajah zionis Israel memanggil operasi mereka sebagai “Operation Iron Swords”. Antara tulisan pertama saya dalam siri ini adalah sebuah transkrip perihal pandangan John Mearsheimer, yang merupakan seorang professor sains politik berfahaman realis, bahawa Israel tidak mungkin akan berjaya menghapuskan Hamas.[1] Kedua adalah transkrip kepada apa yang dibicarakan oleh Josh Paul yang merupakan bekas pengarah dalam kerajaan Amerika Syarikat bagi bantuan persenjataan untuk negara luar. Josh Paul meletak jawatan kerana tidak bersetuju dengan polisi Amerika Syarikat membekalkan senjata kepada Israel.[2]
Kedua-dua artikel transkrip ini dihasilkan pada permulaan perang pada bulan Oktober 2023. Apabila perang berkembang, saya telah melakukan kajian lanjutan dengan mengkaji kesan perang ini bagi Israel pada hubungan diplomatiknya dengan negara-negara lain. Kajian pada bulan November 2023 ini memperincikan negara-negara yang telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel sebagai tanda protes terhadap kekejaman perang yang dilakukan.[3] Akhir sekali, satu kajian tinjauan telah dilakukan pada awal Disember 2023 untuk melihat bagaimana perang ini mengubah dinamik politik domestik di Amerika Syarikat. Analisis ini penting kerana tanpa bantuan Amerika Syarikat, Israel tidak mampu melancarkan jenayah perangnya.[4]
Bukti-Bukti Kekalahan Israel
Menuju akhir Disember 2023, satu artikel penting telah diterbitkan oleh akhbar The Guardian hasil tulisan Paul Rogers yang merupakan profesor emeritus dalam kajian keamanan di Universiti Bradford.[5] Rogers berpandangan bahawa Israel sedang menghadapi kekalahan teruk walaupun kerajaan Netanyahu tidak mahu mengakuinya. Apakah buktinya?
Israel telah membunuh 20,000 warga awam Palestin kebanyakannya wanita dan kanak-kanak dalam siri pengeboman udaranya, manakala 50,000 warga awam dilaporkan cedera. Namun ini bukanlah boleh dikatakan sebagai kejayaan ketenteraan kerana yang dibunuh adalah warga awam. Dari sudut ketenteraan, hal ini tidak memberikan kelebihan. Pejuang kemerdekaan Palestin yang diketuai Hamas mempunyai sistem terowong moden berteknologi tinggi. Sistem ini jauh dibina di bawah tanah dan tidak terkesan dari siri pengeboman udara. Tentera Penjajah Israel (TPI) beberapa kali mengumumkan bahawa mereka telah berjaya menguasai Utara Gaza. Contohnya pada 08 November 2023, jurucakap TPI, Daniel Hagari berkata Hamas telah hilang kawalan terhadap bahagian Utara Gaza.[6]
Namun menurut Paul Rogers, pada 12 Disember 2023, Hamas berjaya melakukan serang hendap terhadap TPI di kawasan yang kononnya sudah dikuasai. Malah pasukan TPI yang datang untuk menyelamatkan pasukan yang diserang hendap juga telah diserang hendap. Bagi Rogers, serangan seperti ini sangat signifikan kerana ia berjaya membunuh tentera penjajah yang berpangkat tinggi seperti Kolonel dan Mejar. Jika Hamas sudah hilang kawalan, mustahil serangan seperti ini dapat dilakukan menurut Paul Rogers.
Jika kita meneliti sumber yang dikeluarkan oleh Hamas sendiri, kita akan mendapati bahawa hampir setiap hari mereka mengeluarkan laporan operasi ketenteraan mereka beserta dengan bukti video. Contohnya pada 23 Disember 2023, jam 09.35 malam waktu Malaysia, Hamas mengeluarkan laporan berikut melalui saluran Telegram:
“Mujahidin Al-Qassam dapat memerangkap 4 jip komando musuh ke dalam serangan hendap di kawasan Juhr al-Dik di tengah Semenanjung Gaza, di mana mereka meletupkan kawasan tersebut menggunakan alat anti-personal dan anti-perisai, yang membawa kepada kehancuran pasukan musuh dan membunuh semua anggotanya. Sebuah kereta kebal zionis yang bergegas ke kawasan tersebut juga dimusnahkan dengan peluru “Yassin 105″. Pasukan penyelamat musuh di kawasan operasi juga telah diserang dengan sistem peluru berpandu “Rajum” dan peluru mortar berkaliber berat. Pesawat dan ambulans zionis kemudian dilihat mengangkut orang mati dari tempat kejadian.”[7]

Jika kita meneliti peta Gaza, kawasan Juhr al-Dik yang berada ditengah Gaza ini merupakan kawasan sempadan dengan Israel. Bermaksud ia adalah kawasan pinggiran Gaza. Di sini kita melihat, selepas 78 hari bertempur, TPI masih belum berjaya menguasai pinggir Gaza, iaitu kawasan yang berdekatan dengan sempadan Israel.
Menurut Rogers lagi, TPI tidak mengeluarkan statistik sebenar askarnya yang terbunuh dan cedera. Contohnya angka rasmi mengatakan hanya 1,900 tentera yang tercedera sementara 460 terbunuh. Namun sumber dari pusat kesihatan di Israel memaklumkan bahawa 2,000 tentera TPI cedera dan dikatakan sebagai cacat kekal. Jika kita meneliti sumber Israel sendiri, kita akan mendapati, mereka juga tidak mempercayai penipuan yang sering diungkapkan oleh jurucakap TPI seperti Hagari. Chaim Levinson menerusi akhbar Haaretz mengatakan bahawa jurucakap tentera berbohong kononnya Israel sedang memenangi perang bagi memastikan ia mendapat sokongan domestik. Levinson mengungkapkan bahawa apa yang dikatakan oleh jurucakap TPI sebagai “lipstick on nonsense”.[8]
Pengunduran Golani “Tiktok” Brigade
Kenyataan Chaim Levinson bahawa penipuan jurucakap seperti Hagari sebagai lipstick on nonsense sebenarnya tidaklah jauh dari realiti. Kerana pada hari yang sama, keluar laporan bahawa TPI mengumumkan pengunduran brigade elit Israel yang dipanggil sebagai Golani Brigade. Pengunduran ini adalah kerana brigade ini telah mengalami kehancuran yang teruk setelah bertarung di medan selama 60 hari. Brigade yang sama berjaya dikalahkan di Shejaiya, Gaza pada tahun 2014.[9]
Antara kehilangan signifikan brigade ini adalah kematian komandernya iaitu Tomer Grinberg pada 12 Disember 2023. Beberapa hari sebelum beliau terbunuh, beliau dengan angkuhnya direkodkan dalam sebuah video menjanjikan kemenangan buat Israel. Beliau terbunuh dalam satu operasi serang hendap hebat oleh pejuang kebebasan Palestin di Shejaiya. Dalam operasi tersebut 10 tentera penjajah dalam Golani Brigade berjaya dihapuskan oleh pejuang pembebasan Palestin termasuklah Tomer Grinberg dan juga Kolonel Itzhak Ben Basat. Menurut Jeneral Moshe Kaplinsky, Golani sudah kehilangan 88 anggotanya, 72 terbunuh pada hari pertama, bermaksud pada hari pertama, Golani sudah kehilangan satu perempat dari kekuatannya.[10]
Pada pandangan saya, jika pada hari pertama sudah hilang satu perempat kekuatan, brigade ini bukanlah sebuah brigade elit seperti yang digembar-gemburkan. TPI sering memuat naik video askarnya menari di applikasi Tiktok. Kekalahan yang memalukan hanya selepas 60 hari bertempur ini bagi saya membuktikan bahawa brigade ini perlu diberi nama baharu iaitu “Golani Tiktok Brigade”, mereka seharusnya fokus kepada medan perjuangan mereka yang sebenar iaitu menari di dalam applikasi Tiktok berbanding bertempur di medan perang. Kerana mereka langsung tidak efektif dalam modern urban warfare.
Operasi Genocide Guardian
Apabila Israel memulakan perang pembersihan etnik di Gaza pada Oktober 2023. Situasi ini telah menimbulkan ketidakstabilan serantau. Hezbollah di Lubnan telah melancarkan siri serangan di utara Israel bagi membantu meringankan serangan di Gaza. Selain itu, tentera Houtis di Yaman juga telah bertindak menyerang kapal-kapal komersial yang mempunyai kaitan dengan Israel. Serangan oleh Houtis di Yaman ini telah mengakibatkan Israel rugi besar, pelabuhan Eilat di Israel mengalami penurunan aktiviti sebanyak 85 peratus.[11]
Amerika Syarikat yang berlagak seperti polis dunia telah mengumumkan bahawa mereka akan membantu rakan jenayah mereka iaitu Israel. Setiausaha pertahanan Amerika Syarikat, Lloyd J. Austin telah mengumumkan pada 18 Disember 2023 operasi yang dipanggil sebagai Operation Prosperity Guardian untuk mengawal situasi di Laut Merah dan mempertahankan kapal-kapal Israel dari serangan Houtis. Antara negara yang dikatakan akan menyertai pasukan ini adalah Britain, Bahrain, Kanada, Perancis, Itali, Belanda, Norway, Seychelles dan Sepanyol.[12]
Operasi Amerika Syarikat ini sebenarnya mahu melindungi jenayah perang Israel, oleh itu nama yang lebih sesuai adalah Operation Genocide Guardian. Walaubagaimanapun, operasi ini masih belum kelihatan mampu melakukan apa-apa. Malah Sepanyol, Itali, dan Perancis menyatakan kemudiannya bahawa mereka tidak akan menyertai Operation Genocide Guardian yang dipimpin oleh Amerika Syarikat ini.[13] Selain tidak ada pasukan yang betul-betul mampu bergerak mengawal Laut Merah. Rancangan Amerika Syarikat ini juga dilihat tidak akan pergi ke mana-mana. Terbaru, sebuah kapal yang mempunyai hubungan dengan Israel iaitu Chem Pluto telah diserang oleh dron di Laut Arab meyebabkan berlaku letupan dan kebakaran.[14] Ini menunjukkan bahawa serangan boleh berlaku bukan sahaja di Laut Merah, tetapi kawasan yang lebih luas. Untuk mengawal semua laut-laut ini adalah satu kemustahilan dan Israel dijangka akan mengalami kerugian ekonomi berterusan.
Kesimpulan
Selepas 78 hari berperang, ternyata Tentera Penjajah Israel tidak berjaya mencapai 2 objektif utamanya iaitu menghapuskan Hamas dan juga membebaskan tawanan perang mereka. Kemampuan mereka adalah setakat membunuh orang awam melalui pengeboman udara. Dari analisa Paul Rogers, dapatlah kita ketahui bahawa Israel sedang mengalami kekalahan bukannya kemenangan. Hal ini diakui sendiri oleh tulisan-tulisan dari Israel seperti tulisan Chaim Levinson yang telah kita bahaskan. Pengunduran awal Golani Tiktok Brigade juga merupakan indikasi kuat untuk meyakinkan kita bahawa kempen jenayah Netanyahu ini akan menemui kegagalan. Tekanan dari Hezbollah dan juga Houtis juga menambah mimpi ngeri buat Israel. Dengan latar tekanan antarabangsa, juga merosotnya sokongan domestik Amerika Syarikat, kesimpulan yang boleh dibuat adalah kempen ini tidak akan bergerak seperti yang dijangkakan oleh penjajah Israel. Walaupun mereka tidak mengakuinya secara rasmi, bukti-bukti kekalahan mereka sudah terpampang untuk dilihat oleh dunia. Benarlah analisa Paul Rogers setakat ini bahawa Israel sebenarnya menuju kekalahan.
Nota : Artikel ini diterbitkan pada 24 Disember 2023, statistik kematian awam dan juga kematian tentera mengambarkan situasi semasa ia ditulis. Oleh kerana perang ini masih berterusan, angka-angka ini dijangka akan terus meningkat dari masa ke semasa.
Bibliografi2023. ” Golani Units Pulling out from Gaza – What It Means.” The Palestine Chronicle. December 21. https://www.palestinechronicle.com/go... .
Austin, Lloyd J. 2023. “Statement from Secretary of Defense Lloyd J. Austin III on Ensuring Freedom of Navigation in the Red Sea.” U.S. Department of Defense. December 18. https://www.defense.gov/News/Releases....
Dutta, Amrita Nayak. 2023. “Drone strikes ship with 21 Indians on board in Arabian Sea; Navy sends aircraft, warship.” The Indian Express. December 23. https://indianexpress.com/article/wor....
2023. “Israel’s Elite Golani Brigade Withdrawn After Severe Setback in Gaza.” Defence Security Asia. Disember 23. https://defencesecurityasia.com/en/go... .
Levinson, Chaim. 2023. “Israelis Need the Army Spokesman’s Lies to Keep Believing We’re Winning.” Haaretz. December 21. https://www.haaretz.com/israel-news/2... .
Rabinovitch, Ari. 2023. “Israel’s Eilat Port sees 85% drop in activity amid Red Sea Houthi attacks.” Reuters. Disember 21. https://www.reuters.com/world/middle-....
Rogers, Paul. 2023. “Israel is losing the war against Hamas – but Netanyahu and his government will never admit it.” The Guardian. December 21. https://www.theguardian.com/commentis....
Sinmaz, Emine. 2023. “Northern Gaza exodus accelerating, says Israel, as WHO warns of disease risk.” The Guardian. November 9. https://www.theguardian.com/world/202... .
Syed Ahmad Fathi. 2023. “Israel Tidak Mungkin Akan Berjaya Menghapuskan Hamas Melalui Perang Darat Menurut John Mearsheimer.” Isu Semasa.
Syed Ahmad Fathi. 2023. “Josh Paul Meletakkan Jawatan Kerana Tidak Mahu Amerika Syarikat Menghantar Senjata Ke Israel Bagi Membunuh Rakyat Gaza.” Isu Semasa.
Syed Ahmad Fathi. 2023. “Kesan Jenayah Yang Dilakukan Oleh Israel Pada Perang Oktober 2023 Di Gaza Terhadap Hubungan Diplomatiknya Dengan Negara-Negara Lain.” Kajian Hubungan Antarabangsa.
Syed Ahmad Fathi. 2023. “Kesan Perang Pembersihan Etnik Di Gaza Pada Oktober 2023 Terhadap Sokongan Kepada Israel Dalam Politik Domestik Di Amerika Syarikat.” Kajian Hubungan Antarabangsa.
Zhdannikov, Dmitry. 2023. “Spain, Italy, France Decline US Command Of Red Sea Operation Prosperity Guardian.” Gcaptain. Disember 22. https://gcaptain.com/spain-italy-fran... .
[1] Syed Ahmad Fathi. “Israel Tidak Mungkin Akan Berjaya Menghapuskan Hamas Melalui Perang Darat Menurut John Mearsheimer.” Isu Semasa, 2023.
[2] Syed Ahmad Fathi. “Josh Paul Meletakkan Jawatan Kerana Tidak Mahu Amerika Syarikat Menghantar Senjata Ke Israel Bagi Membunuh Rakyat Gaza.” Isu Semasa, 2023.
[3] Syed Ahmad Fathi. “Kesan Jenayah Yang Dilakukan Oleh Israel Pada Perang Oktober 2023 Di Gaza Terhadap Hubungan Diplomatiknya Dengan Negara-Negara Lain.” Kajian Hubungan Antarabangsa, 2023.
[4] Syed Ahmad Fathi. “Kesan Perang Pembersihan Etnik Di Gaza Pada Oktober 2023 Terhadap Sokongan Kepada Israel Dalam Politik Domestik Di Amerika Syarikat.” Kajian Hubungan Antarabangsa, 2023.
[5] Paul Rogers. “Israel is losing the war against Hamas – but Netanyahu and his government will never admit it”. The Guardian, 21 Disember 2023. Pautan: https://www.theguardian.com/commentisfree/2023/dec/21/israel-losing-war-against-hamas-netanyahu-idf
[6] Emine Sinmaz. “Northern Gaza exodus accelerating, says Israel, as WHO warns of disease risk”. The Guardian, 09 November 2023. Pautan: https://www.theguardian.com/world/2023/nov/09/israel-hamas-war-tens-thousands-palestinians-flee-gaza-military-who-disease-risk
[7] Sumber rasmi Hamas dari applikasi Telegram pada 23 Disember 2023.
[8] Chaim Levinson. Israelis Need the Army Spokesman’s Lies to Keep Believing We’re Winning. Haaretz, 21 Disember 2023. Pautan: https://www.haaretz.com/israel-news/2023-12-21/ty-article/.premium/israelis-need-the-army-spokesmans-lies-to-keep-believing-were-winning/0000018c-8cdb-da31-adff-8edb0f430000
[9] Golani Units Pulling out from Gaza – What It Means. The Palestine Chronicle, 21 Disember 2023. Pautan: https://www.palestinechronicle.com/golani-units-pulling-out-from-gaza-what-it-means/
[10] Israel’s Elite Golani Brigade Withdrawn After Severe Setback in Gaza. Defence Security Asia, 23 Disember 2023. Pautan: https://defencesecurityasia.com/en/golani-israel-setback-withdraw/
[11] Ari Rabinovitch. Israel’s Eilat Port sees 85% drop in activity amid Red Sea Houthi attacks. Reuters, 21 Disember 2023. Pautan: https://www.reuters.com/world/middle-east/israels-eilat-port-sees-85-drop-activity-amid-red-sea-houthi-attacks-2023-12-21/
[12] Statement from Secretary of Defense Lloyd J. Austin III on Ensuring Freedom of Navigation in the Red Sea. U.S. Department of Defense, 18 Disember 2023. Pautan: https://www.defense.gov/News/Releases/Release/Article/3621110/statement-from-secretary-of-defense-lloyd-j-austin-iii-on-ensuring-freedom-of-n/
[13] Dmitry Zhdannikov. Spain, Italy, France Decline US Command Of Red Sea Operation Prosperity Guardian. Gcaptain, 22 Disember 2023. Pautan: https://gcaptain.com/spain-italy-france-decline-us-command-of-red-sea-operation-prosperity-guardian/
[14] Amrita Nayak Dutta. Drone strikes ship with 21 Indians on board in Arabian Sea; Navy sends aircraft, warship. The Indian Express, 23 Disember 2023. Pautan: https://indianexpress.com/article/world/israel-merchant-vessel-hit-aerial-vehicle-india-uk-9080225/
Bibik-Bibik-Kekalahan-Israel-Dalam-Perang-Taufan-Al-AqsaDownloadThe post Bibik-Bibik Kekalahan Israel Dalam Perang Taufan Al-Aqsa appeared first on The Independent Insight.
December 22, 2023
Pesta Buku Tidak Antarabangsa KL (PBTAKL)

Pesta buku tahunan KL sememangnya merupakan acara tahunan yang selalu saya sertai. Kata ibu saya, masa saya umur 2 tahun pun ibu pernah bawa saya ke pesta buku KL. Awalnya memang pergi sebagai pembeli sahaja. Saya mula ada keinginan membaca buku-buku antarabangsa selepas membaca sebuah buku oleh Thomas Friedman yang bertajuk The World is Flat. Saya tidaklah mengagumi Friedman, malah banyak pandangannya yang saya tidak persetujui. Namun buku tersebut tidak dapat saya buang dari sejarah pembacaan saya. Ia adalah buku yang sangat mengasyikkan. Yang membuatkan saya dahaga untuk membaca lebih banyak idea-idea, pemikiran, dan juga sejarah dunia yang luas ini.
Maka, secara semula jadinya, saya berkunjung ke pesta buku KL untuk mencari buku-buku yang berlainan, yang antarabangsa, yang tiada di jual di kedai buku konvensional. Namun akhirnya saya menyedari, bahawa pesta buku ini bukanlah pesta antarabangsa seperti namanya. Saya sedar akan hal ini sejak tahun 2016, tujuh tahun yang lalu, kritikan saya pada tahun tersebut saya coretkan di blog, dan masih ada hingga ke hari ini.
Namun sejak tahun 2019, saya tidak lagi datang ke pesta buku KL sebagai pembaca. 2019 adalah tahun di mana saya menjual sendiri buku-buku saya yang diterbitkan sendiri secara swaterbit, pada tahun tersebut ada diberi ruang khas untuk penerbit mandiri. Selepas tahun 2019, pesta buku tersebut sudah berubah, ia telah menjadi medan untuk bertemu rakan-rakan buku, bukan lagi sebagai tempat saya datang sekadar mencari buku.
Ada yang mengkritik pesta buku KL sebagai pasar menjual buku-buku agama. Genrenya sangat sempit kepada buku-buku yang membosankan dan bersifat konspirasi. Namun saya ada juga menulis sanggahan saya terhadap kritikan ini. Kerana bagi saya, ada penerbit-penerbit kecil yang bukunya bagus, cuma pengunjung kena rajin meneroka di sudut-sudut kecil, di reruai belakang, dan kawasan tidak strategik. reruai besar biasanya hanya mengulang cetak buku-buku sama dengan genre yang serupa sahaja. Bagi saya, reruai-reruai kecil inilah yang menarik saya untuk turun ke pesta buku KL. Kerana mereka menjamu pengunjung dengan buku-buku yang mencabar pemikiran dan memberi topik segar yang berbeza.
Dua tiga hari kebelakangan ini, saya membaca keluhan dan tulisan banyak rakan-rakan penerbit kecil bahawa kebanyakan reruai sudah dibolot penerbit besar sebelum penyertaan dibuka lagi. Ramai yang menyatakan bahawa mereka tidak akan menyertai pesta buku kali ini. Bagi saya, tanpa mereka, sudah tidak ada sebab saya perlu ke pesta buku KL lagi, sudahlah tidak antarabangsa, penerbit yang memberi tarikan juga akhirnya ditolak keluar oleh penerbit besar yang membosankan.
Maka saya kira, akhirnya pesta buku ini bukan lagi akan menjadi satu majlis para pencinta ilmu berkumpul dan berbincang perihal idea dan pemikiran. Ia akan menjadi sekadar tempat untuk membawa anak-anak berjalan-jalan. Juga menjadi tempat lawatan pelajar sekolah yang dipaksa menaiki bas beramai-ramai. Sama seperti kedai buku yang makin tidak relevan dan menjual alat tulis, pesta buku tahunan KL juga nampaknya menuju kepada samudera kebosanan yang sama.
The post Pesta Buku Tidak Antarabangsa KL (PBTAKL) appeared first on The Independent Insight.
December 6, 2023
Kesan Perang Pembersihan Etnik di Gaza Pada Oktober 2023 Terhadap Sokongan Kepada Israel Dalam Politik Domestik di Amerika Syarikat

Perang Israel ke atas Palestin telah bermula sejak tahun 1948 di mana pembersihan etnik telah berlaku secara besar besaran, kampung-kampung dibakar, dan kebanyakan populasi peribumi Palestin telah dihalau ke luar menjadi pelarian.[1] Sejak dari itu, Israel tidak pernah berhenti dari percubaannya untuk membersihkan Palestin dari kaum Arab, membunuh mereka, dan juga merampas tanah-tanah mereka. Israel merupakan kuasa ketenteraan ke-18 terkuat di dunia.[2] Israel juga mendapat bantuan berbillion dollar setiap tahun dari segi ketenteraan dari kuasa ketenteraan nombor satu di dunia iaitu Amerika Syarikat.
Israel begitu yakin dengan kekuatan ketenteraannya dan merasakan mereka telah berjaya mengalahkan kaum peribumi Palestin. Walaupun setelah sekian lama ditindas, bangsa Palestin tidak pernah menyerah kalah. Pada 07 Oktober 2023, pejuang pembebasan Palestin dari pergerakan Hamas telah berjaya menembusi tembok-tembok kolonial Israel dan melakukan operasi ketenteraan yang dipanggil “Al-Aqsa Flood”. Serangan pembebasan ini telah menunjukkan kepada dunia bahawa Israel bukanlah kuasa yang hebat seperti yang disangka. Israel telah mendapat kemaluan yang besar dari serangan ini kerana ramai anggota tenteranya yang terbunuh, malah ramai yang berjaya ditangkap dan menjadi tawanan perang oleh Hamas.
Untuk menutup kemaluan besar hasil kegagalan perisikan dan ketenteraan mereka, Israel telah memulakan serangan ganas pengeboman dari utara sebagai usaha pembersihan etnik besar-besaran terhadap penduduk awam di Gaza. Ketika artikel ini ditulis, Israel telah membunuh dengan kejam sejumlah 15,200 rakyat awam di Gaza di mana 70% darinya adalah wanita dan kanak-kanak.[3] Pembunuhan besar-besaran ini telah memburukkan nama Israel di mata antarabangsa dengan banyak negara memutuskan hubungan diplomatik mereka dengan Israel dan menarik semula duta mereka.[4] Dalam penulisan kali ini, saya ingin mengkaji kesan perang pembersihan etnik yang dilakukan Israel di Gaza ini terhadap sokongannya dalam politik domestik di Amerika Syarikat. Saya akan meninjau bagaimana reaksi awal pemimpin Amerika Syarikat terhadap perang ini berubah apabila tekanan-tekanan domestik mula dirasai. Penulisan ini turut akan meninjau perubahan dan reaksi yang berlaku dalam kalangan rakyat di Amerika Syarikat. Bagaimana desakan, tekanan, dan kempen anti-perang mereka membawa kepada perubahan retorik pemimpin di Amerika Syarikat.
Perubahan Reaksi dan Retorik Amerika Syarikat
Pada peringkat permulaan, reaksi Amerika Syarikat adalah reaksi tipikal sebagai sekutu kuat Israel. Para pemimpinnya semuanya menjadi burung kakak tua dan mengulangi ayat “Israel has the right to defend itself”. Ayat yang sama juga diulang-ulang secara distopia oleh pemimpin-pemimpin Eropah termasuklah di Britain, Perancis, Jerman, dan lain-lain. Hampir semua pemimpin hipokrit Eropah ini menolak bulat-bulat sebarang cadangan genjatan senjata pada peringkat awal Perang Oktober 2023.
Namun reaksi dan retorik pemimpin-pemimpin hipokrit ini akhirnya berubah. Sebagai contoh, Lloyd Austin yang merupakan Setiausaha Pertahanan Amerika Syarikat pada 2 Disember 2023 mengancam Israel bakal menghadapi “kekalahan strategik” jika mereka berterusan membunuh dengan kejam kanak-kanak, wanita, dan masyarakat awam di Gaza.[5] Namun ucapan Austin ini mestilah difahami sebagai reaksi daripada tekanan domestik yang dihadapi oleh Amerika Syarikat dan bukanlah sebagai satu kenyataan ikhlas yang bersimpati dengan nasib masyarakat awam di Palestin. Ia hanya merupakan kenyataan untuk meredakan tekanan yang dihadapi oleh mereka dari masyarakat domestik.
Jika Amerika Syarikat benar-benar mahu menyelamatkan nyawa masyarakat awam Palestin, mereka tidak akan membekalkan senjata moden bagi membolehkan Israel melakukan kekejaman itu sejak awal lagi. Perang ke atas Palestin sebenarnya bukanlah perang Israel ke atas Palestin sahaja, ia juga adalah perang Amerika Syarikat ke atas Palestin. Bom dan peluru yang membunuh rakyat Palestin adalah bom dan peluru yang dihasilkan oleh Amerika Syarikat dan dibekalkan setiap hari kepada Israel semasa perang berlangsung. Menurut laporan Wall Street Journal, sejak 07 Oktober 2023, Amerika Syarikat membekalkan 57,000 artillery shells dan 15,000 bom termasuk lebih 5,000 warheads seberat 2,000-pound kepada Israel.[6] Untuk memahami perubahan reaksi dan retorik ini, kita perlu meninjau tekanan domestik yang ada di Amerika Syarikat.
Dari Genocide Joe Kepada #AbandonBiden
Pada peringkat awal Perang Oktober 2023, Amerika Syarikat melihat protes besar-besaran di seluruh negara mereka. Lebih 10,000 rakyat Amerika Syarikat berdemonstrasi menentang perang di Washington, manakala di New York, demonstrasi telah dikoordinasikan oleh kumpulan Jewish Voice for Peace.[7] Ini adalah sebahagian contoh dari pelbagai protes lain yang telah meletus di bandar-bandar utama di Amerika Syarikat. Malah di peringkat awal, ahli pentadbiran Amerika Syarikat sendiri telah menentang sokongan ketenteraan Amerika Syarikat terhadap Israel yang bersifat genocidal (pembersihan etnik). Ini dapat dilihat dari perletakan jawatan Josh Paul di mana beliau mengkritik polisi bantuan persenjataan Amerika Syarikat kepada Israel.[8]
Apabila Presiden Joe Biden berulang kali menolak cadangan genjatan senjata, demonstran telah memberikan beliau nama baharu iaitu Genocide Joe.[9] Hal ini kerana, Biden bukan sahaja bersubahat dalam pembunuhan beramai-ramai rakyat Palestin, beliau dan juga Setiausaha Negara Amerika Syarikat, Anthony Blinken, terlibat secara langsung dalam pembunuhan beramai-ramai ini. Dalam kata lain, Biden dan Blinken boleh dikatakan sebagai penjenayah perang yang telah secara aktif membunuh lebih 15,000 rakyat Palestin yang kebanyakannya adalah wanita dan kanak-kanak.
Blinken sendiri lahir dalam keluarga zionis yang merupakan penyokong kuat Israel. Atuknya Maurice Blinken merupakan seorang yahudi dari Hungary yang telah menubuhkan American Palestine Institute selepas perang dunia ke-2, atuknya telah meyakinkan kerajaan Amerika Syarikat untuk menubuhkan negara buat orang yahudi. Dalam ucapannya di dalam majlis yang dianjurkan oleh American Israel Public Affairs Committee (AIPAC), iaitu sebuah badan lobi utama Israel di Amerika Syarikat, Anthony Blinken dengan bangganya memuji sumbangan Amerika Syarikat terhadap Israel. Ini termasuklah 3.3 billion bantuan kewangan tahunan, 500 juta dollar bantuan untuk roket perang, dan juga 1 billion dollar bagi memastikan bekalan sistem Iron Dome Israel mencukupi.[10] Oleh itu tidak hairanlah mengapa Blinken tidak begitu kisah dengan ribuan kanak-kanak yang dibunuh oleh tentera zalim Israel. Mereka yang berharap Blinken akan membantu perjuangan Palestin adalah naif.
Polisi genocide yang diamalkan Biden dan Blinken ini telah menyebabkan rakyat Amerika Syarikat semakin marah. Daripada demonstrasi-demonstrasi yang melaungkan slogan “Genocide Joe has got to go” yang dianjurkan secara berasingan di bandar-bandar utama, kini rakyat Amerika Syarikat telah bergerak dengan lebih tersusun dan teratur dengan kempen yang lebih spesifik.
Antara kempen peringkat kebangsaan yang telah dilancarkan adalah kempen #AbandonBiden yang dilancarkan di Dearbon, Michigan oleh pemimpin-pemimpin Muslim di Amerika Syarikat pada 12 Disember 2023. Kempen ini dilaksanakan bagi memastikan Presiden “Genocide” Joe Biden kalah pada pilihanraya semula yang bakal berlangsung pada tahun 2024. Kempen ini dianjurkan di beberapa negeri yang dipanggil “swing-state” di mana undi dari masyarakat Arab dan Muslim akan menentukan calon mana yang dapat memenangi pilihanraya. Negeri-negeri ini adalah Michigan, Minnesota, Arizona, Wisconsin, Florida, Georgia, Nevada dan Pennsylvania. Jika kempen ini berjaya, Genocide Joe hanya dapat menjadi presiden bagi satu penggal sahaja.
Kempen yang telah diadakan oleh masyarakat Arab dan Muslim ini akan mencabar kebolehan Genocide Joe dalam pilihanraya pada tahun 2024, negeri-negeri swing-state ini mempunyai banyak blok yang dikuasai pengundi Arab dan Muslim. Populasi Arab Muslim di Amerika Syarikat kini mencecah 3.45 juta orang, menurut Arab American Institute, pada pilihanraya 2020, 59% pengundi Arab Muslim telah memilih Biden sebagai presiden.[11] Menurut Hassan Abdel Salam yang merupakan Professor di Universiti Minnesota dan ahli Pakatan Kebangsaan Abandon Biden, masa telah tamat untuk Biden, walaupun dia mengumumkan genjatan senjata pada masa akan datang, ia sudah terlambat, dan kempen #AbandonBiden untuk memastikan kekalahannya tetap akan terus berlangsung.[12]
Daripada hal ini, kita melihat bagaimana politik domestik Amerika Syarikat berubah apabila Israel meneruskan kempen pembersihan etniknya di Gaza. Jika selama ini politik di Amerika Syarikat dikuasai kumpulan lobi zionis seperti AIPAC, kini kita melihat kesan dari perang yang dilancarkan Israel, suara-suara masyarakat Muslim di Amerika Syarikat mula melancarkan jentera yang tersusun bagi memecahkan dominasi zionis. Tekanan dari kempen #AbandonBiden ini akan memberi kesan langsung terhadap Parti Demokrat yang sedang memerintah Amerika Syarikat. Tekanan domestik seperti inilah sebenarnya yang mengubah reaksi dan retorik golongan penguasa di Amerika Syarikat. Dan perubahan-perubahan ini sebenarnya merupakan riak-riak kecil, yang menandakan bahawa ombak besar bakal tiba. Ombak ini bakal mengubah lanskap politik Amerika Syarikat seterusnya mengubah corak hubungan luarnya dengan Israel. Semakin hari, sebenarnya, peluang Israel untuk mengekalkan penjajahan dan dasar rasis apartheid mereka semakin mengecil. Hal ini akhirnya akan membawa kepada pembukaan jalan ke arah pembebasan Palestin.
Canary Mission dan Kempen Anti Zionist Hate
Selain kempen #AbandonBiden yang bersifat politikal dan kebangsaan, terhadap kempen-kempen kecil lain yang tumbuh secara organik untuk melawan organ-organ zionis yang menekan aktivis Palestin. Sebahagiannya merupakan reaksi balas terhadap intimidasi golongan zionis. Antara teknik yang dilakukan oleh Israel bagi mengekang sebarang kritikan yang dilemparkan kepada jenayah perang dan apartheid yang dilakukannya adalah dengan menyerang dan memfitnah sesiapa sahaja yang berani mengkritiknya. Teknik yang digunakan adalah dengan menubuhkan satu laman web anonymous yang mendokumentasikan aktivis Palestin dengan tuduhan-tuduhan palsu seperti rasisme dan anti-semitisme. Laman web ini diberi nama Canary Mission.[13] Tujuan utama dokumentasi ini dilakukan adalah sebagai satu bentuk intimidasi kepada aktivis Palestin untuk merosakkan nama mereka agar mereka tidak mendapat tempat dalam masyarakat, dibuang dari institusi pengajian atau pekerjaan. Target mereka adalah pelajar, professor, dan juga individu berkerjaya yang mengkritik polisi jenayah Israel.
Canary Mission dimiliki oleh Howard Davis Sterling yang merupakan seorang peguam yang menyokong Israel. Menurut Al Jazeera, ia mendapat dana dari Adam Milstein dan juga persatuan pro-Israel seperti Helen Diller Family Foundation dan Jewish Community Foundation of Los Angeles.[14] Canary Mission sangat berhati-hati dalam memadam segala jejak digital mereka untuk memastikan penderma dan staf mereka tidak berjaya dijejaki. Menurut Josh Nathan-Kazis, Canary Mission dioperasikan oleh badan yang dipanggil sebagai Megamot Shalom, yang merupakan badan yang membantu menyalurkan duit cukai rakyat Amerika Syarikat kepada organisasi ekstrimis di Israel. Antara individu yang terlibat di belakang Megamot Shalom termasuklah Jonathan Bash dan Zahava Raymond, Zahava dikenal pasti pernah bekerja dengan organisasi pro-Israel.[15] Walaupun ia cuba bergerak secara rahsia, berdasarkan siasatan sedia ada, Canary Mission dapat dikatakan sebagai organisasi yang dibiyai oleh organisasi yahudi yang mempunyai kaitan dengan Israel.
Respon kepada Canary Mission kebanyakannya bersifat defensif. Erwin Chemerinsky yang merupakan dekan Sekolah Undang-Undang, Universiti Berkeley menyifatkan Canary Mission sebagai laman web ekstrimis dan tidak patut digunakan dalam proses pemilihan individu dalam sektor pekerjaan.[16] Namun selepas perang pembersihan etnik yang dilakukan oleh Israel pada Oktober 2023, respon terhadap kumpulan seperti Canary Mission telah berubah kepada ofensif.
Pada November 2023, sebuah akaun di laman Twitter (yang kini dikenali sebagai X) muncul dengan menggunakan taktik yang sama seperti Canary Mission, ia adalah respon kepada sebuah akaun lain yang kerap menyerang aktivis Palestin dengan memusnahkan kareer mereka. Akaun ini bernama Stop Zionist Hate, ia merupakan akaun untuk melawan akaun Stop Antisemites di Twitter. Namun cubaan mencari akaun Stop Antisemites tidak berjaya pada 06 Disember 2023, besar kemungkinan ia sudah dipadamkan. Stop Zionist Hate menurut kenyataannya pada 13 November 2023 telah berjaya menyerang beberapa orang zionis dan menyebabkan mereka dibuang kerja.[17] Di sini kita melihat perang yang berlaku di Gaza bukan sekadar mengubah dinamik di peringkat nasional. Selain kempen-kempen yang berbentuk politik, rakyat Amerika Syarikat kini turut menubuhkan kumpulan perjuangan yang lebih kecil, yang bersifat organik, untuk melawan organ-organ zionis terutamanya di dalam talian. Ini semua merupakan bentuk tekanan yang apabila dikumpulkan, akan memberi satu tekanan yang signifikan terhadap penyokong Israel yang duduk di kerusi politik serta lobi utama mereka iaitu AIPAC.
Kesimpulan
Melalui analisa ini, dapatlah kita perhatikan bagaimana perang pembersihan etnik oleh Israel terhadap penduduk Gaza di Palestin pada Oktober 2023 sedang mengubah corak politik domestik Amerika Syarikat. Kita melihat kempen-kempen yang bersifat nasional sudah tumbuh dan menjadi penggerak suasana politik dalaman yang akan lebih memihak kepada Palestin. Selain itu tumbuh juga kumpulan-kumpulan kecil organik yang bangun menentang organ-organ zionis. Perubahan ini, walaupun dilihat masih kecil, sebenarnya sangat signifikan dan mampu menjadi kuasa politik yang lebih besar. Ia akan membuka ruang untuk memecahkan dominasi lobi zionis di Amerika Syarikat yang dipelopori oleh AIPAC. Kehilangan sokongan Amerika Syarikat akan menatijahkan berakhirnya kolonialisme terakhir yang masih wujud di dunia, iaitu penguasaan kolonial zionis di Palestin. Jenayah-jenayah yang dilakukan oleh zionis Israel sebenarnya tidak akan bertahan lama, malah dari perkaitan yang telah kita lihat, ia sebenarnya perlahan-lahan menyatukan komuniti dunia, melahirkan gerakan penentangan yang semakin lama semakin meningkat maju dan tersusun. Semua ini akhirnya akan menyumbang kepada pembebasan sepenuhnya Palestin dari penjajahan, kolonialisme, dan apartheid.
Bibliografi2023. “2023 Military Strength Ranking.” Global Fire Power Index. https://www.globalfirepower.com/count....
2023. “Anthony Blinken 3rd most influential Jew in the World, Zelensky dropped from the list.” Helsinki Times. Oktober 26 . https://www.helsinkitimes.fi/world-in....
Anzalone, Kyle. 2023. “US Sent Israel 15,000 Bombs Since October 7.” Anti War. Disember 1. https://news.antiwar.com/2023/12/01/u... .
n.d. Canary Mission. Accessed Disember 6, 2023. https://canarymission.org/about.
Chemerinsky, Erwin. 2023. “Dean’s Statement: Condemning Canary Mission.” Bekeley Law. Jun 1. https://www.law.berkeley.edu/article/... .
Irwin, Lauren. 2023. “Israel risks ‘strategic defeat’ if civilians aren’t protected, Pentagon chief says.” The Hill. Disember 2. https://thehill.com/policy/defense/43... .
Kiczma, Łukasz , and Sułek Mirosław. 2020. “National power rankings of countries 2020.” Oficyna Wydawnicza ASPRA-JR.
Nathan-Kazis, Josh. 2018. “REVEALED: Canary Mission Blacklist Is Secretly Bankrolled By Major Jewish Federation.” Forward. Oktober 3. https://forward.com/news/411355/revea... .
O’Donoghue, Saskia. 2023. “Israel-Hamas war: Death toll surpasses 15,000 and new truce deemed ‘unlikely’ as talks break down.” Euro News. Disember 2. https://www.euronews.com/2023/12/02/i... .
Pappe, Ilan. 2006. The Ethnic Cleansing of Palestine. Oneworld Publications.
Rothchild, Alice. 2019. “Cyber Bullies at Canary Mission Muzzle Free Speech.” Washington Report on Middle East Affairs. Disember 06. https://www.wrmea.org/2020-january-fe... .
n.d. “Stop Zionist Hate.” Twitter. Accessed Disember 6, 2023. https://twitter.com/StopZionistHate.
Syed Ahmad Fathi. 2023. “Josh Paul Meletakkan Jawatan Kerana Tidak Mahu Amerika Syarikat Menghantar Senjata Ke Israel Bagi Membunuh Rakyat Gaza.” Isu Semasa.
Syed Ahmad Fathi. 2023. “Kesan Jenayah Yang Dilakukan Oleh Israel Pada Perang Oktober 2023 Di Gaza Terhadap Hubungan Diplomatiknya Dengan Negara-Negara Lain.” Kajian Hubungan Antarabangsa.
Umar A Farooq. 2023. “Muslim leaders in key US swing states launch ‘Abandon Biden’ campaign for 2024 election.” Middle East Eye. Disember 4. https://www.middleeasteye.net/news/mu... .
Ward, Myah. 2023. “Swing-state Muslim leaders launch campaign to ‘abandon’ Biden in 2024.” Politico. Disember 02 . https://www.politico.com/news/2023/12... .
[1] Pembersihan etnik ini telah didokumentasikan oleh ahli sejarah Israel dengan begitu teliti dan terperinci. Militia Yahudi pada tahun 1948 yang diketuai oleh Ben Gurion mempunyai perancangan teliti untuk membersihkan Palestin dalam rangcangan yang dipanggil Rancangan Dalet (Plan D). Mereka telah mengumpul data setiap kampung untuk dibersihkan dalam data yang dipanggil “Village Files”. Rujuk tulisan Ilan Pappe, The Ethnic Cleansing of Palestine. Oneworld Publications, 2006.
[2] Israel menduduki tempat ke-18 dalam ranking yang dikeluarkan oleh Global Fire Power Annual Ranking 2023 dengan PowerIndex sebanyak 0.2757. Tempat pertama adalah Amerika Syarikat (0.0712), Rusia di tangga ke-2 (0.0714), dan China di tangga ke-3 (0.0722). Rujuk laman web Global Fire Power Index, 2023 Military Strength Ranking, pautan: https://www.globalfirepower.com/countries-listing.php Kajian yang dibuat oleh Universiti Warsaw pada tahun 2020 meletakkan Israel di tempat yang ke-29, rujuk Łukasz Kiczma dan Sułek Mirosław. “National power rankings of countries 2020.” Oficyna Wydawnicza ASPRA-JR, Warszawa (2020).
[3] Saskia O’Donoghue. Israel-Hamas war: Death toll surpasses 15,000 and new truce deemed ‘unlikely’ as talks break down. Euro News, 02 Disember 2023. Pautan: https://www.euronews.com/2023/12/02/israel-hamas-war-israeli-bombing-of-gaza-intensifies-as-truce-comes-to-an-end
[4] Hubungan antarabangsa Israel terjejas teruk hasil dari pembersihan etnik kejam yang dilakukan mereka pada bulan Oktober 2023. Antara negara awal yang memutuskan hubungan dengan Israel adalah Bolivia, manakala negara-negara yang menarik semula duta mereka termasuklah Chile, Colombia, Jordan, Turki, Chad, dan Afrika Selatan. Rujuk tulisan Syed Ahmad Fathi. “Kesan Jenayah Yang Dilakukan Oleh Israel Pada Perang Oktober 2023 Di Gaza Terhadap Hubungan Diplomatiknya Dengan Negara-Negara Lain.”. Kajian Hubungan Antarabangsa, 2023.
[5] Ucapan Lloyd Austin ini adalah semasa Reagan National Defense Forum di Simi Valley, California. Rujuk Lauren Irwin. “Israel risks ‘strategic defeat’ if civilians aren’t protected, Pentagon chief says”. The Hill, 02 Disember 2023. Pautan: https://thehill.com/policy/defense/4339335-lloyd-austin-israel-risks-defeat-if-civilians-not-protected/
[6] Antara jenis senjata yang dibekalkan adalah 5,000 MK82, 5,400 MK84 2,000-pound warhead, 1,000 GBU-39, dan 3,000 JDAM. Laporan penuh perihal senjata yang dibekalkan oleh Amerika Syarikat kepada Israel boleh dirujuk dalam tulisan Kyle Anzalone, “US Sent Israel 15,000 Bombs Since October 7”, Anti War, 01 Disember 2023. Pautan: https://news.antiwar.com/2023/12/01/us-sent-israel-15000-bombs-since-october-7/
[7] Untuk memahami reaksi awal rakyat Amerika Syarikat terhadap perang pembersihan etnik yang dilakukan regim zionis yang rasis ke atas rakyat awam di Gaza, rujuk Syed Ahmad Fathi, “Kesan Jenayah Yang Dilakukan Oleh Israel Pada Perang Oktober 2023 Di Gaza Terhadap Hubungan Diplomatiknya Dengan Negara-Negara Lain.”. Kajian Hubungan Antarabangsa, 2023.
[8] Syed Ahmad Fathi. “Josh Paul Meletakkan Jawatan Kerana Tidak Mahu Amerika Syarikat Menghantar Senjata Ke Israel Bagi Membunuh Rakyat Gaza.” Isu Semasa, 2023.
[9] Ibid.
[10] Antara individu lain yang disenaraikan dalam senarai yahudi paling berpengaruh oleh The Jerusalem Post termasuklah Janet Yellen, Setiausaha Pembendaharaan Amerika Syarikat, dan Mark Zuckerberg, CEO Meta yang memiliki Facebook, rujuk artikel “Anthony Blinken 3rd most influential Jew in the World, Zelensky dropped from the list”, Helsinki Times, 26 Oktober 2023. Pautan: https://www.helsinkitimes.fi/world-int/24380-anthony-blinken-3rd-most-influential-jew-in-the-world-zelensky-dropped-from-the-list.html
[11] Myah Ward. “Swing-state Muslim leaders launch campaign to ‘abandon’ Biden in 2024”. Politico, 02 Disember 2023. Pautan: https://www.politico.com/news/2023/12/02/swing-state-muslim-leaders-biden-00129758
[12] Umar A Farooq. “Muslim leaders in key US swing states launch ‘Abandon Biden’ campaign for 2024 election”. Middle East Eye, 04 Disember 2023. Pautan: https://www.middleeasteye.net/news/muslim-leaders-key-us-swing-states-launch-abandon-biden-campaign-2024-election
[13] Menurut laman web Canary Mission mereka mahu mendokumentasikan kebencian yang dilakukan oleh aktivis anti-Israel. Mereka juga mengatakan bahawa kempen Boycott, Divestment, and Sanction yang ditujukan kepada Israel sebagai anti-semitik. Rujuk web mereka di pautan: https://canarymission.org/about
[14] Untuk mengelakkan tindak balas, Canary Mission melakukan kerja fitnahnya secara anonymous, ia bergerak di belakang tabir dengan menyerang dan membuli aktivis-aktivis Palestin. Rujuk Alice Rothchild. “Cyber Bullies at Canary Mission Muzzle Free Speech”. Washington Report on Middle East Affairs, 06 Disember 2019. Pautan: https://www.wrmea.org/2020-january-february/cyber-bullies-at-canary-mission-muzzle-free-speech.html
[15] Walaupun Canary Mission cuba untuk merahsiakan organisasinya di belakang tabir. Terdapat usaha-usaha untuk menjejaki identiti mereka. Rujuk siasatan yang dibuat oleh Josh Nathan-Kazis. “REVEALED: Canary Mission Blacklist Is Secretly Bankrolled By Major Jewish Federation”. Forward, 03 Oktober 2018. Pautan: https://forward.com/news/411355/revealed-canary-mission-blacklist-is-secretly-bankrolled-by-major-jewish/
[16] Surat yang ditulis oleh Erwin Chemerinsky kepada komuniti undang-undang. Rujuk “Dean’s Statement: Condemning Canary Mission”. Bekeley Law, 01 Jun 2023. Pautan: https://www.law.berkeley.edu/article/deans-statement-canary-mission/
[17] Akaun Twitter Stop Zionist Hate boleh dirujuk di pautan https://twitter.com/StopZionistHate . Manakala kenyataan mereka berjaya menyerang zionis dan melawan akaun Stop Antisemites boleh dirujuk di pautan https://twitter.com/StopZionistHate/status/1723847691363377455
Kesan-Perang-Pembersihan-Etnik-di-Gaza-Pada-Oktober-2023DownloadThe post Kesan Perang Pembersihan Etnik di Gaza Pada Oktober 2023 Terhadap Sokongan Kepada Israel Dalam Politik Domestik di Amerika Syarikat appeared first on The Independent Insight.
November 11, 2023
Kesan Jenayah Yang Dilakukan Oleh Israel Pada Perang Oktober 2023 di Gaza Terhadap Hubungan Diplomatiknya Dengan Negara-Negara Lain

Kekejaman ke atas bangsa Palestin bermula pada tahun 1947-1948 apabila militia-militia Zionis mula membakar kampung-kampung dan mengusir penduduk Palestin. Sebanyak 418 kampung Palestin telah dibakar dan dihancurkan oleh militia Zionis.[1] Di atas kemusnahan kampung-kampung inilah Israel ditubuhkan. Sejak dari itu, perang Israel ke atas bangsa Palestin tidak pernah berhenti. Kekejaman, pembunuhan beramai-ramai, peperangan, pengusiran, kolonialisasi, dan pelbagai jenayah lain terus dilaksanakan oleh Israel ke atas penduduk Palestin sehinggalah ke tahun 2023. Dari kekejaman Israel ini lahirlah pelbagai bentuk gerakan perjuangan pembebasan dalam kalangan rakyat Palestin. Hari ini, mungkin gerakan Islam Hamas lebih dikenali sebagai gerakan perjuangan pembebasan Palestin, namun sebenarnya terdapat gerakan-gerakan lain termasuklah dari gerakan kiri yang memperjuangkan pembebasan Palestin.[2] Pada 07 Oktober 2023, Hamas yang merupakan salah satu gerakan pembebasan Palestin telah melancarkan serangan ke atas Israel melalui laut, darat, dan udara.[3] Oleh kerana tidak mampu mengalahkan Hamas, tentera Zionis Israel telah mengebom penduduk awam di Gaza. Pengeboman Israel ke atas penduduk awam yang kebanyakannya adalah kanak-kanak ini telah mendapat kecaman dunia. Penulisan ini akan melihat bagaimana jenayah Israel ke atas Palestin terutamanya pada Perang Oktober 2023 mempengaruhi hubungan diplomatik Israel dengan negara-negara lain.
Pemutusan Hubungan Diplomatik Dan Penarikan Duta Negara
Negara pertama yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel disebabkan keganasan yang dilakukan di Gaza pada Oktober 2023 adalah Bolivia. Pada 31 Oktober 2023, Timbalan Menteri Luar Bolivia, Freddy Mamani berkata tindakan tersebut dilakukan sebagai penolakan dan kecaman terhadap tindakan agresif dan keterlaluan oleh tentera Israel di Gaza.
Tekanan diplomatik ke atas Israel ini diikuti oleh negara Chile apabila presidennya, Gabriel Boric telah memanggil semula dutanya dari Tel Aviv pada 31 Oktober 2023. Menurut Boric apa yang dilakukan oleh Israel di Gaza adalah pelanggaran kepada Undang-Undang Kemanusiaan Antarabangsa yang tidak boleh diterima. Boric mengecam tindakan tentera Israel yang telah melakukan serangan dan hukuman kolektif terhadap penduduk Gaza.
Selepas Chile, negara lain yang memanggil semula duta mereka adalah Colombia. Presiden Gustavo Petro mengumumkan penarikan semula duta Colombia. Menurut beliau, Colombia tidak boleh terus bersama Israel jika mereka tidak menghentikan pembunuhan beramai-ramai yang dilakukan di Palestin.[4]
Negara Arab pertama yang memanggil semula duta mereka dari Israel adalah Jordan. Sejak tahun 1994, Jordan telah mengikat perjanjian damai dengan Israel. Pada 01 November 2023, Menteri Luar Jordan, Ayman Safadi telah memanggil semula dutanya sebagai kecaman kepada pembunuhan penduduk awam di Gaza.[5] Selepas Jordan, Bahrain menjadi negara Arab kedua yang mengambil tindakan diplomatik. Pada 02 November 2023, Parlimen Bahrain dalam satu kenyataan mengumumkan bahawa mereka telah memanggil pulang duta mereka dan memutuskan semua hubungan ekonomi dengan Israel. Duta Israel di Bahrain juga telah dihalau keluar. Bahrain menjalinkan hubungan diplomatik dengan Israel bermula pada tahun 2020 dalam siri perjanjian yang dikenali sebagai Abrahamic Accords.[6]
Negara Amerika Latin selepas Bolivia, Chile, dan Colombia yang mengenakan tindakan diplomatik ke atas Israel adalah Honduras. Pada 03 November 2023, Honduras telah memanggil semula dutanya, Roberto Martinez untuk mengadakan konsultasi dengan Presiden Xiomara Castro di Tegucigalpa perihal situasi kemanusiaan yang merungsingkan di Gaza yang berlaku pada penduduk Palestin.[7]
Pada 04 November 2023, Turki telah menarik semula dutanya dari Israel kerana keengganan Israel untuk menghentikan keganasannya di Gaza. Menurut kenyataan Menteri Luar Turki, dutanya Sakir Ozkan Torunlar telah dipanggil pulang atas tragedi kemanusiaan yang dilakukan oleh Israel di Gaza. Walaubagaimanapun, menurut Presiden Erdogan, pemutusan hubungan diplomatik sepenuhnya tidak dapat dilakukan.[8] Pada tarikh yang sama, Chad juga telah memanggil semula diplomatnya dari Israel. Dalam kenyataan Menteri Luar Chad, pegawai chargé d’affaires mereka di Israel telah dipanggil pulang. Chad dalam kenyataannya mengutuk pembunuhan orang awam yang tidak bersalah oleh Israel.[9]
Negara seterusnya yang memanggil semula duta dan misi diplomatik di Israel adalah Afrika Selatan. Kerajaan Afrika Selatan mengecam keras pengeboman Israel terhadap penduduk awam di Gaza sebagai satu jenayah “genocide”, iaitu satu usaha pembersihan etnik. Presidennya Khumbudzo Ntshavheni telah mengambil keputusan untuk memanggil semula semua diplomatnya dari Israel, beliau juga memberi amaran kepada duta Israel di Afrika Selatan atas tindak tanduknya. Sementara itu, rakyat Afrika Selatan telah berdemonstrasi di kedutaan Amerika Syarikat dan Israel di Pretoria dan Cape Town dan mendesak duta Israel diusir keluar dari Afrika Selatan.[10]
Gusar dengan keadaan ini, di mana Israel semakin hari semakin dipulau oleh negara-negara di seluruh dunia, perdana menteri Israel, Benjamin Netanyahu telah mengumpulkan dan memanggil semua duta-duta negara luar di Israel pada 06 November 2023 di Tel Aviv. Netanyahu merayu agar negara-negara lain bersama-sama dengannya menyokong Israel.[11] Semasa ucapan Netanyahu mengajak dunia bersama Israel, mereka telah berjaya membunuh penduduk Palestin secara beramai-ramai. Menurut data dari Menteri Kesihatan di Gaza, pada 07 November 2023, Israel telah berjaya membunuh 10,022 orang manusia, dari angka ini 4,100 adalah kanak-kanak yang tidak berdosa.[12]
Pudarnya Sokongan Terhadap Israel di Amerika Syarikat
Perang yang dilancarkan kepada Gaza tidak boleh difahami sebagai hanya perang oleh Israel terhadap penduduk Palestin. Perang ini sebenarnya merupakan perang oleh Amerika Syarikat terhadap Palestin. Apabila perang Oktober 2023 bermula, Amerika Syarikat menghantar bom dan senjata setiap hari ke Israel. Menurut jurucakap Amerika Syarikat di Pentagon, Sabrina Singh, Amerika Syarikat tidak meletakkan apa-apa syarat ke atas senjata ini dan terpulang kepada tentera penjajahan Israel untuk menggunakannya sesuka hati mereka.[13] Sokongan Amerika Syarikat dan sekutu-sekutunya terutamanya Eropah tidaklah menghairankan. Kerana Israel merupakan satu projek kolonial Eropah, oleh itu orang-orang Eropah merasakan Israel itu sebahagian dari mereka dan perlu dipertahankan. Namun pemikiran sempit kolonial ini sudah ketinggalan zaman, ia ditolak oleh keseluruhan dunia, bahkan rakyat di negara-negara Eropah sendiri menolaknya.
Di Amerika Syarikat sendiri, rakyat Amerika Syarikat telah berdemonstrasi secara luar biasa menolak sokongan Presiden Joe Biden kepada Israel. Pada 04 November 2023, seramai lebih 10,000 rakyat Amerika Syarikat telah berdemonstrasi di Freedom Plaza, Washington mendesak Presiden Joe Biden segera melakukan genjatan senjata dan menghentikan pembunuhan beramai-ramai yang dilakukan ke atas kanak-kanak Palestin di Gaza. Presiden Joe Biden telah digelar dengan nama barunya iaitu “Genocide Joe”, yang membawa maksud Joe si pembunuh beramai-ramai. Demonstran telah bersorak:
“Biden, Biden, you can’t hide! We charge you with genocide!”
“Hey hey! Ho ho! Genocide Joe has got to go!”[14]
Selain Washington, demonstrasi turut meletus di pelbagai ceruk di Amerika Syarikat. Di New York, ratusan demonstran dari gerakan Jewish Voice for Peace telah mengadakan demonstrasi di kawasan ikonik Statue of Liberty pada 06 November 2023 bagi menuntut genjatan senjata serta merta.[15] Mereka juga telah berdemonstrasi di Grand Central, New York pada 27 Oktober 2023 di mana peristiwa ini menyaksikan 350 orang aktivis mereka ditahan. Para aktivis membawa sepanduk “ceasefire now” dan “let Gaza live”.[16]
Pembunuhan beramai-ramai yang dilakukan oleh Israel ke atas Gaza yang bermula pada Oktober 2023 juga menyaksikan pertembungan sengit antara solidariti Palestin melawan simpatisan apartheid Israel di kampus-kampus pengajian tinggi di Amerika Syarikat. Ratusan pelajar berdemonstrasi di Universiti Columbia, New York bagi menyatakan solidariti kepada Palestin dan mendesak agar penjajahan Israel ditamatkan.[17] Di Universiti Havard, 34 persatuan pelajar telah mengeluarkan kenyataan menyokong Palestin dan mengecam polisi rasisme apartheid yang diamalkan oleh Israel.[18]
Kerajaan Amerika Syarikat yang diperintah oleh Parti Demokrat yang diketuai “Genocide Joe” juga menghadapi masalah dari sudut politik. Ini kerana pakatan mereka bergantung kepada undi yang signifikan dari masyarakat Amerika berketurunan Arab. Sokongan masyarakat Arab Amerika terhadap “Genocide Joe” turun kepada hanya 29% pada tahun 2023 berbanding dari 74% pada tahun 2020 menurut Institut Arab Amerika. Penurunan ini disebabkan kekecewaan mereka terhadap polisi Joe Biden yang menyokong pembunuhan beramai-ramai Israel ke atas Gaza. Populasi Arab di Amerika Syarikat berjumlah 3.7 juta orang, dan undi mereka akan mempengaruhi kawasan-kawasan yang dipanggil “swing states” seperti Michigan, Ohio, dan Pennsylvania. Jika dikira bersama populasi Muslim di Amerika Syarikat, jumlah mereka adalah sekitar 7 juta orang. Jika situasi ini berterusan, “Genocide Joe” dijangka akan kalah teruk dalam Pilihanraya Presiden Amerika Syarikat yang akan berlangsung pada 05 November 2024.[19]
Sokongan terhadap “Genocide Joe” bukan hanya menurun dikalangan bakal pengundinya. Malah terdapat pegawai-pegawai dalam pentadbirannya sendiri yang juga tidak menyokong polisi ketenteraan Amerika Syarikat kepada Israel. Pada peringkat awal perang, apabila Amerika Syarikat bersetuju menghantar senjata kepada Israel, Josh Paul yang merupakan direktor di Biro Hal Politik-Ketenteraan di Jabatan Negara Amerika Syarikat telah meletakkan jawatan sebagai protes. Menurut beliau tiada perbincangan yang menyeluruh dilakukan sebelum kerajaan memutuskan untuk menghantar senjata ke Israel. Hal ini berbeza dengan kes-kes lain di mana ada perbincangan menyeluruh sebelum senjata dibekalkan kepada negara luar.[20] Sebanyak lebih 1,000 pegawai yang bertugas di dalam Agensi Bantuan Kemanusiaan Amerika Syarikat (USAID) menandatangan gesaan agar genjatan senjata segera dilaksanakan. Mereka menuntut Israel diheret ke muka pengadilan dan penjajahan Israel ditamatkan.[21]
Dalam satu memo yang dibocorkan, diplomat Amerika Syarikat sendiri telah mengkritik pentadbiran “Genocide Joe” atas sokongan tidak berasas yang diberikan kepada Israel. Mereka mengutuk serangan kejam Israel ke atas Palestin.[22] Ini menunjukkan bahawa kepudaran sokongan terhadap Israel di Amerika Syarikat sebenarnya lebih besar dari apa yang disangkakan. Ini dapat dilihat dalam kalangan sentimen rakyat, pengundi, dan juga bibit-bibit kritikan yang mula keluar dari pegawai pentadbiran Amerika Syarikat sendiri. Suara rakyat Palestin juga kini sudah memasuki dewan-dewan kuasa di Amerika Syarikat. Walaupun suara mereka masih kecil jika dibandingkan dengan suara pro-Israel yang lebih kuat hasil dari lobi gerakan seperti AIPAC, ini merupakan satu perkembangan positif yang melihatkan sudah ada sedikit perubahan dalam dewan-dewan kuasa. Suara Palestin di US House of Representatives dibawa oleh Rashida Tlaib yang mewakili Michigan. Suara beliau sangat ditakuti sehingga dewan di Amerika Syarikat pada 07 November 2023 meluluskan usul agar beliau dikecam (censure).[23] Kecaman ini hanya membuktikan bahawa lobi pro-Israel di Amerika Syarikat mula kehilangan pengaruh, suara-suara Palestin yang tumbuh terpaksa dihalang dengan kuasa. Namun ini hanya akan menyebabkan orang mula bersimpati dengan Palestin, mereka akan melihat bagaimana kuasa digunakan untuk menutup jenayah perang. Situasi ini hanya akan menyebabkan suara Palestin semakin kuat dan berkembang. Lebih kuat kuasa yang menindasnya, maka lebih kuat reaksi penentangan akan berlangsung.
Reaksi Negara-Negara Lain Ke Atas Israel
Selain tindakan diplomatik yang jelas seperti pemutusan hubungan dan penarikan duta. Jenayah pembunuhan beramai-ramai yang dilakukan oleh Israel kepada Gaza turut mendapat reaksi dari negara-negara dunia. Tindakan ketenteraan Israel ke atas penduduk Palestin di Gaza mendapat sokongan yang kuat dari Amerika Syarikat. Amerika bukan sahaja membekalkan senjata kepada Israel, tetapi memberikan perlindungan diplomatik kepada Israel dalam forum antarabangsa. Amerika Syarikat menolak sebarang usaha genjatan senjata bagi membenarkan Israel terus membunuh kanak-kanak di Gaza.[24] “Genocide Joe” malah meminta tambahan 14.3 billion Dollar dari duit cukai rakyat Amerika Syarikat untuk membantu Israel membunuh rakyat Gaza.[25]
Namun sokongan Amerika Syarikat ini mula menampakkan tentangan dari beberapa negara Barat yang secara tradisinya menyokong dan bersekutu dengan Amerika Syarikat. Parlimen Wales sebagai contoh telah mengutuk serangan di Gaza dan mendesak agar genjatan senjata segera dibuat.[26] Desakan ini bertentangan dengan posisi Amerika Syarikat yang mahukan Israel terus membunuh rakyat Palestin.
Menteri Hak Sosial Sepanyol, Ione Belarra menggesa Israel dikenakan sekatan (sanction) atas jenayah pembunuhan beramai-ramai terancang (planned genocide) yang dilaksanakannya.[27] Gesaan Belarra ini diikuti dengan gesaan yang sama oleh Timbalan Perdana Menteri Belanda, Petra De Sutter. Beliau menggesa sekatan dikenakan ke atas Israel dan siasatan hendaklah dijalankan atas tindakan Israel mengebom hospital dan kem pelarian. Menurut De Sutter pengeboman Israel ini tidak berperikemanusiaan dan jelas Israel tidak peduli gesaan masyarakat antarabangsa yang mahukan genjatan senjata segera dilaksanakan.[28] Malah sokongan Israel semakin merosot hingga Belgium dan beberapa negara Eropah lain sedang mempertimbangkan dasar untuk mengiktiraf Palestin sebagai sebuah negara.[29]
Walaupun pada mulanya, sekutu-sekutu Amerika Syarikat di Barat, sama-sama berkokok bahawa “Israel has the right to defend itself”, konsensus ini semakin lama semakin goyah. Imej kematian kanak-kanak yang keluar telah memuncakkan perasaan penduduk dunia. Protes besar-besaran berlangsung di bandar-bandar besar Eropah. Konsensus ini akhirnya pecah apabila Presiden Perancis, Emmanuel Macron pada 11 November 2023 berkata dalam satu temu ramah bahawa “Israel perlu berhenti membunuh bayi dan perempuan”. Macron menyatakan bahawa pembunuhan yang dilakukan Israel tidak dapat dijustifikasikan dan beliau menggesa segera dilakukan genjatan senjata. Seruan ini bertentangan dengan posisi “Genocide Joe” yang mahukan Israel meneruskan kekejaman penjajahannya. Di sini kita melihat, sekutu Amerika Syarikat sendiri sudah tidak dapat bertahan dengan tekanan domestik dan antarabangsa. Ini akan membawa kepada isolasi Israel dan Amerika Syarikat secara keseluruhan di arena antarabangsa.[30]
Israel Merasai Tekanan Antarabangsa
Semua tekanan antarabangsa ini dirasai oleh Israel, dalam satu analisis yang ditulis oleh Amos Harel dalam Haaretz pada 09 November 2023, beliau menyatakan bahawa penjajahan Israel ke atas Gaza pada Perang Oktober 2023 perlu berlumba dengan tekanan masyarakat antarabangsa. Hamas menurut beliau, melihat kepada mobilisasi Israel secara besar-besaran memilih strategi menunggu di dalam terowong mereka.[31] Strategi Hamas ini ada logiknya kerana mereka akan mempunyai kelebihan dalam perang jangka masa panjang. Selain tekanan antarabangsa yang kian memuncak semakin lama Israel meneruskan penjajahan, Israel juga mengalami tekanan ekonomi. Anggaran yang dibuat oleh Kementerian Kewangan Israel, kos peperangan dijangka berjumlah 200 billion Shekels bersamaan dengan 51 billion Dollar. Anggaran ini dibuat dengan anggapan perang tidak melebihi 1 tahun dan perang tidak merebak ke kawasan-kawasan lain.[32]
Selain dari tekanan antarabangsa dan ekonomi, Israel juga berhadapan dengan tekanan domestik. Angka kematian yang ramai akan menyebabkan perang yang dilancarkan oleh Israel semakin tidak popular dikalangan rakyatnya sendiri. Berbanding dengan peperangan pada tahun 2014, perang yang bermula pada Oktober 2023 menyaksikan korban tentera Israel naik mendadak sebanyak dua kali ganda. 67 tentera Israel mati semasa perang 2014 yang berlangsung selama 7 minggu. Manakala pada Perang Oktober 2023, Israel merekodkan kematian 26 tentera hanya dalam masa satu minggu.[33] Angka ini bagaimanapun tidak tepat sepenuhnya kerana Israel tidak mengesahkan banyak kematian, angka sebenar kemungkinan jauh lebih tinggi. Pada 10 November 2023, angka kematian tentera penjajahan Israel yang diumumkan meningkat kepada 38 orang.[34] Peningkatan angka kematian tentera setiap hari akan memberi tekanan domestik kepada Israel untuk menghentikan penjajahan di Gaza.
Rumusan
Menurut John Mearsheimer, Israel tidak mungkin akan dapat mengalahkan Hamas.[35] Perang gerila menggunakan terowong akan memberikan banyak kelebihan pada Hamas, dan menatijahkan korban yang sangat banyak kepada tentera Israel. Sekali pun Israel berjaya memusnahkan kebolehan ketenteraan Hamas, mereka tidak akan dapat menghapuskan Hamas kerana Hamas adalah idea pembebasan. Penghapusan Hamas hanya akan melahirkan Hamas 2.0 dan seterusnya. Ia tidak akan berhenti sehingga penjajahan terhenti dan hak mereka dikembalikan. Penulisan ini telah meninjau bagaimana pembunuhan beramai-ramai rakyat Palestin di Gaza memberikan implikasi buruk pada Israel di dalam arena diplomasi antarabangsa. Sokongan terhadap Israel oleh sekutu tradisi mereka iaitu Amerika Syarikat juga semakin hari semakin terhakis. Tanpa Amerika Syarikat, Israel akan jatuh dengan cepat seperti mana runtuhnya kerajaan boneka di Afghanistan dalam hanya beberapa jam selepas Amerika Syarikat meninggalkannya. Israel akan semakin terisolasi dan hilang sekutu-sekutu tradisi mereka. Dari analisa ini, dapatlah kita fahami bahawa kejatuhan Israel itu pasti. Cuma yang belum pasti adalah garis masa tentang bila ia akan berakhir.
Nota : Tulisan ini diterbitkan pada 11 November 2023. Pada ketika ini perang antara Hamas dan Israel masih berterusan dan memasuki hari yang ke-35. Setakat artikel ini ditulis, perang ini masih berlangsung dan pastilah banyak lagi perkara yang akan terjadi dan tidak dimuatkan dalam penulisan kali ini. Data-data harian seperti jumlah rakyat Palestin yang dibunuh Israel dan juga jumlah askar Israel yang terbunuh dalam pertempuran pasti akan meningkat setiap hari.
[1] Walid Khalidi. All That Remains: The Palestinian Villages Occupied and Depopulated by Israel in 1948. Berkeley: University of California Press, 1991. Senarai 418 kampung yang dimusnahkan oleh militia Zionis boleh dilihat di laman web Palestine-Israel Journal. Pautan: https://pij.org/articles/224/the-418-destroyed-villages-of-palestine
[2] Syed Ahmad Fathi. “Perjuangan Palestin Daripada Sisi Golongan Kiri.” Neo-Melayu, 2021.
[3] Muhammad Fauzi Asmuni. “Taufan Al-Aqsa: Perubahan Kedudukan Kuasa Palestin-Israel”. ISMA, 09 Oktober 2023. Pautan: https://isma.org.my/taufan-al-aqsa-perubahan-kedudukan-kuasa-palestin-israel/
[4] Antoinette Radford. “Bolivia severs diplomatic ties with Israel over Gaza war”. BBC, 01 November 2023. Pautan: https://www.bbc.com/news/world-latin-america-67281584
[5] “Jordan recalls ambassador to Israel to protest Gaza ‘catastrophe’.” Aljazeera, 01 November 2023. Pautan: https://www.aljazeera.com/news/2023/11/1/jordan-recalls-ambassador-to-israel-to-protest-gaza-catastrophe
[6] Sneha Swaminathan. “After Jordan, Bahrain recalls ambassador to Israel, cuts economic ties”. WION, 02 November 2023. Pautan: https://www.wionews.com/world/after-jordan-bahrain-recalls-ambassador-to-israel-cuts-economic-ties-654405
[7] “Honduras recalls ambassador to Israel, following Chile and Colombia’s lead” Buenos Aires Herald, 03 November 2023. Pautan: https://buenosairesherald.com/world/international-relations/honduras-recalls-ambassador-to-israel-following-chile-and-colombias-lead
[8] Brian Bushard. “Turkey Latest Pulling Ambassador From Israel — Joining These 6 Other Countries”. Forbes, 04 November 2023. Pautan: https://www.forbes.com/sites/brianbushard/2023/11/04/turkey-latest-pulling-ambassador-from-israel—joining-these-6-other-countries/?sh=69e4848411b1
[9] David McKenzie, Sarah Dean, Joseph Ataman and Maya Szaniecki. “South Africa and Chad recall diplomats from Israel”. CNN, 06 November 2023.
[10] Mogomotsi Magome. “South Africa recalls ambassador and diplomatic mission to Israel and accuses it of genocide in Gaza”. AP News, 06 November 2023. Pautan: https://apnews.com/article/south-africa-israel-palestine-diplomats-withdraw-7a1a0ab8524a8d35fa05c1215766853c
[11] “WATCH: Netanyahu to foreign ambassadors: ‘There is no substitute for victory. We will defeat Hamas. We will dismantle Hamas.’” All Israel News, 06 November 2023. Pautan: https://allisrael.com/netanyahu-to-foreign-ambassadors-there-is-no-substitute-for-victory-we-will-defeat-hamas-we-will-dismantle-hamas
[12] Najib Jobain, Jack Jeffery and Lee Keath. “Israeli forces cut off north Gaza to isolate Hamas as an advance on the urban center looms”. AP News, 06 November 2023. Pautan: https://apnews.com/article/israel-hamas-war-news-11-6-2023-51286d15dddd77ae0dd7ea76ee52bc71
[13] “Pentagon says US sending almost daily weapons shipments to Israel” The Times of Israel, 30 Oktober 2023. Pautan: https://www.timesofisrael.com/liveblog_entry/pentagon-says-us-sending-almost-daily-weapons-shipments-to-israel/?fbclid=IwAR27FZwLNCj3y82nIQzgIv5iNbGzfAWZsT15wW79Ik9sN2K-tK9XOda3Sjg
[14] Jack Crosbie. “‘Genocide Joe’: Massive D.C. Cease-Fire Protest Directs Its Rage at Biden”. Rolling Stone, 05 November 2023. Pautan: https://www.rollingstone.com/politics/politics-features/palestine-protest-dc-directs-rage-joe-biden-1234870593/
[15] “JVP took over the Statue of Liberty to demand a ceasefire”. Jewish Voice for Peace, 07 November 2023. Pautan: https://www.jewishvoiceforpeace.org/2023/11/07/wire-statue-of-liberty/
[16] “Shut it down: JVP’s Grand Central action demanding ceasefire generated wall-to-wall coverage”. Jewish Voice for Peace, 30 Oktober 2023. Pautan: https://www.jewishvoiceforpeace.org/2023/10/30/shut-it-down-grand-central-coverage/
[17] Kayla Epstein. “Israel and Gaza on campus: Tumult at US colleges as two sides dig in”. BBC, 16 Oktober 2023. Pautan: https://www.bbc.com/news/world-us-canada-67114291
[18] “Harvard students blame ‘apartheid regime’ for Israel-Gaza war, alumni react”. Aljazeera, 10 Oktober 2023. Pautan: https://www.aljazeera.com/news/2023/10/10/harvard-students-blame-apartheid-regime-for-israel-gaza-war-alumni-react
[19] Darren Lyn. “Crisis for US Democrats as Arab American voters ditch Gaza ‘genocide accomplice’ Biden”. Anadolu Agency, 06 November 2023. Pautan: https://www.aa.com.tr/en/americas/crisis-for-us-democrats-as-arab-american-voters-ditch-gaza-genocide-accomplice-biden/3045299#
[20] Syed Ahmad Fathi. “Josh Paul Meletakkan Jawatan Kerana Tidak Mahu Amerika Syarikat Menghantar Senjata Ke Israel Bagi Membunuh Rakyat Gaza.” Isu Semasa, 2023.
[21] Ali Harb. More than 1,000 USAID employees sign letter backing Israel-Gaza ceasefire. Aljazeera, 08 November 2023. Pautan: https://www.aljazeera.com/news/2023/11/8/more-than-1000-usaid-employees-sign-letter-backing-gaza-ceasefire
[22] “New leaked memo sees US diplomats call for ceasefire in Gaza and public criticism of Israel”. The New Arab, 07 November 2023. Pautan: https://www.newarab.com/news/us-diplomats-call-gaza-ceasefire-criticism-israel
[23] Clare Foran, Melanie Zanona, Annie Grayer and Morgan Rimmer. “House passes resolution to censure Tlaib over Israel comments”. CNN, 08 November 2023. Pautan: https://edition.cnn.com/2023/11/07/politics/rashida-tlaib-censure-vote/index.html
[24] “Blinken rejects push by Arab states for immediate Gaza ceasefire”. Aljazeera, 05 November 2023. Pautan: https://www.aljazeera.com/program/newsfeed/2023/11/5/blinken-rejects-push-by-arab-states-for-immediate-gaza-ceasefire
[25] Farrah Hassen. “Americans Want A Ceasefire. It’s Our Politicians Who Are Out Of Touch”. Foreign Policy in Focus. 08 November 2023. Pautan: https://fpif.org/americans-want-a-ceasefire-its-our-politicians-who-are-out-of-touch/
[26] David Deans. “Gaza: Welsh Parliament calls for ceasefire”. BBC, 09 November 2023. Pautan: https://www.bbc.com/news/uk-wales-politics-67357824
[27] Graham Keeley. “Spain’s Ione Belarra: Israel must end ‘genocide’ of Palestinians in Gaza”. Aljazeera, 08 November 2023. Pautan: https://www.aljazeera.com/news/2023/11/8/deafening-silence-spanish-minister-calls-on-europe-to-sanction-israel
[28] “Belgium wants sanctions against Israel for Gaza bombings – deputy PM”. Middle East Monitor, 08 November 2023. Pautan: https://www.middleeastmonitor.com/20231108-belgium-wants-sanctions-against-israel-for-gaza-bombings-deputy-pm/
[29] Safaa Kasraoui. “Belgium Considers Recognizing State of Palestine, Vows Sanctions Against Israel”. Morocco World News, 09 November 2023. Pautan: https://www.moroccoworldnews.com/2023/11/358862/belgium-considers-recognizing-state-of-palestine-vows-sanctions-against-israel
[30] “Macron calls on Israel to stop killing Gaza’s women and babies”. BBC, 11 November 2023. Pautan: https://www.bbc.com/news/world-europe-67356581
[31] Amos Harel. “As Israeli Troops Push Into Gaza City, the International Clock Is Ticking”. Haaretz, 09 November 2023. Pautan: https://www.haaretz.com/israel-news/2023-11-09/ty-article/.premium/as-israeli-troops-push-into-gaza-city-the-international-clock-is-ticking/0000018b-b089-df42-a78f-bdcb20530000
[32] Abdel Ra’ouf Arnaot. Initial cost of Gaza war for Israel amounts to $51B: Report. Anadolu Agency. 05 November 2023. Pautan: https://www.aa.com.tr/en/middle-east/initial-cost-of-gaza-war-for-israel-amounts-to-51b-report/3044401
[33] Hamas Has Deadlier Weapons Than the Last Time Israel Invaded Gaza. The Wall Street Journal, 06 November 2023. Pautan: https://www.wsj.com/livecoverage/israel-hamas-war-gaza-strip-2023-11-04/card/hamas-has-deadlier-weapons-than-the-last-time-israel-invaded-gaza-Ee1MMVvCFa4SCEQIMOK0?fbclid=IwAR1SlWdMhAMYUehls5N_g5MoWbCjQDNl5qZneOJ-wKDqSQlJg4pxRj8qiqc
[34] Abdelraouf Arna’out. Another Israeli soldier killed in Gaza brings death toll since start of ground operation to 38. Anadolu Ajansi, 10 November 2023. Pautan: https://www.aa.com.tr/en/middle-east/another-israeli-soldier-killed-in-gaza-brings-death-toll-since-start-of-ground-operation-to-38/3049461
[35] Syed Ahmad Fathi. “Israel Tidak Mungkin Akan Berjaya Menghapuskan Hamas Melalui Perang Darat Menurut John Mearsheimer.” Isu Semasa, 2023.
Kesan-Jenayah-Perang-Yang-Dilakukan-Oleh-Isarel-di-Gaza-Terhadap-Hubungan-Diplomatiknya-Dengan-Negara-DownloadThe post Kesan Jenayah Yang Dilakukan Oleh Israel Pada Perang Oktober 2023 di Gaza Terhadap Hubungan Diplomatiknya Dengan Negara-Negara Lain appeared first on The Independent Insight.
October 31, 2023
Josh Paul Meletakkan Jawatan Kerana Tidak Mahu Amerika Syarikat Menghantar Senjata Ke Israel Bagi Membunuh Rakyat Gaza

“I am leaving today because I believe that in our current course with regards to the continued-indeed, expanded and expedited-provision of lethal arms to Israel – I have reached the end of that bargain..”
– Josh Paul
agi Josh Paul, beliau menceburi bidang sekuriti antarabangsa apabila berlakunya peristiwa 11-September seperti kebanyakan warga Amerika lain, terutamanya selepas penjajahan Amerika ke atas Iraq di mana pada ketika itu beliau merupakan anak muda yang bekerja di Washington. Beliau ketika itu mahu menceburi bidang yang baharu dan yang lebih menyeronokkan. Beliau akhirnya berjaya mendapat kerja di Coalition Provisional Authority di Baghdad. Beliau tidak ke sana sebagai seorang idolog tetapi ia adalah pengalaman pembelajaran yang sangat mendasar. Beliau berkhidmat bersama Tentera Sekuriti Iraq dan melihat sendiri bagaimana polisi luar Amerika Syarikat dilaksanakan di lapangan. Beliau melihat keduanya, perkara yang baik, juga perkara yang sangat buruk. Selepas pengalaman itu, beliau sangat fokus dalam mengintegrasikan hak asasi manusia ke dalam kerja-kerjanya di dalam dan di luar kerajaan Amerika Syarikat.
Beliau meletakkan jawatan atas beberapa sebab, pertamanya adalah dari sebab yang bersifat kuantitatif. Keganasan yang sedang meletus di Gaza antara Israel dan Hamas kali ini adalah dalam skala yang secara fundamentalnya tidak pernah kita lihat sebelum ini. Untuk berlaku jelas, Hamas bertanggungjawab atas serangannya kepada penduduk awam Israel menurut Josh Paul. Tetapi serangan Israel juga kita lihat skalanya sangat berbeza dari serangan sebelum ini. Terdapat juga sebab yang bersifat kualitatif. Josh berkata beliau pernah terlibat dalam banyak kes yang sangat mencabar dan kompleks secara moral yang melibatkan penghantaran senjata kepada entiti asing. Perbezaannya, sebelum ini terdapat ruang untuk berhujah, berdiskusi, perlengahan, mitigasi, dan jika didapati bahawa ia tidak akan membawa kepada natijah yang dimahukan, kita sekurang-kurangnya boleh untuk menyerahkan kes tersebut ke kongres menurut Josh Paul, kerana penjualan senjata besar-besaran perlu dilakukan dengan notifikasi kepada kongres, di mana akan berlaku hujah dan diskusi yang lebih panjang, juga usaha untuk membatalkan jualan tersebut. Pada kes kali ini, perdebatan seperti ini tidak wujud, yang ada hanyalah usaha tergopoh-gapah untuk menghantar senjata ke tempat konflik di mana orang awam dibunuh beramai-ramai. Perkara ini tidak difahami oleh Josh, dan beliau tidak dapat menghentikannya. Disebabkan tidak ada ruang untuk perdebatan dalam pentadbiran dan di kongres, Josh merasakan perkara ini perlu diketengahkan ke mata rakyat awam.
Terdapat undang-undang asas akan perkara ini iaitu Arms Export Control Act of 1976 dan juga Foreign Assistance Act of 1968, undang-undang ini memberikan asas bagaimana dan bila senjata boleh dihantar ke luar. Didalamnya terkandung peraturan di mana senjata hanya boleh dihantar untuk tujuan tertentu seperti pertahanan dan operasi bersama. Pertahanan ini hendaklah mempunyai legitimasi, dan senjata yang dibekalkan hendaklah hanya digunakan untuk tujuan yang telah dipersetujui. Menurut Josh Paul, semua orang bersetuju bahawa pencabulan hak asasi manusia dan pembunuhan orang awam beramai-ramai bukanlah sebab yang membolehkan senjata Amerika Syarikat dibekalkan.
Di samping undang-undang, setiap pentadbiran sejak dari pentadbiran Reagan telah mengeluarkan satu polisi yang dinamakan sebagai Conventional Arms Transfer Policy, polisi ini telah membentuk pemikiran dan analisis bagi setiap kes, ia dibincangkan case-by-case basis. Polisi Biden harus dipuji kerana ia mengangkat lagi polisi ini dengan memasukkan frasa “more likely than not”, ini merupakan satu standard di mana pembekalan senjata tidak akan diluluskan jika senjata yang dibekalkan kemungkinan besar akan digunakan dalam mencabul hak asasi manusia. Bagi Josh, apa yang dilakukan Israel sangat jelas, terutamanya senjata yang dibekalkan seperti precision guided munitions akan digunakan di Gaza untuk mencabul hak asasi manusia. Malah, Josh Paul yakin inilah yang sedang dilakukan oleh Israel yang menyebabkan pembunuhan ramai rakyat awam.
Setiap negara di mana Amerika Syarikat memberikan bantuan kepada sesebuah unit, unit tersebut akan dikaji sebelum diberikan bantuan ketenteraan. Dalam kes Israel, Amerika Syarikat memberi bantuan dahulu, kemudian barulah meneliti laporan pencabulan hak asasi manusia. Jika laporan itu ada, ia akan dibawa ke dalam proses polisi State Department dan konsultasi akan dilakukan dengan Israel, di mana mereka memberikan laporan versi mereka, kemudian ditentukan sama ada pencabulan hak asasi manusia telah dilakukan atau tidak. Sehingga hari ini, melalui proses yang dinamakan sebagai Israel Leahy Vetting Process, tidak ada satu keputusan pun yang dibuat bahawa Israel telah melanggar hak asasi manusia. Ini sangat bermasalah apabila kita melihat kepada, bukan sahaja Gaza, tetapi di Tebing Barat di mana terdapat begitu banyak laporan pembunuhan tanpa pengadilan, dan pelbagai jenis pencabulan yang dilakukan oleh tentera Israel.
Bagi Josh Paul, pendatang haram Yahudi yang menyerang orang Palestin dan menggunakan keganasan bagi kepentingan politik mereka, mereka adalah teroris menurut definisi teroris itu sendiri. Apa yang berlaku sekarang adalah keengganan mengkritik Israel, ini adalah kes yang unik dan istimewa, terdapat banyak sebab dalam hal ini, ada diantaranya yang mempunyai legitimasi. Tetapi akhirnya, jika tiada satu standard internasional, maka sebenarnya Amerika Syarikat tidak mempunyai standard.
Kebanyakan undang-undang ini memerlukan State Department untuk membuat keputusan sebelum sebarang sekatan atau penarikan bantuan dilakukan. Jika mereka tidak pernah membuat keputusan, maka secara teknikalnya, mereka tidak pernah mengingkari undang-undang. Josh Paul merasakan standard undang-undang dalam hal ini sangat lemah, sepatutnya standard yang lebih tinggi diperlukan. Dalam permasalahan ini, ia juga melibatkan tafsiran kepada undang-undang.
Polisi tentang Israel pada masa ini dibuat melalui pihak atasan, ini bukanlah sesuatu yang tipikal kerana kebanyakan senjata yang dijual biasanya bermula dari bawah, bermula dengan satu permohonan dari syarikat, tetapi dalam kes Israel, keputusan sudah dibuat dari awal, jadi tiada proses di bawah yang dapat dilakukan. Keputusan ini terletak di tangan presiden dan dia bertanggungjawab. Bagi Josh Paul, bantuan kewangan berbillion dollar kepada Ukraine, Israel, dan Taiwan memerlukan diskusi terutamanya ketika isu ini sedang mendapat perhatian. Ia perlu dibincangkan sebelum perhatian umum itu berubah.
Josh Paul merasakan bahawa setelah berlangsung beberapa minggu, ada perubahan yang telah berlaku dalam pentadbiran Amerika Syarikat, mereka mula memperkatakan perihal rakyat Palestin yang dibunuh, namun dari segi tindakan kita masih melihat berbillion diperuntukkan bagi membekalkan senjata dan hanya beberapa ratus juta untuk bantuan bagi rakyat yang menjadi magsa perang, Josh sangat skeptikal perubahan akan berlaku dalam masa terdekat. Perubahan kelihatan hanaya akan berlaku dalam jangka masa panjang.
Perang sememangnya mempunyai peraturan walaupun ia kadang kala tidak dapat dikuatkuasakan. Amerika Syarikat sejak sekian lama telah menghalang warga Palestin untuk mendapatkan keadilan dari Mahkamah Antarabangsa. Akhirnya, kita bukan membicarakan soal sama ada Israel adalah benar atau salah, apa yang hendak kita ketengahkan adalah hak manusia biasa sama ada dia adalah seorang warga Palestin atau Israel. Untuk mereka hidup dalam keadaan aman, mempunyai tempat tinggal yang selamat, mereka harus selamat dari serangan roket dan juga dari serangan jet F-16. Josh Paul berharap agar pentadbiran Amerika Syarikat akan melihat pada sejarah polisi negara, sama ada yang positif atau tidak, dan mendesak Israel dan semua pihak kepada solusi yang lebih adil agar semua orang dapat hidup dengan aman. Semua manusia mahu hidup dengan selamat bersama keluarga mereka.
Bagi Josh Paul, solusi kepada masalah ini dapat dilihat dari dua sudut. Pertama dalam soal pemberian senjata, standard yang sama perlulah dikuatkuasakan dalam proses meluluskan penghantaran, perlu ada ruang diskusi dan perdebatan. Kedua, untuk menyelesaikan masalah ini kita memerlukan pendekatan baru yang radikal tentang bagaimana untuk mencapai keamanan di Timur Tengah, hari ini kita melihat polisi sedia ada telah gagal. Solusi dua negara (two states solution) tidak lagi dapat dilakukan. Dengan peningkatan penempatan haram oleh Israel dan juga pembinaan jaringan pengangkutan untuk menyokongnya, solusi seperti Perjanjian Oslo tidak lagi dapat dilaksanakan. Untuk meruntuhkan semua penempatan ini adalah tidak praktikal melihat kepada jenis kerajaan Israel pada hari ini. Jadi, apakah solusi yang tinggal? Jika kita belajar dari sejarah beberapa dekad yang lalu, polisi yang dilaksanakan adalah “dengan sekuriti keamanan dapat dicapai”. Tetapi kita melihat, semakin Israel selesa dengan sekuriti yang mereka ada, mereka meluaskan lagi penempatan haram mereka, mereka juga terus mencabul hak sivil orang Palestin di Tebing Barat, dan meneruskan sekatan di Gaza. Oleh itu perlu ada perubahan fikir, mungkin solusinya adalah “keamanan untuk sekuriti” bukan sebaliknya.
Setiap orang mahukan keamanan, termasuk mereka yang duduk di hujung bahagian yang ekstrem di kedua-dua belah pihak. Untuk berunding kita memerlukan kepercayaan dan kepimpinan. Kedua-dua pihak tidak mempunyai perkara ini pada masa kini. Amerika sekarang sedang menghadapi cabaran untuk menguasai dunia, terdapat kuasa lain yang mencabarnya dari Amerika Latin hingga ke Timur Tengah, senjata paling kuat yang dipunyai Amerika Syarikat adalah nilainya, inilah yang membezakannya dari kuasa authoritarian lain di dunia termasuklah kuasa-kuasa yang sedang mencabarnya sekarang.
Namun Amerika Syarikat tidak mengaplikasikan nilainya dengan saksama, sebaliknya bersikap hipokrit. Amerika Syarikat menentang penjajahan di Ukraine tetapi menyokong penjajahan Israel di Palestin. Amerika kononnya mahu melindungi penduduk awam, tetapi membutakan matanya malah membantu pembunuhan rakyat awam di tempat lain. Ini sebenarnya merosakkan nilai Amerika Syarikat dan ia tidak dapat dibaiki lagi. Nilai ini sepatutnya dikongsi dengan dunia bagi membantu membina dunia yang lebih baik.
Josh Paul menceritakan pengalaman beliau hidup bersama komuniti di Iraq dan Ramallah di mana beliau mula mendengar perspektif yang berbeza. Beliau terdedah dengan budaya lain, apabila beliau melihat bagaimana kehidupan warga Palestin diperlakukan dengan begitu buruk sekali, ini membuatkan beliau faham akan perspektif lain yang berbeza. Amerika Syarikat mempunyai kuasa yang besar di dalam dunia, mereka mempunyai pengaruh dan kedudukan, ini sebenarnya datang dengan tanggungjawab. Apabila bekerja dengan kerajaan Amerika Syarikat, kita akan menyelesaikan masalah yang tidak diselesaikan oleh kerajaan lain, kerana kita terlibat dalam banyak persoalan yang kompleks ini.
Untuk melihat dunia yang lebih aman, setiap rakyat boleh melakukan sesuatu. Mereka boleh menghubungi ahli kongres dan senat, panggilan-panggilan ini akan mempengaruhi mereka, kerana ahli politik sentiasa ingin mengetahui perihal siapa pengundi mereka. Kedua, mereka boleh menghubungi media-media lokal, pastikan mereka mendapat cerita dari perspektif yang ingin kita sampaikan. Ketiga adalah keperluan untuk merancang dan bekerja dalam organisasi untuk memperjuangkan isu ini. Bagi Josh, inilah yang dia sarankan untuk rakyat Amerika Syarikat yang perihatin. Mereka yang bekerja dalam kerajaan mestilah menggunakan peluang yang ada untuk melakukan perkara yang baik.
Transliterasi ini merupakan terjemahan tidak literal kepada temu ramah bersama Josh Paul dalam program The Laura Flanders Show yang diterbitkan pada 29 Oktober 2023. Rakaman temu bual ini boleh diakses di pautan ini.
Josh Paul merupakan seorang direktor di State Department yang telah berkhidmat selama 11 tahun di Bureau of Political-Military Affairs yang merupakan entiti kerajaan Amerika Syarikat yang menghantar bantuan persenjataan kepada rakan dan sekutunya.
Josh-Paul-Meletakkan-Jawatan-Kerana-Tidak-Mahu-Amerika-Syarikat-Menghantar-Senjata-Ke-Israel-Bagi-Membunuh-Rakyat-GazaDownloadThe post Josh Paul Meletakkan Jawatan Kerana Tidak Mahu Amerika Syarikat Menghantar Senjata Ke Israel Bagi Membunuh Rakyat Gaza appeared first on The Independent Insight.
Israel Tidak Mungkin Akan Berjaya Menghapuskan Hamas Melalui Perang Darat Menurut John Mearsheimer

Menurut John Mearsheimer, penjajahan darat Israel ke atas Gaza akan menjadi malapetaka besar buat Israel jika ia berlaku. Israel tidak mungkin akan berjaya menghapuskan Hamas. Dalam proses ini, Israel akan menghadapi kematian askar yang sangat banyak dan posisi Israel di mata dunia akan terhakis dengan begitu signifikan. Posisi Israel di mata dunia sebenarnya sudah pun terhakis dengan kadar yang sangat pantas sekarang, ini akan berterusan dan akan menjadi lebih buruk. Kemasukan tentera darat juga akan mengundang kepada merebaknya perang ini, Hezbollah dan Iran kemungkinan akan menyertai perang ini jika Israel masuk ke Gaza melalui darat. Perkara ini bukan sahaja akan menjadi buruk kepada Israel, ia juga adalah sesuatu yang buruk buat Amerika Syarikat.
Terdapat 3 isu utama dalam kita menganalisa Perang Israel-Palestin yang kembali memuncak pada 7 Oktober 2023. Imej Israel pada permulaan 07 Oktober 2023 berada dalam keadaan yang baik, semua kerajaan Barat termasuk banyak kerajaan di seluruh dunia mengecam tindakan Hamas yang membunuh rakyat awam Israel, tetapi isunya bukan sahaja serangan Hamas, tetapi apakah punca serangan ini. Kedua adalah bagaimana tindak balas Israel terhadap serangan ini. Apabila dua isu ini diketengahkan, imej Israel kelihatan begitu buruk. Setiap manusia faham bahawa apa yang menyebabkan serangan 07 Oktober 2023 adalah layanan buruk yang diberikan kepada rakyat Palestin terutamanya di Gaza sejak sekian lama. Israel sering mengulangi ayat bahawa mereka berhak mempertahankan diri, tiada siapa mempersoalkan hak itu, persoalannya bagaimana Israel mempertahankan diri. Faktanya adalah Israel membunuh begitu ramai rakyat Palestin, mengebom tanpa henti, dalam proses ini reputasi Israel kelihatan buruk. Inilah apa yang sedang terjadi.
Sebelum peristiwa 07 Oktober 2023, orang-orang Arab di jalanan sudah mula hilang minat perihal persoalan Palestin. Malah kerajaan-kerajaan Arab termasuk kerajaan Islam seperti Iran telah hilang minat perihal perjuangan Palestin. Tetapi selepas 07 Oktober, situasi ini tidak lagi menjadi kes pada hari ini, orang-orang Arab di jalanan dan juga kerajaan mereka kini begitu bimbang dengan situasi di Palestin. Kerajaan Israel memang sejak sekian lama tidak berminat untuk membentuk dua negara (two states solution), ambisi mereka adalah untuk mendirikan Israel Raya (The Greater Israel). Namun solusi dua negara ini sudah kembali diperkatakan, sekurang-kurangnya dalam bentuk retorik. Di masa hadapan Israel akan menghadapi masalah kerana ia akan didesak untuk menerima solusi dua negara termasuklah dari Presiden Amerika Syarikat. Kerana masyarakat mahu keluar dari kemelut ini, dan solusi dua negara adalah solusi terbaik yang mereka fikirkan.
Presiden Jimmy Carter merupakan presiden yang cuba dengan bersungguh-sungguh menjayakan solusi dua negara, tiada presiden selepas Carter yang lebih sedikit usahanya untuk cuba melaksanakan fasilitasi untuk solusi ini kecuali Joe Biden. Pentadbiran Biden memperuntukkan perhatian yang sangat rendah kepada solusi dua negara, kerana mereka dan kerajaan Netanyahu merasakan mereka sudah berjaya mengawal orang-orang Palestin, jadi tidak perlu untuk mengetengahkan solusi dua negara. Jika Presiden Joe Biden mengusahakan pelan untuk mewujudkan dua negara, dia bakal membayar harga politik kerana lobi Israel di Amerika Syarikat sangat komited mempertahankan kerajaan Netanyahu. Kerajaan Netanyahu pula langsung tidak berminat dengan solusi dua negara. Oleh itu, memang secara politik kita dapat fahami kenapa Biden tidak mahu mengutarakan solusi ini, dan juga Netanyahu merasakan dia dapat bertahan tanpa perlu memberikan hak kepada orang Palestin, namun semua ini tidak berjaya apabila situasi meletup pada 07 Oktober 2023. Peristiwa ini memberi masalah kepada Israel dan Amerika Syarikat.
Israel pada pandangan Mearsheimer berhak bertindak balas atas peristiwa 07 Oktober 2023, tetapi persoalannya bagaimana mereka bertindak balas. Jika kita melihat apa yang dilakukan di Gaza, ia membuatkan kita semua berasa sakit. Israel telah membunuh 7,000 warga Palestin, dari jumlah itu 3,000 adalah kanak-kanak. Israel sendiri mengakui bahawa mereka tidak berniat untuk melakukan serangan dengan tepat, sebaliknya mereka mahu melakukan kemusnahan yang besar. Mereka telah melaksanakan kemusnahan yang sangat besar, ini telah mencalarkan imej mereka dan memberi masalah kepada Israel dan Amerika Syarikat.
Menurut Mearsheimer, dua general dalam kabinet perang Israel mahu perang darat bermula, namun Netanyahu masih teragak-agak. Maksudnya di sini adalah posisi Netanyahu sendiri dalam kerajaan campurannya menghadapi masalah. Jika pun dia memulakan penjajahan ke atas Gaza, kesannya adalah malapetaka yang sangat buruk, Israel tidak boleh masuk ke dalam Gaza dan dengan mudah mengalahkan Hamas, ia tidak akan berlaku.
Tentera Amerika Syarikat yang dikerahkan ke bahagian konflik ini menurut Mearsheimer hanya bertujuan untuk mengelakkan pihak lain untuk masuk campur dalam peperangan ini. Amerika Syarikat bimbang akan penglibatan Hezbollah, Iran dan juga militia-militia lain yang telah mula menyerang posisi Amerika di Syria dan Iraq. Amerika menurut Mearsheimer tidak akan bersama secara langsung dalam operasi Israel untuk menjajah Gaza. Presiden Biden adalah seorang yang gila menurut Mearsheimer jika dia melibatkan tentera Amerika secara langsung. Biden akan membiarkan Israel menguruskan masalah ini, malah melibatkan tentera Amerika tidak akan membantu situasi yang sedang berlaku. Amerika tidak mempunyai formula istimewa untuk mengalahkan Hamas, tentera Israel yang telah berlatih untuk operasi ini, Amerika Syarikat telah belajar dari Perang Iraq, jika tentera memasuki bandar seperti Falujah atau Mosul, tentera tersebut tidak akan menang dengan mudah, begitu juga di Gaza. Ini akan menjadi masalah besar buat Israel termasuklah dalam soal politik domestik, di mana mereka akan mendapat lebih banyak tekanan dalaman, juga imej mereka di mata masyarakat antarabangsa akan semakin buruk.
Antara pemimpin yang telah berucap dengan panas mengkritik Israel adalah Presiden Recep Tayyip Erdogan dari Turkiye, walaupun retoriknya panas, pandangan Erdogan ini, menurut Mearsheimer dikongsi oleh masyarakat di luar Amerika Syarikat, Britain, dan Israel, ia masuk akal. Masyarakat dalam dunia Islam, masyarakat dalam sfera global south, termasuklah Rusia dan China mahukan keganasan segera dihentikan, dan mereka melihat sikap hipokrit Barat dalam membezakan Israel dan Palestin, sukar untuk kita menafikan hal ini. Menurut Mearsheimer pandangan bahawa Hamas bukan teroris sebaliknya pejuang pembebasan adalah hujah yang mempunyai legitimasi, Mearsheimer menambah bahawa ia adalah pejuang pembebasan yang menggunakan taktik teroris. Hamas adalah pejuang pembebasan yang melawan polisi-polisi Israel, dan kadang kala mereka menggunakan kaedah teroris.
Menurut Mearsheimer, selepas perang ini berakhir, Netanyahu akan diturunkan dari kuasa. Apa yang berlaku hari ini mirip dengan peristiwa pada tahun 1973, ketika itu Golda Meir adalah perdana menteri Israel dan Moshe Dayan merupakan menteri pertahanan Israel. Ketika itu Israel diserang tanpa dijangka, ia merupakan serangan yang tidak dijangka seperti 07 Oktober 2023. Rakyat Israel ketika itu bersatu padu di belakang Golda Meir dan Moshe Dayan dan mereka mendapat kemenangan yang hebat. Mereka berjaya menawan Golan dari Syria dan menguasai Sinai daripada Mesir, tetapi selepas itu Meir dan Dayan diturunkan dari kuasa dan kerjaya politik mereka berakhir. Jika kita menilai persepsi rakyat Israel ketika ini, Netanyahu tidak mendapat sokongan dan bakal menghadapi situasi yang sama.
Peperangan kali ini juga telah membuka ruang diplomatik yang lebih besar bagi Rusia dan China. Presiden Putin telah mengeluarkan kenyataan bahawa Amerika Syarikat gagal menyelesaikan masalah Palestin, dan ini sememangnya tepat perihal pentadbiran Presiden Joe Biden. Sebab utama berlakunya perang di Timur Tengah adalah kerana kegagalan polisi Amerika Syarikat. Putin menggesa agar dilakukan penyelesaian dengan pembentukan dua negara dengan menghormati hak rakyat Palestin dan Israel.
Transliterasi ini adalah berdasarkan diskusi Prof. John Mearsheimer dalam stream bersama Judge Napolitano-Judging Freedom bertajuk How the Israeli invasion of Gaza is hurting Israel? yang berlangsung di atas talian pada 28 Oktober 2023. Rakaman diskusi ini boleh diakses di pautan ini.
Professor John J. Mearsheimer adalah R. Wendell Harrison Distinguished Service Professor di Jabatan Sains Politik, Universiti Chicago, di mana beliau mengajar sejak tahun 1982. Beliau adalah adalah ahli teori dalam bidang hubungan antarabangsa dan berfahaman realis. Fahaman ini berpegang bahawa kuasa besar mendominasi sistem internasional dan mereka saling bersaing dalam hal keselamatan sesama mereka, yang kadangkala menatijahkan peperangan. Beliau juga antara intelektual yang menentang Perang Iraq pada tahun 2003 sebelum ia berlangsung.
Israel-Tidak-Mungkin-Akan-Berjaya-Menghapuskan-Hamas-Melalui-Perang-Darat-Menurut-John-MearsheimerDownloadThe post Israel Tidak Mungkin Akan Berjaya Menghapuskan Hamas Melalui Perang Darat Menurut John Mearsheimer appeared first on The Independent Insight.
Breaking Silence: Gaza Strips Race Against Genocide

Oleh: Mansurni Abadi
Stand on the battlefront of your dream and fight for it.
Mahmoud Darwish
Lets talk about Gaza, again and again. Over the past decade, Gaza’s socioeconomic situation has been declining due to Israel’s blockade, which severely restricts market access and movement. This has led to a population dependent on international assistance, resulting in impoverishment and de-development of a skilled society.
It is clear that the people of Gaza, who live in the world’s largest open-air prison, have the right to break free from the apartheid government during the 7 October uprising. This is true no matter what their plan is. So far, the water supply in Gaza has been poisoned, their economy has been strangled, and they are regularly bombed. For the Palestinian people, war is something they live with every day.
The Palestinian people have demonstrated their resilience against a brutal occupation system aiming for ethnic cleansing and displacement. Israeli bombings have destroyed residential buildings, markets, journalistic offices, hospitals, and UN facilities, resulting in hundreds of Palestinian civilian deaths, many of which are children.
Israel continues its plan of destruction, aiming to terrorize the civilian population. A total siege on Gaza has been announced, resulting in no electricity, food, water, or fuel. This is part of a broader strategic plan carried out by the Zionist occupying force for over 75 years, including settler-colonialism, apartheid, and denying the right of return to the Palestinian diaspora.
For those of us who stand in solidarity with Palestine, it is crucial to counter the unilateral narrative that the press, western media, and western governments are disseminating, which delegitimizes the Palestinian struggle and makes them complicit in the massacre of civilians perpetuated by the Israeli government.
The conflict between Israel and the Palestinians is referred to as ubi maior minor cessat, meaning “where there is the greater, the lesser decays” or “in the presence of those with more power, those with less lose their relevance.” The Zionist State of Israel is the oppressor, while the Palestinian people are the oppressed. The Israeli military has advanced technology, while the Palestinians use simple weapons to protect themselves. Since the Nakba massacre in 1948, Palestinian land has been taken away through illegal settlements, abuse, violence, military repression, and destruction of homes and land.
We also need to remember, Israel’s military industrial complex uses Palestinian territories as a testing ground for weaponry and surveillance technology, which they export to despots and democracies worldwide. For over 50 years, the occupation of the West Bank and Gaza has provided the Israeli state with valuable experience in controlling the Palestinian population. Antony Loewenstein, author of Disaster Capitalism, uncovers this hidden world through secret documents, interviews, and on-the-ground reporting. Palestine has become the perfect laboratory for the Israeli military-techno complex, involving surveillance, home demolitions, indefinite incarceration, and brutality. Israel has become a global leader in spying technology and defense hardware, fueling the world’s most brutal conflicts. As ethno-nationalism grows in the 21st century, Israel has built the ultimate model for such conflicts.
The urgent genocidal situation in Palestine requires global solidarity to restrain the Israeli war machine. Immediate action is needed to prevent the arming of the Israeli state and companies involved in the blockade’s infrastructure, regardless of location. Because now, the next day, or in future, the Palestinians are racing against genocide.
The post Breaking Silence: Gaza Strips Race Against Genocide appeared first on The Independent Insight.
October 21, 2023
Idea Longue Durée Dalam Aliran Sejarah Annales

Perkembangan kajian sejarah telah melahirkan cabang-cabang aliran baru dalam mengkaji sejarah. Antara aliran yang tumbuh adalah aliran sejarah Annales yang membawa pendekatan sejarah keseluruhan. Aliran sejarah ini telah keluar dari perspektif sejarah tradisional yang hanya mengkaji tindak tanduk manusia terutamanya dalam persoalan politik, pemerintahan, perang, dan kekuasaan. Antara idea yang lahir dari aliran Annales adalah idea longue durée yang dipelopori oleh Fernand Braudel. Idea ini membawa perspektif analisis yang lebih luas dengan jangka masa yang lebih lama. Ia menganalisa faktor-faktor di luar agensi manusia dari lapangan seperti kosmologi, kimia, fizik, biologi, geologi, biologi, cuaca, geografi, dan sebagainya dalam mencorak hidup manusia. Penulisan ini akan melihat idea Braudel ini dengan lebih dekat dan menganalisa masalah, applikasi, serta sumbangannya.
Aliran Sejarah Annales
Aliran sejarah Annales merupakan aliran yang muncul pada tahun 1920-an di Perancis. Ia menganjurkan penulisan sejarah yang berbentuk menyeluruh “total history”. Antara pelopor aliran sejarah ini termasuklah Lucien Febvre, Marc Bloch, Fernand Braudel, dan Emanuel Le Roy Ladurie.[1] Ahli-ahli sejarah asal yang menggagaskan aliran sejarah Annales di Perancis ini tidak begitu mementingkan sejarah intelektual, kerana mereka mengkaji faktor-faktor di luar agensi manusia yang mempengaruhi sejarah.
Bagi aliran ini, pengaruh agensi manusia seperti sejarah intelektual misalnya, termasuk dalam kajian sejarah mentaliti.[2] Oleh itu, dalam idea longue durée tradisi Annales, sejarah dianalisa dalam jangka masa panjang, manakala sejarah intelektual tidak begitu mendapat tempat.[3] Sebaliknya fokusnya adalah pengaruh-pengaruh luaran lain terutamanya dari alam semula jadi seperti keadaan geografi, cuaca, yang akhirnya memberikan kesan kepada cara manusia menyusun hidup mereka. Di sini kita melihat pengaruh yang dimainkan oleh faktor luaran dalam pembentukan sejarah. Kajiannya lebih luas dan tidak terbatas pada kelakuan-kelakuan manusia. Walaupun begitu, kajian mereka tetap boleh dikatakan sebagai sejarah kerana akhirnya, kesan-kesan luar ini dikaitkan dengan kehidupan manusia. Oleh itu, aliran Annales bolehlah dikatakan sebagai satu aliran sejarah. Pendekatan berbeza yang diambil juga menyumbang kepada pelbagai sudut pandang baru yang sebelum ini diabaikan oleh perspektif sejarah tradisional.
Idea Sejarah Longue Durée
Pada tahun 1956, Fernand Braudel telah menggantikan Lucien Febre sebagai ketua direktor bagi jurnal Annales.[4] Pada tahun 1958, Braudel telah menulis perihal idea longue durée ketika beliau menulis perihal sejarah dan sains sosial.[5] Braudel merupakan generasi kedua yang lahir dari sekolah sejarah aliran Annales di Perancis. Beliau membawakan perspektif sejarah yang melihat kepada kondisi semulajadi dalam alam yang telah membentuk tingkah laku manusia dalam jangka masa yang sangat panjang. Braudel menulis bagaimana keadaan geografi di Mediterranean dengan kawasan pergunungan dan lautnya telah mempengaruhi kewujudan perdagangan dan hubungan politik setempat.[6] Kajian aplikasi kesan geografi kepada situasi politik masih dapat dilihat dalam penulisan kontemporari, contohnya tulisan Tim Marshall yang mengkaji bagaimana batas geografi menentukan konflik geo-politik dunia.[7]
Longue durée adalah idea sejarah berjangka masa panjang, dalam hal ini, sesuatu peristiwa itu tidak dilihat pengaruhnya terhad pada zaman tertentu atau tempoh masa tertentu, tetapi berterusan hingga beberapa abad bahkan millenia. Penulisan dengan idea berbentuk longue durée ini sebenarnya memang sudah bertapak dalam beberapa bidang, terutamanya sejarah arkeologi, perbandingan sosiologi, dan teori sistem dunia, namun dalam bidang lain ia tidak diperluaskan, hinggalah ia muncul semula dalam penulisan sejarah yang bersifat universal contohnya melalui penulisan Oswald Spengler dan Arnold Toynbee.[8]
Kemunculan semula sejarah berjangka masa panjang ini juga dapat dilihat dengan keluarnya penulisan-penulisan seperti “sejarah dunia” dan juga “sejarah besar”. Hal ini menampakkan tumbuhnya minat untuk melihat sejarah melalui panorama penyelidikan yang lebih panjang dan luas, namun sejarah-sejarah berbentuk mikro masih lagi dapat dilihat penghasilannya melalui penulisan biografi.[9] Penulisan sejarah besar dapat dilihat melalui ambisinya yang menulis sejarah sejak dari peristiwa letupan pertama (Big Bang) yang dikatakan sebagai titik awal kewujudan alam semesta. Tulisan sebegini mengambil maklumat dan data dari pelbagai bidang termasuk kosmologi, astronomi, geologi, evolusi biologi, arkeologi, dan juga sejarah sosiologi.[10]
Sejarah yang memfokuskan kepada manusia secara relatifnya lebih sempit berbanding sejarah besar. Kerana sejarah besar bukan bermula dari permulaan manusia, sebaliknya bermula dengan permulaan alam. Namun sejarah manusia mengkaji dengan lebih dalam berbanding sejarah tradisional, ia turut mengkaji aspek pra-sejarah di mana manusia belum mempunyai kesedaran sejarah dan belum mula menulis sejarah. Skop jangka masanya juga berbeza, jika sejarah besar mengkaji skop masa berbillion tahun ke belakang, sejarah manusia biasanya mengkaji skop masa ratus ribu tahun lampau. Cubaan menulis sejarah manusia dapat dilihat melalui penulisan Yuval Noah Harari yang cuba menjejaki evolusi dan perubahan spesis Homo Sapiens. Beliau membahagikan sejarahnya kepada beberapa zaman seperti zaman revolusi kognitif, zaman revolusi agrikultur, dan zaman revolusi saintifik.[11]
Masalah Pada Idea Sejarah Longue Durée
Walaupun sejarah besar nampak seperti gah dengan permandangan yang lebih luas, namun ia tidak dapat menempatkan persoalan makna, nilai, dan sebab musabab. Ini kerana dalam lapangan kosmologi dan geologi misalnya, agensi manusia tidak wujud dan tidak mempunyai sebarang pengaruh.[12] Atas kelompongan ini, persoalan yang timbul adalah adakah ruang kajian ini boleh dikategorikan sebagai bidang sejarah kerana ada sarjana yang berpandangan bahawa sejarah adalah bidang yang mengkaji sebab dan musabab.[13] Edward Carr sebagai contoh, mengatakan bahawa tugas ahli sejarah adalah memberikan sebab-sebab yang rasional apabila berlakunya sesuatu peristiwa. Sebab ini penting kerana ia mempunyai nilai praktikal kepada manusia untuk diambil pelajaran dan digunakan pada masa hadapan.[14] Tanpa agensi manusia dalam lapangan kosmologi dan geologi, kita tidak dapat merumuskan satu sebab rasional yang praktikal untuk kegunaan pelajar sejarah.
Selain dari ketiadaan agensi manusia dalam sejarah besar. Paradigma materialisma juga menjadikan bidang ini tidak begitu mendalam apabila dilihat dari perspektif kebolehan manusia mempengaruhi sesuatu peristiwa. Paradigma materialisma akan menerangkan pemikiran dan budaya sebagai produk kepada reaksi kimia di dalam otak manusia dan juga refleks biologi mereka. Manakala budaya dan agama pula adalah produk kepada keperluan ekonomi pada sesuatu zaman.[15] Disebabkan hal ini, idea menjadi cerita kehidupan yang tidak substantif, ia menjadi sesuatu yang abstrak dan tidak mempunyai akar sejarah yang bergantung kepada sesuatu konteks yang spesifik.[16]
Walaupun idea sejarah aliran Annales mempunyai masalah. Tidak dinafikan bahawa mereka mempunyai sumbangan terutamanya dalam melihat sejarah dalam bentuk longue durée. Perspektif ini bagi saya mengayakan sejarah kerana ia melihat aspek yang selama ini diabaikan sejarah tradisional. Juga, kerana akhirnya kesan-kesan luaran yang dikaji dikaitkan semula pengaruhnya kepada manusia, maka saya merasakan batas kajiannya masih termasuk dalam skop sejarah.
Applikasi Idea Longue Durée Dalam Kajian Sejarah
Daripada penulisan asal Braudel dapat kita fahami bahawa idea longue durée ini dapat digunakan dalam kajian yang mengkaji kesan zaman lampau kepada masa kini yang tidak mempunyai campur tangan dan agensi manusia. Tetapi apabila kita mengatakan bahawa idea longue durée ini adalah sejarah jangka masa panjang, apakah batasan “jangka masa panjang” itu? Menurut Mathias Grote, dalam menjawab persoalan ini kita mesti melihat bagaimana keberlangsungan (continuity) mempengaruhi sesebuah kajian.[17]
Jika Braudel mengkaji bagaimana faktor seperti geografi dan juga cuaca mempengaruhi kehidupan manusia, di sini kita melihat ada faktor keberlangsungan. Contohnya, musim-musim yang ada dalam kitaran alam. Bagi Grote, keberlangsungan yang sama dapat dilihat dalam kehidupan manusia, manusia juga mempunyai kitaran kehidupan seperti kelahiran, pendewasaan, penuaan, dan kematian. Oleh sebab itu, idea longue durée ini boleh juga diaplikasikan dalam kajian sejarah sains, kitaran kehidupan manusia mempunyai keberlangsungan. Selain itu, sains juga merupakan satu bentuk aktiviti sosial dan budaya yang mempunyai sejarah untuk dikaji. Dalam kata lain, kitaran kehidupan manusia dapat menjadi sandaran untuk mengaplikasikan idea longue durée dalam kajian sains terutamanya sains hayat. Dalam kajian seperti ini, kita dapat melihat kesan sesuatu faktor dari sudut berlalunya latar masa di belakangnya. Kesan ini mungkin tidak nampak begitu ketara dalam pemerhatian biasa dan memerlukan panorama masa yang lebih panjang untuk dikesan.[18] Applikasi idea longue durée dalam sains hayat misalnya dapat dilihat dalam mengkaji sejarah penyakit.[19]
Selain dari mengkaji sejarah sains, idea sejarah longue durée juga dapat membantu kita memahami kesejarahan sesuatu teknik dan metodologi sejarah. Contohnya, sesetengah sarjana berpandangan bahawa sejarah oral itu sama tuanya dengan sejarah itu sendiri, malah ada yang berpandangan bahawa sejarah oral adalah jenis sejarah yang pertama. Tetapi dengan menggunakan idea longue durée, kita dapat melihat bahawa sejarah oral itu terletak dalam konteks budaya dan sosial yang lebih besar. Dengan permandangan yang lebih jauh, kita dapat melihat akar sejarah bagaimana manusia menggunakan sejarah oral untuk mengetahui perihal hidup dan kehidupan orang lain. Dalam kata lain, kita dapat memahami bahawa sejarah oral itu sendiri mempunyai akar sejarah, dan ia bukanlah bersifat nir-masa (timeless).[20]
Longue Durée Dalam Sosiologi Sejarah
Apabila sesuatu gerakan sosial atau politik itu dilihat dari perspektif lokal dan jangka masa yang singkat, kita akan gagal melihat perkaitannya dengan pertumbuhan gerakan tersebut dengan manifestasi sebelumnya dalam sejarah. Perspektif singkat juga akan mengaburi mata kita dari melihat aspek proses permatangan sesuatu gerakan. Di sini lahirnya kepentingan melihat fenomena sosial melalui idea longue durée yang membawakan perspektif sejarah berjangka masa panjang, dengan ini kita dapat menganalisa stuktur ideologi politik yang muncul dengan lebih menyeluruh.
Idea asal longue durée yang keluar dari sekolah sejarah aliran Annales adalah bersifat deterministik, dan tidak melihat pengaruh agensi manusia dalam penyebaban sesuatu peristiwa. Tetapi idea longue durée juga boleh membawa maksud perspektif metodologi yang melihat perubahan sosial sebagai satu produk dari keadaan politik dan sosial yang spesifik dalam satu struktur dan proses yang berkait rapat dengan sesebuah penyusunan sosial.[21] Sebagai contoh, jika kita mengkaji kelahiran sesuatu gerakan politik, ia tidak boleh dilihat dari lensa setempat dan juga tempoh semasa sahaja. Pasti ada keadaan sosial dan politik sebelumnya yang menjadi faktor kepada kelahirannya, dengan melihat dari jangka masa yang lebih panjang, kita akan dapat memahami bagaimana evolusi dan perubahan sosial itu berlaku. Tidak hanya mengambil kira isu-isu yang bersifat spesifik dan semasa, tetapi mengkaji asal usul dan sebab musabab yang lebih lama sifatnya.
Kesimpulan
Penulisan ini telah membahaskan idea longue durée yang lahir dari sekolah sejarah aliran Annales. Ia telah cuba mengupas secara ringkas idea ini dari sudut definisi, skop, masalah, dan juga applikasinya. Walaupun idea longue durée ini mempunyai masalah, terutamanya dalam versi asalnya yang bersifat deterministik, namun ia sebenarnya boleh diaplikasikan dengan lebih luas serta mengambil kira tafsiran dan pendekatan baharu. Tidak dapat dinafikan bahawa ia mempunyai sumbangan terutamanya dalam usaha memahami sejarah yang lebih menyeluruh dan tidak hanya tertakluk pada batas tindak tanduk manusia. Kesedaran kepada sejarah yang lebih menyeluruh ini akan membantu manusia mencorakkan masa depannya. Seperti yang dikatakan oleh Carr bahawa masa depan sejarah adalah perubahan.[22] Pada pandangan saya, dengan memahami sejarah yang lebih menyeluruh, maka kita dapat melakukan perubahan yang lebih menyeluruh.
BibliografiArmitage, D. (2012). What’s the Big Idea? Intellectual History and the longue durée. History of European Ideas 38, no. 4, 493-507.
Arrizabalaga, J. (2005). History of disease and the longue durée. History and philosophy of the life sciences, 41-56.
Braudel, F. (1958). Histoire et sciences sociales: la longue durée. Annales. Histoire, Sciences Sociales, vol. 13, no. 4 Cambridge University Press, 725-753.
Carr, E. (1964). What is History. Penguin Books.
Freund, A. (2019). “Confessing animals”: Toward a longue durée history of the oral history interview. The Oral History Review.
Grote, M. (2015). What could the’longue durée’mean for the history of modern sciences? FMSH-WP-2015-98.
Harari, Y. N. (2015). Sapiens: A Brief History of Humankind. Vintage.
Marshall, T. (2015). Prisoners of Geography: Ten Maps That Tell You Everything You Need to Know About Global Politics. Elliott & Thompson.
Saull, R., Anievas, A., Davidson, N., & Fabry, A. (2014). The longue durée of the far-right: an introduction. In The Longue Durée of the Far-Right (pp. 1-20). Routledge.
Syed Ahmad Fathi. (2022). Perbahasan Perihal Penentuan Ruang Lingkup Sejarah. Pengantar Sejarah.
Syed Ahmad Fathi. (2023). Pemikiran Sejarah Edward Carr. Nota Pemikir Sejarah.
Syed Ahmad Fathi. (2023). Perihal Penyebaban Dalam Sejarah. Nota Pengajian Sejarah.
[1] Syed Ahmad Fathi. “Perbahasan Perihal Penentuan Ruang Lingkup Sejarah.” Pengantar Sejarah, 2022.
[2] David Armitage. “What’s the Big Idea? Intellectual History and the longue durée.” History of European Ideas 38, no. 4 (2012): 493-507.
[3] Ibid.
[4] Jon Arrizabalaga. “History of disease and the longue durée.” History and philosophy of the life sciences (2005): 41-56.
[5] Fernand Braudel. “Histoire et sciences sociales: la longue durée.” In Annales. Histoire, Sciences Sociales, vol. 13, no. 4, pp. 725-753. Cambridge University Press, 1958.
[6] Mathias Grote. What could the’longue durée’mean for the history of modern sciences? FMSH-WP-2015-98, June 2015.
[7] Tim Marshall. Prisoners of Geography: Ten Maps That Tell You Everything You Need to Know About Global Politics. Elliott & Thompson, 2015.
[8] David Armitage. “What’s the Big Idea? Intellectual History and the longue durée.”
[9] Ibid.
[10] Ibid.
[11] Yuval Noah Harari. Sapiens: A Brief History of Humankind. Vintage, 2015.
[12] David Armitage. “What’s the Big Idea? Intellectual History and the longue durée.”
[13] Syed Ahmad Fathi. “Perihal Penyebaban Dalam Sejarah.” Nota Pengajian Sejarah, 2023.
[14] E.H. Carr. What is History. Penguin Books, 1964.
[15] David Armitage. “What’s the Big Idea? Intellectual History and the longue durée.”
[16] Ibid.
[17] Mathias Grote. What could the’longue durée’mean for the history of modern sciences?
[18] Ibid.
[19] Jon Arrizabalaga. “History of disease and the longue durée.”
[20] Alexander Freund. ““Confessing animals”: Toward a longue durée history of the oral history interview.” The Oral History Review (2019).
[21] Richard Saull, Alexander Anievas, Neil Davidson, and Adam Fabry. “The longue durée of the far-right: an introduction.” In The Longue Durée of the Far-Right, pp. 1-20. Routledge, 2014.
[22] Syed Ahmad Fathi. “Pemikiran Sejarah Edward Carr.” Nota Pemikir Sejarah, 2023.
Idea-Longue-Duree-Dalam-Aliran-Sejarah-AnnalesDownloadThe post Idea Longue Durée Dalam Aliran Sejarah Annales appeared first on The Independent Insight.