Langit Amaravati's Blog: Langit Amaravati, page 17

November 23, 2016

November 21, 2016

Sukamulya, Desa yang Kami Jaga dengan Air Mata

“Dokternya nggak bisa masuk, Teh. Dilarang oleh petugas piket.” Pesan itu saya tatap dengan mata nanar diikuti nyeri yang menghunjam ulu hati. Saya tidak tahu mana yang lebih menyakitkan, rasa khawatir terhadap kondisi kesehatan kawan-kawan petani yang ditahan di Mapolda Jabar, ataukah kenyataan bahwa polisi sudah lupa bagaimana menjadi manusia? “Keparat!” saya hanya bisa mencaci […]
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on November 21, 2016 09:14

November 14, 2016

Yang Sering Kita Lupa Sebagai Manusia

“Yang kayak gitu kan urusan pribadi, Chan. Ga harus di-share di media sosial.” Inbox itu saya terima sebagai tanggapan atas status yang sempat saya tulis beberapa hari lalu. Status yang akhirnya saya setting private karena ada beberapa komen bernada olok-olok yang membuat saya merasa malu, betul-betul malu. Saya memang sempat membuat status di Facebook tentang […]
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on November 14, 2016 20:08

November 7, 2016

Jalan Neraka

“Koak, koak, koak!” Suara gagak membelah udara, menjadikan petang yang sunyi di tepi Pantai Sakera berubah riuh dan gaduh. Kepakan sayap, koak yang serak, melatarbelakangi matahari yang pamit pulang di ujung barat sana. Saya tidak akan melupakan petang itu, petang yang membuat saya terkapar di jalanan dengan kepala berdarah-darah dan bahu patah. Andai waktu itu […]
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on November 07, 2016 22:06

November 6, 2016

5 Senjata Utama Seorang Blogger

Dulu, dulu sekali, ketika dunia kepenulisan masih sesantai menuliskan ide di bungkus rokok atau semudah melamun di angkot, saya masih bisa menulis cerpen di kertas folio. Saya masih bisa datang ke warnet untuk mengetik lalu mengirimkannya ke media. Tapi itu dulu, ketika aku belum jatuh cinta padamu. *naon ai maneh, Chan? Sekarang, ketika benar-benar terjun […]
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on November 06, 2016 23:35

November 5, 2016

Sepucuk Surat untuk Tuan-Tuan Aktivis, Salam Jari Tengah

Teruntuk Tuan-Tuan Aktivis Kiri atau Kanan, Halo, apa kabar? Isu apa yang sedang kalian perjuangkan hari ini? Buruh? Nelayan? Hak-hak kaum perempuan? Atau bahkan sedang melakukan advokasi terhadap para petani yang menggarap lahan negara? Hebat, kalian benar-benar hebat. Para pahlawan yang membela kaum proletar dengan sekuat tenaga, dibayar atau tidak. Tapi, ngomong-ngomong … Apa kabar […]
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on November 05, 2016 23:28

November 4, 2016

Sehari Lagi di Jakarta

Jakarta, kota yang kerap kali saya “caci maki” karena gedung-gedungnya yang pongah dan cuaca panasnya yang mengintimidasi. Jakarta, kota yang jalan-jalannya kerap mengiris hati, berisi ingatan bahwa di salah satu ruasnya saya pernah memandang seseorang yang pergi. Tapi entah kenapa, dibandingkan kota lain, justru kota inilah yang setahun belakangan sering kali saya kunjungi. Perjalanan saya ke Jakarta […]
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on November 04, 2016 01:01

October 31, 2016

Semua Laki-Laki Itu Bajingan? Menurut Lo?

Ketika membaca statement-statement saya yang gampar-able, banyak orang yang sampai kepada 4 kesimpulan. Pertama, saya adalah feminis. Dua, saya membenci semua laki-laki. Tiga, saya menganggap bahwa semua laki-laki adalah bajingan. Empat, saya anti-pernikahan. Sayangnya tidak ada satu pun kesimpulan itu yang benar.  Sejak lahir hingga hari ini, tanpa kita sadar gender kerap kali menjadi border line […]
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on October 31, 2016 03:29

October 30, 2016

Makan Malam Bersama Mobil 123

Pukul 3 sore, hujan menandak-nandak dengan deras di luar sana. Cuaca Cimahi sore itu benar-benar cocok untuk bergelung di bawah selimut, dan saya yakin hujan yang sama juga mengguyur Kota Bandung. Tapi saya harus segera pergi kalau tidak ingin terlambat datang ke blogger gathering yang diadakan oleh Mobil 123. Maka saya kembali mematut diri di […]
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on October 30, 2016 08:53

October 24, 2016

Secangkir Kenangan dalam Dolce Gusto Genio

Ketika pertama kali membuka boks Nescafe Dolce Gusto Genio, satu hal yang tebersit di benak saya adalah: Tuhan dan selera humor-Nya yang kadang tidak lucu. Lho, kok Tuhan? Sebab ketika putus dari Akang a.k.a Mr. Barista, saya sempat bergumam begini, “Kalau gue putus dari Akang, terus siapa yang bikinin gue kopi enak?” Mungkin saat itu […]
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on October 24, 2016 04:01

Langit Amaravati

Langit Amaravati
My blog is your pandora. Welcome.
Follow Langit Amaravati's blog with rss.