Writers’ Group
Selama dua tahun terakhir saya banyak membaca buku-buku Brandon Sanderson, seperti The Way of Kings, Mistborn, Elantris atau Warbreaker. Dia adalah salah satu penulis yang selalu menekankan pentingnya Alpha/Beta-reader dan Grup Penulis di mana dia menjadi anggotanya. Pada setiap kata pengantar dia selalu mengucapkan terima kasih serta menyebutkan nama mereka satu per satu. Walau tampaknya biasa-biasa saja, kita bisa belajar sesuatu.
Alpha-reader adalah pembaca yang bertugas memberi koreksi, kritikan dan saran ketika naskah masih dalam tahap penulisan awal (second/third draft; dengan asumsi first draft adalah tulisan tahap pertama yang masih benar-benar mentah). Pada tahap ini bisa jadi naskahnya belum selesai 100%, atau baru saja selesai. Karenanya masih ada banyak kelemahan dalam hal penulisan, plot, logika, konsep, karakter, sudut pandang, tempo, deskripsi, narasi, dialog dan juga struktur cerita. Sementara Beta-reader adalah pembaca dengan tugas yang sama, namun untuk naskah yang sudah lebih matang. Biasanya pada tahap ini penulis sudah lebih percaya diri. Tetapi tidak menutup kemungkinan masih ada banyak celah di dalam naskahnya, dan karenanya dibutuhkan pembaca yang lebih tajam dan kritis dalam melihat hal-hal semacam itu.
Setelah Alpha dan Beta, kalau mau, bisa saja ditambahkan tahapannya mulai dari Gamma sampai Omega, tergantung sampai sejauh mana sisi perfeksionis si penulis. Ya, ini setengah bercanda; Gamma/Omega-reader bukan istilah yang populer, dan bisa digabung sebagai Beta-reader. Kalau mau dianggap serius, Omega mungkin adalah tahapan terakhir sebelum bukunya naik cetak, di mana yang diperiksa hanyalah typo atau semacamnya. Pada dasarnya semakin banyak kritikan dan masukan, jika valid, bisa membuat naskah jadi lebih baik. Tetapi segala yang berlebihan selalu punya sisi jahat, jadi sebaiknya penulis berhati-hati supaya tidak terjebak berputar-putar melakukan perbaikan pada hal yang sama namun sebenarnya tidak signifikan.
Sementara itu Grup Penulis, sesuai namanya, adalah kelompok kecil beranggotakan para penulis yang saling membagikan dan mendiskusikan naskah mereka. Hampir mirip dengan Alpha/Beta-reader, namun karena masing-masing adalah penulis mereka punya satu kelebihan: mereka tahu hambatan apa yang biasanya dihadapi rekan mereka (teknis maupun non-teknis). Dari sana mereka bisa menentukan target bersama dan saling memberi semangat. Tentunya, apapun kelompoknya, ada sisi negatif yang bisa timbul. Penulis seringkali punya yang ego besar, kadang ada yang kelewat batas memberi masukan yang sebenarnya lebih cocok ke gaya pribadi si pemberi saran. Sebaliknya si penerima saran terlalu defensif atau justru agresif sehingga terasa seperti balas-membalas. Ada resikonya, tetapi jika semua bisa dikendalikan dengan baik, dan setiap anggota paham dengan tujuan bersama mereka, ini bisa menjadi kelompok yang solid.
Menulis adalah kegiatan individu, dan menulis novel bukan kegiatan main-main. Mulai dari memikirkan konsep, membuat plot, melakukan riset, kemudian menuliskannya, sampai selesai, semua dilakukan sendiri. Belum lagi kalau bicara ke hal-hal non-teknis, yang seringkali lebih sulit, di mana selama berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun kita harus konsisten menyemangati diri sendiri, berusaha untuk tidak menyerah di tengah jalan. Waktu, pikiran dan energi tersita, dalam jangka waktu yang sangat lama, seringkali tanpa bisa dipahami orang-orang lain di sekitar kita. Setiap penulis paham, kemudian sedihnya, kebanyakan menerimanya begitu saja.
Padahal bukankah sebenarnya kita bisa membuat proses menulis kita jadi lebih mudah dengan cara yang sebenarnya sederhana, melalui semacam Grup Penulis?
Ini bukanlah konsep yang baru, sudah sering dipakai orang. Mereka tahu ini tidak bisa menyelesaikan semua masalah, sebagian malah membencinya, karena menulis tetap saja merupakan kegiatan individu. Tetapi ini BISA membantu. Dan yang jelas, sama sekali tidak sulit.
Saya mau melakukan ini, dan barangkali ada yang tertarik juga.
Jadi, jika ada Teman-teman yang tertarik untuk bergabung membentuk Grup Penulis Kastil Fantasi, silakan utarakan pendapatmu di kolom komentar. Jujur, tidak ada jaminan prosesnya akan berakhir sukses dan happy ending buat semua orang, termasuk saya sendiri. Tetapi ini patut dicoba.
Kalau ini jadi, saya perlu membuat ruang khusus di Kastil sebagai tempat diskusi, di sebelah Book Tavern. Namanya Writers’ Hall, Writers’ Guild atau Writers’ Cafe, mungkin? Atau malah Torture Chamber?
Sebagai referensi, berikut adalah tulisan yang dulu pernah saya baca tentang Writers’ Group, ditulis oleh Holly Lisle, salah seorang guru menulis terbaik di internet:
http://hollylisle.com/the-good-the-bad-and-the-ugly-or-how-to-choose-a-writers-group/
Isinya membahas Grup Penulis yang dilakukan secara offline, temu muka langsung, alias kopi darat. Tetapi sekarang jamannya internet, pembahasan bisa dilakukan di dunia maya, dan beberapa poin penting di sana pada dasarnya tetap berlaku.
Salam.
Villam
—