Bernard Batubara's Blog, page 10

June 27, 2016

Two Years Eight Months and Twenty-Eight Nights, Salman Rushdie



Persis setahun yang lalu, saya membaca The Satanic Verses. Sebelumnya, saya membeli beberapa buku Salman Rushdie sekaligus. Hanya dua, sebenarnya. The Satanic Verses dan Midnight Children. Saya memilih untuk terlebih dahulu membaca yang pertama. Agaknya pilihan saya keliru. Buat saya, The Satanic Verses sangat melelahkan. Ketika saya curhat ke seorang teman pembaca, dia bilang The Satanic Verses memang tidak begitu bagus, novel itu hanya ramai karena kontroversinya, dan menurutnya Midnight Ch...
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on June 27, 2016 11:34

June 25, 2016

The White Tiger, Aravind Adiga



Buku dari penulis asal India yang kali pertama saya baca adalah kumpulan cerita Jhumpa Lahiri, Interpreter of Maladies. Saya menyukai buku itu.Tetapi, seperti yang sudah-sudah, bukan berarti setelahnya saya langsung membaca buku dari penulis India lagi. Biasanya, buku berikut yang saya baca terambil secara acak dari rak. Namun, kali ini ada sedikit kebetulan. Saya tetap mengambil buku dari rak perpustakaan pribadi secara acak, tetapi yang tercomot ternyata buku dari penulis India: The White T...
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on June 25, 2016 09:34

June 4, 2016

Rio Johan: Aku Ingin Melihat Sejauh Mana Aku Bisa Terus Menulis


Seorang pecandu gim konsol yang menemukan jalan kepenulisannya
lewat sejarah dari dunia-dunia jauh.





Tatkala tulisan ini dibuat, ia berusia 26 tahun. Demi umurnya itu dan hobi menulisnya, ia disebut sebagai penulis muda. Tetapi, kiranya bukan label umum semacam itu yang tepat disematkan pada laki-laki ini-penulis muda-melainkan sesuatu yang lebih spesifik. Lantas, apa? Mari kita lihat: ia menonton film-film cult yang tak banyak diketahui orang, menghabiskan waktunya bermain gim konsol yang...
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on June 04, 2016 19:52

May 30, 2016

Piramid, Ismaïl Kadaré

[image error]

Kali terakhir saya membaca buku dengan latar Mesir adalah novela Naguib Mahfouz, The Thief and the Dogs. Ceritanya tentang seorang mantan narapidana yang ingin memperbaiki hidup setelah bebas dari penjara, tetapi menemukan dirinya dikhianati oleh semua orang yang ia cintai. Kendatipun bergenre thriller, novela itu sangat puitis. Tidak seperti novel-novel dengan elemen suspense yang umumnya dituturkan dengan kalimat pendek-pendek demi membangun aura tegang, Naguib Mahfouz malah terlihat sepert...
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on May 30, 2016 20:17

May 21, 2016

Persoalan Sementara (Jhumpa Lahiri)

Diterjemahkan dari buku Interpreter of Maladies  (Mariner, 1999)
-
Surat pemberitahuan bilang ini cuma persoalan sementara: selama lima hari ke depan akan ada pemadaman listrik di tempat mereka, mulai pukul delapan malam dan berlangsung selama satu jam. Satu jalur listrik rusak akibat badai salju terakhir, dan demi memperbaikinya teknisi menggunakan saat-saat malam hari yang cuacanya relatif lebih aman. Pekerjaan perbaikan itu hanya akan berdampak pada rumah-rumah di jalanan yang suny...
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on May 21, 2016 20:46

Interpreter of Maladies, Jhumpa Lahiri




Sebetulnya saya nggak pernah memikirkan hal ini, tetapi gara-gara membaca tulisan wawancara yang dilakukan seorang penulis terhadap seorang penulis lain (saya mengenal dan menyukai karya kedua penulis tersebut) saya jadi turut memikirkan salah satu bahasan dalam wawancara itu, yakni soal berapa banyak buku penulis perempuan yang dibaca oleh si narasumber. Saya bertanya sendiri, berapa banyak ya buku penulis perempuan yang saya baca? Nggak butuh waktu lama buat mengingat, saya langsung tahu ba...
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on May 21, 2016 20:33

May 12, 2016

Eka Kurniawan: Aku Menunggu Buku yang Menggangguku

Saya mewawancarai Eka Kurniawan tentang beberapa hal, termasuk novelnya yang terbaru, O. Hasil wawancara selama kurang lebih dua jam itu kali pertama tayang di Pindai.org


Ilustrasi: Damar N. SosodoroTulisan disunting oleh: Fahri Salam

"SETIDAKNYA ada tiga hal,” kata laki-laki itu dengan nada santai tatkala seseorang bertanya kepadanya perihal alasan apa yang selama ini membuatnya menulis, “Pertama, untuk mencatat. Kedua, untuk membagi catatan itu kepada orang lain. Ketiga, mungkin y...
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on May 12, 2016 05:45

Wawancara Saya dengan Eka Kurniawan

Saya mewawancarai Eka Kurniawan tentang beberapa hal, termasuk novelnya yang terbaru, O. Hasil wawancara selama kurang lebih dua jam itu dapat dibaca di sini .


 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on May 12, 2016 05:45

May 1, 2016

Menertawai Impian Manusia Ala John Steinbeck




Cerita-cerita yang ditulis dengan tujuan membuat orang lain menangis, biasanya dibuka justru oleh kisah lucu. Tragicomedy, adalah istilah yang mengacu pada genre kesusastraan yang membaurkan aspek-aspek komikal dan tragis; cerita memuat situasi-situasi yang ringan dan mengangkat mood, kemudian berakhir dengan sesuatu yang menghancurkan hati.
Persahabatan sederhana tapi rumit antara George Milton dengan Lennie Small di novela Of Mice and Men tampil di beberapa halaman pertama sebagai pemanti...<![endif]--><!--[if gte mso 9]>
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on May 01, 2016 07:31

April 26, 2016

Apalah yang Kita Tahu Soal Cinta?





“What do any of us really know about love?”  
Saya selalu tertarik untuk mengetahui apa yang dikatakan para penulis tentang satu kata misterius ini: “cinta”. Orhan Pamuk, dalam The Museum of Innocence, memperlihatkan cinta sebagai sesuatu yang bisa terlarang namun kekal, atau setidaknya berusia panjang, serta memantik sejenis kegilaan bagi manusia yang mengalaminya. Mario Vargas Llosa, dalam In Praise of the Stepmother, menunjukkan cinta yang penuh hasrat. Sedangkan Haruki Murakami, mengg...
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on April 26, 2016 05:10