Memang Jodoh Quotes

Rate this book
Clear rating
Memang Jodoh Memang Jodoh by Marah Rusli
410 ratings, 3.95 average rating, 72 reviews
Memang Jodoh Quotes Showing 1-7 of 7
“…. kebanyakan laki-laki menyangka, beristri banyak itu adalah perintah Tuhan. Yang wajib dijalankan dan berdosa jika ditinggalkan. Sehingga, kawinlah dia sesuka hatinya; bukan untuk menuruti perintah Tuhan, tetapi untuk melepaskan hawa nafsunya, yang tak terbatas itu tanpa mengindahkan tujuan dan sebab perkawinan, dan perasaan perempuan.”
Marah Rusli, Memang Jodoh
“Mengapa perempuan saja yang harus tunduk pada laki-laki, sedangkan laki-laki boleh menyia-nyiakan perempuan? Laki-laki dan perempuan sama-sama makhluk Tuhan, yang sama haknya sebagai manusia, walaupun berlainan kewajibannya.”
Marah Rusli, Memang Jodoh
“Suami-istri hendaknya merupakan sebuah tubuh yang walaupun agak berlainan bentuk, sikap, dan tugasnya tetapi satu tujuan. Tak ada ubahnya dengan kaki dan tangan yang berlainan bentuk dan tugasnya, tetapi masuk bagian tubuh yang satu. … Karena tujuan itu, hendaklah syarat-syarat yang harus ada pada kedua badan tadi sama pula. Sesifat, sepikiran, searah, semau, seperbuatan, dan lain-lain. … jangan seorang tinggi seorang rendah, seorang gemuk seorang kurus, seorang hina seorang mulia, seorang pandai seorang bodoh, seorang suka ke barat seorang suka ke timur, dan lain-lain.”
Marah Rusli, Memang Jodoh
“Demikianlah nasib setiap manusia yang dikaruniai Tuhan umur yang panjang. Makin lama hidupnya makin jauhlah dia tercercer di belakang anak, cucu, keluarga, masyarakat, dan bahkan kaumnya; sehingga akhirnya terbaringlah dia seorang diri, dalam kuburnya.”
Marah Rusli, Memang Jodoh
“rupanya perjodohan itu bukanlah perbuatan dan kekuasaan manusia saja, melainkan memang telah ditetapkan di Lauh Mahfuz.”
Marah Rusli, Memang Jodoh
“Sungguh ganjil perjodohan manusia! Seorang dari utara dan seorang dari selatan.”
Marah Rusli, Memang Jodoh
“…. karena tak ada perempuan yang suka dimadu. Kalau dia berdiam diri, bukan karena suka, tapi karena tak berdaya; takut sengsara jika ditinggalkan suaminya.”
Marah Rusli, Memang Jodoh