Burung-Burung Rantau Quotes
Burung-Burung Rantau
by
Y.B. Mangunwijaya547 ratings, 3.95 average rating, 52 reviews
Burung-Burung Rantau Quotes
Showing 1-15 of 15
“Wah, orang itu kalau sudah fanatik agama kejamnya bukan main. Kejam atas nama Tuhan, kan kontradiksi yang aneh sekali, tetapi begitulah manusia.”
― Burung-Burung Rantau
― Burung-Burung Rantau
“Negeri ini sungguh-sungguh membutuhkan pemberani-pemberani yang gila, asal cerdas. Bukan yang tahu adat, yang berkepribadian pribumi, yang suka harmoni, yang saleh alim, yang nurut model kuli dan babu.”
― Burung-Burung Rantau
― Burung-Burung Rantau
“Perempuan adalah bumi, yang menumbuhkan padi dan singkong, tetapi juga yang akhirnya memeluk jenazah-jenazah manusia yang pernah dikandungnya dan disusuinya.”
― Burung-Burung Rantau
― Burung-Burung Rantau
“Mengapa ada orang-orang tertentu yang harus menderita dalam dunia dan semesta yang indah ini? Mengapa orang tidak bisa hidup bersama dalam damai dan kerukunan, dalam penikmatan segala yang indah dan benar dan baik dalam alam serta kehidupannya?”
― Burung-Burung Rantau
― Burung-Burung Rantau
“Orang sering tidak sadar bahwa ia mengekang orang dengan memberi suatu suasana dan iklim tertentu.”
― Burung-Burung Rantau
― Burung-Burung Rantau
“Jangan didramatisasi. Setiap angkatan punya medan juang dan pahlawan mereka sendiri.”
― Burung-Burung Rantau
― Burung-Burung Rantau
“Manusia tertawa jika dia terjepit dalam situasi antara logika dan kenyataan yang berbenturan tanpa dia dapat menguasainya.”
― Burung-Burung Rantau
― Burung-Burung Rantau
“Tanah air adalah tempat penindasan diperangi, tempat perang diubah menjadi kedamaian, kira-kira begitu. Tempat kawan manusia diangkat menjadi manusiawi, oleh siapa pun yang ikhlas berkorban. Dan patriotisme masa kini adalah solidaritas dengan yang lemah, yang hina, yang miskin, yang tertindas. (Neti)”
― Burung-Burung Rantau
― Burung-Burung Rantau
“Dunia dagang adalah dunia keras dan kejam, lebih keji daripada medan pertempuran tentara, ya kecuali kalau dunia angkatan perang sudah menjadi dunia bisnis, nah, itu terkecuali. Kata yang berlaku dalam dunia kami bukan kesetiaan, tetapi efektif dan efisien, paling tidak, produktif, nilai tambah, penggaetan kesempatan, pembelian fasilitas, dan itu sering berarti spionase usaha dan hasil pihak lawan, kalau mungkin ya menyerobot penemuan paten, hak cipta, dan kelihaian pengacara penasihat hukum untuk menerobos lubang-lubang di antara pasal-pasal hukum perdata maupun pidana. Lalu apa fungsi kesetiaan dalam dunia kami? (Anggraini)”
― Burung-Burung Rantau
― Burung-Burung Rantau
“Patriotisme bukan seperti yang diindoktrinasikan orang-orang kolot zaman agraris itu. Aku tetap cinta Tanah Air, tetapi tidak dalam arti birokrat. Cinta saya kepada Tanah Air dan bangsa kuungkapkan secara masa kini, zaman generasi pascanasionalisme. Jika aku menjadi orang, pribadi, sosok jelas, yang menyumbang sesuatu yang berharga dan indah kepada bangsa manusia, disitulah letak kecintaanku kepada bangsa dan nasion. (Bowo)”
― Burung-Burung Rantau
― Burung-Burung Rantau
“Dunia lambang tidak harus mengikuti logika dan etika tersendiri, bahkan boleh disebut juga suatu supralogika yang melayang bagaikan awan-awan di atas gunung dan lembah, namun yang mengandung uap air mati-hidup bagi segala yang di bawahnya.”
― Burung-Burung Rantau
― Burung-Burung Rantau
“Ya, Neti tahu sudah mengapa manusia tidak seperti bambu atau pisang. Agar sang 'aku' dapat menemukan seorang 'engkau', sehingga dapat dewasa berpadu dalam penghayatan 'kami' apalagi 'kita'.”
― Burung-Burung Rantau
― Burung-Burung Rantau
“Pesta Yunani, pesta kaum demokrat yang membuktikan betapa filsafat dan kegembiraan murni benar-benar adalah saudara sekandung, karena kedua-duanya lahir dari rahim keindahan, yang tiada lain ialah cahaya cerlang keteraturan dan kebenaran, yang telah dibuahi oleh benih segala yang baik, baik melulu, baik murni, baik manusiawi.”
― Burung-Burung Rantau
― Burung-Burung Rantau
“Aku ibunya, ya dari sekian anak. Jadi kan tahu, yang satu butuh apa, yang lain memerlukan apa lain lagi. Adil kan tidak berarti sama rata sama rasa. (Yuniati, p.115)”
― Burung-Burung Rantau
― Burung-Burung Rantau
“Dengan relativisme begitu kita tidak dapat maju selangkah pun. Setiap orang punya selera subjektif masing-masing. Lalu, apa jadinya? Anarki, dan ini liberalisme ekstrem yang tidak kita setujui.”
― Burung-Burung Rantau
― Burung-Burung Rantau
