Membuat Skenario Komik

10256953_10152168626702872_7153836028652604349_n

Buku TwiRies yang di dalamnya ada komiknya.


Dari kecil saya hobi banget baca komik. Mulai dari komik strip di koran Kompas, dan kebanyakan komik-komik Jepang seperti Doraemon, Candy-candy, dan tentunya serial cantik, hohoho. Bisa dibilang saya merasa bertumbuh dengan pelajaran-pelajaran kehidupan dari komik-komik itu. Yang bilang enggak dapet apa-apa dari komik pasti kurang piknik *eh. Makin besar, komik yang saya baca pun makin berat. Kayak komik-komik karya Naoki Urasawa. Makanya salah satu cita-cita saya kepengin jadi komikus. Alhamdulillah belum kesampean XD Berhubung saya enggak bisa gambar, uhm… kalau niru aja sih bisa *plaak. Tapi ternyata akhirnya kesampean juga kolaborasi sama ilustrator buat bikin komik. Saya bikin skenario alias naskah komiknya, ilustrator bikin gambarnya :D


Kesempatan itu datang pertama kali pada tahun 2013. Waktu itu saya menjadi salah satu tim penulis untuk komik pembelajaran pelajaran Bahasa Indonesia. Bikin komik pembelajaran beda sama komik bebas. Tapi di postingan ini kita bahas pembuatan skenario komik bebas dulu ya. Nanti saya bikin postingan terpisah untuk bahas komik pembelajaran. Skenario komik bebas (selanjutnya disebut komik) yang pertama saya buat itu tahun 2013 juga, waktu itu saya punya ide untuk membuat book trailer novel saya yang berjudul Love Puzzle berbentuk komik. Karena bentuknya book trailer, jadinya motion comic. Buat yang belum lihat, bisa ditonton di sini ya:



Sebenarnya apa sih komik itu? Kalau kata Wikipedia sih komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dalam strip dalam koran, dimuat dalam majalah, hingga berbentuk dalam buku tersendiri.


Naskah komik ini agak mirip dengan skenario film atau sinetron, karena bisa memakai istilah-istilah skenario film seperti close up, voice over, dan lainnya. Kotak gambarnya disebut panel, jadi satu gambar itu satu panel. Contohnya ini:


Salah satu adegan dalam komik Love Puzzle. Di sini ada dua kotak yang artinya dua panel. (Ilustrator Sukma Ramadhan).

Salah satu adegan dalam komik Love Puzzle. Di sini ada dua kotak yang artinya dua panel. (Ilustrator Sukma Ramadhan).


Dalam satu lembar komik, bisa terdiri dari satu sampai maksimal 8 panel. Bingkai satu gambar enggak harus melulu berbentuk kotak, kita bisa mengkreasikannya. Misalnya seperti komik Love Puzzle di atas, bentuknya seperti potongan puzzle.


Gimana step-step pembuatan skenario komik?


1. Seperti membuat cerita lainnya, pertama kali yang kita buat adalah sinopsis. Sinopsis menggambarkan keseluruhan cerita dari awal sampai akhir.


2. Tuliskan seperti apa karakter tokohmu. Baik itu fisik dan sifat. Terutama fisiknya, agar ilustrator dapat menggambarkan dengan tepat tokohmu. Misalnya:



Jack Brown : Blasteran Indonesia – Amerika. Pemalas, hobi bolos sekolah, suka mengoleksi berbagai aksesoris Jack O’latern. Cara bicaranya malas-malasan. Berambut keriting, tinggi, putih, atletis, hidungnya mancung, bermata coklat maple.



3. Setelah memiliki sinopsis dan gambaran tokoh, barulah kita bagi-bagi adegannya ke dalam panel-panel. Bentuk penulisannya biasanya:



Nomor panel. Gambar: keterangan gambar atau adegan.



Di bawahnya.



Narasi:


Dialog:


Sound:



Pemakaian narasi, dialog, dan sound dipakai sesuai kebutuhan. Kalau memang di panel itu enggak ada narasinya ya enggak usah pakai narasi. Oh iya, sound itu adalah suara atau bunyi-bunyian. Misalnya suara cuitan burung, atau bunyi pintu dibuka.


4. Tuliskan secara mendetail keadaan yang ingin tergambar. Kenapa sebaiknya mendetail? Agar memudahkan ilustrator untuk menggambar komiknya, sehingga apa yang ada dalam imajinasimu bisa ditangkap oleh ilustrator.


Contohnya:



1. Gambar: Establish sebuah kota kecil pagi hari. Terlihat bunga-bunga bermekaran karena sedang musim semi. Di gambar tampak satu rumah tidak begitu besar yang menonjol dari rumah-rumah lainnya yang digambarkan lebih kecil-kecil. Rumah itu berpagar.


Narasi: Suatu hari di Bandung tahun 2009.


2. Gambar: Tampak depan rumah tadi dengan pekarangan yang asri dan bersih. Di luar pagar rumah terdapat sebuah plang bertuliskan “Drg. Indah Mawarni”.


3. Gambar: Di ruang tunggu praktek Drg. Indah tampak dua pasien bocah lelaki yang mengantre ditemani ibu-ibunya. Pipi kedua bocah itu mengembung sebelah karena giginya sakit. Anak 1 terlihat ketakutan karena mau diperiksa. Ibu 1 mengusap-usap kepala anaknya. Mereka duduk di sofa panjang yang di depannya terdapat meja. Di atas meja tersebut ada beberapa majalah.


Dialog:


Ibu 1: Jangan takut…. Enggak akan sakit kok.


Narasi: Di ruang tunggu praktek dokter gigi Indah Mawarni.



5. Usahakan dialog enggak panjang-panjang, apalagi kalau sampai dibuat semua tokohnya ngomong semua. Bisa-bisa satu panel malah isinya teks semua XD Kamu bisa menyiasatinya dengan membagi-bagi dialog dalam beberapa panel.


Selanjutnya, skenario yang sudah jadi akan digambar oleh ilustrator dalam bentuk sketsa dulu seperti ini:


Sketsa satu halaman dalam komik Love Puzzle (ilustrator Sukma Ramadhan).

Sketsa satu halaman dalam komik Love Puzzle (ilustrator Sukma Ramadhan).


Kamu bisa memberi revisi pada ilustrator di tahap itu jika ada gambar yang enggak sesuai.


Itu dia cara membuat skenario komik. Enggak susah, kan?  ^_^ Kamu bisa langsung mempraktikkannya. Selamat membuat komikmu ya XD


 


Salah satu komik dalam buku TwiRies: The Freaky Twins Diaries (ilustrator Zamal Martian).

Salah satu komik dalam buku TwiRies: The Freaky Twins Diaries (ilustrator Zamal Martian).


*Dilarang mengopas materi dan mengambil gambar-gambar dalam postingan ini tanpa seizin saya, apalagi tanpa menyebutkan sumbernya*


 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on June 22, 2015 10:14
No comments have been added yet.