Hanya bukan aku seorang yang begitu menyintai buku sekarang ini. Begitu ramai. Setiap seorang memiliki koleksi-koleksi buku yang sangat bagus, berlainan edisi, yang luar biasa, yang jarang-jarang ada dalam toko buku, yang independen, lain genre dan sangat mengujakan, malah lagi datang dari penulis-penulis yang hebat.
Hanya Goodreads tempatnya untuk berbagi setiap buku yang dibaca. Bagus dengan komentar-komentar dan kritis pada mana-mana buku. Dan ini bikin aku lebih ghairah. Apalagi selama ini kehidupan aku sering dikelilingi oleh orang-orang, teman-teman malah keluarga yang bukan memandang buku sebagai satu cara berada dalam dunia sendiri. Justeru, mereka sangat membosankan bagi aku, terkurung dengan dunia nyata yang malah menjerat mereka ke dalam permasalahan-permasalahan sosial dan komuniti.
Seandainya aku menjepit sebuah buku ketika pergi ke pejabat atau bertugas, teman-teman aku yang sangat kasihan ini akan mengatakan kepada aku, "Jiwang betul kau, Phan." atau "Kalau kau macam ni sebelum masuk army, mesti kau sudah kerja besar." Mungkin juga begini, yang agak tolol kedengaran, "Apa juga yang kau dapat dengan membaca buku-buku ni?" Nah, biasanya aku menjawab dengan sinis, agar mereka lebih memandang dengan tanya tanya atau juga kujawab dengan senyuman sinis juga. Pokoknya itu bikin aku lagi mentertawakan mereka, tidk jelas tapi dalam hati. Ya, teman-teman seperjuangan dalam army tidak punya hobi tersendiri, mereka selalu beranggapan yang hobi sangat membuang masa. Mereka akan berada dalam komunitas mereka sendiri, berbicara soal dalam berek, menghabiskan masa dengan berkumpul di hadapan tv. Itu yang selalu aku fikirkan dari dulu, kenapa tidak buku yang dijadikan suatu cara untuk lari dari tekanan di tempat kerja.
Lupakan soal teman-teman. Sekarang ini aku lagi banyak update buku dalam senarai yang ingin aku baca. Sepertinya aku mau menumpukan pada target 25 buku dalam 2013 ini. Rasanya sudah cukup amaun buku yang hars dihabiskan. Aku pernah baca tentang kata-kata ini, "Bukan soal banyaknya buku yang kamu harus habiskan, tapi soal bagaimana kamu dapat memahami apa yang telah kamu baca." Aku akui, sangat akui kebenaran kata-kata itu. Percuma kalau hanya seronok membaca dan menghabiskannya kalau ujung-ujungnya hanya untuk dilupakan begitu saja dan tidak memahami apa yang cuba disampaikan dari sebuah cerita dan tulisan, sekalipun ianya fiksi dongengan semata. Kerna buku dan tulisan sentiasa ada percikan moral dan rahsia.
Kadang ada setengah buku yang kita sukai dan tidak sukai, ada buku yang membosankan, buku yang lebih banyak membuang waktu kita, buku kosong, buku tipikal, buku yang penuh porno, buku yang juga tiada makna apa-apa, itu semua adalah seperti hubungan kita sesama manusia, ada bagus, ada buruk. Kita menemui banyak orang, dengan sifat dan karakter yang beda-beda, dengan pengaruh yang kuat dan lemah. Namun semuanya tetap ada meujudkan titik-titiknya yang kita kenal sebagai satu proses membentuk identiti dan kemahuan dalaman, insting.
Selama beberapa tahun ini aku bertuah berada dalam lingkaran teman-teman yang sama menyintai buku. Sering berkongsi tentang buku, berbicara tentang penulisan yang bagus, bertukar-tukar buku dan menghadiri komunitas yang meletakkan buku ( juga seni ) sebagai asasnya. Aku juga belajar bagaimana menulis dengan bagus, suatu yang baru ( namun masih mengekalkan gaya penulisan sendiri ), mengenal kelemahan dan bagaimana mau meujudkan sebuah kisah yang bikin pembaca berfikir.
Menyintai buku adalah hubungan naluri yang sentiasa penuh dengan rahsia dan misteriusnya. Buku bukan hanya sebagai memenuhi koleksi dan rak atau tersusun indah di mana-mana, tetapi buku sebagai jamahan fikir dan jiwa, buku sebagai penawar, serum untuk apa yang kita katakan sebagai depresi.
Biar perlahan menelan buku, asal racunnya menyerap dengan pantas.
Best International College, Kampus KINI, Cenderawasih, Lahad Datu.
05 April 2013 - till now.
(Still in Missions - Ops Daulat Zon Tg. Labian, Tanduo, Tg. Batu, Sg. Bilis, Sg. Nyamuk, Tambisan.)
Published on May 14, 2013 10:01
Aku suka. :)