RANTS!!!
Seperti yang telah kita semua ketahui, mahasiswa semester akhir selalu merasakan penderitaan yang berasal dari sejenis makhluk bernama SKRIPSI.
Bukan rahasia lagi kalau saya, seorang mahasiswa semester akhir, harus berhadapan dengannya dan mengerahkan seluruh tenaga bahkan kewarasan demi memenangkan pertarungan ini. Pada akhirnya, hasil yang akan diraih pastilah setimpal dengan seberapa banyak keringat dan darah yang telah tertumpah.
Whew....
Opo to iki?
And now the weather.
Bali mengalami keanjlokan suhu. Pagi dan malam hari suhunya berkisar antara 24-26 derajat celsius. Pernah sekali mengalami penurunan yang sangat tajam sampai 23 derajat celsius. Kalau ini bukan Singaraja yang terkenal berkat betapa panas dan gerahnya, saya tidak akan curiga. Sebut saja, Desa Goblek. Itu desa bapak saya, kampung kelahirannya. Letaknya di pucuk gunung, dan terakhir kali saya ke sana (Sabtu, 16 Mei 2015) suhunya mencapai 24 derajat celsius. Jadi bisa disimpulkan bahwa sekarang suhu udara Singaraja dan Goblek setara.
Whew....
Sebelum saya melanjutkan, biarkan saya memperkenalkan diri supaya saya tidak lupa dengan nama dan umur saya sendiri.
Saya diberkati nama Metha oleh bapak saya. METHA. Tanpa huruf 'R' di sela-sela E dan T. Oke? Berkali-kali orang salah menyebut nama saya dengan MERTHA padahal sudah jelas-jelas saya memberitahu mereka nama saya yang sesungguh-sungguhnya. Saat ini umur saya 21 tahun, tapi beberapa orang sudah memanggil saya 'Bu'. Namun untungnya, masih ada yang menganggap saya bertampang mirip anak SMP!! SMP!!!
Beberapa waktu silam, saya kembali bergumul dengan video game. Persona 3 Portable adalah game PSP yang saya mainkan kembali setelah bertahun-tahun mendekam dalam harddisk laptop. Sesungguhnya, saya sudah berencana memainkan kembali game tersebut sejak bertahun-tahun lalu. Saya bahkan sudah menuliskannya di post-it (MAIN P3P) yang saya tempel di lemari pakaian saya, jadi setiap saya menoleh ke arah lemari, saya akan ingat kembali pada game tersebut.
Sayangnya, saya lebih memilih memerhatikan debu di lemari pakaian daripada post-it itu. Terbengkalailah sudah game tersebut. Wow I'm such an idiot....
Mr. Aragaki.... Aw crap....Yang di atas adalah screenshot dari game.
Selama beberapa bulan belakangan ini, game inilah yang paling berkesan dalam hidup saya. Mengumpulkan jurnal internasional, mengedit proposal, bolak-balik ke kampus, dan bahkan seminar proposal tidak ada apa-apanya dibandingkan pengalaman saya memainkan game ini. Besarnya pukulan yang telah game ini berikan pada jiwa saya terasa begitu dalam dan menyengat. raaarrww....
Game ini bernuansa dark, dengan tema kematian. Tema ini adalah tema yang paling saya sukai dari sebuah cerita. Karena itu, tidak jarang saya menulis cerita dengan tema kematian. Entah itu kematian dari sudut pandang seorang anak kecil, remaja, atau orang dewasa. Saya kurang suka dengan cerita yang berkesan bahagia dengan happy ending pula. Saya lebih suka cerita yang gelap, menyayat, dan meninggalkan bekas pada batin penikmatnya.
Yeah. Shut up, Ken. You little load of crap.
Nevertheless, I LOVE you.Lihat di samping?
Si bocah yang namanya Ken itu karakter favorit saya. Dia punya catchphrase: "Aww crap!", "Please help me!", "That wasn't good.", "APPEAR!!", "KALA-NEMI!!"
Skill-nya, bisa dibilang, campursari. Dia bisa deal physical damage, bisa sihir offensive, dan bisa sihir restoration. Di dalam game, cuma Ken dan Yukari yang bisa pakai sihir group healing. Dan tentu saja saya memilih Ken daripada Yukari.
I ain't gonna put her in my team unless I'm forced to.
What? Find any odds? The skills?
This one is taken from Persona 3 FESBerkat penelitian yang saya lancarkan selama beberapa pekan, saya menyimpulkan bahwa bocah ini dibenci oleh fandom karena apa yang terjadi di game yang melibatkan Mr. Aragaki. Like I care....
Oya, ada yang masih membuat saya bingung dengan Ken.
KALA-NEMI ITU APAAAA? Mitologi dari mana?
Berdasarkan hasil research, saya dapatkan info bahwa Kala-Nemi adalah pamannya Rahwana dalam epik Ramayana.
Hmmm.... Saya belum pernah denger yang namanya Kala-Nemi di epik itu, meskipun saya tumbuh di lingkungan yang kental dengan mitologi India dan Hindu. Kalau Shiva, Pralaya, Pinaka, Ashura, Jatayu, Vishnu, Vajra, saya familier dengan nama-nama itu. Jadi, main Persona 3 bagi saya sama seperti mengingat kembali nama-nama penting dalam sejarah Hindu.
Jadi, setelah saya namatin P3P, saya main Persona 3 FES. Di atas adalah screenshot Persona Ken di Persona 3 FES. Karena saya tidak pernah me-level up-kan Yukari, jadilah Ken sebagai main healer saya walaupun dia agak lemah (strength dan endurance yang kecil) serta kelemahannya terhadap Mudo skill yang bikin gemas.
Protagonist tidak pernah saya berikan Persona dengan skill healing. Karena, bagi saya, protagonist seharusnya jadi yang paling badass, bukan healer. Hahahaaaaaa
The Answer adalah bagian yang paling saya tunggu-tunggu. Di sini Aigis adalah karakter utamanya.
The answer to life... is... LET'S KICK THE SHADOWS' ASSES!!
Saya menikmati game ini, terutama di bagian grinding-nya. Yah, meskipun susah, tapi grinding bikin hepi aja. Hahaaa.
Oya, saya sedang menulis fanfic berdasarkan The Answer. Karena saya sudah lama sekali tidak menulis atau membaca novel, saya merasa agak kesulitan saat menulis fanfic ini. Ditambah lagi, saya menulis di HP. What a pain....
One day, kalau saya merasa fanfic tersebut layak diterbitkan, saya pasti post di fanfiction.net dengan username Roxas Sandwich.
ANYWAY, THAT'S THE END OF MY RANTS.
Saya harus kembali mengerjakan orderan (baca: ngedit proposal). Menulis di sini sudah cukup untuk membuat saya bahagia, meski kenyataannya saya masih punya banyak kerjaan yang harus segera diselesaikan.
Well, see you next time!
Bukan rahasia lagi kalau saya, seorang mahasiswa semester akhir, harus berhadapan dengannya dan mengerahkan seluruh tenaga bahkan kewarasan demi memenangkan pertarungan ini. Pada akhirnya, hasil yang akan diraih pastilah setimpal dengan seberapa banyak keringat dan darah yang telah tertumpah.
Whew....
Opo to iki?
And now the weather.
Bali mengalami keanjlokan suhu. Pagi dan malam hari suhunya berkisar antara 24-26 derajat celsius. Pernah sekali mengalami penurunan yang sangat tajam sampai 23 derajat celsius. Kalau ini bukan Singaraja yang terkenal berkat betapa panas dan gerahnya, saya tidak akan curiga. Sebut saja, Desa Goblek. Itu desa bapak saya, kampung kelahirannya. Letaknya di pucuk gunung, dan terakhir kali saya ke sana (Sabtu, 16 Mei 2015) suhunya mencapai 24 derajat celsius. Jadi bisa disimpulkan bahwa sekarang suhu udara Singaraja dan Goblek setara.
Whew....
Sebelum saya melanjutkan, biarkan saya memperkenalkan diri supaya saya tidak lupa dengan nama dan umur saya sendiri.
Saya diberkati nama Metha oleh bapak saya. METHA. Tanpa huruf 'R' di sela-sela E dan T. Oke? Berkali-kali orang salah menyebut nama saya dengan MERTHA padahal sudah jelas-jelas saya memberitahu mereka nama saya yang sesungguh-sungguhnya. Saat ini umur saya 21 tahun, tapi beberapa orang sudah memanggil saya 'Bu'. Namun untungnya, masih ada yang menganggap saya bertampang mirip anak SMP!! SMP!!!
Beberapa waktu silam, saya kembali bergumul dengan video game. Persona 3 Portable adalah game PSP yang saya mainkan kembali setelah bertahun-tahun mendekam dalam harddisk laptop. Sesungguhnya, saya sudah berencana memainkan kembali game tersebut sejak bertahun-tahun lalu. Saya bahkan sudah menuliskannya di post-it (MAIN P3P) yang saya tempel di lemari pakaian saya, jadi setiap saya menoleh ke arah lemari, saya akan ingat kembali pada game tersebut.
Sayangnya, saya lebih memilih memerhatikan debu di lemari pakaian daripada post-it itu. Terbengkalailah sudah game tersebut. Wow I'm such an idiot....
Mr. Aragaki.... Aw crap....Yang di atas adalah screenshot dari game.Selama beberapa bulan belakangan ini, game inilah yang paling berkesan dalam hidup saya. Mengumpulkan jurnal internasional, mengedit proposal, bolak-balik ke kampus, dan bahkan seminar proposal tidak ada apa-apanya dibandingkan pengalaman saya memainkan game ini. Besarnya pukulan yang telah game ini berikan pada jiwa saya terasa begitu dalam dan menyengat. raaarrww....
Game ini bernuansa dark, dengan tema kematian. Tema ini adalah tema yang paling saya sukai dari sebuah cerita. Karena itu, tidak jarang saya menulis cerita dengan tema kematian. Entah itu kematian dari sudut pandang seorang anak kecil, remaja, atau orang dewasa. Saya kurang suka dengan cerita yang berkesan bahagia dengan happy ending pula. Saya lebih suka cerita yang gelap, menyayat, dan meninggalkan bekas pada batin penikmatnya.
Yeah. Shut up, Ken. You little load of crap.Nevertheless, I LOVE you.Lihat di samping?
Si bocah yang namanya Ken itu karakter favorit saya. Dia punya catchphrase: "Aww crap!", "Please help me!", "That wasn't good.", "APPEAR!!", "KALA-NEMI!!"
Skill-nya, bisa dibilang, campursari. Dia bisa deal physical damage, bisa sihir offensive, dan bisa sihir restoration. Di dalam game, cuma Ken dan Yukari yang bisa pakai sihir group healing. Dan tentu saja saya memilih Ken daripada Yukari.
I ain't gonna put her in my team unless I'm forced to.
What? Find any odds? The skills?This one is taken from Persona 3 FESBerkat penelitian yang saya lancarkan selama beberapa pekan, saya menyimpulkan bahwa bocah ini dibenci oleh fandom karena apa yang terjadi di game yang melibatkan Mr. Aragaki. Like I care....
Oya, ada yang masih membuat saya bingung dengan Ken.
KALA-NEMI ITU APAAAA? Mitologi dari mana?
Berdasarkan hasil research, saya dapatkan info bahwa Kala-Nemi adalah pamannya Rahwana dalam epik Ramayana.
Hmmm.... Saya belum pernah denger yang namanya Kala-Nemi di epik itu, meskipun saya tumbuh di lingkungan yang kental dengan mitologi India dan Hindu. Kalau Shiva, Pralaya, Pinaka, Ashura, Jatayu, Vishnu, Vajra, saya familier dengan nama-nama itu. Jadi, main Persona 3 bagi saya sama seperti mengingat kembali nama-nama penting dalam sejarah Hindu.
Jadi, setelah saya namatin P3P, saya main Persona 3 FES. Di atas adalah screenshot Persona Ken di Persona 3 FES. Karena saya tidak pernah me-level up-kan Yukari, jadilah Ken sebagai main healer saya walaupun dia agak lemah (strength dan endurance yang kecil) serta kelemahannya terhadap Mudo skill yang bikin gemas.
Protagonist tidak pernah saya berikan Persona dengan skill healing. Karena, bagi saya, protagonist seharusnya jadi yang paling badass, bukan healer. Hahahaaaaaa
The Answer adalah bagian yang paling saya tunggu-tunggu. Di sini Aigis adalah karakter utamanya.
The answer to life... is... LET'S KICK THE SHADOWS' ASSES!!Saya menikmati game ini, terutama di bagian grinding-nya. Yah, meskipun susah, tapi grinding bikin hepi aja. Hahaaa.
Oya, saya sedang menulis fanfic berdasarkan The Answer. Karena saya sudah lama sekali tidak menulis atau membaca novel, saya merasa agak kesulitan saat menulis fanfic ini. Ditambah lagi, saya menulis di HP. What a pain....
One day, kalau saya merasa fanfic tersebut layak diterbitkan, saya pasti post di fanfiction.net dengan username Roxas Sandwich.
ANYWAY, THAT'S THE END OF MY RANTS.
Saya harus kembali mengerjakan orderan (baca: ngedit proposal). Menulis di sini sudah cukup untuk membuat saya bahagia, meski kenyataannya saya masih punya banyak kerjaan yang harus segera diselesaikan.
Well, see you next time!
Published on May 21, 2015 20:26
No comments have been added yet.


