Kamu Quotes
Kamu: Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya
by
Sabda Armandio462 ratings, 4.10 average rating, 124 reviews
Kamu Quotes
Showing 1-14 of 14
“Kita ini sangat ingin dibilang orang kota, sampai-sampai kita lupa, kampungan memiliki makna yang romantis. Dan si orang kota ini terus menerus mengeluh soal betapa buruknya tata kota, kemacetan, dan membanding-bandingkan keadaan dulu dengan sekarang. Lalu mereka dengan tak tahu diri memuja-muja harum tanah basah, mencari udara segar ke hutan, memotret langit senja di gunung atau matahari terbenam di laut, tapi nggak ada yang mau hidup di kampung atau merubuhkan kota mereka dan menjadikannya kampung lagi. Mereka takut kehilangan kemapanan yang mereka bangun untuk menunjang hidup enak dan praktis. Yang bisa mereka lakukan hanya mengkhayal tentang kehidupan desa sambil minum kopi.”
― Kamu: Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya
― Kamu: Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya
“Menurutku jatuh cinta itu nggak indah-indah amat. Kau buka hatimu supaya seseorang masuk ke dalam, kau jaga dia agar betah dan sehat, dan seterusnya, dan seterusnya. Seperti memelihara orang lain di dalam tubuh sendiri. Sialnya, kau nggak punya perangkat untuk sepenuhnya memahami orang lain.”
― Kamu: Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya
― Kamu: Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya
“Keramaian adalah dengung yang semakin didengarkan justru membuatmu kesepian. Orang-orang terus bicara; berbagai jenis suara berlintasan hingga telingamu penuh tetapi kepalamu kosong. Tidak mengerti apa-apa, bukan bagian dari apa-apa.”
― Kamu: Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya
― Kamu: Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya
“Sebab buku nggak akan menyakiti pembaca seperti manusia menyakiti manusia lain.”
― Kamu: Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya
― Kamu: Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya
“Aku tidak suka ide tentang perang. Ketidaksukaanku itu sudah melewati batas benci. Aku pikir, dengan ikut perang artinya secara tidak langsung aku menyetujui ide itu sekalipun tujuannya hanya untuk membela diri.' Kek Su kelihatan bersungguh-sungguh dengan ucapannya. 'Waktu itu aku masih muda. Perang benar-benar menyebalkan, tidak ada yang menyenangkan ketika kau melihat orang tertembak di kepala, atau melihat tumpukan mayat berserakan seperti bangkai tikus. Sama sekali tidak menyenangkan. Aku memilih tidak peduli, aku tidak peduli siapa menang siapa kalah, tidak peduli pada akhirnya siapa menjajah siapa, aku bahkan tidak peduli ada atau tidak adanya negara. Selama aku merasa tidak dijajah siapa pun, maka aku bebas. Bagiku yang penting saat itu adalah perang segera berakhir. Kira-kira seperti itu. Wangi nyawa manusia tercium di setiap sudut kota, dan ketololan itu nampaknya tidak akan lekas berakhir. Aku benar-benar merasa sendirian.”
― Kamu: Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya
― Kamu: Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya
“Rindu memang nggak pernah sederhana,bukan?”
― Kamu: Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya
― Kamu: Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya
“Aku pernah mendengar orang-orang yang membakar hutan sering teriak-teriak ‘cari uang buat makan’. Jadi kupikir kalian makan uang,” ujar Orang Utan sambil menggosok-gosok kepalanya.”
― Kamu: Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya
― Kamu: Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya
“Mulutku bersekongkol dengan otak untuk melindungi diriku sendiri dari perasaan-perasaan yang mungkin muncul jika aku mengetahui lebih banyak.”
― Kamu: Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya
― Kamu: Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya
“Mungkin iya, suatu hari aku mau jadi petani. Mencangkul sambil menyanyikan lagu-lagu AC/DC, kayaknya gagah sekali. Aku baca di koran, katanya pembangunan mal di Jakarta masuk rangking sepuluh besar di dunia, dan orang-orang bangga. Aku justru heran, sebenarnya itu kemajuan atau kemunduran, sih?”
― Kamu: Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya
― Kamu: Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya
“Kata Carl Jung, pertemuan dua kepribadian itu seperti kontak dua substansi kimia: jika ada reaksi, keduanya akan bertransformasi.”
― Kamu: Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya
― Kamu: Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya
“Dan sesuatu yang sudah masuk ke dalam ketiadaan tidak bisa keluar lagi, mereka sudah kembali ke fitrahnya-dari tiada, menjadi ada, lalu menjadi tiada lagi.”
― Kamu: Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya
― Kamu: Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya
“Ia belum selesai, sebenarnya, aku tahu. ia hanya ingin segera mengakhirinya.”
― Kamu: Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya
― Kamu: Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya
“Karena aku tidak tahu harus memercayai siapa akhir-akhir ini. Rasanya, orang-orang gemar membuat kita tersesar. Jadi, kupikir, aku harus membuat peta milikku sendiri.”
― Kamu: Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya
― Kamu: Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya
“Barangkali orang yang gemar memuliakan dirinya sendiri adalah orang yang paling sedih sekaligus menyedihkan di muka bumi.”
― Kamu: Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya
― Kamu: Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya
