ia anak kurus yang gelisahtidak pernah beranjak dewasa dan besartapi selalu jernih dan tegar
ia anak dalam diriku bicara,
“seberapa lama selamalamanya?”bukankah dunia ini sudah membosankan?jadi buat apa keabadian?
pertanyaan itu membuat liang di dadaseperti lubang gelap di langitlangitmenakuti mata yang menatapketika panas membuat kepalaku beratdan degup jantung terdengar seperti langkah raksasa
masa depan selalu datang cepataku yang selalu terlambat mengenal dirimemunguti serpihan diriku di masa lalusepotong pagi dalam pantulan jendela setelah hujanpadang hijau dengan lumpur di kaki menodai ujungbaju anak yang berlari di pematang
menggali kebenaran di rak kitab-kitab suciaku benci bersikap tidak adilaku benci keras kepala pada hal yang tidak masuk logika sederhanamemahami kesatuan sumber hirukpikuk ini bermulaapakah kebebasan sungguh membebaskan untuk berpikir?
ia anak dalam diriku tidak mau pulang,bermain-main dengan kemungkinan-kemungkinan
aku di sini menunggucahaya matahari masuk ke dalam mataku yang belum juga buta
Published on January 28, 2020 23:23