buat Dea Anugrah (sebuah sajak temuan)

akhirnya

aku dapat menyaksikan

sepenuhnya

pucat kuning

bulan

pada wajah malam

pada wajahMu

ah, Kekasih
yang kusetubuhi di aspal jalanan kota kecil yang jauh itu, yang jauh dan dingin, seperti bintang bintang mati dalam bayang keringat tubuhMu, yang menggeluti birahi seperti cicak menghindari kematian dengan gelepar ekornya, di aspal jalanan tak bernama, seperti pucat kuning bulan di wajah malam yang selalu kehilangan wajahMu

akhirnya

aku dapat menyaksikan

pucat kuning

wajahMu

di bulan itu

di aspal jalanan malam yang kehilangan ekor cicak keparat itu!
Kaulah kematianKu!


Jogja, 2009
 •  0 comments  •  flag
Share on Twitter
Published on September 09, 2009 00:06
No comments have been added yet.