Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Quotes
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
by
Hamka6,171 ratings, 4.28 average rating, 783 reviews
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Quotes
Showing 1-6 of 6
“Kerana apabila saya bertemu dengan engkau, maka matamu yg sebagai bintang timur itu sentiasa menghilangkan susun kataku.”
― Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
― Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
“Anak lelaki tak boleh dihiraukan panjang, hidupnya ialah buat berjuang, kalau perahunya telah dikayuhnya ke tengah, dia tak boleh surut palang, meskipun bagaimana besar gelombang. Biarkan kemudi patah, biarkan layar robek, itu lebih mulia daripada membalik haluan pulang.”
― Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
― Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
“Cinta bukan melemahkan hati, bukan membawa putus asa, bukan menimbulkan tangis sedu sedan. Tetapi cinta menghidupkan pengharapan, menguatkan hati dalam perjuangan menempuh onak dan duri penghidupan.”
― Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
― Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
“Kadang-kadang cinta bersifat tamak dan loba, kadang-kadang was-was dan kadang-kadang putus asa.”
― Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
― Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
“Di belakang kita berdiri satu tugu yang bernama nasib, di sana telah tertulis rol yang akan kita jalani. Meski pun bagaimana kita mengelak dari ketentuan yang tersebut dalam nasib itu, tiadalah dapat, Tetapi harus patuh kepada perintahnya.”
― Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
― Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
“Dia termenung mengingat untungnya, yang hanya mengecap lazat cinta laksana bayang-bayang dalam mimpi.
Tetapi cinta suci bersedia menempuh kurban, bersedia hilang, kalau hilang itu untuk kemaslahatan kecintaan, bersedia menempuh maut pun, kalau maut itu perlu.
Karena bagi cinta yang murni, tertinggal jauh di belakang pertemuan jasmani dengan jasmani, terlupa pergabungan badan dan badan, hanyalah keikhlasan dan kesucian jiwa yang diharapnya.”
― Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
Tetapi cinta suci bersedia menempuh kurban, bersedia hilang, kalau hilang itu untuk kemaslahatan kecintaan, bersedia menempuh maut pun, kalau maut itu perlu.
Karena bagi cinta yang murni, tertinggal jauh di belakang pertemuan jasmani dengan jasmani, terlupa pergabungan badan dan badan, hanyalah keikhlasan dan kesucian jiwa yang diharapnya.”
― Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
