Status Updates From Things Left Behind: Hal-hal...

sedih bgt plis yg bagian buddha ini 😿

di halaman ini penulis menyebutkan "barang (harta benda) ternyata tidak dibawa mati" dan menyebutkan bahwa kenangan mengasihi seseorang akan lebih berarti dan abadi di hati seseorang. Reminds me of an old islam yang bikin aku amazed karna istilah tua agamaku ternyata bisa dibuktikan secara riil di kehidupan nyata.

Di bab ketiga ini, aku nggak menemukan kematian yang dapat memicu rasa nggak nyaman. Mungkin lebih ke rasa heran sebab ada kasus kematian yang baru ditemukan enam bulan setelahnya. Nyatanya, bau busuk bisa tidak dipedulikan dan dianggap berjalan beriringan saat hidup.

Tentunya, aku membayangkan situasi kematian tersebut. Menurutku itu kematian paling kesepian. Sudah mati pun, orang tidak berupaya mencari almarhum.

Isi bab di bagian kedua sangat beda dengan bagian satu. Banyak pemicu yang bakal bikin kurang nyaman, seperti deskripsi percobaan bunuh diri yang cukup jelas dan proses kematian yang menjijikan. Terus terang, menyelesaikan bagian kedua ini cukup sulit.

Masih ada bagian selanjutnya, tapi sepertinya aku butuh jeda.

Tiba-tiba ada dorongan besar untuk mulai membaca buku ini. Akhirnya pun menyelesaikan bab pertama tanpa putus.

Keputusan yang baik, sebab buku ini tidak memandang kematian sebagai takdir mengerikan. Sebaliknya, kematian akan selalu terjadi. Sesuatu yang tidak bisa ditolak; situasi yang seharusnya dipahami sedari awal.

Bab 1 berisi kematian yang beriringan dengan rasa kesepian yang dalam berbagai wujud.