Filosofi Teras Quotes
Filosofi Teras
by
Henry Manampiring9,626 ratings, 4.48 average rating, 1,649 reviews
Filosofi Teras Quotes
Showing 1-30 of 30
“Manusia tidak memiliki kuasa untuk memiliki apapun yang dia mau, tetapi dia memiliki kuasa untuk tidak mengingini apa yang dia belum miliki, dan dengan gembira memaksimalkan apa yang dia terima.”
― Filosofi Teras
― Filosofi Teras
“Bukan stres yang membunuh kita, tapi reaksi kita terhadapnya. Karena, sebenarnya masalahnya bukan stres itu sendiri, tetapi persepsi kita.”
― Filosofi Teras
― Filosofi Teras
“Di sinila pentingnya memahami bahwa "kendali" bukan hanya soal kemampuan kita "memperoleh", tetapi juga "mempertahankan". Kenyataannya, kekayaan, ketenaran, dan kesehatan memang bisa diusahakan untuk dimiliki, tetapi apakah kita yakin bisa sepenuhnya mempertahankannya?”
― Filosofi Teras
― Filosofi Teras
“Jangan hanya berkata kamu sudah membaca banyak buku. Tunjukkan bahwa melalui buku-buku tersebut kamu telah belajar untuk berpikir lebih baik, menjadi seseorang yang bijak memilih, memilah, dan merenung.”
― Filosofi Teras
― Filosofi Teras
“Kamu tidak bisa dihina orang lain, kecuali kamu sendiri yang pertama-pertama menghina dirimu sendiri.
-Epictetus-”
― Filosofi Teras
-Epictetus-”
― Filosofi Teras
“Dari pengalamannya, Frankl menyimpulkan bahwa di dalam situasi paling menyakitkan dan tidak manusiawi, hidup masih bisa memiliki makna, dan karenanya, penderitaan pun dapat bermakna (meaningful). Kita tidak bisa memilih situasi kita, tetapi kita selalu bisa menentukan sikap (attitude) kita atas situasi yang sedang dialami.”
― Filosofi Teras
― Filosofi Teras
“Tidak ada peristiwa yang betul-betul "kebetulan".”
― Filosofi Teras
― Filosofi Teras
“Menghina ada di bawah kendali orang lain, merasa terhina ada di bawah kendali kita”
― Filosofi Teras
― Filosofi Teras
“Kita tidak bisa memilih situasi kita, tetapi kita selalu bisa menentukan sikap (attitude) kita atas situasi yang sedang dialami”
― Filosofi Teras
― Filosofi Teras
“Sesugguhnya balas dendam terbaik adalah dengan tidak berubah menjadi seperti sang pelaku.
-Marcus Aurelius (Meditation)-”
― Filosofi Teras
-Marcus Aurelius (Meditation)-”
― Filosofi Teras
“Jangan biarkan peristiwa yang ada [di depanmu] menggoyahkan dirimu. Katakanlah [pada peristiwa/kejadian itu], "Tunggu dulu; biarkan saya memeriksamu sungguh-sungguh. Saya akan mengujimu terlebih dahulu."
-Epictetus-”
― Filosofi Teras
-Epictetus-”
― Filosofi Teras
“Bahkan, sering kali (intrpretasi) agama dijadikan alasan untuk bertengkar dan menyakiti orang lain.”
― Filosofi Teras
― Filosofi Teras
“Percuma kalau kita menjadi bijak dan tahu segala hal, tetapi memutus hubungan dengan sesamanya. Seabaliknya, percuma juga kita aktif secara sosial, tetapi tidak menggunakan nalar, dan bahkan sampai dikuasai emosi negatif, seperti marah, dengki dan iri hati. Penggunaan nalar dalam hidup sosial berjalan beriringan. Kita semua tahu bahwa hidup dengan orang lain pada kenyataannya memang tidak mudah. Setiap hari kita akan berhadapan dengan perilaku orang lain yang menjengkelkan. Para filsuf Stoa menyadari sepenuhnya hal itu”
― Filosofi Teras
― Filosofi Teras
“Artikel "The Problem With Positive Thinking"menyebutkan bahwa positive thinking justru sering menghambat kita. Beberapa eksperimen menunjukkan, mereka yang menerapkan positive thinking dalam berusaha mencapai tujuannya sering kali memperoleh hasil yang lebih buruk dibandingkan dengan mereka yang tidak... Positive Thinking menipu pikiran kita. ...sekadar menyuruh orang berpikir realistis saja juga tidak memberikan hasil yang baik.”
― Filosofi Teras
― Filosofi Teras
“Positive thinking "menipu" pikiran kita, beranggapan seolah-olah kita sudah mencapai apa yang kita inginkan, sehingga melemahkan keuletan kita dalam berusaha mencapainya. Namun, sebaliknya, sekadar menyuruh orang berpikir realistis saja juga tidak memberikan hasil yang lebih baik.”
― Filosofi Teras
― Filosofi Teras
“Sekedar pernah mendengar dan "merasa" tahu tidak sama dengna benar-benar "tahu”
― Filosofi Teras
― Filosofi Teras
“...Hidup dengan emosi negatif yang terkendali...”
― Filosofi Teras
― Filosofi Teras
“Emosi (negatif) adalah nalar yang tersesat.”
― Filosofi Teras
― Filosofi Teras
“Rasa susah, khawtir, cemas karena peristiwa eksternal sebernarnya tidak datang dari peristiwa hidup itu sendiri, tetapi dari persepsi dan opini kita sendiri, dan sepenuhnya dibawah kendali kita.”
― Filosofi Teras
― Filosofi Teras
“We suffer more in imagination than reality”
― Filosofi Teras
― Filosofi Teras
“Ketika ada presepsi negatif, otak harus bekerja keras untuk beradaptasi dengan persepsi negatif itu.”
― Filosofi Teras
― Filosofi Teras
“Jika terus menerus membandingkan diri dengan pendapat orang, kita tidak akan pernah benar-benar merasa kaya, seberapa banyak pun harta yang sudah kita kumpulkan.”
― Filosofi Teras
― Filosofi Teras
“Maka manusia yang menahan dirinya untuk hidup dalam batas yang ditetapkan Alam, tidak akan merasakan miskin. Sebaliknya, manusia yang melewati batas-batas ini akan terus-menerus dikejar kemiskinan, tak peduli betapa kayanya dia.”
― Filosofi Teras
― Filosofi Teras
“Orang sekarang merasa inferior karena gempuran sosial media, menyadari kalau merek "nothing", hanya remah rempeyek, gak tahu mau ngapain selain marah pada semuanya. Makanya, be better, be proud of yourself.
-Cania Citta Irlanie-”
― Filosofi Teras
-Cania Citta Irlanie-”
― Filosofi Teras
“Kemampuan mental kita memang mirip dengan otot. Kebiasaan berpikir bisa dilatih seperti mengangkat barbell atau lari marathon-semakin sering dilatih, maka semakin kuat.”
― Filosofi Teras
― Filosofi Teras
“Tidak ada situati yang terlalu berat sampai kita tidak mampu mengendalikan interpretasi pribadi.”
― Filosofi Teras
― Filosofi Teras
“Umumnya masalah anak muda adalah dengna teman dekat, best friend mereka atau hubungan dengan kolega di pekerjaan. Lewat ilmu kedokteran jiwa, kami tahu kalau sebenarnya yang bermasalah bukan temannya, kerjaannya, atau lingkungannya, tapi dia[pasien]. Jadi, ujung-ujungnya dia.”
― Filosofi Teras
― Filosofi Teras
“Menariknya, kalau saya ngobrol dengan pasien yang sudah berumah tangga selama lima tahun ke atas, banyak yang bilang, "Saya sudah mengertilah suami saya kayak apa. Jadi, saya tidak usah berharap banyak." ...berusaha menerima bahwa seseorang yang setiap hari dia temui di dalam kehidupannya sebenarnya adalah sumber stres. ...Ketika pasien ditanya apa sumber stres mereka, rata-rata mereka menjawab tidak tahu.”
― Filosofi Teras
― Filosofi Teras
