Goodreads Indonesia discussion

note: This topic has been closed to new comments.
197 views
Klub Buku GRI > Baca Buku Puisi Bareng Februari--Perasaan-Perasaan yang Menyusun Sendiri Petualangannya

Comments Showing 1-50 of 145 (145 new)    post a comment »
« previous 1 3

message 1: by Roos (last edited Feb 15, 2009 04:17PM) (new)

Roos | 2991 comments Hai Temans,
Berhubung buku Jantung Lebah Ratu sudah selesai baca barengnya. Berikut Buku Puisi yang akan kita baca bareng Bulan Februari yah. Yaitu Buku: Perasaan-Perasaan Yang Menyusun Sendiri Petualangannya Oleh Gunawan Maryanto.

Sekali lagi, Klub Buku akan dibantu Mas Tomo dalam mempostingnya, diusahakan satu atau dua puisi setiap hari.

Selamat Membaca dan Terima kasih.

Cheers,
Roos, Ninus dan Wirotomo




message 2: by Roos (new)

Roos | 2991 comments Sekilas Cerita (Cover Belakang)

Perasaan-Perasaan Yang Menyusun Sendiri Petualangnya adalah buku kumpulan puisi pertama Gunawan Maryanto. Buku-buku lain yang telah terbit adalah Waktu Batu (sastra lakon, ditulis bersama Andri Nur Latif dan Ugoran Prasad, Indonesia Tera 2004), Bon Suwung (kumpulan cerpen, Insist Press 2005, Longlist Khatulistiwa Award 2005) dan Galigi (kumpulan cerpen, Penerbit Koekoesan 2007, Longlist Khatulistiwa Award 2007)


message 3: by Roos (new)

Roos | 2991 comments Oke puisi pertama adalah;

Rumah Baru (hal.1)

:aranku sunya

pada dinding rumah yang akan segera ditinggalkan anak itu menggambar rumah
lengkap dengan perabot, taman, got
dan jalan kecil di belakang
--jalan rahasia menuju sesuatu yang hanya miliknya

anak itu juga menggambarkan hantu
dengan wajah bapak dan ibu
lengkap dengan kemenyan dan kembang setaman

lalu anak itu tidur
wajah menempel pada dinding
yang akan pergi ketika bangun
memindahkan dingin batu-batu
ke dalam tubuhnya hingga jadi warna biru
--serupa rumahnya yang baru

Jogjakarta,2005



message 4: by Pra (new)

Pra  (vlatonovic) | 1185 comments Bulan depan rikues Puisi-Puisi Remy Sylado Kerygma & Martyria dong.

xixixixixixi....


message 5: by Roos (new)

Roos | 2991 comments Bukunya dulu kirim sini yah, Pra! Aku tunggu...
*hiyaaaaaaaaa...sambil nodong bantuin ngetik*

Tebelnya tuh buku bisa untuk satu tahun tuh, Pra.


message 6: by Wirotomo (last edited Mar 04, 2014 08:34PM) (new)

Wirotomo Nofamilyname | 2404 comments Jalan Kecil di Belakang Rumahmu (hal. 2)

membujur jalan setapak, tanpa pohon, tanpa pagar
kesedihan segera meluap dari tubuhnya seperti es krim,
meleleh di tangan bocah
: kental dan setengah dingin
menyentuhnya membuatmu menepi sebentar
dari kenyataan yang jauh menyedihkan

kenangan, sebutlah demikian,
kini menyusur jalan setapak itu
tanpa pohon, tanpa pagar
tanpa aku dan kamu lagi

Jogjakarta, 2008


message 7: by Wirotomo (new)

Wirotomo Nofamilyname | 2404 comments Kejadian Kecil di Teras (hal. 3)


1
Kau mengupas apel mengkal di belakang
aku menyimpan sore di depan
: melepaskan siang
memeriksa kotak surat
dengan mata terpejam
menunggu keajaiban datang

2
layar monitor telah padam,
lelah menungguku, menunggumu
sudah terlalu malam
asbak berjamur
juga sisa lipstikmu di bibirku
waktu telah melipat percakapan kita
memasukkannya dalam kotak
dan menghilangkan kuncinya
malam kehilangan mata
selimut kehilangan tubuh

Jogjakarta, 2008




message 8: by Roos (last edited Feb 16, 2009 06:11PM) (new)

Roos | 2991 comments 26 Agustus (Hal.4)

:dina oktaviani

kita masing-masing melukai kalendar itu dengan pinsil
tak dalam tapi jelas menandai
dengan ganjil

di mana kita mesti bertemu dan saling melukai
lalu kita akan bertukar cincin (dengan angin)

kini kita bertanya kabar dengan datar--seperti tak bertanya
dan memastikan bahwa segalanya baik-baik saja

tak ada lagi sapu tangan di rumah ini
karena tak ada lagi tangis yang akan pecah
percayalah

kita sudah sedemikian terlatih menahan pedih
sedemikian hingga tak siap dengan segala kejutan
dan selalu canggung dengan perayaan-perayaan

tapi kita akan selalu bertemu
setidaknya beberapa kali lagi
sebelum kalender itu habis terbakar

Jogjakarta,2008




message 9: by Roos (new)

Roos | 2991 comments Kolam Ikan dan Beranda Kosong (Hal.5)

dalam gelap, aku membacamu
sepenuhnya--kolam ikan di belakang rumah
dan beranda yang kosong--sepenuh-penuhnya

tak ada apa-apa selain kita
:tak ada cinta tak ada air mata

bisa jadi pernah ada diantara kita
prasangka serupa cinta, suara kanak-kanak
kini tidak

kita telah melintasinya
mereka telah melintasi kita
tak ada beda: mereka telah tak ada
cinta jadi sia-sia
kanak-kanak kembali dewasa
hanya kolam ikan
dan beranda yang kosong
demikianlah kita; semoga

Jogjakarta, 2008


message 10: by Ordinary Dahlia (new)

Ordinary Dahlia (ordinarydahlia) | 775 comments kok banyak titik dua-nya ya temans?!


message 11: by Roos (new)

Roos | 2991 comments Walah gak tahu juga aku Naga, maksudnya apa titk dua...hehehehe. Lanjut dulu yah...

Rumah Kosong (Hal.6)

apa yang membasahi tubuhmu, apa yang mengepungmu, hantu-
hantu dari masa lalu?

tak ada apa-apa di rumah ini. semuanya sudah pergi. keset
karet di ruang depan itu tak menjelaskan apa-apa. ia telah lama
kehilangan kaki. dan tangga besi digudang belakang. siapa lagi
yang menaiki kini?

juga garpu yang menancap dalam di dinding dapur itu
(begitu dalam, hampir-hampir tak kelihatan, cuma setitik
hitam)

sesuatu memang pernah terjadi, sesuatu yang mengemudikan kita
dengan cepat hingga tersesat sampat disini, sesuatu yang mungkin
akan kita bicarakan lagi nanti--dengan ringan dan penuh senyuman

Jogjakarta,2008






message 12: by [deleted user] (new)

wow, gmana tuh ya perasaan si 'dina oktaviani' dikasih puisi sebagus itu? ("26 Agustus")


message 13: by gieb (new)

gieb | 743 comments puisi gunawan puitis. tapi kadang hanya tersisa sisi puitisnya. tapi memang puitis. ini benar-benar puisi yang menyusun puitisnya dengan puitis. puisi puitis. puitis yang menemu puisi. sudah banyak sih puisi puitis yang kayak ini. tapi tetap saja enak dinikmati puitisnya. karena puitis memang tidak membosankan dinikmati secara puitis. ada banyak titik duanya membuat puisi ini tampak lebih puitis. aku kok jadi sok puitis. duh. puisinya terlalu puitis. aku krisis puitis. puisiku tidak puitis. tapi narsis puitis. seolah-olah puitis. jangan-jangan itu bukan puisi. itu hanya curhat yang puitis. apa sih puitis? apa sih puisi? kenapa juga aku komen di thread ini? apa aku latah jadi puitis? apa aku latah jadi puisi? ah. mabok saja. bir. bir. bir. bir. jadikan puitis sebagai sila keenam pancasila. jan, mabok tenan.


message 14: by Mel (new)

Mel | 720 comments dasar peminum narsis yg sok puitis.
mabok lagi gih. setelah itu jangan lupa pipis.


message 15: by gieb (new)

gieb | 743 comments memutuskan pergi ke musholla untuk adzan maghrib dengan puitis. masih dalam keadaan mabok.


message 16: by gieb (new)

gieb | 743 comments lupa. sebelum ke masjid sebaiknya pipis dulu. marii..


message 17: by gieb (new)

gieb | 743 comments bagaimana agar pipisnya bisa puitis ya?


message 18: by gieb (new)

gieb | 743 comments oh ya. sebelum pipis sebaiknya bismillah dulu. biar puitis dan tentu saja halal.


message 19: by ana (new)

ana (anaazusa) | 582 comments akh!!! jangan diumbar dong puisinya disini.....
kan sayang kalo baca duluan sedangkan bukunya masih dalam perjalanan. ga mau spoiler... (orang yang ribet, tinggal ga usah baca thread ini aja toh?)


message 20: by [deleted user] (new)

Lho ana, tiap bulan kita memang mengumbar puisi di sini untuk dibaca rame2


message 21: by ana (new)

ana (anaazusa) | 582 comments oh gitu y??? *garuk garuk pala orang* xixixixi..... saya orang baru dimari, jadi ga tau.


message 22: by Roos (new)

Roos | 2991 comments Iyah Ana...kita usahakan tiap bulan ada satu buku puisi yang bisa kita baca bareng di Group Indonesia. Yah semoga dengan ini, bisa memeperkenalkan Para Penyair Negeri.


message 23: by Wirotomo (new)

Wirotomo Nofamilyname | 2404 comments @ Gieb:
biar pipisnya bisa puitis ... sebaiknya pipisnya jangan sambil jongkok ... :-)

@ Ronny (#12):
biasa aja tuh ... eh aku bukan Dina ya ... hehe ... sorry suka lupa sama nama. siang tomo, malam tami, hehehe...


message 24: by Wirotomo (new)

Wirotomo Nofamilyname | 2404 comments Angin (hal. 7)

Aku selalu lupa: tubuhmu bukan batu
Kau layar yang membuat angin tak pernah kesepian
Kau layar yang melulu percaya pada angin

Aku selalu lupa:
ada yang tak pernah berhenti beredar dalam tubuhmu
Sesekali ia membuatmu terkapar.
Juga memintaku berhenti sekian kali

Di luar: anak-anak angin yang lahir dari perseteruan kita
Menunggumu membuka pintu

atau berlayarlah dengan seluruh sakitmu

Jogjakarta, 2004


message 25: by Wirotomo (new)

Wirotomo Nofamilyname | 2404 comments Lantana (hal. 8)


: vh

Kudengar hujan bergetar dalam mulutmu
Gigilnya memanggil-manggil perahu kertas yang pernah kaulepas
Menawarkan pemandangan di tepi sungai dan bunga-bunga lantana
Lalu anak itu lahir dengan rambut tebal terbuat dari air
Pandai menangis layaknya gerimis di La Grange


Jogjakarta, 2002


message 26: by Roos (new)

Roos | 2991 comments Wah Gieb, ayo dilanjut menafsirnya, pake puisi juga oke biar lebih afdol...hehehehehe. Lanjuuuuuut yah Temans...

Sebuah Pertunjukan Tentang Hutan (Hal.9)

aku ingin mengajakmu
menjahit daun-daun di bajumu
mengisi waktu. sedikit mengulang masa lalu
lalu terbang. tak pernah pulang

cuma segelas kopi, halaman-halaman buku
beberapa pesan pendek tentang pohon
serpihan koran yang berjatuhan di halaman depan

lalu apa? paling-paling sedikit nostalgia
rama di hutan dandaka
kijang kencana dan rasa kangen yang biasa

Jogjakarta,2006


message 27: by Roos (last edited Feb 19, 2009 10:33PM) (new)

Roos | 2991 comments Lelaki Yang Melintas di Sela Hujan (Hal.10)

lelaki itu datang lagi, tampak lebih tua
selebihnya sama
:rambut setengah panjang, dada telanjang
blue jeans, kulit gelap, dan rajah di punggung
--sesedih apa hari yang abadi
sejauh apa ia membawanya pergi

musim hujan ini--yang datang makin tak tentu
ia datang lagi, melintas dengan cara sama
menyeberang pekarangan

dan seperti musim-musim sebelumnya
aku melihatnya dari jendela--dengan cara sama

Jogjakarta, 2005


message 28: by Roos (new)

Roos | 2991 comments Perempuan Menyiram Pot Bunga (Hal.11)

sendiri di sebuah rumah
sebuah pot bunga satu sudut beranda
tak ada suami atau anak yang ditunggu
tak ada yang dulu pernah ada
: seekor anjing dan seorang bocah
berkelahi mati, pergi, atau sembunyi

hanya perempuan yang menyiram pot bunganya setiap sore
dari seberang
:hujan keluar dari tubuhnya sepanjang tahun

Jogjakarta,2005


message 29: by Roos (new)

Roos | 2991 comments Perjalanan Terakhir (Hal.12)

1 perjalanan adalah 1 kopor bagimu
salah satunya berisi pagi yang dipenuhi alaram kehilangan
dan seorang perempuan menanam kesedihan diluar pagar

Jogjakarta,2008


message 30: by ana (new)

ana (anaazusa) | 582 comments buku nya udah nyampe nih. saya boleh ikut nge review ga??



message 31: by miaaa, Moderator (new)

miaaa | 2354 comments Mod
mungkin maksud ana boleh ikut nulis bareng di sini bantuin roos dan tomo kali yah? :D
boleeeeeeeeeeeeeeeeeeee *sotoy* hihi


message 32: by Arinamidalem (new)

Arinamidalem | 146 comments puisinya bagus..aku gak ngerti puitis2an sih..tapi ini bagus.. thank you nih to Roos and mas Tomo yg sudi ketak-ketik ;p


eh lagi asyik membaca satu per satu..(sambil sok mengerti gitu), malah jd cekikikan sendiri baca msg #23 nya mas Tomo..ha..ha.. ;D

masih ada lanjutannya temans?...


message 33: by Roos (new)

Roos | 2991 comments Masih lanjut kok,Ri....wah senang juga yah...kalo dapat respon baik begini...jadi semangat nih yang ngetik...heheheheeh. Oke deh dilanjuuuuuuuuuuutttt...

Kisah di Kebun Belakang (Hal.13)

sudah dua puluh tahunan
sesuatu itu berbiak dan beranak-pinak di kebun belakang
:wajah pucat bocah di gerumbul pohon pisang
mulutnya terbuka, tubuhnya mengejan
hanya suara hujan yang keluar

bocah itu hilang
tinggal sandal karet sepasang
di gerumbul pohon pisang
bocah itu hilang

ini rahasia pintu belakang
perempuan berambut daun pisang memeluknya erat
matanya abadi di mataku

Jogjakarta,2005


message 34: by Roos (new)

Roos | 2991 comments Kampung dan Ladang Jagung (Hal.14)

Aku masih berada di belakang rumah nenek
melewatkan sore dan film-film kartun
melewatkan jalan kecil yang kautunjuk pada sebuah peta
--kita bisa sembunyi disana sampai benar-benar dewasa

Sore itu kau lebih cantik dengan rambut basah
dan sekeranjang jagung di punggung
dengan kosakata yang terbatas tapi keras
Getas

Nenek mengusap bilur-bilur di sekujur kaki tanganku
mulutnya tak henti mencecap kupingku
--cari tempat sembunyi yang aman dari belukar dan ular

Jogjakarta,2003


message 35: by Roos (new)

Roos | 2991 comments Jarak (Hal.15)

jarak hanya bisa membuatmu melihat
jangan harap bisa terlihat
kebahagiaan-kesedihan berlangsung di kejauhan
--tak lagi mendebarkan

di tempat ini kau tak perlu jam tangan
hanya ingatan, sedikit ingatan

Jogjakarta,2005



message 36: by Roos (new)

Roos | 2991 comments Pulang Kampung (Hal.16)

apa yang mereka lakukan diruang ini
benda-benda tak bergerak dari tempatnya
kata-kata berhenti di satu masa

sudahlah, kita bangsat, sama-sama tak selamat
terimalah kedatanganku
sebagaimana kau menerima kepergianku

cinta bikin kita tua dan lekas lupa
hanya berdebar sebentar di lebaran
dan mengulangnya lagi tahun depan

Jogjakarta,2006


message 37: by Roos (new)

Roos | 2991 comments Batu 1 (Hal.17)

Apakah ia bisa mencintaimu sebagaimana aku mencintaimu? Atau
aku keliru? Mungkin ia mencintaimu lebih daripada aku. Jika
demikian, selamat jalan.

Tumpukan batu yang selalu memanggilku, kenapa kalian belum
meninggalkanku? Tapi kalian tetap saja bertahan disitu,
menungguku, sejak berabad yang lalu. Hari ini kupenuhi
panggilan kalian, bukan karena aku mencintai kalian. Tapi hanya
kalian yang memanggilku. Satu-satunya panggilan. Hari ini dan
hari depan. Rakai Kayuwangi, kau tentu tak mengenalku. Tapi
arca asumu yang hilang itu mirip benar dengan aku. Jadi kau
pernah melihatku, disalah satu mimpi burukmu. Jika tidak, kenali
aku, lelaki yang datang seribu tahun setelah kematianmu. Seribu
tahun setelah gunung itu menghancurkan seluruh rumahmu.
Mengubur dalam-dalam--dan tak mungkin kau temukan.
Aku datang, Sayang. Setelah seluruh hal, seluruh ihwal, majal.
Cinta gagal. Jangan bawa minyak kayu putih. atau kulitmu serasa
mendidih.

Kau tinggal di sumur. Kering. Tak dalam.

Candi Asu,2006




message 38: by Wirotomo (new)

Wirotomo Nofamilyname | 2404 comments Batu 2 (hal. 18)

Aku membelah sawah. Sedikit berlari. Sedikit sakit. Sekali jatuh ke parit. Lalu kamu. Melulu kamu. Di kedalaman. Menyelam dan diam. Kamu ingat aku? Kamu merasakan kehadiranku? Aku sesuatu? Tak ada yang hadir, mengalir di sungai Tlingsing. Salingsingan pernah menunjukmu, tak tegas, tapi pernah, di suatu waktu. Ada dharma bagi Gana. Harapan pernah diucapkan. Sekali. Tak teringkari. Kini orang datang mohon gambar pohon. Jika rindang mereka senang. Jika gundul mereka masygul. Teringat Ibu yang sedang kecewa. Jika senang mereka datang. Jika susah maka tak usah.

Hmm. Hmm. Hmm. Hanya ada jamur dalam sumurmu. Andesit sakit berupa hijau tua. Tak menunjuk apa-apa.

Candi Pendem, 2006


message 39: by Wirotomo (new)

Wirotomo Nofamilyname | 2404 comments Batu 3 (hal. 19)


Tlingsing menolak diseberangi. Memaksaku memutar. Mencari jalan lingkar. Di Tlatar, bocah-bocah SD menghadang di setiap tikungan. Tertawa. Menunjukkan gigi-gigi tak rapi. Membuka seribu jalan menuju kesedihan. Apa bisa kemenemukanmu? Hujan menghapus jejakmu, baumu, tangismu, semua yang bisa kukira kamu.

Apa kamu masih di tepi jurang itu? Menunggu? Sudah seribu tahun. Sudah.


Candi Lumbung, 2006


message 40: by Wirotomo (last edited Mar 04, 2014 08:38PM) (new)

Wirotomo Nofamilyname | 2404 comments Setelah membaca semuanya kaya'nya aku suka "Pesan-Pesan Pendek Untukmu" yang isinya ... nanti saja ya bila saatnya tiba akan diketik ;-)

Sekarang dinikmati saja ya yang sudah ditulis. Katanya kan puitis, contoh, cuplikan dari "Jalan Kecil di Belakang Rumahmu":

kenangan, sebutlah demikian,
kini menyusur jalan setapak itu
tanpa pohon, tanpa pagar
tanpa aku dan kamu lagi



hmm ckckck.... :-)


message 41: by Roos (new)

Roos | 2991 comments Walah Mas Tomo...kayaknya udah jodoh nih ma Puisi-puisi dibuku ini...hehehehehehe...Lanjuuuuuuuuuut...

Perempuan Berambut Jerami (Hal.20)

kaubuka bebat rambutmu
kaubiarkan mereka
dieja siapa saja
hingga buta dan tak ada

buat apa menduga jika terbaca
buat apa mencari jika tak ada lagi

hanya bocah akan menimbang-nimbang
memainkan air tenang
sementara di balik selembar daun
menunggu, kemamang
(yang tempo hari berkali mengajakku bunuh diri)
aku hanya pingin menari sekarang ini
sendirian tanpa perlu merasa kesepian

Jogjakarta,2007


message 42: by Salim (new)

Salim  | 28 comments Weeeww... te o pe be ge te dehh... (keplok2 ala Poo)
Btw kemarin cak gieb keren beet bacain pusinya
Tujuh Djempol deh (yang tiga pinjem jempol naga)
Aku dulu waktu sd sering juga loh bacain puisi
Mau dong diajari lagi wokwokwokwok...


message 43: by Roos (new)

Roos | 2991 comments Nama Kecil (Hal.21)

memang tak perlu nama
jika kita yakin siapa berdiam disana
katakanlah hanya kita. berdua
diluar itu adalah cerita
--tanpa tokoh atau alur yang kokoh
tapi apa yang bisa dipercaya, diperdaya

aku capek membuatnya tak ada
sebab ia ada, dengan atau tanpa nama
maka biar kububuhkan nama kecil
buat sesekali (memanggil) jika dingin membuat gigil

Jogjakarta,2007


message 44: by Roos (new)

Roos | 2991 comments Perempuan Berambut Api (Hal.22)

cuma sekali melihat tapi ia berkobar hebat dalam kepalaku
membakar seluruh ingatan tentang jalan dan pohonan
berikut cerita-cerita dahsyat yang tinggal di sekitarnya

apa yang disisakan cuma beberapa patah kata

kutukan perempuan berambut api itu terus berlanjut
simpan baik-baik ceritamu. jangan sampai terbakar

atau kau hanya berpegang pada beberapa patah kata
rapuh dan sulit menyentuh

Jogjakarta,2007


message 45: by Mel (new)

Mel | 720 comments suka si perempuan berambut api.


message 46: by Roos (new)

Roos | 2991 comments Perkara Lama (Hal.23)

:rks

1
Sekali lagi aku jatuh cinta pada ranting keringmu
Pada keras dan getasmu
Pada padang pasir yang kau bebat dengan kain
--di tempat terbuka

Masa lalu seperti pemijit buta
mencengkeram bahu

bau tubuhmu yang tak bersalin kembali dibawa angin
Mengganggu dengan kenyataan lain
: malam, kaki gunung, api unggun, gitar dan lagu-lagu
Oalah, sepatah cinta tanpa sepatu, dulu

Pemijit buta terus bekerja
Meraba-raba yang luka dan tak luka
Lalu semua pori-pori terbuka

Datang angin dari depan dari belakang
Datang cinta yang dulu yang sekarang

Aku jatuh cinta sekeras penolakan atasnya
Pada ranting dan padang pasirmu
Pada keras dan rapuhmu
Pada angin yang menghadirkan bau tubuhmu

Ini hanya perkara lama
yang tak pernah selesai


2
Di Lhok Nga yang panas
dua butir telur
bersisihan dan kedinginan
:berkeras tak menetas

Gulungan ombak lemah
lelah mengulang kehilangan
lemas mengalungkan cemas
:tak ada yang bisa dipercaya. Percayalah
Sekalipun cinta sekalipun rumah

Tapi lihatlah
dua butir telur membenam dalam pasir
menanam kenyamanan yang hampir berakhir
hingga cinta--siapa bisa mematah sayapnya--lahir

Bahkan sisa-sisa rumah di sepanjang pantai ini
sama sekali tak mendebarkan bagi
:cangkang yang kadung lobang

Cinta tak pernah punya mata
Maka jatuhlah di tempat sama


3
Kepala ini membenturkan dirinya
Sekali dan keras sekali
Pada pintu kamarmu
:kebodohan menyusun tubuhnya kembali
ada yang bangun dan tak bisa tidur lagi

Kau melintas tanpa suara
Melindas seluruh drama
Pertunjukan yang tak kuandaikan
Berlangsung di kejauhan

"Cepat, temuai aku di gudang itu
di mana dulu kau (pernah)
membuatku sekarat!"


4
Di dekatmu aku mencium harum bayi
Meruap dari pori-pori kulitmu

Kuputuskan menjauh
Kauputus menjauh
Supaya tak ada yang celaka
tak ada yang terluka

Dan seluruh peristiwa
baik-baik saja--sepertinya

Sampai suatu saat kita terpaksa merapat
Tragedi itu tercipta lagi dengan cepat
Aku meraba-raba kelelahan di tubuhmu
Kau mencabuti uban di rambutku
--bocah-bocah tua bermain api masa lalu
Harus berakhir sebelum seluruhnya lahir


5
Apa kabarmu, lama aku tak menyentuhmu
Bercak putih itu
apa masih bertahan di jempol tanganmu

Kita sama menua di ruang yang sama
Cepat lupa dan tak waspada
Tak awas lagi pada logika
Padahal ada yang belum usai dan bahaya
: Kesepianku mengancammu
Larilah, jangan tidur di pangkuanku

Apa kabarmu, lama aku tak memelukmu
Racun putih itu
apa masih melekat di ujung bibirmu


6
kini ponselku sepi
tak ada sms yang menggetarkan lagi:)

Banda Aceh--Jogjakarta, 2006


message 47: by Salim (new)

Salim  | 28 comments Disini adanya "perempuan penyembur api" kali ye kak mel.. tau kan siapa :D


message 48: by Roos (new)

Roos | 2991 comments Kalo gue ingetnya Megaloman...Pahlawan berambut api...*halah*


message 49: by Mel (new)

Mel | 720 comments apa ada yang suka main api? :D
main air juga menyenangkan. lama2 jadi lagu naif lagi neh. air dan api. halah. lanjuttt roooss. gue menyimak neh.
@salim, tau.. heheh


message 50: by ana (last edited Feb 23, 2009 08:09PM) (new)

ana (anaazusa) | 582 comments Dua Kisah di Pinggir Danau (hal. 28)

ingat, kita meminjam payung dari seseorang yang lewat,
lalu berlari ke puncak bukit menyaksikan danau itu dari ke-
jauhan. hujan di laut tawar jadi semacam lagu di kepalaku,
menjahit pertemuan-pertemuan lekat dan cepat berkarat.

dan suatu kali di sentani, danau di ujung yang lain, aku
berusaha keras mengingat wajahmu. tapi tak juga ketemu.
hanya cahaya-cahaya kecil di seberang seperti lilin yang
terapung dalam gersang. memang, setelah menikah, ada yang
jauh berubah.

Jogjakarta, 2008



« previous 1 3
back to top
This topic has been frozen by the moderator. No new comments can be posted.