Remember When Quotes

Rate this book
Clear rating
Remember When Remember When by Winna Efendi
5,608 ratings, 3.84 average rating, 424 reviews
Remember When Quotes Showing 1-10 of 10
“kenapa masih sulit melupakan walaupun sudah terlukai? -Moses”
Winna Efendi, Remember When
“When you make decisions, you deal with consequences. Don't expect anything in return.”
Winna Efendi, Remember When
“Terkadang aku berharap dapat membaca hati orang. Melongok ke dalam sanubari mereka, membaca apa yang tertulis disana. Menghirup dalam - dalam keraguan mereka, mengecap asa yang tidak diucapkan, dan menggali alasan di setiap debar perasaan mereka...”
Winna Efendi, Remember When
“Ada suatu saat kita tidak dapat memilih yang terbaik. Ada suatu saat di mana kita berbuat kesalahan, dan hidup dalam kenangan penuh penyesalan. Tapi saat ini, aku hanya ingin mengikuti kata hati - ke mana pun ia membawaku..”
Winna Efendi, Remember When
“Apa pun yang kau katakan, bagaimanapun kau menolaknya, cinta akan tetap berada disana, menunggumu mengakui keberadaannya”
Winna Efendi, Remember When
“Anggia, as women we need to protect ourselves from getting hurt. But sometimes hurt is inevitable that we just have to deal with it." - Kylie, Remember When”
Winna Efendi, Kenangan Abu-Abu
“Seharusnya aku sudah tahu, bahwa dia memang sudah berubah. Hanya saja, aku sulit merelakan. Sulit memberi tahu diri sendiri bahwa semua orang bisa berubah, dan aku harus menerimanya. Namun, yang menyakitkan ternyata bukan kenyatan bahwa aku harus melepaskan dia, tapi mendengar dari mulutnya bahwa sebenarnya kami berdua bukan apa-apa. Dia sudah lama berhenti mencintai aku, sedangkan aku menyayanginya seperti tidak akan berakhir.”
Winna Efendi, Remember When
“They all choose priorities. Even they got hurt and hurt each other, at the end they all choose whats important for them”
Winna Efendi, Remember When
tags: life, love
“Mengapa masih sulit melupakan meskipun sudah terlukai?”
Winna Efendi, Remember When
“Aku menatapnya, mencari-cari jejak kebohongan yang mungkin bersembunyi di balik kelam hitam bola matanya. Mencurigainya sepenuh hati, memperhatikan bahasa tubuhnya yang mungkin dapat manguak yang sesungguhnya. Aku nggak tahu apa dia sedang berbohong padaku atau sedang berkata jujur. Bukannya aku nggak mau percaya...aku takut percaya.”
Winna Efendi, Remember When