Too happy to hate

Tiap hari, selalu ada haters yg mencoba memancing amarah.


Sebenarnya, saya pemarah. Tapi saya milih milih kalau marah. Hanya terhadap sesuatu yang teramat penting di mata saya, dan dgn segala hormat: Haters ini gak begitu penting di mata saya.


When im angry, i make sure i invested my anger on something worthy.


Marah marah terhadap hal yang remeh remeh, hanya akan membuat saya terlihat memalukan.


Mungkin ini juga alasan mengapa sejak 2008 saya ngetweet, ga pernah sekalipun saya ngeblok orang. Terpikirpun tidak.

Marahpun tidak, gimana mau terpikir untuk ngeblok?


Rekan kerja saya, keluarga, pasti pernah lihat saya kesal. Saya selalu berusaha untuk menahan agar kesal itu tidak naik tingkat jadi marah. Walaupun susah, sejauh ini saya belum pernah benar benar menunjukkan kemarahan kpd orang orang. Hanya mereka yg terdekat yang pernah lihat.


Kunci utama cara saya menahan amarah, adalah dengan sesegera mungkin mengingatkan diri bahwa saya sebenarnya sedang menjalani hidup yang bahagia. Terlalu bahagia untuk marah marah.


Banyak alasan kebahagiaan saya,


Saya menikahi sahabat, yang kalau berpelukan rasanya seperti 2 potongan puzzle yg berpasangan. Klop lekuk lekuknya.


Saya punya anak laki laki dan anak perempuan. Indah, lucu, cerdas dengan binar mata yang cerah.


Saya tinggal di rumah indah & nyaman, saya suka setiap pojok rumah ini. Kasur dan selimut kami ini ngangenin. Setiap kamar hotel kalah. Bukan faktor harga, faktor siapa yg ada di atasnya.


Saya punya kendaraan pribadi yg ternyaman selama saya punya kendaraan.


Saya punya karir idaman. Penulis buku. Stand-up Comedian. Rapper. Presenter TV. MC.


Everything i ever dreamed of.


Masih banyak rizki Allah SWT yang dilimpahkan kepada saya, keuangan yg cukup, teman teman yang menyenangkan, termasuk bisa punya penghasilan hanya dari ngetweet. Tidak adil kadang, orang lain harus jungkir balik untuk sesuatu yg saya bisa dapatkan hanya dalam 1 tweet, 140 huruf (bahkan kadang kurang), 10 detik.


Karenanya saya semakin fokus menjalankan YPKAI. Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia.

Bukan hanya karena di dalam rizki yang saya terima ada hak orang orang yang tidak mampu. Dalam masa masa berat saya, membantu orang lain bahkan yang saya tidak kenal, terbukti punya efek terapi bagi saya. Sedih anda akan hilang ketika anda membantu orang.


Sejak 2006 aktif berkegiatan, resmi di April 2007. Tanpa henti kami mencari dana untuk membiayai anak anak pasien kanker yang tidak mampu. Kadang ada yg tidak bisa kami selamatkan, kadang ada yg bisa terselamatkan. Namun tidak berhenti kami berjuang.


Dengan segala berkah di atas, rasanya susah untuk saya marah marah. Hidup saya terlalu bahagia untuk saya kotori dgn marah apalagi kepada Haters.


Kalau anda punya haters, ingat kalimat berikut ini karena kebenarannya mutlak:


Tidak ada 1pun haters yg menyerang orang yang lebih menyedihkan dari dia. Haters selalu menyerang orang orang yang lebih bahagia darinya.


Itu saja sudah menandakan 2 hal:


A) Dia merasa hidupnya lebih menyedihkan dari anda

B) Dia (mungkin tanpa sadar) merasa anda hidupnya lebih bahagia darinya


Kalau ingat kalimat di atas, rasanya malah jadi kasian kpd dia dan malah bersyukur terhadap hidup kita.


Bottom line,

Im too busy to care about them

Even more, standing on top of them, i pity them.


I have no intentions to be upset and Im too happy to hate.

:)

 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on February 02, 2013 13:08
No comments have been added yet.


Pandji Pragiwaksono's Blog

Pandji Pragiwaksono
Pandji Pragiwaksono isn't a Goodreads Author (yet), but they do have a blog, so here are some recent posts imported from their feed.
Follow Pandji Pragiwaksono's blog with rss.