Lalu Abdul Fatah's Blog, page 3
July 20, 2020
Setahun Sudah Tidak Menulis di Sini. Ada Apa?
Setahun sudah saya meninggalkan blog ini. Tidak menulis apa pun. Tulisan terakhir saya bertanggal 15 Juli 2019.
Wow!
Saya tidak sedang menulis pembenaran saat ini. Pembenaran tentang mengapa saya tidak memperbarui apa pun di blog ini.
Saya tetap menulis, kok. Namun, medianya berbeda. Saya menulis di media sosial lain, seperti: Facebook dan Instagram. Lebih khusus lagi, menulis konten untuk bisnis brownies yang istri dan saya jalankan, yakni Brownies Brownyezz. Istri menangani produksi, saya mena...
July 14, 2019
Cerita yang Meneror dalam Kapotjes dan Batu yang Terapung
Saya menulis ini bukan dalam kapasitas sebagai kritikus sastra. Saya hanyalah penikmat cerita pendek sejak SMP dan makin tergila-gila saat mengenal majalah sastra Horison di SMA. Saya juga kebetulan baru saja merilis Rindu Lindu yang berisi 13 cerpen. Kamu bisa memesannya di sini.
[image error]Faisal Oddang, sastrawan muda asal Makassar. Sumber: twitter.com
Saya baru saja menuntaskan membaca cerpen Faisal Oddang, Kapotjes dan Batu yang Terapung. Cerpen ini dinobatkan sebagai cerpen terbaik Kompas 2018 ber...
July 9, 2019
Kumpulan Cerpen Rindu Lindu Terbit
Juni 2019.
Buku kumpulan cerita pendek (cerpen) perdana saya akhirnya terbit. Judulnya Rindu Lindu. Ini buku solo ketiga saya setelah Travelicious Lombok – panduan perjalanan (2011) dan Ombak Oranye – kumpulan puisi (2017).
Apa artinya ini? Mengapa saya menulis fiksi? Mengapa tidak bermain di ranah nonfiksi saja?
Bagi saya, menulis adalah aktivitas penjelajahan. Menulis adalah cara untuk keluar dari penjara pikiran. Menulis adalah eksplorasi sampai titik yang kamu sendiri tak tahu ujungnya di...
May 18, 2019
Aleta Baun dan Lalu Slamet Suryawan Sahak, Apa Kesamaan Kedua Pejuang Lingkungan Hidup Ini?
Knowledge is power. Pengetahuan itu kekuatan.
Sejak kemarin hingga hari ini (Minggu, 19/05) saya menonton video liputan, diskusi, dan wawancara Aleta Baun, seorang aktivis lingkungan dari Mollo, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Saya tak sengaja menemukan nama beliau di laman Jurnal Ruang. Saya sedang cari tahu profil penulis muda asal NTT, Dicky Senda, dan tibalah saya di bagian ini.
Saya menghabiskan masa kecil di Mollo, sebuah daerah di lereng gunung Mutis. Moll...
May 8, 2019
Meta-awareness: Belajar Melampaui Kesadaran
Sejak menemukan istilah ini dari wawancara Daily Stoic dengan Mark Manson, penulis buku Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat, saya makin penasaran untuk menajamkan pemahaman saya akan hal ini.
Meta awareness alias melampaui kesadaran. Kita mengarahkan pikiran untuk secara jernih memandang kesadaran. Semacam kita belajar untuk menguliti diri kita, menyadari tentang apa dan mengapa kita melakukan tindakan tertentu. Mengapa kita lapar, misalnya? Dan mengapa kita menahan-nahan diri dari rasa lapa...
May 7, 2019
Menulis Sebagai Terapi Kesehatan Jiwa, Bagaimana Bisa?
My writing is my therapy, pure and simple. It always has been. Even back when no one read it. (Mark Manson)
Bayangkan, tiap hari kita menyerap sesuatu. Telinga kita selalu terbuka. Mata kita selalu awas untuk melihat. Hidung kita membaui aroma makanan. Kita bergerak. Otak kita bekerja.
Bayangkan itu semua direspons oleh otak kita. Otak kita lantas kayak mesin yang bekerja tanpa pelepasan energi, tanpa pembuangan residu. Apa yang akan terjadi?
Soak?
Bisa jadi.
Nah, kita butuh pelepasan. Kita b...
May 2, 2019
Aku Kau Buku, Sewa Buku Online yang Murah!
Apakah judul di atas terdengar puitis?
Mungkin sebagian orang akan mengatakan, “Iya”. Sebagian lagi akan berkata, “Biasa saja.” Saya mesti belajar untuk mengantisipasi yang kedua karena itu akan memantik pertanyaan, “Kenapa biasa saja?”
Tak perlu berpanjang kalam. Saya mau bercerita di blog ini kalau Aku Kau Buku adalah lapak sewa buku daring (onling) yang saya cetuskan sejak Februari 2017. Namun, saya sempat vakum – tidak mengurusnya sama sekali setelah mengunggah puluhan buku – selama lebih...
April 19, 2019
Donasi dengan Karya, Mengapa Tidak?
29 Juli 2018. Lombok, kampung halaman saya, diguncang gempa bumi berkekuatan 6,4 pada skala richter. Saat itu, saya tengah berada di Surabaya, kota tempat saya bekerja. Bertanya pada keluarga, membaca berita di media daring, juga melihat seliweran status teman-teman saya, tak ayal membuat saya langsung ikut tegang.
Bayangkan saja. Jelang pukul 7 pagi hari, saat orang mulai beraktivitas, gempa terjadi. Bumi terguncang-guncang. Orang-orang berteriak panik. Rumah-rumah dan beberapa bangunan lain...
March 15, 2019
Toko Buku dalam Hidup Saya
Hikmah. Karisma. Airlangga. Togamas. Gramedia. Uranus. Gunung Agung. TGA Bookstore. MP Book Point. Periplus. Rumah Buku. Tokobukumurahonline.com. Manyar Jaya.
Itulah adalah beberapa toko buku yang namanya masih bercokol di dalam kepala saya. Toko buku yang memiliki kenangan-kenangannya sendiri. Dan, saya mencoba mengabadikannya di sini.
Saya memiliki dua ‘surga’ dalam hidup: perpustakaan dan toko buku. Jika perpustakaan adalah surga yang ritmenya lambat, maka toko buku adalah surga beritme ce...
November 19, 2018
Menyusup ke Balik Kulit Warga Sembulang, Batam
“You never really understand a person until you consider things from his point of view, until you climb inside of his skin and walk around in it.”
–Atticus Finch dalam novel To Kill a Mockingbird
Bertahun-tahun silam saat masih kuliah, saya tuntas membaca novel laris karya Harper Lee yang berjudul To Kill a Mockingbird. Salah satu kutipan paling populer dari novel itu adalah perkataan tokoh Atticus Finch yang saya pakai untuk membuka tulisan ini. “Kau tidak akan dapat memahami seseorang hingg...


