Bertanya Kerbau pada Pedati Quotes

Rate this book
Clear rating
Bertanya Kerbau pada Pedati: Kumpulan Cerpen Bertanya Kerbau pada Pedati: Kumpulan Cerpen by A.A. Navis
247 ratings, 3.79 average rating, 24 reviews
Bertanya Kerbau pada Pedati Quotes Showing 1-2 of 2
“Dalam sepanjang hidupnya dia tak pernah marah-marah. Memang hatinya sering disakiti orang dan dia jengkel. Namun sampai memaki atau membentak dengan kata tak senonoh, tak pernah dia lakukan. Dia adalah seorang dokter. Golongan elit yang terhormat. Dan semua perilaku yang menjengkelkan dari orang yang dihadapinya, dipandangnya sebagai tingkah orang sakit. Apa pun macam perangai orang, dia tak pernah sampai marah. Tidak ada orang yang sehat melakukan kesalahan, pikirnya. Orang yang mencuri, merampok, berkelahi, dan bahkan membunuh, jahat, dan zalim tentulah karena sakit. Kalau bukan karena sakit, karena apa lagi orang-orang demikian? Seperti juga orang-orang sakit pada fisiknya menderita karena penyakit turunan atau karena penularan dari luar. Demikian juga penyakit mental atau jiwa seseorang. Pastilah dapat diobati kalau diagnosa dan terapinya kena, apalagi bila diobati pada saat yang dini. Demikian juga pada kejiwaan seseorang. Pandangan hidup seperti itu menyebabkan hidupnya bisa tenteram dan banyak orang menghormatinya.”
A.A. Navis, Bertanya Kerbau pada Pedati: Kumpulan Cerpen
“... Tidak ada satu pun hari kelahiran boleh dirayakan. Yang dirayakan adalah hari kematian dari orang-orang besar. Alasannya waktu lahir setiap orang, mereka masih bayi sama seperti lahirnya anak orang awam yang anaknya awam juga. Maka itu hari kelahiran seorang bayi bukanlah merupakan suatu peristiwa yang luar biasa. Lain halnya dengan hari matinya. Setiap orang besar yang mati, itu berarti dia telah mencapai puncak prestasinya sebagai orang besar. Bukankah telah galib di dunia ini, bahwa selama ini diakuinya seseorang jadi pahlawan kalau dia telah mati?”
A.A. Navis, Bertanya Kerbau pada Pedati: Kumpulan Cerpen