The Last Olympian (Percy Jackson and the Olympians, #5) in Once Upon a Time...

Jul 04, 2010 Rachmi rated it liked it · review of another edition

Shelves: egypt-greek-norse-and-all-mythology, fantasy

“Anak blasteran dewa tertua akan mencapai enam belas setelah lewati bahaya”
“Dan saksikan dunia dalam tidur abadi, jiwa sang pahlawan. Bilah terkutuk yang akan menghabisi”
“Satu pilihan akan akhiri usianya. Olympus tetap lestari atau binasa”

Seri terakhir dari petualangan anak Poseidon ini langsung dibuka dengan usaha Percy dan teman-teman blasterannya menghambat sang titan, Kronos. Walaupun awalnya agak lambat, tapi perlawanan para blasteran digambarkan dengan sangat menarik. Hampir di setiap bab “Anak blasteran dewa tertua akan mencapai enam belas setelah lewati bahaya”
“Dan saksikan dunia dalam tidur abadi, jiwa sang pahlawan. Bilah terkutuk yang akan menghabisi”
“Satu pilihan akan akhiri usianya. Olympus tetap lestari atau binasa”

Seri terakhir dari petualangan anak Poseidon ini langsung dibuka dengan usaha Percy dan teman-teman blasterannya menghambat sang titan, Kronos. Walaupun awalnya agak lambat, tapi perlawanan para blasteran digambarkan dengan sangat menarik. Hampir di setiap bab ada pertempuran baru yang pada akhirnya membawa para penghuni perkemahan berhadapan langsung dengan titan, monster dan bahkan sesama blasteran yang berkhianat. Tidak ada seorang blasteran pun yang lebih berperan pada pertempuran terakhir ini. Masing-masing memegang peranan penting. Setiap blasteran adalah pahlawan. Bahkan mereka yang memihak Kronos sekali pun.

Karena lebih fokus pada pertempuran, seri ini tidak selucu 4 buku sebelumnya. Namun, kelucuan itu tidak hilang begitu saja. Lelucon-lelucon percy dkk masih ada walaupun sedikit. Khusus untuk edisi terjemahan, Reni Indardini membawakan petualangan ini dengan bahasa sehari-hari, sesuai dengan tokoh-tokoh yang masih remaja. Walaupun ada beberapa kata dan kalimat yang terasa kurang pas, tapi kekurangan itu tidak terlalu mengganggu. Sehingga petualangan percy masih dapat dinikmati.

Banyaknya cerita fantasi saat ini, membuat beberapa buku terkesan mirip. Mungkin secara sadar maupun tidak, pengarang dipengaruhi oleh cerita fantasi yang telah terbit sebelumnya. Petualangan Percy Jackson pun tidak lepas dari pengaruh cerita-cerita fantasi yang telah ada. Tokoh utama yang mempunyai 2 sahabat (satu laki-laki dan satu perempuan yang lebih pintar, ceweret, tapi setia); tokoh antagonis yang sebenarnya telah dikalahkan tapi jiwanya masih dapat berkuasa dengan menggunakan tubuh orang lain sebagai perantara, yang makin lama makin kuat seiring seri berjalan; ramalan yang mengindikasikan kematian tokoh utama, adalah sedikit kesamaan dari seri ini dengan cerita fantasi lainnya. Untunglah Riordan membawakan petualangan seri ini berdasarkan mitologi Yunani, hal itu yg membuat seri ini berbeda dari cerita fantasi lainnya.

Bagi penggemar mitologi Yunani, seri ini sangat menarik untuk dibaca. Tema setiap seri berdasarkan mitologi yang sudah tidak asing lagi. Petualangan Odysseus, Pertempuran Perseus dengan Medusa, sampai pada kisah hidup Daedalus juga Achilles. Walaupun banyak cerita yang sudah dikenal, bukan berarti seri ini tidak memberikan sesuatu yang baru bagi pembaca. Riordan, yang ternyata adalah guru sejarah, menghadirkan banyak tokoh dari mitologi tersebut, termasuk dewa dewi minor, dewa dewi di luar 12 besar yang lebih dikenal saat ini. Sebelum membaca seri ini, mungkin hanya sedikit yang tahu bahwa Morpheus adalah dewa tidur (Morpheus pasti lebih dikenal sebagai sahabat Neo dari trilogy Matrix ^0^ ) atau bahwa Nemesis adalah dewi keseimbangan.

Sekedar informasi (disadur dari wikipedia), awalnya Riordan membuat cerita ini untuk anaknya, Haley, yang baru saja didiagnosis menderita disleksia dan ADHD (diceritakan Percy juga mempunyai penyakit yang sama). Haley meminta ayahnya untuk membuatkan cerita pengantar tidur berdasarkan tokoh-tokoh dari mitologi Yunani yang sering diceritakan ayahnya dengan tokoh-tokoh baru. Seperti halnya pengarang cerita fantasi lainnya, penamaan tokoh-tokoh dalam seri ini pun diperhitungkan dengan baik, tidak ada nama yang terkesan seadanya. Begitu pula dengan Riordan yang membuat nama-nama blasteran dengan unsur Yunani. Misalnya:
Percy Jackson, yang nama aslinya adalah Perseus Jackson. Perseus adalah pahlawan (demigod/blasteran) yang bertarung dengan Medusa. Perseus merupakan anak dari Zeus.
Grover Underwood. Berasal dari Grove yang berarti alam liar. Wood pada nama belakang berarti pepohonan. Grover adalah satyr serta pemuja Pan, dewa alam liar.
Biaca & Nico di Angelo. D’Angelo berarti para malaikat, mencerminkan kematian. Mereka adalah anak dari dewa kematian, Hades.
Connor & Travis Stoll. Stoll homonim dengan stole (mencuri), saudara kembar ini merupakan anak dari Hermes, dewa para pencuri dan penyampai pesan.
Silena Beauregard. Dalam bahasa perancis, beauregard berarti “enak dilihat”. Silena merupakan anak dari Aphrodite.
Will Solace. Sol berarti matahari, Apollo mengendarai kereta tempur matahari. Jadi, Will adalah anak dari Apollo
...more

Like · see review