Status Updates From When Things Don't Go Your W...

Sampai kita memahami siapa kita sesungguhnya, tak peduli sebaik apa hubungan dan kondisi kita,
kita tidak akan sanggup menyingkirkan perasaan bahwa seperti ada yang kurang dalam hidup; perasaan hampa dan rindu yang tak kentara dalam hati kita.
Ini karena hidup tanpa pemahaman siapa kita sebenarnya akan menimbulkan ilusi bahwa kita hidup terpisah dan sendirian dari alam semesta.

Ketika kita bersama orang lain, kita ingin sendiri.
Tapi ketika kita sendiri, kita ingin bersama orang lain.
Mungkin masalahnya bukan karena kita ingin sendiri, atau karena terlalu banyak orang di sekitar kita, tetapi karena keinginan kita yang berubah-ubah, tidak ingin sendiri ketika kita sedang sendiri, dan tak nyaman ketika kita bersama orang lain.

Mereka bukan orang yang jahat,
hanya saja mereka bukan orang yang cocok untuk kita.
Orang baik sekalipun, jika memang tidak cocok, akhirnya akan menjadi orang yang jahat menurut kita.

Jika kita ingin mengubah hidup, jangan diam saja dan menunggu orang lain datang untuk mengubahnya.
Tapi, cobalah cari orang yang bisa menuntun kita.
Ketika kita mengambil langkah pertama, semesta akan membalasnya. Jika kita tidak mengetuk, pintu tak akan dibukakan.

Saya pernah mengunggah di media sosial foto bagus yang saya ambil sewaktu lintas alam di Kanada.
Setelah melihat foto itu, semua orang berkomentar mereka iri sekali.
Tapi apa yang foto itu tidak perlihatkan adalah seberapa banyak foto yang saya hapus, seberapa sering saya harus menghalau lalat untuk bisa sampai ke tempat foto yang indah itu, dan seberapa lapar dan lelah saya saat mengambil foto itu.

"detoks ponsel" sesekali dengan menikmati waktu sendiri, entah dengan membaca buku, berjalan kaki, atau bermeditasi di rumah. Ketika kita nyaman sendirian sama seperti kita nyaman bersama orang lain, kita bisa menemukan ketenangan dan kebahagiaan, tak peduli seperti apa pun situasi kita.

jika kita ingin mengatasi masalah kesepian ini, saya pikir kita harus mau sedikit repot dan melakukan lebih banyak pertemuan langsung, Misalnya, mengapa kita tidak mencoba mengatur jadwal bertemu dengan teman yang kita bilang
"Hei, ayo kita bertemu kapan-kapan".

Perasaan kebersamaan di antara kita, ikatan yang kita rasakan ketika mengenal orang lain semakin dalam, bahagia yang kita rasakan saat dipahami dan dihargai orang lain, pengalaman menakjubkan saat menyaksikan kelemahan dan perdamaian, berbagi kisah pribadi atau informasi penting yang biasanya tidak kita ceritakan kepada orang lain— semua ini hanya mungkin terjadi ketika kita bertemu orang secara langsung.

Manusia sekarang ingin terhubung dengan orang lain, tapi mereka tidak ingin merasa tidak nyaman atau repot.

Ada begitu banyak cara
Tuhan membuat kita kesepian
dan menuntun kita kembali kepada diri sendiri
—Hermann Hesse

Meskipun kita tidak bisa mengubah hal yang sudah terjadi, kita memiliki kekuatan untuk mengatur penafsiran kita terhadap hal tersebut dan bagaimana kita bereaksi. Kita bisa menganggap kejadian tak menyenangkan sebagai titik balik yang kita tunggu-tunggu untuk mengubah hidup kita jadi lebih baik.

Perasaan stres kita tidak bersumber dari realitas yang terjadi.
Namun, ini berasal dari bagaimana pikiran kita menafsirkannya.
Realitas sesungguhnya bagai data mentah, sementara pikiranlah yang bertugas menerjemahkannya.
Jadi, tergantung pada penafsiran kita,
realitas bisa dirasakan lewat berbagai cara yang berbeda.
Jika bısa, cobalah menerjemahkan realitas dengan cara yang menguntungkan kita.

Kesendirian memiliki banyak manfaat, Kita bisa meningkatkan produktivitas dan fokus pada pengembangan diri.
Kita memiliki waktu untuk mendengarkan isi hati dan mengambil keputusan penting tanpa dipengaruhi pendapat orang lain.
Kita bisa melakukan aktivitas yang membuat kita bahagia, bukanaktivitas yang diinginkan orang lain.
Yang terakhir, kesendirian memperkuat kemandirian

Ketika kita bisa memahami orangtua kita bukan sebagai orangtua, melainkan sebagai manusia yang bisa berbuat kesalahan, barulah kita menjadi dewasa.

Manusia memainkan banyak peran dalam hidup: kita bisa jadi orangtua, pasangan, anak, saudara, keponakan, teman, atasan, kolega, pembeli, guru, murid, tetangga, dan sebagainya.
Tapi peran yang kita ketahui dari orang lain hanyalah satu atau dua saja.
Jadi jika kita mengira kita kenal baik dengan seseorang, sebenarnya kita hanya tahu sebagian kecil dari orang itu.

Kita semua terkadang merasa kesepian, terutama ketika kita tidak bisa membagikan apa yang terjadi dalam diri kita kepada orang lain. Jika orang yang dekat dengan kita sedang mencoba membuka pintu hati mereka dan menceritakan apa yang terjadi, saya berharap kita tidak menghakimi, melainkan mendengarkan dengan penuh perhatian dan kehangatan.

Jika para orangtua itu juga tidak merasa dihargai oleh orangtua mereka sendiri, kemungkinan besar mereka akan menilai dan mengatur pola pikir dan sikap anak-anak mereka, sama seperti bagaimana mereka diperlakukan sewaktu kecil.

Kita merasa takut untuk menunjukkan diri kita yang sebenarnya kepada orang lain, karena mereka mungkin akan menghakimi atau bahkan menolak kita karena kekurangan yang kita miliki, bukannya menerima dengan terbuka.

Daripada hidup di bawah keyakinan bahwa kita harus menunggu sampai bisa meraih pencapaian besar untuk bisa bahagia, kita bisa mulai belajar bersyukur dari sekarang dan menyadari betapa kita sudah terberkati. Kita bisa menunggu seumur hidup agar momen bahagia itu tiba atau kita bisa menenangkan batin yang gelisah dan menyadari bahwa kebahagiaan lebih dekat dari yang kita bayangkan.

Alih-alih tak henti berjuang keras untuk mencari momen ketenangan yang singkat, mungkin cara yang lebih cepat untuk meraih kebahagiaan dan kedamaian adalah dengan belajar menenangkan batin kita di masa kini dan menghargai apa yang kita punya.

Kita harus berhati-hati untuk tidak menyamakan kebahagiaan dengan perasaan puas yang muncul ketika berhasil meraih pencapaian besar.

Jika tujuan akhir kita adalah kebahagiaan, kita tidak akan mencapainya selama batin kita gelisah karena terus mencari-cari yang lain.
Ketika batin berhenti mencari kebahagiaan di tempat lain dan' mulai tenang di masa kini, kita serıng mendapatkan apa yang kita cari selama ini.

Di dalam dunia baru itu juga ada aturan baru, hierarki sosial baru, dan diskriminasi halus yang menanti kita.

Hanya karena kita berhasil memasuki dunia impian kita, bukan berarti perjalanan kila berhenti di situ dan kita hidup bahagia selamanya.

Kita merasa bahagia bukan karena kita akhirnya mendapatkan apa yang kita inginkan, melainkan karena kita akhirnya bisa tenang
tanpa perlu mencarinya.

Orang yang tahu cara menikmati waktu sendirian, tanpa bergantung kepada orang lain, adalah orang yang merdeka.
Memiliki banyak waktu tidak membuat seseorang merdeka.

Jika ingin jiwa kita awet muda, pelajarilah hal baru.
Tak peduli berapa umur kita, jika kita menjadi murid, kita akan merasakan percikan kebahagiaan dari belajar hal baru dan merasa awet muda. Kita juga akan menemukan cara untuk bahagia tanpa mengandalkan orang lain.
Belajar akan menuntun kita ke pertumbuhan.
Pertumbuhan akan membawa kebahagiaan.

Jika kita ingin merasa bahagia, coba lakukan hal yang berbeda.
Dalam perjalanan pulang,
cobalah ambil jalan yang berbeda dari biasa.
Cobalah memesan menu baru, bukannya menu langganan.
Ubahlah posisi perabotan di rumah.
Cobalah baca genre buku yang tidak biasa kita baca, dan belilah bunga segar untuk ditaruh di atas meja.
Kita akan merasa bahagia ketika mengalami hal-hal baru yang positif.

Meskipun tidak berkaitan langsung dengan masalah kita, anehnya, melakukan hal ini bisa membantu kita dengan cara yang ajaib.

Ketika waktu terasa sulit karena keadaan tidak seperti yang kita kehendaki, atau saat kita frustrasi karena tidak bisa menemukan solusi dari masalah,
cobalah kumpulkan karma baik dengan berbuat kebaikan.
Misalnya, berikan pujian bagi orang-orang di sekitar kita, atau berikan sumbangan, sekecil apa pun, untuk tujuan muli, atau coba tawarkan bantuan untuk menyelesaikan masalah orang lain.

Di tempat yang indah,
semua hal akan tampak bernilai tinggi.
Ketika harga diri berada di titik terendah, cari waktu untuk pergi ke tempat yang indah dan habiskan waktu di sana.
Kita akan melihat diri dengan cara yang berbeda dan menemukan kembali harga diri dan keindahan kita.

Pergi sebentar ke tempat yang indah walau hanya pada sore hari. Menyingkirlah sejenak dari lingkungan familier dan biarkan lingkungan baru menstimulasi indra kita.