KARYA-KARYA SIMPANAN

sajak:AKU MASIH MENGUMPUL AKSARA UNTUK MENGEJA

 

Ini bukan persoalan biasa
aku masih mengumpul aksara untuk mengeja
dan menyebutnya sebelum tiba ke puncak makna
manakala tiada siapa berani lagi bertanya.

 

Mari pandang cermin diri dan lihat
kala menoleh ke belakang
tidak ada falsafah mungkar
sewaktu mentafsir kebenaran
bukankah kebenaran jadi jambatan
tingkah laku dan tingkah kata.

 

Meski cermin dalam diri
tidak siapa tahu
bila kita mengakidahkan kata-kata ini
tetapi janganlah berkata
dan melakukan tingkah durja
lalu membunuh setiap persoalan.

 

Jangan ucapkan terima kasih
kala terpegun melihat cermin
tidak ada wajah dalam kaca itu
tidak ada apa-apa melainkan sebuah pembohongan
kecuali memandang jauh ke dalamnya
kala menemui ketelusan suci hati.

 

Di sini katakanlah apa saja
dan ucapkan syukur kepada-Nya.

 

SMAHADZIR
Banting, Selangor
22-01-2003

 

 

sajak:
TUMPAHAN KASIHANAK YANG RINDU

 

‘Aku merindukanmuibu!’
Si Tanggangmenyeru
kau tahu kasihmutidak mungkin
menyulapku menjadibatu
‘nak mana cintamupadaku?’
ibu menatap wajahSi Tanggang
mata Si Tanggangjelu menatap ragu: ‘sayang?’
SangkuriangSangkuriang ke mana ibu?
Malin KundangMalin Kundang ke mana ibu?
Oeudipus Oeudipuske mana ibu?
mereka menyebutnyasebagai ibu
telaga tumpahankisah anak yang rindu.

 

SMAHADZIR
Banting, Selangor
23-04-2003

 

 

sajak:
PATUNG BATU

 

Patung batu itu
mahu jadi manusia
patung kencanagadis jelita
padahal jadimanusia amat renyah
sudahlah, takusahlah berangan
jadi patung batusaja
biar dihargai, dilawati
biar dijadikanikon
biar tersohor
asalkan kau bukanmanusia
yang punya banyakimpian
juga renyahmasalah
dan sering kali bermusuhan
kata malaikatkepada Tuhan
sebelum diciptaAdam.
 
SMAHADZIR
Banting, Selangor
26-06-2003

 

 

sajak:
BASUHKAN JEMARIKEARIFAN

 

Basuhkanlah jemarikearifan
antara aku denganbatas
membukakan mata
batas silaukemilau
rebahkan As-Syiirpada altar
telanjang badan
tidak pada lingkarsuci
rayu sukmakumenciummu
ingkar pada batas
kuatkan dakapanmu
ajak akumencumbuinya
di tapal batas
bukan engkau yangmemaksaku
aku yang lupa
tidak membezabatas
silauan ataukilauan
sayup senandungmembimbing
basuhkan hati padabatas
namun bukan batasakhir.

 

SMAHADZIR
Banting, Selangor
7-10-2003

 

 

sajak:
SEPASANG SAYAPUNTUKMU

 

Jika aku seorangpelukis
akan aku tambahkansepasang sayap
pada tubuhmu diatas kanvas
agar engkau dapatterbang
menjangkaubatas-batas ruang
melihat dunia darisisi nan luas
agar hatimumelihat seluas lautan
kemudian terbangtinggi dengan nurani bersih
bebas melihatkemanusiaan yang terus hidup
dan menjadiinspirasi setiap gerak kehidupan
agar sayap-sayapitu membebaskanmu
dari belengguruang dan waktu yang terasa mapan
dan selalumembodohimu
semoga dengansayap-sayap yang kulukis
engkau dapatterbang dari dunia mimpi
yang penuh rasatakut kepalsuan
dalam langittinggi
semoga engkaujelang hening alam
bersatu dalamdirimu yang fana.

 

SMAHADZIR
Banting, Selangor
9-6-2003

 

 

sajak:
GELOMBANG BARA

 

Apa yang diimpi dari duri yang dijejaki
ialah gelombang-gelombang bara:
kemurnian pasti dibentangkan
tiang setia pasti ditegakkan
walau mungkin laut itu tidak bertepi
ditelusuri jua
jika tidak penghujung
dicari pangkalnya
jika tidak berjawab
dicari tanda tanyanya
gelombang ini bara
biar membara semangat di dada!

 

Gelombang resah
mengasuh tabah
menceriakan makna
penantian senja
jika minda dihanyutkan
sangkutkan semula
di pangkalan hayat
kembara ini bermula
dari rimba ke rimba
berbau syurga
yang melingkari hari-hari hadapan
tidak kira gelombang duri
diharungi seampuh tabah diri.

 

Laut kasih membiru sebenarnya
di dalam kalbu
di dalam kalbu membara
gelombang bara
menghimbau citra senja.

 

Siapakah yang tahu?
 
SMAHADZIR
Banting, Selangor
26-5-2003

 

 
sajak:
IBU MENANGIS DINEGERI DUKA

 

Duka juga kiranya
yang dikembangkanbunga realiti
sebagai berita
dari sebuah negeriduka
lidah ibu diragutkasar
kanak-kanak tidakbijak lagi di sekolah
kerana pedagogibertukar bahasa
“harga-hargasemakin mahal,” kata ibu
sambil membahaginasi ke pinggan kami
“mengapa petakamenimpa tanah kami?”
kata ayah sembarimenyeka kedua matanya
siapa yang tidakmenangis
jenayahbermaharajalela
tanah dipokahhuru-hara
siapa yang tidakberduka
perasuah kaya-rayasesuka hati saja
jelu ke mana akandilampiaskan?
luka ke mana akandialirkan darah?

 

SMAHADZIR
Banting, Selangor
4-10-2003

 

 

sajak:
ZIKIR TELEVISYEN

 

Waktu petang mengapung
apa yang dipanggil?
muzik berdentangan di televisyen
selewat azan
bersambung nyanyi
pada kabel dizikirkan syahwat
mencuat pada skrin
didawamkan tipu daya
pada Engkau?
begitu penat lidahku
seminit saja
inikah hamba
yang mengharap syurga?
inikah manusia
yang tidak mahu dijilat api neraka
Allah betapa mudah
kutipu diri sendiri.
 
SMAHADZIR
Banting, Selangor
12-5-2003

 

 

sajak:
PELUKIS BAHASA

 

Wajah bahasadilukis
berona redup
tetapi wajah kitasendiri
menyeringai
mungkin malu
atau kesangsian
sungguh teramatsangsi
untuk berkatajujur
ketika keraguanmengepung
di mana-mana
ada seorangpelukis
dengan jemarinya
melukis wajahbahasa di situ.
 
SMAHADZIR
Banting, Selangor
4-11-2003

 

 

sajak:
JATUH DI PELUKAN HAWA

 

Di pasir putih; pantai yang lengang
aku berdiri telanjang
menatap longlai
hamparan samudera tanpa ombak
tidak lagi biru
kerana langit telah merah
semesta telah menyusut
waktu telah berbalik arah
bumi telah dikosongkan
oleh gempa terakhir:
graviti telah berbalik
sepi tanpa suara kesunyian
kosong tanpa pantulan suara
dari lautan nan bisu
tiba-tiba melesat sepasukan kuda putih bersayap
menyambar tubuhku
terbang melingkar-lingkar
melemparku dalam ruang vakum hitam
jauh jauh teramat dalam
hingga ketakterhinggaan
jatuh di pelukan Hawa
‘Adam ketikanya telah tiba masuklah dalam rahimku!’

 

SMAHADZIR
Banting, Selangor
28-5-2003

 

 

sajak:
SENANDUNG PENGEMBARA

 

Jarum dan benang di tangan bonda
sedang menjahit baju anaknya yang akan pergi jauh
ketika menjelang si anak berangkat
jahitannya dirapat dan dikuatkan
dalam hatinya
dia was-was anaknya tidak cepat kembali.

 

Oh, siapa kata secubit warna hijau dari rumput kecil
boleh membalas budi
cahaya mentari sepanjang musim semi?

 

SMAHADZIR
Banting, Selangor
7-12-2003

 

 

sajak:
WAKTU YANG MENGAKRABKAN

 

Hari-hari putih ini mengurung insaf
memapah dera alpa ke pesisir maaf
menakluk rumah rapuh
didakap seutuh tubuh
memanjang lafaz seluruh malam berlabuh.

 

Ketika kubelah malam dengan ratib
isak yang menghampiri
menghulur keyakinan arus menyusur
adalah ketika mengakrabkan
aku didakap ketenangan
aku didakap kebahagiaan
tidak putus memaut hidup ketika ini!

 

Kalbu seharusnya padu
menatang iman menyirat waktu
esok dan usia yang matang
siapakah yang berdiri menentu liku usia
yang dikedutkan oleh amal
oleh kebebasan azab yang dinoktahkan
kemudian oleh Tuhan.

 

Tibalah malam-malam putih lagi suci
mubarak yang menyemarak warak
rimbun pohon-pohon meneduhi pedoman
walaupun ada goda menduga keyakinan
ketika ini akrab-Nya jua
terasa sasa menyambut imbauan makna
menggamit makmur takbir
tasbih dan tawakal
mengharungi samudera sesal.

 

SMAHADZIR
Banting, Selangor
8-7-2003

 

 

sajak:
PEREMPUAN TENGGELAM

 

Perempuanyang tenggelam di perigi senja
ia haus iabersenandung dengan lidah sakit
dan bernanahhingga di hujung jantung hati
yang parahhingga terobek sukma
sehinggakanrokib dan atid tak tergamak mencatat
setiap ketarsuara
setiap gigilkata
yangbertingkah dari sepinya
izrail punterkaku terjelu
lalu berdoaditugasan terakhir
janganbiarkan ia tenggelam.

 

Gebar-gebarbahagia mengintai
lalubersembunyi di sebalik dinding harap
selimut-selimutcinta mengepung
namun sirnadi ambang masa
menidurinyadengan kelembutan dan manis kata
janjisemalam; usah bimbang usah curiga
bergemasuara menyambut
kosonglampung
tidak pernahbersahut.

 

SMAHADZIR
Banting, Selangor
19-9-2003

 

 

sajak:
LELAKITUA TENGAH KOTA

 

Langkah longlaitanpa tujuan
berpeluh cacat busuk tidak dihiraukan
pedih dengan lapar kosong perutnya
sekitar kemewahan
lalu-lalang kesibukan
tidak siapa nan melihat
hanya tatapan kecil melirik orang tua tiada harga nan nanar
lelaki tua merayunasibnya
tak siapa peduli hanya andal memujuk lewat lugu paras
kota ini bukan untukmu
kota ini tidak perlukan manusia miskin sepertimu
terkulai hapak dengan warna buruk membalut tubuh
tak berwarna seperti longkang itu
sepekatnya.

 

SMAHADZIR
Banting, Selangor
6-9-2003

 

 

sajak:
WAKTU

 

Bagi pesakit iaadalah musuh yang mereka tipu saban hari dengan harapan namun di sana sebalikjeruji dingin, waktu menjadi paduka raja tidak pernah dikalahkan.

 

Bagi parapolitikus dan olahragawan ia adalah kesempatan singkat, ganas dan mahal.

 

Para senimanmelihat ia seperti angin, hantu, bahan kimia, seorang anak perempuan, payung,seuntai tasbih atau sebuah rejim.

 

Salvador Dalimelihat ia boleh meleleh.

 

Bagi para ilmuwan iaumpama garis yang ingin dilipat dan diputar-putar atau lorong melemparkanmanusia dari masa ke masa, maju atau mundur.

 

Bagi yangterbaring sakit, tergolek lemah, tanpa harapan ia dipanggil-panggil tidakdatang-datang.

 

Bagi para petani iamenjadi raja mereka tunduk patuh. Bila menanam, bila menyiram, bila menuai, ia adalahtitah dari waktu yang sombong, tidak boleh diajak berunding, tidak mempandisogok.

 

Bagi yang sedangjatuh cinta ia mengisi relung dada dengan gembira sekali gus cemas keranateristimewa untuk cinta, waktu menjelma menjadi jerat, semakin cinta melekatsemakin kuat, waktu menjerat jika cinta yang lama menukik, jerat itu mencekik.

 

Bagiku ia telahmenjadi spekulasi mendebarkan, akankah esok semuanya berubah.

 

SMAHADZIR
Banting, Selangor
19-10-2003

 

 

sajak:
MAKNAWI

 

Cinta;
instabilititemporal dari mental
dimaksudkanuntuk menautkan kembali hati
pada pusathakikat satu itu
berbahayabila ditujukan objek salah.

 

Kejayaan;
pencapaiansemasa hidup mampu membuat seseorang
ketika akanmenutup mata selama-lamanya
merasa legadan bahagia.

 

Sakit;
rasa tidaknyaman bagi diri
tumbuh daribahagian-bahagian tubuh
menegaskanbatas serta perbezaan antara jasad dan roh.

 

Musuh;
orangpaling dibenci
keranapaling mirip denganku;
sainganterdekat
dalamkejahatan dan keburukan serupa.

 

SMAHADZIR
Banting, Selangor
5-12-2003

 

 


sajak:
SEORANG PENULIS

 

Apa yang dapatdiberikan seorang penulis
ketika tak adasesuatu nan dapat mengilhami
ketika realiti takcukup untuk menginspirasi
matikah ia
bersamatulisan-tulisan lama nan telah lapuk
dan kehilanganpembaca?
apakah harusdilakukan seorang penulis?
ketika kosongmemenuhi imaginasi
ketika sendirijuga tak cukup berikan ruang
untuk kehadiransebuah tulisan
tak wajar lagikahia
tetap disebutpenulis
walaupun tak lagimampu
untuk menulis?

 

SMAHADZIR
Banting, Selangor
19-9-2003

 

 

sajak:
KEPADA ZULAIKHA

 

Zulaikha;kemerduan suara senandung itu mengalun
setiap malammenjelang dan ambang senja berlalu
roh dan jiwaaku berbiak cemas-cinta dan tiupan doa di ubun-ubun
aku inginredakan kata-kata menjadi bisikan lembut pengantar tidur
agar pupusisak tangis dalam lelap seiring pupuk subur
aku bacakandalam lubuk dada
aku tak hafaltembang purba ini
hanyalarik-larik kata aku kais dari ingatan usang
namun akutahu engkau mengerti
betapa akutak mampu menanggung tangis.

 

Zulaikha;bacalah seperti kau sibuk mengeja nama-nama benda
merabaitekstur dan ulir
menganyamwarna dan matra
bacalahmantera dalam kata-katamu sendiri
kau pinjamdari bahasa langit
sebagaimana akumengeja hujan mematuk-matuk jendela
sepertimorse isyarat rahsia
sebab akutak ingin berhenti inginkan doa darimu
mengajisetiap helai detik
terjilidrapi dalam kalam indah-Nya.

 

SMAHADZIR
Banting, Selangor
9-1-2003



sajak:
PERBUALAN DI SEBUAHPERAHU SEJARAH DENGAN AYAHKU

 

Akumendayung perahu sejarah
tahun yang berhiaskan putih asa dan merah darah
aku bertanya: apakah yang sanggup mengubah luka jadi za’faran
yang membekukan airmata menjadi kristal zamrud?
ayahku berkata: waktu! hanya waktu yang mampu.
Kulihat kiri-kanan; pohon memudar bangunan kaca meruncing
tahun yang melencun peluh dan bah rencana
dan aku bertanya: apakah penat aku sudah berbayar oleh petua dan janji?
apakah kemajuan sama dengan kebajikan?
ayahku berkata: hati! hanya hati yang tahu
kadang-kadang perahu ini bergegar dan bergoncang
tahun-tahun yang terasa garang dan panas menggaring
dan aku bertanya: mungkinkah aku tersesat dan hilang arah?
mampukah tempat berpijak ini goyah dan terus punah?
ayahku berkata: doa! hanya doa yang kuasa.
Gerakan perahu ini panjang aku lalui sudah
tiada hujung kutangkap tiada awal kukenal
dan aku bertanya: akankah aku bertahan?
sebagai negara sebagai bangsa sebagai manusia?
ayahku berkata: fahami lautan tempat perahu ini belayar
kenali kekuatan waktu
dalami pengetahuan hati selami kekalnya doa.
Gebar kabus menyelimut perahu dan ayahku menghilang
meninggalkan gugusan pulau tak berjudul dan samudera tak bernama
namun di sini aku menganyam waktu
memerahhati dan meratapkan doa
demi perahu ini sebahagian aku mati
sebahagianaku bertahan hidup
aku bertanya: inikah kedaulatan sesungguhnya?
sewaktu manusia bersatu dengan apa yang mengelilinginya
samudera waktu hati dan doa
iapun merdeka
sebuah bangsapun merdeka
negarapun layak ada.

 

SMAHADZIR
Banting, Selangor
12-12-2003

 

 

sajak:
SEORANGPENJUAL BURUNG

 

Dia seorang penjualburung selalu datang ke kampung aku
sambilmelantunkan kata-kata jualan: “burung aku pandai menyanyi.”
anak daratersenyum mendengarnya
merekaberdiri di depan cermin dan menyaksikan
pohon masa sudahmulai berbuah
banyakburung yang hinggap
janda-jandamuda gembira mendekat
merasakanbetapa pohon cinta hampir gugur
burung-burungkekenyangan dan terbang
hanyaperempuan-perempuan tua tersenyum marah
dankadang-kadang ada yang menangis sambil menggeru:
“aku taksuka burung habis buah manisku dimakannya.”

 

“Ayam adatak Bang?” demikian ibu separuh usia bertanya
sambiltersenyum penjual burung itu menjawab:
“aku hanyapenjual burung!”

 

“Burung akupandai menyanyi”
kata-kata itudiulang meski semua burung jualan sudah dibeli orang.

 

Sudahseminggu daia menutup kedainya
penjual burungsudah mendapat sangkar burung
yang cantiklagi menarik
burungnya belumtentu lagi boleh menyanyi
mungkinsuaranya sudah hilang
“burungnyatak pandai nyanyi” ujar seorang anak dara tua
sambil membelaiseekor burung tiung  emas yang merdusuaranya.

 

SMAHADZIR
Banting, Selangor
30 Mac 2003

 

 

sajak:
PELUKIS CAHAYA

 

Dakwat tergurat
warna hitammerebak
menuju putihtergambar pada latar biru
dan titik-titikhijau
pelukis cahayahadirkan pagi
dalam bentangkertas beberapa jengkal
merangkum semestayang terbina dalam permainan warna
ketika engkautergetar
imaginasi berpacudengan peluh penglihatan
kemudian terbentukcoretan dan goresan kecerahan
di manakah engkausembunyikan malam
dengan kelamnyajika dalam benakmu
selalu terbayangcahaya
yang menghadirkansegala sesuatu nampak indah.

 

Pelukis cahaya
engkau pernahberkata padaku
‘gelap adalahbayang dan kecerahan yang tertunda’
kerana aku melukisrona dan citra yang telah dicerahkan oleh cahaya
aku ingin membawamereka
kepada kenyataanyang apa adanya
tanpa selubungbayang
melukis cahayaadalah kejujuranku
pada yang tampakdan menampakkan watak
kepada yangmenggugah imaginasiku
demikian akumenyambut dengan keindahan daya ciptaanku.

 

SMAHADZIR
Banting, Selangor
28-6-2003

 

 

sajak:
SANGAT HAMBAR

 

Kekadang taksenantiasa mudah
kita rapuhrangka layangan
dengan angindipermainkan
sudahterlalu panjang
benang hitamini kita hulur-hulurkan
kusut seratcahaya kilat di langit
tidak lagiboleh kita bezakan
aku inginmenggulung apa yang tak terputuskan
sebelumsegalanya jadi rumit
dan takdapat dihuraikan.

 

Hujan ituairmata yang melebat tapi sangat hambar
cinta sesaatmemang tak selalu sampai
“aku inginmenangis” katamu
aku mungkinakan jadi sabar
bolehberkali-kali mendengar
sepertimenyemak sajak terakhir
karyaseparuh hati
seorangpenyair yang hampir membuang penanya.

 

SMAHADZIR
Banting, Selangor
19-10-2003

 

 

sajak:
KHABARKAN PADAKU TENTANG NERAKA

 

Sudahkah kaukhabarkan pada zamrud
tentangjuntai-juntai hujan
perlahan merendacerita
membuatmu takpernah lagi tertawa
di tengah musimmulai melambatkan langkahnya.

 

Sudahkah kausampaikan pada ranum cemara
tentang langit danseluruh hulubalangnya
tak pernah redamenghadirkan sengketa
setiap garistakdir kau sebut nazak
dan kau masih sajameramal.

 

Sudahkah kau beritakanpada tali pedati
pada rerumputhijau
dan pada senjaberbadai jingga
tentang ronasemakin mengejarmu
untuk menutup usiaseperti pujangga ketakutan
dikejar akhirkata-kata.

 

Aku sudahmendengar khabarmu dari zamrud
cemara dan talipedati
di hujung bukittempat mereka berada
kata merekakebelakangan ini
kau selalubercerita hingga larut
hingga lupatentang sejarahmu
tentang apa dansiapa
berakhir seiringlerainya pendar cahaya.

 

Maaf sahabat; akutak mampu membantumu menisbikan nestapa
menciptakan antiteori tentang senyawa duka
aku cuma mampumengkhabarkan pada mereka
tentang sahabatdengan tergesa-gesa
pergi ke bakananti sesampainya di sana
khabarkan pulapadaku tentang neraka.

 

SMAHADZIR
Banting, Selangor
12-2-2003

 

 

sajak:
WAJAHKU DI CERMINRETAK

 

Tawaku pada cerminretak
melihat rupakuyang berganda
kecam diri hatiberbelah
wajahku berputusdua
masih kupijakdalam bayangan
relung gelap dalammalam kelam
kududuk dengansepi
terkhali
bintang di ataspenuh sindiran
langkah kaki kumantapkan
bingung menatappantulan kaca
mengapa?
ada apa?
pada cermin akubertanya.

 

SMAHADZIR
Banting, Selangor
6-3-2003

 

 

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on December 11, 2023 02:08
No comments have been added yet.


Syed Mahadzir Syed Ibrahim's Blog

Syed Mahadzir Syed Ibrahim
Syed Mahadzir Syed Ibrahim isn't a Goodreads Author (yet), but they do have a blog, so here are some recent posts imported from their feed.
Follow Syed Mahadzir Syed Ibrahim's blog with rss.