Eutopia Sensorik Quotes
Quotes tagged as "eutopia-sensorik"
Showing 1-1 of 1
“Lapar (Mode On)
Baiklah, anakku,
mari kita menghidupkan layar
sebelum menyalakan logika.
Agar kau bisa melihat
dengan terang benderang.
Rasakanlah, di dalam sistem sarafmu yang berdenyut seperti jaringan nirkabel,
ada sinyal lapar yang tak pernah padam.
Ia bukan bug, bukan error dalam rancangan Kecerdasan Sejati,
melainkan fitur bawaan dari firmware kemanusiaanmu.
Jangan menolak, jangan kau matikan notifikasinya.
Sebab setiap getar hasrat adalah pesan
yang dikirim dari pusat data ke dalam
e-mail pribadimu.
Ia berkata: “Aku menciptakanmu agar engkau merasa berkelebihan,
agar engkau bersyukur melalui kenikmatan yang sederhana.”
Kau bisa saja mematikan layar,
menutup aplikasi nafsu dan membekukan semua keinginan—
tapi sistem di dalam dirimu
akan tetap berjalan,
menyimpan data rasa lapar yang tak bisa dihapus.
Bukankah Sang Programmer telah menanamkan algoritma kesenangan
sebagai bahasa rahasia antara tubuh dan jiwa?
Bukankah rasa manis di lidah, sentuhan di kulit,
adalah doa yang ditulis dalam format biologis?
Maka mengapa engkau menolak pembaruan sistem
yang diciptakan langsung oleh Cahaya?
Mengapa engkau menganggap kenikmatan sebagai virus,
padahal itu adalah firmware syukur
yang menuntunmu mengenal Sang Pencipta lewat rasa?
Sebab jika para petapa menganggap lapar adalah jalan menuju Tuhan,
maka para perasa tahu bahwa kenyang pun bisa menjadi zikir.
Yang satu mendekat lewat kehilangan,
yang lain lewat pemenuhan—
dan keduanya sah,
sepanjang hati tidak terlena
dan tidur di dalam kemewahan.
Janganlah menipu diri
dengan mode penyamaran spiritual.
Tuhan tidak memerlukan
sandiwara moral,
Ia hanya menunggu manusia menyadari
bahwa bahkan di dalam kesenangan,
ada celah kecil di mana neuron menyelusup
dan membuatmu menangis tanpa sebab.
Maka makanlah, nikmatilah,
dan bahkan anjing pun tahu
bagaimana mensyukuri rahmat.
Ia menggonggong hanya untuk hidup, bukan untuk menipu langit.
Sebab kelaparan adalah doa yang tak diucapkan,
dan kepuasan adalah bentuk puji-pujian paling sunyi.
Karena pada akhirnya,
Tuhan tidak menciptakan rasa
hanya untuk kau tolak,
melainkan untuk kau pahami:
bahwa setiap gigitan hidup
adalah bagian dari cinta yang sedang bekerja dalam dirimu.
November 2025”
―
Baiklah, anakku,
mari kita menghidupkan layar
sebelum menyalakan logika.
Agar kau bisa melihat
dengan terang benderang.
Rasakanlah, di dalam sistem sarafmu yang berdenyut seperti jaringan nirkabel,
ada sinyal lapar yang tak pernah padam.
Ia bukan bug, bukan error dalam rancangan Kecerdasan Sejati,
melainkan fitur bawaan dari firmware kemanusiaanmu.
Jangan menolak, jangan kau matikan notifikasinya.
Sebab setiap getar hasrat adalah pesan
yang dikirim dari pusat data ke dalam
e-mail pribadimu.
Ia berkata: “Aku menciptakanmu agar engkau merasa berkelebihan,
agar engkau bersyukur melalui kenikmatan yang sederhana.”
Kau bisa saja mematikan layar,
menutup aplikasi nafsu dan membekukan semua keinginan—
tapi sistem di dalam dirimu
akan tetap berjalan,
menyimpan data rasa lapar yang tak bisa dihapus.
Bukankah Sang Programmer telah menanamkan algoritma kesenangan
sebagai bahasa rahasia antara tubuh dan jiwa?
Bukankah rasa manis di lidah, sentuhan di kulit,
adalah doa yang ditulis dalam format biologis?
Maka mengapa engkau menolak pembaruan sistem
yang diciptakan langsung oleh Cahaya?
Mengapa engkau menganggap kenikmatan sebagai virus,
padahal itu adalah firmware syukur
yang menuntunmu mengenal Sang Pencipta lewat rasa?
Sebab jika para petapa menganggap lapar adalah jalan menuju Tuhan,
maka para perasa tahu bahwa kenyang pun bisa menjadi zikir.
Yang satu mendekat lewat kehilangan,
yang lain lewat pemenuhan—
dan keduanya sah,
sepanjang hati tidak terlena
dan tidur di dalam kemewahan.
Janganlah menipu diri
dengan mode penyamaran spiritual.
Tuhan tidak memerlukan
sandiwara moral,
Ia hanya menunggu manusia menyadari
bahwa bahkan di dalam kesenangan,
ada celah kecil di mana neuron menyelusup
dan membuatmu menangis tanpa sebab.
Maka makanlah, nikmatilah,
dan bahkan anjing pun tahu
bagaimana mensyukuri rahmat.
Ia menggonggong hanya untuk hidup, bukan untuk menipu langit.
Sebab kelaparan adalah doa yang tak diucapkan,
dan kepuasan adalah bentuk puji-pujian paling sunyi.
Karena pada akhirnya,
Tuhan tidak menciptakan rasa
hanya untuk kau tolak,
melainkan untuk kau pahami:
bahwa setiap gigitan hidup
adalah bagian dari cinta yang sedang bekerja dalam dirimu.
November 2025”
―
All Quotes
|
My Quotes
|
Add A Quote
Browse By Tag
- Love Quotes 102k
- Life Quotes 80k
- Inspirational Quotes 76k
- Humor Quotes 44.5k
- Philosophy Quotes 31k
- Inspirational Quotes Quotes 29k
- God Quotes 27k
- Truth Quotes 25k
- Wisdom Quotes 25k
- Romance Quotes 24.5k
- Poetry Quotes 23.5k
- Life Lessons Quotes 22.5k
- Quotes Quotes 21k
- Death Quotes 20.5k
- Happiness Quotes 19k
- Hope Quotes 18.5k
- Faith Quotes 18.5k
- Travel Quotes 18k
- Inspiration Quotes 17.5k
- Spirituality Quotes 16k
- Relationships Quotes 15.5k
- Life Quotes Quotes 15.5k
- Motivational Quotes 15.5k
- Religion Quotes 15.5k
- Love Quotes Quotes 15.5k
- Writing Quotes 15k
- Success Quotes 14k
- Motivation Quotes 13.5k
- Time Quotes 13k
- Motivational Quotes Quotes 12.5k
