Dari Rue Saint Simon ke Jalan Lembang Quotes

Rate this book
Clear rating
Dari Rue Saint Simon ke Jalan Lembang Dari Rue Saint Simon ke Jalan Lembang by Nh. Dini
75 ratings, 3.60 average rating, 19 reviews
Dari Rue Saint Simon ke Jalan Lembang Quotes Showing 1-4 of 4
“Di Tanah Air, mengalami Pemerintahan satu berganti ke Pemerintahan lain, namun dengan sistem yang sama dan mengecewakan memang membikin hati ini gemes atau penasaran. Aku bahkan sering berang terhadap pihak pelaksana aturan-aturan negara. Lebih-lebih kepada pihak penguasa yang menggunakan wewenang mereka untuk menggerogoti kekayaan negara. Keserakahan membuat korupsi menjadi hal yang 'biasa'.”
Nh. Dini, Dari Rue Saint Simon ke Jalan Lembang
“Walaupun bukan penganut agama Katolik, kusertai anakku membakar lilin di depan patung Bunda Maria dan Santo Petrus. Dalam hati kumohon Tuhan memberikan semua yang terbaik bagi anak bungsuku. Sebenarnya aku tidak memerlukan patung atau lilin guna menyertai doaku. Setiap saat setiap waktu, begitu teringat kepada kebesaran Tuhanm aku langsung menyebut namaNya sambil mengatakan doa maupun permohonan. "Tuhan itu pemilik semesta alam!" kata ibuku. "Dia mengerti semua bahasa di dunia. Tanpa kauucapkan pun, Dia mengetahui isi batinmu.”
Nh. Dini, Dari Rue Saint Simon ke Jalan Lembang
“Secara singkat, aku selalu memperkenalkan diri sebagai pengarang atau novelis. Tanpa tambahan "pengarang wanita" atau "pengarang sastra" maupun mengatakan bahwa aku adalah seorang "sastrawan atau sastrawati". Aku tidak berpretensi sebagai "seorang sastrawati". Orang-orang lain, termasuk para cendekiawanlah yang mengenalkan sebutan itu terhadap diriku.”
Nh. Dini, Dari Rue Saint Simon ke Jalan Lembang
“...bahasa adalah sesuatu yang hidup bersama penggunanya. Dia selalu berkembang dan tumbuh. Dan yang paling penting, Pengarang adalah Pencipta. Menurut hukum di seluruh semesta, Pengarang mempunyai hak yang disebut licentia poetica: dia dapat menciptakan kata atau istilah baru.”
Nh. Dini, Dari Rue Saint Simon ke Jalan Lembang