Mak, seharusnya aku segera melupakan saja tentang mainan masa kecilku yang kau buang diparit gelap itu. Agar mudah aku menata mimpiku, agar angin yang menakutkan itu tak selalu singgah dikisi jendela menjelang tidurku. Tapi itu tak mungkin, ruangan ini tetap menjadi milikmu, sejak kau pasang pajangan dinding berwarna merah yang begitu menusuk mataku
Mana kuncinya, mak? Aku ingin keluar mencium embun didaun-daun. Disini gelap sekali, tak pula kau sediakan damar untuk sekedar melihat wajahku yan...
Published on March 25, 2010 12:52