Merancang program pensiun dengan dividen saham
TIDAK lagi berpengasilan di saat masih harus mengeluarkan biaya tetap adalah hal yang amat saya takutkan. Sebagai seorang pekerja lepas yang tak punya gaji pasti, ancaman ini bisa datang kapan saja pada saya. Karenanya secara mandiri saya mulai merancang program pensiun dengan dividen saham. Apa itu? Berbeda dengan pegawai negeri sipil, atau kini disebut sebagai aparatur sipil negara (ASN), yang dijamin bakal mendapat dana pensiun saat tak lagi aktif bekerja, pekerja lepas seperti saya tak seperti itu. Berhenti bekerja artinya penghasilan berhenti. Siapa pula yang mau memberi pensiun maupun tunjangan? Tak ada. Karenanya saya musti pintar-pintar mencari cara agar tetap dapat berpenghasilan meskipun kelak tak lagi bekerja. Atau, kalaupun masih aktif bekerja, saya bekerja bukan karena tuntutan ekonomi melainkan karena memiliki gairah pada apa yang saya kerjakan. Salah satu cara yang kemudian saya pikir sangat cocok adalah berinvestasi saham. Secara ringkas, saya akan pilih beberapa saham yang rutin membagi dividen setiap tahun, lalu mulai mencicil membelinya sedikit demi sedikit selama sekian tahun. Pada saatnya nanti jumlah saham saya tersebut dapat memberikan dividen rutin yang jumlahnya mencukupi biaya kebutuhan sehari-hari. Apakah ini mungkin dilakukan? Mari coba kita hitung-hitung kemungkinannya. Menentukan Tenggat Waktu Seperti pernah saya ceritakan dalam posting Belajar investasi saham [...]
Published on May 13, 2020 17:10
No comments have been added yet.


