The Original Dream Quotes

Rate this book
Clear rating
The Original Dream The Original Dream by Nukila Amal
774 ratings, 3.27 average rating, 156 reviews
Open Preview
The Original Dream Quotes Showing 1-12 of 12
“Ada ruang kosong di sela-sela sebuah kata. Ada banyak omong kosong di sela-sela bicara--tapi perlu. Adalah percakapan dengan teman yang selalu bisa menjaga kewarasan, menyelamatkanku dari jemu sempurna. Di tengah carut-marut fungsi mekanistik otomatik hampir robotik sebuah industri yang menyelubungi diri dengan judul keramah-tamahan manusia, ada teman-teman--manusia yang hidup dan dekat.”
Nukila Amal, Cala Ibi
“Ini cuma sebuah laku bacalah, bukan bacakanlah. Bacalah adalah serupa bisikan, serupa gerimis hujan, desir angin, desir lokan, atau gemerisik dedaunan. Bacakanlah bagai teriakan, berpengeras suara bergema kemana-mana. Sebab bisikan lebih menggoda lebih menjamah lebih menggugah daripada teriakan. Sebab bisikan selalu jatuh lembut di telinga, tak seperti teriak yang menghantam pekak.

Hanya membaca. Sebuah laku pribadi, hening sendiri, hanya dalam hati, sunyi tanpa bunyi. Ketika hanya ada satu benak yang menari dengan benak lain (malaikat jatuh, malaikat patuh, betapa tipisnya, keduanya hanya membuat manusia teramat manusia). Aku tak peduli, benak mana yang akan berbisik. Aku tak peduli, ada atau tiada makna, terserah saja.”
Nukila Amal, Cala Ibi
“Seperti manusia, kelak berakhir sendiri dalam maut yang sangat pribadi. Kesendirian tak pernah menakutkanmu, kau lebih takut pada ketiadaan kata berpisah.”
Nukila Amal, Cala Ibi
“Lalu bapakmu akan berkata, bintang tak pernah secantik tampakannya, tak sedekat yang kita duga. Ia cuma penghias panas malam para pemimpi.
Tapi aku mau terbang. Aku mau menyentuh bintang. Jika ujung jariku melepuh, akan kubelah lima. Dan pulang dengan sepasang tangan berjari lima puluh.”
Nukila Amal, Cala Ibi
“Kadang kau mesti melihat kembali jalan-jalan yang telah terlewati, jalan-jalan dari mana, untuk tahu kau sedang ada di mana, dan akan ke mana.”
Nukila Amal, The Original Dream
“Dalam mimpi, apa-apa dan siapa-siapa, semua, adalah bukan apa adanya, tapi sebuah ujaran, penyampaian, pengingatan, peringatan, rekaman, perjalanan kehidupan, kenyataan.”
Nukila Amal, The Original Dream
tags: mimpi
“But you aren’t dead yet, because you still feel. You are grieving over the sadness. Is this what they call suffering?”
Nukila Amal, The Original Dream
“Jika saja nama tak merujuk pada makna, dan bukan budaknya. Jika saja nama adalah semata nama dan tak perlu mengemban kehendak apa-apa dibaliknya. Jika saja nama adalah cuma sekumpulan bunyi-bunyian kebetulan yang tak hendak menandakan apa-apa.”
Nukila Amal, The Original Dream
“Jika kau lupa apa jenis kelaminmu, berjalan-jalanlah keliling kota, atau naiklah bis kota, dan jika tubuhmu seperti bukan milikmu, tapi sebuah properti publik, berarti kau perempuan.”
Nukila Amal, The Original Dream
“You fall out of the saddle, off the dragon’s back. Free-falling headlong, the wind slicing hard at your body. You look down in disbelief at the city, which yawns and greets you as you speed toward it. You scream, seeing the scattered points of light, the slender buildings towering like spindles and nails, with lightning-rod needles at their peaks. You are going to die impaled on one of those sharp points or be thrown down onto the asphalt, your body smashed to bits like glass—a truly horrible fate, worse than being run over in the street. A long howl issues from your throat, echoing in the night calm. The”
Nukila Amal, The Original Dream
“In dreams, everything and everyone, all of it, is not what it seems, but a statement, message, recollection, warning, recording, a life journey, reality. It’s a beautiful world, unreal, beyond all.”
Nukila Amal, The Original Dream
“she would say things out of the blue. She would be sitting with us, looking into someone’s face, her gaze weird and penetrating, as though she were reading, then she would speak of the unknown, things that shouldn’t be known. Things that had happened, that were happening, and that might happen. “Your”
Nukila Amal, The Original Dream