Alkisah, di suatu waktu, di sebuah pondok pesantren, di pelosok Sukabumi, Jawa Barat, Kyai Marwan Syarifin tampak sedang terlibat dialog serius dengan seorang mantan santrinya. Sangidi Riawan, sang mantan santri itu sengaja datang dari Jakarta menemui gurunya. Ia dilanda kegelisahan mendalam tentang situasi umat Islam akhir-akhir ini, terkait dengan isu Miss World. Di kampusnya, mahasiswa terbelah dua: yang pro dan kontra terhadap penyelenggaraan kontes Miss World. Bahkan, di kalangan aktivis mahasiswa Islam, ada juga yang secara terbuka mendukung kontes Miss World.
Published on September 15, 2013 21:14