Netbook dengan Batere Seawet Ponsel

Sebagaimana kebanyakan orang, saya paling malas kalau disuruh menunggu. Seperti Rabu kemarin ketika harus mengantre dokter. Praktiknya dibuka pukul 19.30. Saya datang setengah jam sebelum itu. Eh, ternyata dokternya baru datang pukul 19.40. Padahal saya kebagian nomor antrean 15. Bagus. Kerjaan lagi deadline, dan saya terancam “bermalam” di klinik. Untungnya, saya sudah mengantisipasinya. Punya firsasat urusan ini bakalan lama, saya pun membawa netbook ASUS 1025C. Dengan begitu, saya bisa menyambi merevisi naskah memoar yang besoknya harus sudah ditaruh di percetakan untuk pembuatan dummy. Pencet tombol “on” pada netbook itu. Satu… dua… nyala! Gegas, seperti biasa. Tapi begitu si putih itu “hidup”, sadarlah saya, baterenya tinggal seuprit. Tidak sampai seperempat batang! Saya baru ingat, seharian tadi lupa men-charge. Alamak, masih “bernyawakah” netbook ini sampai tiba giliran saya masuk ruang dokter sebagai pasien ke-15? Firasat saya sih tidak. Maka tanpa pikir panjang, saya matikan fitur Wi-Fi dan Bluetooth, melepas modem dan flashdisk, meski saya masih perlu internet dan data yang ada di flashdisk itu. Layar netbook juga saya setel agak redup. Langkah-langkah itu saya yakini berguna untuk menghemat batere. Lalu, saya berusaha bekerja cepat. Berkejaran dengan daya batere. Hiruk-pikuk di klinik saya abaikan. Kalau biasanya disambi main game saat otak buntu, sekarang [...]
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on April 16, 2012 01:51
No comments have been added yet.