Edisi Tanya Jawab Dengan Penulis

Ada beberapa pertanyaan untuk penulis yang masuk ke email, blog, twitter dll :) Sementara aku pilih 7 pertanyaan untuk dijawab di sini yaa, kenapa 7 pertanyaan.... eh kenapa ya biar pembacanya ga bosen aja yah takutnya kebanyakan hihihihihi  selamat membaca postinganku yang tidak jelas ini, kalau tertarik membaca silahkan klik link "Baca Selengkapnya" kalau kiranya ga suka langsung dilewati aja postingan ini hihihihi  ^__^

1. Mba Santhy kenapa setting tempatnya selalu samar-samar? Kenapa tidak pernah dijelaskan di kota A, kota B, misal kantornya di jalan Sudirman Jakarta, atau posisi lagi di Stasiun Gambir, atau penjelasan eksplisit lainnya tentang lokasi kisahnya? [ pertanyaan by adyia via gmail ]Jawab : Sebenarnya dulu aku mau menjadikan ciri khasku, jadi hampir tidak pernah ada penjelasan eksplisit tentang tempat kejadian perkara ( walaah kenapa TKP nyebutnya? hihihihi). Aku ingin semua readers bisa membayangkan bahwa kisah itu bisa terjadi di dekat mereka, bahkan di kota mereka masing-masing. Jadi mohon maaf ya karena aku hal ini membuat readers susah memvisualisasikan bayangan mereka tentang setting latar tempat :). Satu lagi alasanku, aku punya visi ketika novel-novelku ini dibaca generasi anak cucu beberapa puluh tahun mendatang ( mimpiii hihihihi) rasanya masih pas dan nggak terkesan kuno :D maka dari itu aku juga sama sekali tidak pernah menyebut merk elektronik, merk mobil dll karena mobilitasnya sangat cepat berganti seiring perkembangan waktu.



2. Mba Santhy kalau bikin satu novel waktu yang dibutuhkan berapa lama? [ pertanyaan by sinta via email blog ]Jawab :Tergantung hehehehe. Benar-benar tergantung mood, kondisi kesehatan dan waktu yang ada. Kalau lagi sehat dan ada waktu serta suasana mendukung bisa menghasilkan lima bab dalam satu malam :) kalau lagi ga fit bisa aja seminggu pun ga menghasilkan sepatah katapun hehehehe... tapi kalau pas lancar, rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 bab ( semisal Dating With The Dark, format times new romans ukuran font 9 setebal 15 halaman words ) kira-kira 2 sampai 3 jam ( termasuk makan, minum, bikin kopinya) tapi ga bisa kalau ada TV atau suara-suara lain soalnya merusak konsentrasi, bahkan mendengarkan musikpun kalau musiknya ga pas juga bisa mengganggu. Butuh suasana yang hening buat menulis, biasanya sih malam minggu kalau sudah lewat tengah malam adalah waktu paling pas buat begadang dan menulis :)



3. Mba Santhy gimana caranya bikin novel tetapi nggak berhenti di tengah jalan, aku biasanya begitu pas di awal menggebu-gebu pas ditengah-tengahnya tiba-tiba malas dan terbengkalai. Trus kadang bingung juga mau bikin endingnya kayak gimana, kisah ceritanya kemana-mana. Tolong ajarin aku dong mba biar bisa nulis lancar...  [ pertanyaan by Vira lewat facebook ]Jawab :Tergantung. Kalau aku selalu memegang peraturan, untuk naskah yang akan diterbitkan dan jumlahnya lebih dari sepuluh bab, aku selalu membuat kerangka karangan untuk membantu, seperti di pelajaran bahasa Indonesia dulu dear, Kerangka karangan akan membantu kita menyusun plot, memberikan twist yang mengejutkan, membuat ending tiap babnya bikin kentang ( hihihihi) dan juga mencegah kisah kita berputar-putar atau melebar kemana-mana. Dan juga bikin kita lebih cepat lho dalam mengerjakan novel. Tapi ada beberapa novel yang aku sengaja nggak pake kerangka karangan, jadi tergantung suasana hati mau membawa alurnya kemana, beberapa kisah di blog ini dibuat tanpa kerangka karangan, contohnya Menghitung hujan :)



4. Mba Santhy kenapa sukanya bikin tokoh cowoknya yang kaya, yang bule atau berkuasa gitu? [ pertanyaan by cindy, eka dan desy via email demondevile ]Jawab : Hahahhaha kalo ditanya begini bingung jawabnya. Mungkin karena aku penulis manja ya, kalo cowonya kaya, kita ga perlu ribet menceritakan cowo itu kalo jemput pake mobil uangnya dari mana, cowo itu kalo ngajak makan di restoran uangnya dari mana. Memang kalau latarnya cowo kaya, akan lebih mudah membuat plot untuk menyenangkan tokoh ceweknya (kedip-kedipin mata) dan satu lagi, kalau tokoh cowonya kaya, akan lebih mudah juga menciptakan dan menarasikan sisi arogan dan dingin, kalau perlu kejam dari si cowo ------> karena tipe2 cowo arogan, nyebelin, begini adalah karakter kesukaanku untuk kutulis di novel hihihihi maapkan yaaaa....aku janji akan berusaha belajar untuk menciptakan karakter berbeda yang bisa juga disukai oleh pembaca



5. Bagaimana mba Santhy menanggapi kalau ada yang mengkritik, mencela atau bahkan menghujat tulisan mba Santhy? [ pertanyaan by Veronica Adnan : Via bbm ]Jawab :Dimana-mana memang lebih mudah menanggapi pujian daripada kritik :) Tapi bagaimanapun juga, semua orang berhak kok menghujat, mengkritik dan memaki karya yang tidak disukainya... hanyaaa ( ada hanya-nya ya) ketidaksukaan terhadap karya tersebut seharusnya ga usah dibawa ke emosi pribadi, misal jadi ga suka sama penulisnya, jd mencaci kepribadian penulisnya dst karena itu sudah diluar konteks kritik terhadap karya. Aku pribadi selalu memegang teguh keyakinanku, bahwa aku tidak akan pernah menghina, mencaci atau menjelek-jelekkan penulis lain, entah dalam sindiran, atau mengatakan tidak langsung atau dengan ungkapan-ungkapan yang tidak enak. Ada bedanya antara kritik yang membangun antara sesama penulis dengan kritik yang menjatuhkan dengan niat tidak baik :) Aku pribadi selalu menganggap setiap karya seseorang baik adanya, karena bagaimanapun juga itu merupakan buah karya yang dibuat sepenuh hati, kalaupun mengkritik pastilah akan diberikan kritik yang membangun, sebagai seorang penulis tidak perlu menjelek-jelekkan penulis lain hanya untuk menekankan bahwa dirinya lebih baik. Jadiii kalau aku menanggapi semua kritik, makian, cacian dll aku sambil senyum aja hihihihi yang kulakukan sama seperti kalau menanggapi pujian, karena semua adalah demi keseimbangan, ada dua pepatah yang selalu kupegang dalam menghadapi kritik :
"Pujian adalah untuk melambungkan kita setinggi langit, dan cacian adalah untuk menjejakkan kaki kita kembali ke bumi ketika kita sudah mulai lupa diri"
"Seorang kritikus yang baik adalah kritikus yang memberikan kritik demi membangun pihak yg dikirik supaya menjadi lebih baik =====> tanggapan : langsung instropeksi diriSedangkan kritikus yang mengkritik demi mencari-cari kesalahan dan menjatuhkan, apalagi ketika dipenuhi oleh emosi pribadi ====> tanggapan : sungguh kritikus yang menyedihkan, langsung diabaikan saja."
hihihihi semangaatttt ayo kita berusaha menghasilkan karya yang baik sekaligus menghargai karya orang lain ^__^



6. Menurut mba Santhy, tokoh dalam novel mba itu mana yang kepribadiannya paling mirip dengan karakter suami mba ( om Irawan )  [ pertanyaan by Rosy K via twitter ]Jawab :Azka!! hehehehehehe meskipun suamiku bukan pemilik restoran T__T tp tetep deh bagiku suamiku yang paling ganteng ( lhoo malah ngelantur ). Yappp Azka dalam "You've Got Me From Hello" adalah tokoh yang karakter dan kisah cintanya paling mirip denganku. Psstttt apakah kalian sadar bahwa Sani di "You've Got Me From Hello" adalah seorang penulis yang hobi begadangan?



7. Mba Santhy kenapa sudut pandang ceritanya selalu memakai orang ketiga? kenapa bukan sudut pandang orang pertama seperti twilight atau 50 shades yang pake "aku" ?Jawab :Hehehe memang karakter penulisannya seperti itu yaa... aku cukup susah kalau menulis karakter dengan sudut pandang orang pertama yaitu menggunakan kata "Aku". Kenapa? karena aku sangat suka memutar sudut pandang, contohnya di Arsas, sudut pandang bisa berputar dari sisi Serena, tiba-tiba berubah menjadi sudut pandang Damian. Berbeda dengan di Twilight Saga misalnya, semua sudut pandang berasal dari Bella, kita mengenali karakter Edward dll hanya dari pendapat atau dari mata Bella.Tahukah kalian bahwa sudut pandang orang ketika juga sering disebut sebagai "Sudut Pandang Tuhan?" karena ketika penulis menulis dengan sudut pandang orang ketiga, penulis bagaikan Tuhan, yang sedang memainkan kisah-kisah anak manusia di dalamnya, yang mengetahui rahasia hati terdalam setiap tokohnya, aku suka berperan sebagai 'dalang' yang menjadi orang luar dalam kisah dan sebagai pencerita masing2 karakter tokoh2ku  heheheTapi bagaimanapun juga, aku salut dengan setiap penulis yang berhasil menceritakan kisahnya dari sudut pandang orang pertama, menurutku mereka adalah penulis yang hebat dengan teknik yang luar biasa, karena sudut pandang orang pertama bagi aku pribadi lebih rumit dan susah lho dibanding dengan sudut pandang orang ketiga.
waaa sudah selesai 7 pertanyaan, terimakasih buat yang bertanya, semoga jawabannya memuaskan yaa. Buat all readers maafkan postinganku yang ga jelas ini *kabuuuuurrr hehehehe
*Salam hangat dan peluk erat*Santhy Agatha


1 like ·   •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on June 13, 2013 02:47
No comments have been added yet.


Santhy Agatha's Blog

Santhy Agatha
Santhy Agatha isn't a Goodreads Author (yet), but they do have a blog, so here are some recent posts imported from their feed.
Follow Santhy Agatha's blog with rss.