Sunyi.
Hening.
Sendiri.
Sepi.
Jemari kaku.
Mengingatmu.
Berlalu.
Kelabu.
Abu-abu.
Tak ada lagi kamu di sini.
Puisiku kehilangan inspirasi dan nyawanya sendiri.
Lalu,
aku tak lagi menulisnya.
Karena hampa.
Karena ia terasa basa.
Namun ini gila.
Karena aku masih saja cinta.
Teramat cinta untuk tidak mencinta.
Ah.
Memang tak ada alasan.
Untuk tak menulis puisi cinta.
: karena aku masih cinta.
Tangerang, 10 Januari 2013
- Tia Setiawati Priatna
Published on January 09, 2013 09:23