Beauty Is a Wound Quotes

Rate this book
Clear rating
Beauty Is a Wound Beauty Is a Wound by Eka Kurniawan
18,057 ratings, 4.05 average rating, 3,327 reviews
Open Preview
Beauty Is a Wound Quotes Showing 1-22 of 22
“Communism was born from a beautiful dream, the likes of which there will never be again on the face of this earth: that there would no longer be lazy men who eat their fill while others work hard and starve.”
Eka Kurniawan, Beauty Is a Wound
“Semua perempuan itu pelacur, sebab seorang istri baik-baik pun menjual kemaluannya demi mas kawin dan uang belanja, atau cinta jika itu ada.”
Eka Kurniawan, Beauty Is a Wound
“If I might share my opinion, this world is hell, and our task is to create our own heaven.”
Eka Kurniawan, Beauty Is a Wound
“You don't need to belong to one another in order to love one another.”
Eka Kurniawan, Beauty Is a Wound
“Kecemasan datang dari ketidaktahuan.”
Eka Kurniawan, Beauty Is a Wound
“It's not man's job to think about whether God exists or not, especially when you know that right in front of your eyes one person is stepping on another's neck.”
Eka Kurniawan, Beauty Is a Wound
“Ini pohon ketapang menyedihkan itu, tempat kita berjanji akan bertemu kembali, kupersembahkan untuk kayu bakar pesta perkawinanmu.”
Eka Kurniawan, Beauty Is a Wound
“Apakah aku perlu memberi rekomendasi ke rumah sakit jiwa?
Tak perlu, ia sebenarnya waras bukan main, yang gila adalah dunia yang dihadapinya.”
Eka Kurniawan, Beauty Is a Wound
“Why,” Comrade Yono couldn’t stop himself from asking, “do you care so much about those newspapers?” “Because the Russian Revolution would never have succeeded if the Bolsheviks hadn’t had their newspaper.”
Eka Kurniawan, Beauty is a Wound
“Penyelamatan tahanan terus berlangsung: tim palang merah internasional kemudian datang dan semua tahanan segera akan diterbangkan ke Eropa. Negiri ini bagaimanapun tak cukup aman bagi orang-orang sipil, apalagi setelah selama tiga tahun di dalam tahanan. Orang-orang pribumi telah memerdekakan diri, dan milisi-milisi bersenjata berdiri di mana-mana.....Perang belum berakhir, bahkan baru dimulai, dan dinamakan oleh orang pribumi sebagai perang revolusi.”
Eka Kurniawan, Beauty Is a Wound
“Lelaki yang tengah menyetubuhi si gadis segera mencabut kemaluannya, meninggalkan bunyi "splosh" yang menjijikan, dan berlari dengan wajah sepucat roti busuk, diikuti ketiga temannya.”
Eka Kurniawan, Beauty Is a Wound
“Kau bisa mencintaiku," kata Dewi Ayu lagi. "Tapi kau jangan berharap terlalu banyak dariku, sebab itu tak ada hubungannya dengan cinta.”
Eka Kurniawan, Beauty Is a Wound
“Cinta telah memberiku bukti bahwa cinta merupakan kekuatan yang jauh lebih besar dari apapun.”
Eka Kurniawan, Beauty Is a Wound
“Revolusi tak terjadi di tempat tidur.”
Eka Kurniawan, Beauty Is a Wound
“Cinta itu seperti iblis, lebih sering menakutkan daripada membahagiakan.”
Eka Kurniawan, Beauty Is a Wound
“Aku menyukai laki-laki," kata Alamanda suatu ketika, "tapi aku lebih suka melihat mereka menangis karena cinta.”
Eka Kurniawan, Beauty Is a Wound
“Jika aku boleh berpendapat, dunia inilah neraka, dan menjadi tugas kita menciptakan surga.”
Eka Kurniawan, Beauty Is a Wound
“Ketidakadilan harus dilawan dengan cara apapun.”
Eka Kurniawan, Beauty Is a Wound
“Tuhan telah mencurinya.”
Eka Kurniawan, Beauty Is a Wound
“Tak ada kutukan yang lebih mengerikan daripada mengeluarkan bayi-bayi perempuan cantik di dunia laki-laki yang mesum seperti anjing di musim kawin.”
Eka Kurniawan, Beauty Is a Wound
“... kini aku kehilangan semuanya. Namun bukan berarti aku kehilangan cinta.”
Eka Kurniawan, Beauty Is a Wound
“Semua perempuan itu pelacur, sebab seorang istri baik-baik pun menjual kemaluannya demi mas kawin dan uang belanja, atau cinta jika itu ada,”
Eka Kurniawan, Beauty Is a Wound