Pretty Angelia's Blog, page 11
June 5, 2015
[Review Film] My Neighbor Totoro
Review Film My Neighbor Totoro
Assalammu’alaykum :D Saya hadir lagi buat review film, kali ini film animasi favorit saya yang direview. Pasti banyak orang yang udah nonton film ini karena memang bagus >.<. Film ini anak-anak banget. Meski saya umurnya udah kepala dua, tapi saya tetap bisa menikmati film ini. Film ini dibuat sama maestronya film animasi Jepang di tahun 90-an, Studio Ghibli, yang dipimpin sama Hayao Miyazaki. Karya beliau disamakan dengan karya-karya animasi Disney pada waktu itu, walau secara desain gambar masih bagusan Disney, tapi kualitas cerita bisa disangdingkan (IMO).
Keterangan Film My Neighbor Totoro: Release date : 1988 Director : Hayao Miyazaki Cast : Hitoshi Takagi, Noriko Hidaka, Chika Sakamoto Rating IMDB : 8,3 Jadi, film ini menceritakan dua orang anak kakak-adik, yang pindah rumah ke sebuah desa terpencil sama ayah mereka. Alasan mereka pindah rumah ke sana supaya bisa menjenguk ibu mereka setiap saat. Ibu mereka dirawat di rumah sakit dekat desa terpencil itu. Suatu hari si adik nggak sengaja kesasar di hutan misterius saat main bersama kakaknya. Di hutan itu dia ketemu sama Totoro, si kelinci raksasa yang ramah dan lucu. Kelinci ini nggak bisa ngomong, tapi dia senyumnya lucu dan lebar banget hehe. Akhirnya ia ditemukan sama kakaknya dalam keadaan tidur, tapi udah nggak ada Totoro di sana. Si adik berceritalah sama si kakak. Dia juga cerita ke ayahnya kalau dia ketemu sama Totoro, karakter di sebuah cerita yang pernah ia baca. Si ayah yang baik, meresponnya dengan antusias, seolah-olah ia percaya sama kata anaknya sendiri. Beberapa hari kemudian. Kakak-beradik ini mau menjemput ayah mereka di halte terdekat karena hujan. Mereka pun bawa payung dua. Sesampainya di halte mereka nunggu ayah mereka dengan sabar, tapi sampai beberapa bus lewat dan udah malam, ayah mereka belum tiba juga. Adiknya udah ngantuk, si kakak pun mau menggendong adiknya di punggung sambil bawa paying. Maklum, halte di sana nggak ada kursi, jadi mereka berdiri. Si kakak udah mulai ketakutan karena ayahnya belum sampai juga, tapi ada Totoro yang tiba-tiba datang nemenin dia sampai ayahnya datang. Ayahnya mereka pun akhirnya tiba di halte dan minta maaf pulang terlambat karena bus yang dia tumpangi juga terlambat berangkat gara-gara hujan deras. Sebenarnya habis itu, masih ada lanjutannya lagi, tapi nggak akan saya ceritakan di sini karena itu bagian paling serunya :D. Saya suka film animasi ini, menggambarkan potret keluarga harmonis dan bahagia, cocok untuk anak-anak. Ayah mereka orang yang pekerja keras dan gentle, sedangkan ibu mereka meski sakit juga punya hati yang lembut. Habis nonton film ini saya bahagia banget, kayak kembali ke masa anak-anak saya. Film animasi ini aman ditonton semua umur. Jadi, buat kalian yang gemar nonton film animasi, wajib nonton film ini ya :D
Assalammu’alaykum :D Saya hadir lagi buat review film, kali ini film animasi favorit saya yang direview. Pasti banyak orang yang udah nonton film ini karena memang bagus >.<. Film ini anak-anak banget. Meski saya umurnya udah kepala dua, tapi saya tetap bisa menikmati film ini. Film ini dibuat sama maestronya film animasi Jepang di tahun 90-an, Studio Ghibli, yang dipimpin sama Hayao Miyazaki. Karya beliau disamakan dengan karya-karya animasi Disney pada waktu itu, walau secara desain gambar masih bagusan Disney, tapi kualitas cerita bisa disangdingkan (IMO).

Keterangan Film My Neighbor Totoro: Release date : 1988 Director : Hayao Miyazaki Cast : Hitoshi Takagi, Noriko Hidaka, Chika Sakamoto Rating IMDB : 8,3 Jadi, film ini menceritakan dua orang anak kakak-adik, yang pindah rumah ke sebuah desa terpencil sama ayah mereka. Alasan mereka pindah rumah ke sana supaya bisa menjenguk ibu mereka setiap saat. Ibu mereka dirawat di rumah sakit dekat desa terpencil itu. Suatu hari si adik nggak sengaja kesasar di hutan misterius saat main bersama kakaknya. Di hutan itu dia ketemu sama Totoro, si kelinci raksasa yang ramah dan lucu. Kelinci ini nggak bisa ngomong, tapi dia senyumnya lucu dan lebar banget hehe. Akhirnya ia ditemukan sama kakaknya dalam keadaan tidur, tapi udah nggak ada Totoro di sana. Si adik berceritalah sama si kakak. Dia juga cerita ke ayahnya kalau dia ketemu sama Totoro, karakter di sebuah cerita yang pernah ia baca. Si ayah yang baik, meresponnya dengan antusias, seolah-olah ia percaya sama kata anaknya sendiri. Beberapa hari kemudian. Kakak-beradik ini mau menjemput ayah mereka di halte terdekat karena hujan. Mereka pun bawa payung dua. Sesampainya di halte mereka nunggu ayah mereka dengan sabar, tapi sampai beberapa bus lewat dan udah malam, ayah mereka belum tiba juga. Adiknya udah ngantuk, si kakak pun mau menggendong adiknya di punggung sambil bawa paying. Maklum, halte di sana nggak ada kursi, jadi mereka berdiri. Si kakak udah mulai ketakutan karena ayahnya belum sampai juga, tapi ada Totoro yang tiba-tiba datang nemenin dia sampai ayahnya datang. Ayahnya mereka pun akhirnya tiba di halte dan minta maaf pulang terlambat karena bus yang dia tumpangi juga terlambat berangkat gara-gara hujan deras. Sebenarnya habis itu, masih ada lanjutannya lagi, tapi nggak akan saya ceritakan di sini karena itu bagian paling serunya :D. Saya suka film animasi ini, menggambarkan potret keluarga harmonis dan bahagia, cocok untuk anak-anak. Ayah mereka orang yang pekerja keras dan gentle, sedangkan ibu mereka meski sakit juga punya hati yang lembut. Habis nonton film ini saya bahagia banget, kayak kembali ke masa anak-anak saya. Film animasi ini aman ditonton semua umur. Jadi, buat kalian yang gemar nonton film animasi, wajib nonton film ini ya :D
Published on June 05, 2015 21:59
[Review Film] CHAPPIE
Assalammu’alaykum, Guys. Saya hadir lagi buat review film yang baru saya tonton. Film ini udah ada di bioskop bulan Maret, tapi saya baru nonton pas blu-raynya udah keluar huhu. Alasan saya menonton film ini karena selain saya suka nonton film robot-robotan, saya juga penasaran sama Dev Patel. Dia jadi salah satu aktor dari India favorit saya sejak saya nonton Slumdog Millionaire.

Keterangan Film: Judul : Chappie Pemain : Sharlto Copley, Dev Patel, Hugh Jackman Rating IMDB : 7,1 Oh ya, Chappie ini menceritakan seorang programmer hebat bernama Deon yang bekerja membuat robot canggih pengganti polisi. Jadi kehadiran robot-robot itu menggantikan polisi yang ada dan mereka berhasil meredam kejatahan sampai tingkat yang nggak disangka. Suatu hari, Deon lagi mengembangkan penelitan barunya. Doi kerja keras semalam suntuk ngebuat coding untuk robot yang punya emosi sama persis kayak manusia. Setelah ia berhasil membuat program itu, ia minta izin sama bosnya untuk uji coba programnya. Sayangnya si bos melarang hal itu karena idenya dianggap nggakl masuk akal. Tapi Deon nggak nyerah, ia pun diam-diam mau menguji program itu pada robot polisi yang tadinya hendak dibuang karena udah nggak dibutuhkan lagi gara-gara gagal melaksanakan misinya terus. Tapi saat Deon mau menguji program itu, ia ditangkap sama perampok yang memaksanya membuat robot canggih buat ngebantu mereka melakukan misi-misi jahat. Akhirnya setelah disiksa dan dipaksa Deon bilang, ia memang sedang punya program robot baru, tapi robot itu harus dilatih secara bertahap, nggak bisa langsung jadi penjahat. Terus Deon pun mengaktifkan program robotnya itu dan berhasil. Robot itu hidup, masih takut-takut berhadapan sama orang lain. Yang lucunya robot itu dinamain Chappie sama si perampok wkwkwk. Lalu Chappie ini awalnya kayak bayi, jadi harus diajarin ngomong, baca, nama benda ini dan itu. Jadi bisa dibayangin kan si Chappie diajarin apa aja sama perampok brutal? Cuma ada Deon yang ngajarin juga sama Chappie untuk nggak melakukan kejahatan, sayangnya Chappie yang keburu polos suka kemakan bujuk-rayu si penjahat-penjahat yang pinter ngomong itu. Jadi si Chappie diajak ngerampok juga haha. Secara keseluruhan film ini bagus. Teknologi di filmnya nggak secanggih Transformers sih, tapi layak ditonton kok meski desainnya Chappie ini kelihatan biasa aja hoho. Malah ada yang bilang Chappie ini perpaduan antara Robocop dan Wall-E haha. Endingnya nggak ketebak. Perang di klimaksnya juga lumayan, walaupun cuma bentar aja. Pokoknya buat kamu yang suka nonton film tema robot-robotan kamu wajib nonton film ini.
Published on June 05, 2015 06:36
June 4, 2015
Nggak Dapet Tempat Duduk, Padahal Udah Beli Tiket

Published on June 04, 2015 02:41
May 23, 2015
Jatuh Bangun Cinta Yumisa (Based On True Story) Bab 6 Panggilan Kesayangan
Siang itu aku berjalan buru-buru ke musola, membuka tali sepatu pun tak kalah rusuhnya. Aku lantas mendongak ke arah musola. Di sana ada kamu yang keluar dari musola dan berjalan mendekatiku.“Yumi-chan!” panggilmu dengan lantai.Aku seketika mematung.Chan….Yumi-chan….Yumi-chan?! Ya Allah, aku tidak salah dengar, kan? Sebagai orang yang gemar dengan segala berbau Jepang aku tahu betul jika panggilan dengan penambahan –chan di belakang nama seseorang, itu berarti spesial. Di Jepang sendiri hanya sesama saudara, teman dekat, dan sepasang kekasih yang saling memanggil demikian. Apakah aku harus memanggilmu dengan akhiran –chanjuga?“Jay-kun!” balasku seraya melambaikan tangan. Aku memutuskan untuk memanggilmu seperti itu. Kamu lantas duduk di sebelahku dan mengenakan sepatu. “Baru datang?” tanyamu seraya menatapku.Aku buru-buru menunduk dan mengenakan sandal untuk wudhu. “Iya, nih, agak telat. Aku solat dulu ya!” tergopoh-gopoh aku berjalan menuju tempat wudhu sampai dua kali sandalnya terlepas dari kakiku. Padahal tadi memang kesempatanku mengobrol berdua dengannya, sayangnya aku sedang berusaha menjaga hatiku. Maafkan aku, Jay.Namun sejak saat itu hingga enam tahun seterusnya, kamu terus memanggilku seperti itu dan aku pun demikian. Seperti sudah menjadi panggilan kesayangan untuk kita berdua...“Iya, Mi, Lan. Aku kemarin jadian dengan Adim.”Aku nyaris terjatuh dari bangku ketika mendengar pengakuan Caca. Adim? Adim yang berandalan itu? Kulirik Noelan yang tidak kalah terkejutnya denganku. “Kok bisa? Kalian kan sering bertengkar.” Ya, sebulan terakhir Adim kerapkali menjahili Caca hingga membuat Caca memarahinya tak tanggung-tanggung.“Iya, gara-gara itu aku jadi tambah suka sama dia.”Aku tidak menyangka jika hal itu bisa membuat mereka jadi bersatu. Tapi kenapa harus Adim? Aku tahu betul siapa dia. Di kelas ini hanya ada 30 orang, jadi aku bisa mengetahui tindak-tanduk teman-temanku. Terlebih Adim tidak malu-malu memamerkan kenakalannya.Adim pernah membawa sebotol vodka dan dibagikan pada teman-temanku, ada yang mencobanya dan langsung teler di dalam kelas. Aku langsung keluar dari kelas karena gelisah. Astaghfirullah! Untung saja kelas sudah usai. Ada lagi Adim yang menraktir teman-temannya di kantin karena ia berhasil mendapatkan uang dari nge-track di depan Monumen Perjuangan. Belum lagi kata-kata tidak senonoh yang keluar dari mulutnya. Aku juga tidak pernah melihatnya solat di lembaga. Bagaimana ini? Aku tidak rela Caca jadian dengannya! Adim tidak cocok dengan Caca!“Kamu yakin, Ca? Nggak maksud jelek-jelekin Adim, sih. Dia kan berandalan,” aku berani agak frontal. Aku benar-benar ingin Caca berpikir dua kali lipat dan tidak gegabah membuat keputusan. Aku sudah sangat bersyukur ketika Noelan putus dengan cowoknya yang di Manado karena cowok itu selingkuh.“Maka dari itu aku ingin menuntunnya ke jalan yang benar. Dia udah mulai mau solat lho,” Caca malah tersenyum riang.Aku mengusap wajah. Apa Caca mampu melakukannya? Apa keputusan Caca ini tepat? Yang jelas aku tahu aku tidak bisa memisahkan mereka sekarang. Padahal Caca adalah cewek baik-baik, ia berkerudung, tahu tentang hukum-hukum Islam, ia juga tidak pernah meninggalkan solat wajib. Pokoknya dia berbeda 180 derajat dengan Adim!Sejak saat itu aku pun memutuskan untuk selalu mengawasinya. ..“Filmnya rame ya,” ujarku riang. Aku berjalan di samping Caca, sedangkan Adim berdiri di sebelahnya. Ini sudah ketiga kalinya aku nimbrung di kencan mereka. Syukurlah Caca setuju-setuju saja. Sementara Adim kebanyakan diam, padahal dia adalah cowok yang bawel. Aku biarkan saja dia seperti itu. Meski aku dianggap setan olehnya karena telah mengganggu kemesraan mereka. Setidaknya kini aku menjadi malaikat yang ingin selalu menjaga Caca.Kami kini berjalan di pinggir jalan Dipatikukur yang tampak macet di malam minggu. Taktikku berjalan lancar karena aku lihat Caca dan Adim masih biasa-biasa saja. Sesekali mereka berpegangan tangan, tapi tentu aku tidak mudah membuat mereka tidak melakukannya.Sudah lima menit berlalu aku baru sadar ternyata tidak ada yang memperhatikan perkataanku barusan. Kulirik ternyata Adim sedang berbisik-bisik dengan Caca. Caca lantas berpaling kepadaku. “Mi, aku mau ke kosan Adim. Kamu mau balik ke kosan, kan? Kosanmu udah dekat ya.”Rasanya sebuah panah langsung menusuk ke jantungku. Caca mengusirku secara halus! Meskipun begitu, tetap saja aku kesal.“I-iya sih. Kalau gitu makasih ya buat hari ini. Makasih ya, Dim, udah bayar tiket bioskop.”“Yo,” jawab Adim datar.Aku jadi kalut. Ini adalah sinyal yang buruk. Adim tidak suka aku selalu mengikuti ke mana saja mereka kencan. Dan kali ini ia sudah mulai melakukan perlawanan. Bahkan dia yang meminta Caca untuk mewakilkannya. Aku pun menjauh dari mereka dan masuk ke gang di mana kosanku berada. Sepertinya cara ini tidak bisa kulakukan lagi. Dan aku tidak percaya setelah ini Caca semakin jauh saja dariku...“Kayaknya kamu makin mesra ya sama Adim,” sahutku di pergantian kelas itu. Mumpung kelas belum dimulai aku mengobrol dengan Caca yang duduk di sebelah. Syukurlah Adim tidak masuk hari ini karena biasanya Caca akan duduk di sebelahnya di belakang kelas.Kulihat mata Caca menguarkan pancaran bahagia. “Iya, Mi. Adim lucu, dia juga pengertian.”Aku tertawa sinis dalam hati. Padahal maksudku tadi bukan memuji, malah menyindirnya karena akhir-akhir ia jadi jauh denganku dan Noelan. Ia lebih sering menghabiskan waktu bersama Adim. Bahkan pulang dan pergi ke lembaga pun aku tidak pernah lagi barengan Caca.Dan Caca tampak biasa-biasa saja. Salahku juga yang tidak memperlihatkan bahwa aku masih tidak bisa merestui hubungan mereka. “Oh ya kemarin aku juga main ke rumah Adim di Bekasi,” ungkap Caca.“Apa?!” aku terkesiap. Kulihat Caca melihat rautku yang tidak nyaman itu.“Aku nggak sejauh itu kok sama Adim, Mi. Suer!” Caca tersenyum paksa untuk menutupi kegugupannya. Mungkin hal itu ia lakukan untuk menenangkan diriku. Ternyata ia bisa menebak isi kepalaku. “Oh ya, dari cerita ibu Adim, aku ini satu-satunya cewek Adim yang berkerudung lho.”Nggak heran, balasku dalam hati. Namun rasa khawatirku semakin meluas. Kenapa perasaanku jadi tidak enak begini?“Aku kaget banget ternyata ibunya Adim itu guru ngaji. Beliau juga ramah banget sama aku. Kami jadi cepat akrab lagi.”“Oh….” What?! Guru ngaji?! Kalau guru ngaji kenapa anaknya jadi berandalan begitu? Ah, tapi memang tidak seharusnya aku tahu urusan orang. Yang jelas hal ini bisa menjadi masalah. Aku berharap Caca bisa mengambil sikap. Bukankah lelaki baik untuk wanita baik dan lelaki buruk untuk wanita yang buruk?Memang manusia bisa saja berubah. Namun aku tidak yakin bahwa Caca bisa mengubah Adim secepat itu. Apalagi ketika aku tahu, Adim mulai berani mengajak Caca main billiard dan menontonnya balapan ilegal di Monumen Perjuangan untuk mendukungnya.Sedikit demi sedikit Adim membawa Caca ke dunianya. Entah apa yang ia pikirkan. Yang jelas aku tidak akan pernah membiarkan Caca jauh ke lubang dosa yang lebih dalam lagi!“Oh ya, gimana kamu sama Jaya?” Tanya Caca dengan riang.“Biasa aja,” jawabku singkat. Ya, memang hubunganku denganmu tidak ada yang spesial, setelah sempat melirik statusmu di Facebook aku paham sebenarnya kamu masih belum bisa melupakan Salma. Saat ini lahan kepoku pun pindah ke Facebook.Tapi bukan hal itu yang membuatku murung saat ini. Aku benar-benar khawatir dengan Caca...Hari ini kelas dimulai siang, karena aku bosan di kosan aku pun datang lebih awal ke lembaga. Teman-teman sekelasku belum datang, aku berjalan menuju kantin untuk menunggu di sana. Kelas pertama akan dimulai dua jam lagi. Aku harap hari ini akan berjalan dengan lancar, tapi yang kutemui di kantin malah mengubah drastis mood-ku. Adim dan kawan-kawan segengnya sedang merokok di sana. Aku tentu saja memilih kursi yang jauh agar tidak terkontaminasi asap-asap beracun itu.Namun Adim tampak menyadari kehadiranku. Yang mengagetkan ia malah melenguh kepadaku. “Eh, Mi. Lain kali kalau gue sama Caca ngapel lo nggak usah ikut nimbrung ya. Uang gue nggak cukup tahu buat nraktir kalian berdua!”“Jadi ini cewek sering ngekor lo sama si Caca?” Tanya salah satu temannya yang terkekeh-kekeh.“Iya, ngeganggu aja. Sayangnya dia jomblo sejati, jadi sok suci gitu nggak mau punya cowok, kalau punya kan kita bisa kencan double. Apalagi gue jalan bareng dua cewek. Bisa-bisa gue dikira poligami!” kelakar Adim. Aku tertawa maksa. Kemudian kubuka bukuku sendiri untuk mengalihkan perhatian.“Duileh rajinnya!” kemudian tawa pecah di antara geng sinting itu.Sebenarnya aku bisa saja beranjak dari sana, namun aku tidak ingin disangka pengecut. Maka dari itu aku memilih bertahan, meski aku ingin menangis. Kugigit bibirku sekuat mungkin agar tangisanku tidak meledak. Baru kali ini ada yang secara frontal mengejek prinsipku ini. Prinsip yang kujalankan semata-mata hanya untuk Allah. Untuk menjadi seorang perempuan yang taat pada-Nya dan belajar menjadi muslimah sejati.Aku tidak pernah merasa terhina seperti ini…...“Maaf, Mi, aku udah janji nggak ikut jalan kalau nggak ada Adim. Kalian have fun ya.”Dahiku mengerut. Janji? Ini sudah ketiga kalinya Caca tidak ikut jalan-jalan bersamaku dengan Noelan hanya karena janji konyol itu. Lagi-lagi Adim mengontrolnya.“Sekali-kali sih, Ca,” ujarku dengan nada ketus.Caca menunduk, aku paham ia sebenarnya ingin ikut. “Aku kemarin ngebuat peraturan supaya dia solat lima waktu, jadi dia ngasih peraturan juga ke aku, biar seimbang.”Aku menghentakkan kaki ke lantai. Janji macam apa itu? Seharusnya Caca tidak perlu membuat peraturan itu lagi karena peraturan itu memang sudah ada dan wajib dilakukan oleh umat Islam! Dan anehnya Adim malah membuat peraturan yang bagiku tidak masuk akal. Aku belum bisa melupakan ejekan Adim beberapa hari lalu yang menggores hatiku. Aku memang tidak menceritakannya ke Caca. Untuk apa? Aku yakin ia tidak akan memarahi cowoknya itu karena terlalu sayang padanya. Sudah dua bulan ini Caca lebih memilih Adim daripada kedua sahabatnya dalam segala aspek.Hari ini, aku, Noelan, Ranu, dan tiga orang lainnya berniat menonton film di BIP. Sayangnya lagi-lagi Caca tidak ikut, meski dari wajahnya aku tahu ia juga ingin menghabiskan waktu bersama teman-temannya.“Jalan, yuk!” seruku pada yang lain. “Duluan ya, Ca!” aku mengatakannya tanpa sudi melihat ke arah Caca. Kepalaku sekarang benar-benar mendidih.
Aku memang membenci Adim, tapi rasa benci itu mulai merambah pada Caca juga.
Aku memang membenci Adim, tapi rasa benci itu mulai merambah pada Caca juga.
Published on May 23, 2015 15:39
May 22, 2015
Fanart Alina dan Mikael [Dua Karakter di Bintang dan Cahayanya] oleh Elisabet Lana
Jadi ceritanya Elisabet Lana, teman yang kukenal dari dunia maya enam tahun lalu habis baca novel Bintang dan Cahayanya, dia ngebuat gambar ini.
Big thanks for her :D #happy
Mikael dan Alina by Elisabet Lana
“Oh ya, gue mau balikin ini. Gue nemu pas gue err … lompat dari pagar di jalan tikus tadi....” Alin pun menyodorkan dompet berwarna hitam yang digenggamnya pada Mikael.
Seketika mengembang senyum dari bibir Mikael. Rupanya ia tak perlu menghampiri; cewek ini datang sendiri untuk memberikan barang berharga miliknya. Ia pun mengambil dompet itu dari tangan Alin. “Makasih, ya. Gue bakal nggak bisa tidur selama sebulan kalau ini hilang. Kalau nggak ada ini di kantong celana gue, gue nggak akan tenang keluar rumah.” Ia pun membuka dompet itu, melihat foto di dalamnya, dan berucap di dalam hati: Syukurlah fotonya nggak diapa-apain. .
Big thanks for her :D #happy

“Oh ya, gue mau balikin ini. Gue nemu pas gue err … lompat dari pagar di jalan tikus tadi....” Alin pun menyodorkan dompet berwarna hitam yang digenggamnya pada Mikael.
Seketika mengembang senyum dari bibir Mikael. Rupanya ia tak perlu menghampiri; cewek ini datang sendiri untuk memberikan barang berharga miliknya. Ia pun mengambil dompet itu dari tangan Alin. “Makasih, ya. Gue bakal nggak bisa tidur selama sebulan kalau ini hilang. Kalau nggak ada ini di kantong celana gue, gue nggak akan tenang keluar rumah.” Ia pun membuka dompet itu, melihat foto di dalamnya, dan berucap di dalam hati: Syukurlah fotonya nggak diapa-apain. .
Published on May 22, 2015 01:29
Interview Tentang Novel Bintang dan Cahayanya With Asy Syifaah
Guys, di bawah ini adalah link menuju interview saya sama Syifa. Di halaman tersebut saya menceritakan secara garis besar proses dan seluk-beluk ditulisnya novel perdana saya ini.
Mampir yuk! :D
http://asysyifaahsbook.blogspot.com/2015/05/giveaway-irrc-2015-for-may-june.html
Mampir yuk! :D
http://asysyifaahsbook.blogspot.com/2015/05/giveaway-irrc-2015-for-may-june.html
Published on May 22, 2015 01:13
May 21, 2015
[POEM] Semesta
Malam dipersembahkan semesta padakuSepiku enyah diganjar terang bulanCahayanya menebal di ruangan tidurkuBuatku lelap hingga mentari menjelangEsok hari kembali datang dan tidak akan kusia-siakan.Pun pagi disediakan semesta padaku seorang
Bogor, 12 April 2015From Dae-Ho's Delivery Service a novel by me
Bogor, 12 April 2015From Dae-Ho's Delivery Service a novel by me
Published on May 21, 2015 04:44
[Review Film] You Are The Apple Of My Eye
Assalammu’alaikum, Guys.Udah lama nggak review film, film ini sebenarnya udah lama banget saya tonton, tapi baru ada niat bikin reviewnya.Film ini diangkat dari novel bestseller karya Giddens Ko, penulis novel populer asal Tiongkok. Novelnya juga saya punya dan saya udah baca, dan novelnya sama bagusnya dengan filmnya :3. Di Indonesia novel ini diterbitkan sama Penerbit Haru.Saya mau curhat sedikit tentang film ini, film ini sebenarnya nggak ada sedih-sedihnya, nggak ada adegan orang mati, atau adegan orang sakit yang menunggu kematian, malah cenderung lucu. Tapi saya nangis kejer setelah nonton film ini :’D. Tapi seriusan, film ini bagus banget! Film ini jadi box office di beberapa negara. Termasuk Tiongkok sendiri.Info lengkap You Are The Apple of My Eye:Rating IMDB : 7,8/10Sutradara : Giddens KoPenulis : Giddens KoPemain : Zhendong Ke, Michelle Chen, Shao Wen HaoJadi, film ini mengisahkan tentang cowok SMA bernama Ching Teng yang bandel dan prestasi akademiknya juga buruk. Beruntungnya karena permintaan guru yang udah gerah sama sikap Ching Teng, ia diminta duduk di depan Jia Yi, cewek pintar dan cantik di kelasnya.Jia Yi terus memaksa agar Ching Teng mau belajar, dia jadi tutornya. Tadinya Ching Teng ogah-ogahan, namun karena mulai suka sama Jia Yi dia pun nurut-nurut aja. Apalagi si Jia Yi ini selalu nemenin dia belajar di sekolah.Mereka jadi akrab karena sering menghabiskan waktu bersama. Mereka juga sama-sama suka. Tapi si Jia Yi ini agak rese, setiap Ching Teng mau menyatakan perasaannya dia malah nanya balik tentang perasaan Ching Teng itu murni atau main-main saja. Sejak itu Ching Teng pun menunda pernyataan cintanya terus mau jadi lelaki super baik yang layak untuk Jia Yi.
Jia Yi quotes for Ching TengSayangnya karena suatu hal mereka pun bertengkar dan tidak pernah berkomunikasi lagi. Beberapa tahun kemudian mereka bertemu lagi, tapi ya begituuuuu (sengaja nggak bilang biar nggak spoiler.).
Jiayi dan Ching Teng
Ching Teng quotes for Jia YiFilm ini punya sense humor cukup kocak, agak vulgar khas para cowok. Dua hal yang diajarkan di film ini, ngajarin kita untuk merelakan dan move on.

Jia Yi quotes for Ching TengSayangnya karena suatu hal mereka pun bertengkar dan tidak pernah berkomunikasi lagi. Beberapa tahun kemudian mereka bertemu lagi, tapi ya begituuuuu (sengaja nggak bilang biar nggak spoiler.).


Published on May 21, 2015 03:31
[MANGA OF THE YEAR] REVIEW TOKYO GHOUL
Assalammu’alaikum, Guys :DSetelah sekian lama akhirnya saya mau review apa yang saya baca belakangan ini. Saya lagi keranjingan baca Tokyo Ghoul, manga yang lagi naik daun di Jepang, Mangakanya bernama Ishida Sui. 14 volume manganya udah kejual sekitar 12 juta copy dan kemungkinan bakal semakin bertambah karena sekarang sudah ada sekuelnya Tokyo Ghoul:re. Di Indonesia doakan saja manga ini diterbitkan sama Elex Media Komputindo, katanya sedang dalam pertimbangan. Karena belum ada manga versi Indonesianya, saya jadi baca scanlation-nya.Manganya memang nggak sepopuler One Piece dan Naruto, namun pas di tahun 2014 kemarin Tokyo Ghoul menyabet Complete Manga Prize 2014, ngalahin Naruto yang ada di posisi dua wohoooo!. Polling itu dilakukan oleh Japanese Gadget Tsushin, jadi yang pilih orang Jepang sendiri :3.Saya sendiri tahu manga ini pertama dari nonton anime-nya. Sebenarnya manga ini jauh dari tipe manga shounen dan shoujo yang suka saya baca. Tokyo Ghoul itu tipe manga Seinen, yang ceritanya lebih gelap, lebih berat, dan tingkat kesadisannya bikin saya sering nutup mata setiap nonton animenya wkwkwk. Yup, pembaca manga ini ditargetkan untuk 18 tahun ke atas, tapi ini bukan manga bertema dewasa dengan adanya cewek-cewek seksi (ada sih, tapi jarang banget), intinya manga ini punya gore tingkat dewa hoho. Jadi buat kamu yang eneg lihat gambar potongan-potongan tubuh manusia dan tebaran darah yang buanyaaak banget saya sarankan jangan baca atau nonton anime ini (untungnya halaman manga-nya nggak berwarna sih, banjir darah dianimenya juga disensor).Cuma jalan cerita manga ini layak banget buat diikuti buat kamu-kamu yang suka KEJUTAN dan TWIST yang bakal bikin kamu pengen tahu kelanjutannya.
Berikut ini sinopsis Tokyo Ghoul yang saya rangkum:Tokyo Ghoul menceritakan kehidupan pemuda berumur 18 tahun bernama Ken Kaneki yang tadinya seorang manusia biasa, tiba-tiba suatu saat karena sebuah kejadian mengenaskan yang ia alami, ia mendapatkan transplantasi organ tubuh dari seorang monster, dan hal tersebut membuat dia jadi setengah monster setengah manusia :').Monster itu biasa disebut ghoul. Disebut monster karena ghoul cuma bisa makan daging manusia. Lidahnya nggak bisa mengunyah dengan enak makanan-makanan yang biasa disantap manusia. Rupa mereka memang sama dengan manusia, namun kalau sudah kelaparan mata mereka bakal berubah merah. Kaneki Ken lalu bertemu sama Kirishima Touka, seorang gadis yang merupakan ghoul juga. Awalnya si Touka ini benci sama Kaneki karena dia sok-sokan nggak mau mengakui kalau dia sekarang adalah ghoul, tapi pas Kaneki minta tolong akhirnya Touka ngebawa dia ke Yoshimura, ghoul kakek-kakek yang baik hati yang membantunya biar mengerti dunia ghoul sendiri. Karena Kaneki memang nggak bisa menerima dirinya yang sekarang menjadi ghoul, kehidupannya juga sering terancam bahaya. Apalagi ada CCG, polisi khusus yang memburu para Ghoul. Cuma polisi ini suka rese, ghoul yang nggak membunuh manusia juga sering dibunuh. Jadi ada ghoul yang nggak tega bunuh manusia, sehingga mereka memilih makan manusia yang sudah jadi mayat.Tapi bagi manusia ghoul tetap ghoul, yang suka makan daging manusia jadi semuanya harus diberantas. Oh ya, kamu juga bakal disuguhi pertarungan sengit yang nggak kalah seru sama pertarungan yang biasa ada di manga shounen.Oh ya, manga ini punya tingkat drama dan angst yang tinggi, jadi bisa membuat kamu tersentuh sama kehidupan Kaneki Ken ini :’D. Sekarang dia jadi karakter cowok favorit saya.Ini karakter Kaneki Ken yang berambut hitam dan putih. Oh ya warna rambutnya berubah karena suatu hal. Terus para ghoul biasanya menggunakan topeng saat bertarung biar nggak ketahuan wajah aslinya sama para pemburu ghoul.
Kaneki Ken rambut hitam
Kaneki Ken rambut putih
Kaneki Ken pakai topengnyaIni yang namanya Kirishima Touka. Dia juga jadi karakter cewek favorit saya. Sebenarnya karena saya ini adalah cewek, jadi saya lebih banyak suka sama karakter-karakter cowok di manga/anime, tapi menurut saya Touka itu keren. Yang terpenting Touka nggak cengeng (sejauh yang saya baca dia jarang nangis) dan kuat pas bertarung >.<. A true heroine. \^^/
Kirishima Touka
Ini yang namanya Yoshimura.
Jadi, gimana? Kamu mau baca Tokyo Ghoul juga? :3
Berikut ini sinopsis Tokyo Ghoul yang saya rangkum:Tokyo Ghoul menceritakan kehidupan pemuda berumur 18 tahun bernama Ken Kaneki yang tadinya seorang manusia biasa, tiba-tiba suatu saat karena sebuah kejadian mengenaskan yang ia alami, ia mendapatkan transplantasi organ tubuh dari seorang monster, dan hal tersebut membuat dia jadi setengah monster setengah manusia :').Monster itu biasa disebut ghoul. Disebut monster karena ghoul cuma bisa makan daging manusia. Lidahnya nggak bisa mengunyah dengan enak makanan-makanan yang biasa disantap manusia. Rupa mereka memang sama dengan manusia, namun kalau sudah kelaparan mata mereka bakal berubah merah. Kaneki Ken lalu bertemu sama Kirishima Touka, seorang gadis yang merupakan ghoul juga. Awalnya si Touka ini benci sama Kaneki karena dia sok-sokan nggak mau mengakui kalau dia sekarang adalah ghoul, tapi pas Kaneki minta tolong akhirnya Touka ngebawa dia ke Yoshimura, ghoul kakek-kakek yang baik hati yang membantunya biar mengerti dunia ghoul sendiri. Karena Kaneki memang nggak bisa menerima dirinya yang sekarang menjadi ghoul, kehidupannya juga sering terancam bahaya. Apalagi ada CCG, polisi khusus yang memburu para Ghoul. Cuma polisi ini suka rese, ghoul yang nggak membunuh manusia juga sering dibunuh. Jadi ada ghoul yang nggak tega bunuh manusia, sehingga mereka memilih makan manusia yang sudah jadi mayat.Tapi bagi manusia ghoul tetap ghoul, yang suka makan daging manusia jadi semuanya harus diberantas. Oh ya, kamu juga bakal disuguhi pertarungan sengit yang nggak kalah seru sama pertarungan yang biasa ada di manga shounen.Oh ya, manga ini punya tingkat drama dan angst yang tinggi, jadi bisa membuat kamu tersentuh sama kehidupan Kaneki Ken ini :’D. Sekarang dia jadi karakter cowok favorit saya.Ini karakter Kaneki Ken yang berambut hitam dan putih. Oh ya warna rambutnya berubah karena suatu hal. Terus para ghoul biasanya menggunakan topeng saat bertarung biar nggak ketahuan wajah aslinya sama para pemburu ghoul.




Ini yang namanya Yoshimura.

Jadi, gimana? Kamu mau baca Tokyo Ghoul juga? :3
Published on May 21, 2015 03:07
May 20, 2015
Jatuh Bangun Cinta Yumisa (Based On True Story): Bab 5 Kesempatan
Aku memang tidak akrab denganmu, Jay. Apalagi di kelas aku lebih sering duduk di depan dan kamu di belakang. Jadi Friendster benar-benar aku jadikan sentral informasi tentangmu yang bisa aku dapatkan. Selain akunmu, tentu saja akun cewekmu juga sering aku lihat. Aku membaca Shotoutmilik Salma yang berbeda dari yang biasanya. Sepertinya dia marah! Aku lantas membuka akunmu. Aku memang jahat, aku malah bersorak-sorai ketika Salma memberikan komentar pedas di akunmu itu. Dari komentar itu aku bisa menebak sepertinya kamu lebih memilih bersama teman-temanmu di malam minggu; kemping di suatu tempat, daripada berkencan dengannya. Aku heran dengan sikap Salma. Seharusnya ia bisa mengerti dirimu yang senang berkumpul dengan teman-temanmu. Wajar saja kan seumur kamu masih senang bermain bersama teman-temanmu? Haa, memang tidak salah aku membuka Friendster di pagi hari ini. Sepertinya semuanya akan berjalan dengan baik, terlebih Caca nanti akan menraktir aku, Noelan, Ranu, dan Lucas makan di Pizza Hut...
Senin, 16 Maret 2009
Dear Allah and Diary
….Hari ini pagi-pagi buka FS. Terus buka FS Salma. Dan … eng … ing … eng, akhirnya dia putus juga sama Atmajaya!
Yokatta
! Akhirnya! Setelah menunggu sekian lama!Sudah seminggu nggak lihat kamu, Jay. Don’t be sad, okay? Andai aja kamu tahu kalau ada aku yang cinta sama kamu. Suatu saat kamu bisa tahu perasaan ini nggak ya?Yumisa Diana Seminggu sudah kamu tidak masuk kelas, Jay. Ada apa gerangan? Apa kamu mempersiapkan diri untuk SNMPTN seperti teman-teman di sini? Tapi rindu ini terus bergejolak di hatiku. Sayangnya sulit aku tandaskan karena seringnya aku pendam. Kalau saja kamu ada di sini, melihatmu saja aku sudah senang. Pagi itu di kelas aku tidak lupa memeriksa Friendsterku, membalas satu per satu komentar dari teman yang kukenal dari dunia maya. Tak lupa akunmu dan Salma aku periksa. Tidak ada yang spesial di akunmu, namun saat membuka akun Salma, aku membaca shotout-nya yang intinya berisi hubungannya denganmu berakhir. Alhamdulillah. Kupanjatkan rasa syukurku pada Allah berkali-kali. Aku harap kamu cepat masuk, Jay. Aku mulai khawatir, jangan-jangan kamu tidak masuk karena patah hati?..Bandung, Selasa, 17 Maret 2009. Subhanallah akhirnya Atmajaya masuk kelas juga! Lama nggak jumpa ^0^. Astaghfirullah! Dia duduk di sebelah aku, Diary. Deg-degan! Aaa…. Caca sama Noelan telat datang sih, jadinya tempat duduknya di tempatin deh. Tapi nggak apa-apa, hari ini memang hari keberuntunganku. Ya, Allah, nggak nyangka bisa dekat sama kamu kayak gini, Jay! Meski aku kebanyakan nunduk karena malu luar biasa!Aku masih tidak percaya dengan apa yang terjadi saat ini. Aku sempat khawatir Noelan dan Caca belum datang juga, padahal hari ini ada kuis Bahasa Inggris. Untung saja kedua pipiku tidak merefleksikan rasa maluku. Kamu sekarang sedang duduk di sebelahku!“Hai, Mi,” sapamu.Aku mengangguk pelan. “Ke mana aja, Jay” “Di rumah, aku sakit mata. Masih jelas nggak warna merahnya?” Ragu-ragu aku memandangi matamu. Cepat-cepat aku berpaling ke buku di atas meja. Awas, zina mata!, seperti ada malaikat yang meneriakku seperti itu.“Nggak kelihatan kok. Parah banget ya?” “Iya, udah kayak sharingan-nya Uchiha Sasuke.” Aku tertawa mendegarnya. Memang jika mengobrol denganmu pasti nantinya disambung-sambungkan ke Naruto. Komik itu memang menjadi komik favorit kita berdua. Aku tahu rupanya Salma hanya menyukai komik yang dikhususkan untuk cewek, sedangkan yang khusus cowok saja—jika ceritanya memang seru—akan aku baca. Otakku berputar. Kamu memang benar sakit mata, kan, Jay? Matamu merah bukan karena menangis sepuasnya, kan? Kamu adalah tipe lelaki sederhana; pendiam tidak, dan bawel pun tidak. Aku rasa kamu adalah orang yang tegar.“Kayaknya aku ketinggalan jauh ya. Boleh nggak pinjam catatan kamu, Mi?”“Eh?” Aku tersentak, tidak menyangka kamu berkata demikian. Tapi aku langsung tahu diri. Catatanku memang lumayan lengkap, hanya saja cuma aku yang mengerti tulisanku sendiri! “Boleh aja, sih, tapi—” aku malah cengengesan. “Tulisanku berantakan banget.” Lagi-lagi kelemahanku menghilangkan kesempatan emas ini!Lalu kamu tertawa dan tidak memaksa, sepertinya kamu memang tidak bisa membaca tulisan tangaku. Apa boleh buat, tulisanku memang berantakan.“Kalau mau pinjam ke Susan aja, dia rajin nyatat, tulisannya rapi lagi,” saranku.“Sip,” ujarmu. Waktu dua jam duduk di sebelahmu, bagai setahun rasanya. Sepertinya aku tidak akan pernah melupakan kejadian hari ini…... Hari itu libur, aku seharian berada di kosan. Namun aku tidak santai-santai karena besok akan ada tes basic networking. Aku ingat jika kamu pasti belum mengetahui hal ini karena pengumumannya diberikan tutor saat kamu tidak masuk di minggu kemarin. Aku pun mengirimkanmu sms. Memberitahumu bahwa besok akan ada tes. Dan kamu membalasnya satu jam kemudian pada pukul sebelas pagi. Maaf baru balas, Mi. Aku baru bangun nih. Solat subuhnya kelewat L. Thanks ya buat infonya. Besok aku masuk kelas kok. Dahiku mengerut. Untuk apa kamu memberitahuku jika kamu hari ini melewatkan solat Subuh? Lalu apa gunanya aku menasihatimu lagi jika kamu sudah paham meninggalkan solat memang dosa dan kamu menyadarinya? Aku pun mengerti sebenarnya dari perilakumu, kamu jauh sekali dengan kriteriaku. Aku semakin kecewa; harus mengakui pada diri sendiri jika aku hanya menyukaimu karena ketampananmu saja. Aku pun membalas smsmu: Besok-besok pasang alarm atuh, biar solatnya nggak ketinggalan ^^. Eia, Jay, aku turut prihatin kamu putus sama Salma. Aku tidak percaya jika aku mengetik kata-kata itu, malah aku langsung mengirimnya tanpa berpikir dua kali. Balasanmu pun datang: Iya, nih. Hati aku sampai kering kayak pasirnya Sabaku no Gaara L. Aku kesal sih, diputusin, tapi aku udah janji sama Salma mau ngebeliin dia komik Naruto volume 43. Lagi-lagi kamu menceritakan hal yang tidak aku tanyakan. Wajahku bersemu. Aku paham jika kamu ingin lebih terbuka padaku. Aku senang dengan sikapmu itu. Kesempatanku untuk mengenalmu jadi terbuka lebar. Aku tidak sabar untuk menceritakan hal ini pada Caca dan Noelan... “Kalau si Atmajaya nembak kamu, kamu terima nggak?” Pertanyaan Caca itu nyaris membuatku tersedak. Hari itu aku, Caca, dan Noelan makan di kantin untuk menunggu jam kelas kedua di mulai. “Nggak, Ca,” jawabku yakin. “Yaahh, kasian Atmajayanya.” “Aku bakal buat dia mengerti tentang prinsipku ini. Kalau dia nggak mau memaklumi, mungkin dia bukan jodohku,” nada kecewa membuncah dari mulutku. Tidak. Aku tidak akan pernah mengkhianati janjiku pada Allah. “Kok gitu, Mi? Jadi, kamu mau ngajak dia nikah saat ini juga?” “Nggak mungkinlah, aku kan belum siap. Dia juga pasti nggak siap,” jawabku. “Kamu hebat ya, Mi. Kalau aku jadi kamu, aku nggak akan bisa nolak cowok yang aku suka,” tukas Caca. Aku tersenyum kecil. Pujian itu sama sekali tidak kubutuhkan. Bukankah Islam tidak mengenal kata pacaran? Memang di dunia ini banyak orang yang sudah berpacaran berkali-kali sebelum menikah. Tapi aku sudah melihat dengan mataku sendiri jika pacaran banyak mendatangkan kemudharatan. Waktu SMA ada yang mendebatiku karena memiliki pacar menurutnya bagus, apalagi bisa menambah semangat saat di sekolah. Aku pun membalasnya jika pacaran memang tidak diperbolehkan, kuberikan ayat Al Qur’an yang menjadi sumber utama hukum itu. Dia malah malah makin sebal dan tidak mendengarkan pendapatku. Mungkin caraku menasihati terlampau gegabah dan tidak melihat posisinya. Menjadikannya tidak bisa menerima pendapatku.Namun akhirnya aku merasa bersyukur dengan keputusanku yang tidak akan pacaran setelah menikah ini, setelah aku melihat dengan mataku sendiri betapa pacaran telah merenggut kebahagiaan salah satu sahabatku yang berharga.
Published on May 20, 2015 16:12