First Chapter RAIN IN PARIS



#Bab 1: I Hate Rain I would rather hurt myself Than to ever make you cry There's nothing left to say but good-bye You deserve the chance at the kind of love I'm not sure I'm worthy of Losing you is painful to me -Air Supply (Goodbye)- Audrey             Jakarta, 2010 “Val aku mau kasih kabar gembira sama kamu!” ujarku. Saat itu aku dan Val sedang duduk di beranda rumahku. Ditemani secangkir kopi hangat dan rintik-rintik hujan sore yang menguarkan aroma tanah di penciumanku. “Kabar gembira apa, Sayang?” Val bertanya dengan raut mukanya yang tetap tenang sambil memamerkan senyuman khasnya yang aku suka. Terkesan manis dan misterius. Ia meneguk kopi hangatnya lalu meletakkannya kembali di atas meja kecil. “Aku dapat beasiswa di IFA Paris!” Aku memeking girang seraya mengeluarkan surat beasiswa itu dari dalam tas sekolahku. “Yaa... Emang sih cuma beasiswa parsial, tapi Val mimpi aku jadi kenyataan! Paris Val! Aku kuliah di Paris!” “Tunggu deh,” tampaknya Val sedang berpikir keras, mencerna semua perkataanku barusan. “Itu International Fashion Academy di Paris, kan? Prancis?” tanyanya seperti orang bingung. ”Iya Val! Iya! Aku jadi calon fashion designer nih.” Sejenak, Val tercenung menatapku. “Val! Kok diam sih?” Aku melambai-lambaikan tangan tepat di depan mukanya. “Hellooww! Valian Irsjad! Kok kamu diam aja? Nggak senang?” Val baru sadar kembali. Ia menggelengkan kepalanya perlahan. “Terus kenapa?” “Aku nggak tahu, aku bisa jalanin LDR Long Distance Relationship (Hubungan jarak jauh)
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on July 26, 2013 19:36
No comments have been added yet.