Mencari Jalan Pulang Quotes

Rate this book
Clear rating
Mencari Jalan Pulang Mencari Jalan Pulang by Nailal Fahmi
1 rating, 4.00 average rating, 0 reviews
Mencari Jalan Pulang Quotes Showing 1-6 of 6
“Malam ini, ia ingin sekali tengadah ke langit gelap penuh bintang di dalam hutan itu. Ia ingin malam ini bulan hanya berbentuk sabit dan tak banyak lolongan hewan agar ia bisa menatap langit sendiri saja sambil menangis dan tak ada satupun orang yang menelponnya.

Ia tidak ingin menulis kesedihannya di twitter, mencaci mengamuk menggangu follower-nya di dunia maya. Ia hanya ingin menangis lirih saja sambil tengadah ke langit gelap penuh bintang dalam keheningan hutan malam ini.”
Nailal Fahmi, Mencari Jalan Pulang
“Si anak serta merta melempar bongkahan tanah yang digengamnya, kematian menyalak galak diantara sepi, angin dan senja yang bersorak. Ia bangkit kemudian balas memukul meninggalkan luka di pelipis mata si anak. Tendangan telak juga mendarat tepat di perut buncit kematian dan membuatnya terpental berkilo-kilo meter.
Terus dan terus. Entah berapa banyak mereka mendaratkan pukulan dan tendangan masing-masing. Entah berapa lama mereka melakukannya. Berjibakujibakuberjibaku. Meninggalkan memar-memar ungu. Sampai tanpa sadar mereka sadar bahwa kematian adalah si anak dan si anak adalah kematian itu sendiri.

Keduanya mati.”
Nailal Fahmi, Mencari Jalan Pulang
“aku kembali lagi ke dalam elok puisi
mencari pelepasan atau sekedar rindu

maukah ikut bersamaku menjadi burung
terbang bebas pada lanskap senja
maukah ikut bersamaku menjadi kabut
pada segenggam gelap subuh
maukah ikut bersamaku menjadi embun
di daun
atau
ingin tetap berpilu perih dengan cinta
yang kau sembunyikan sendiri

Akhirnya, aku kembali lagi ke dalam lorong sunyi puisi
mencari pelepasan atau sekedar rindu
maukah ikut
bersamaku”
Nailal Fahmi, Mencari Jalan Pulang
tags: poem, puisi
“1.
kembali pada onggokan kota tua, perempuan
pada sebuah pertemuan
apa itu definisi? tanya mereka
lalu kemana perginya pertemuan? kata cinta

kapal-kapal finisi membawa berita dari negeri seberang
tentang sisifus yang belum juga kelelahan
bukan naik ke atap gunung yang ia tuju, tetapi
ketabahan menjalani kesia-siaan.”
Nailal Fahmi, Mencari Jalan Pulang
“begitu sentimentil
menemukan sebuah situs
jutaan tahun
mengingatkan pada kepurbaan
pada zaman dimana tuhan masih mengutus nabinabi
kepada percakapan musafiraun
di tepi pantai yang paling diam
pada sebuah malam
yang mengenangnya membuatmu luruh

ketika
kau ingat
kita pernah begitu dekat”
Nailal Fahmi, Mencari Jalan Pulang
“menulis indah temaram senja
di ujung garis pantai ketika burungburung pulang
dengan perut kenyang
menulis lindap subuh yang jauh
dengan selintas garis putih fajar
ketika kelelawar malam berhambur untuk tidur
atau
kau ingin aku menulis
keabadian pada sebutir pasir
dan surga pada sekuntum bunga liar

semua telah kutulis
untukmu”
Nailal Fahmi, Mencari Jalan Pulang